Part 5 | Pertemuan Keluarga

Author : " kembali ke bagian sisi Afifah iya. "

' *tok tok tok*. '

" Afifah nak. " Panggil bunda dari luar kamar membuat aku tersadar dari tidur ku.

Aku pun beranjak mengambil jilbab ku dan membuka kan pintu memberi izin bunda untuk masuk kedalam kamar.

" Mereka akan datang sebentar lagi, kamu siap-siap dandan yang cantik ya. " Ucap Bunda.

" Ish bunda memang aku kurang cantik ya?. "

" Bukan gitu sayang, kamu cantik tapi kan kamu abis tidur tuh lihat muka kamu lecek kaya gitu. "

" Iya iya bun sebentar Afifah ganti baju dulu deh. " Ucapku.

" Iya sudah kalau gitu bunda tunggu di luar ya." Ucap bunda yang langsung berlalu keluar kamarku.

' *huft merepotkan saja deh pakai segala dandan lagi duh*. '

" Fifah. "

Aku mendengar seperti suara Bang Satria.

" Iya?. " Jawabku sambil keluar kamar.

Aku turun dan disitu sudah ramai sekali orang.

" Assalamualaikum. " Ucapku memberi salam lalu menyalami mereka semua.

" Kenalin ini anak ku. " Ucap Ayah.

" Ouh alah sudah gede sekali ya terakhir main ke rumah masih kecil iya. " Ucap lelaki paruh baya itu.

" Fifah kenalin ini om Adhi temen ayah sama bunda. " Ucap Bunda.

" Affiah. " Ucapku sambil melempar senyum.

" Ouh alah cantik sekali anak mu Mir. " Ucap wanita paruh baya itu.

" Makasih tante. " Ucapku.

" Heum panggil Umi saja ya nak. " Ucapnya.

" Baik ta.. n.. eh umi maksud Afifah. " Ucapku yang hampir saja salah panggil.

" Engga apa-apa nak Afifah santai saja. " Ucapnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang.

" Assalamu'alaikum. " Ucapnya dan betapa terkejutnya saat aku melihat siapa orang itu.

heum kenapa dosen menyebalkan itu disini.

" Maaf semuanya Adnan telat tadi ada urusan di kampus sebentar. " Ucap Pak Adnan.

" Oke kalau gitu semua sudah kumpul jadi begini Afifah dan nak Adnan kami semua sudah sepakat menjodohkan kalian. " Ucap Ayah.

" Apa?!. " Ucapku terkejut berbeda sekali dengan dosen itu ya dia hanya memasang muka datar nya saja.

" Bunda dan ayah sudah setuju akan hal itu bahkan kami sudah mempersiapkan ini sejak lama dari kami kecil sayang. " Ucap Bunda.

Aku hanya diam membisu bingung harus berkata apa toh yang jelas sekarang aku sangat terkejut sekali.

" Kalian setuju kan? kalau kalian setuju lebih baik kita percepat saja acara pernikahannya. " Ucap Umi nya Pak Adnan.

" Adnan setuju saja mi. " Ucap Pak Adnan.

" Gimana nak Afifah, kamu setuju kan?. " Tanya Umi Pak Adnan.

' *Bismillah semoga keputusan ku benar. ' Ucapku dalam hati*.

" Insya allah Afifah siap. " Ucap ku sambil senyum.

" Alhamdulilah. " Ucap Semuanya dan aku melihat Pak Adnan juga seperti lega sekali saat aku mengucapkan itu.

" Ekhm, semuanya saya minta izin untuk mengobrol dengan Afifah. Boleh?. " Tanya Afifah.

" Ouh silahkan Nak Adnan. " Ucap Bunda.

Aku dan Pak Adnan melangkah kearah balkon. Awalnya kita diam-diam an sampai akhirnya Pak Adnan membuka obrolan.

" Eumm makasih iya. " Ucapnya.

" Makasih untuk?. "

" Untuk jawaban yang telah kamu kasih. " Ucapnya.

" Iya aku melakukan ini karena ayah dan bunda ku, aku enggak mau mereka kecewa. " Ucapku tapi aku melihat perubahan wajahnya Pak Adnan tampah berbeda dari sebelumnya.

" Apapun itu intinya saya cuman mau bilang makasih ke kamu karena kamu udah memberi jawaban terbaik. " Ucapnya.

Aku diam dan hanya menatap ke arah jalanan.

" Hem, apa Pak Adnan cinta dengan saya?. " Tanyaku.

Aku melihat Pak Adnan hanya diam saja.

Ketika Pak Adnan ingin menjawab tetapi Bunda memanggil kita untuk masuk karena di suruh makan.

Selesai makan kita semua berbincang kembali di ruang tamu.

\# Ruang tamu

" Untuk tanggal nya kita serahkan ke kalian berdua. " Ucap Abi nya Pak Adnan.

" Gimana Adnan sama Afifah apakah ada usulan tanggal. " Tanya Ayah.

" Ouh iya ayah waktu itu Fifah pernah cerita ke Satria kalau dia ingin sekalian menikah pas dia ulang tahun dan kebetulan sekalian bukan dia ulang tahun sebulan lagi. " Ucap Bang Satria.

Ishhh abang ku yang satu ini benar-benar menyebalkan seperti ember bocor banget.

" Gimana Nak Adnan?, Afifah?. " Tanya Bunda.

" Adnan setuju saja bukannya lebih cepat lebih baik. " Ucapnya.

" Afifah sayang kamu gimana?. " Tanya Bunda.

" Fifah setuju saja bun. " Ucap ku sambil tersenyum seramah mungkin.

Ayah, bunda, bang satria, umi nya pak adnan dan abi nya sedang berbincang. Iya beda dengan aku dan Pak Adnan hanya diam-diaman saja.

" Ouh iya kalian sudah tukaran nomor telepon belum?. " Ucap Bang Satria.

Sontak aku dan Pak Adnan menggelengkan kepala.

" Iya sudah atuh tukaran takutnya ada hal mendadak yang mengharuskan kalian ikut kan repot kalau tidak ada yang saling ngabarin, heum sekalian pendekatan gitu. " Ucap Bang Satria.

" Ish abang. " Ucapku.

" Afifah kenapa merah gitu pipi nya merah seperti tomat saja. " Goda Bang Satria.

Refleks aku memegang pipi nya yang menghangat itu.

" Ishh abang mah. " Ucap ku sambil mencubit perutnya Bang Satria.

" Auuu dek sakit tau. "

" Lagian abang ishh. " Ucapku melepaskan cubitannya.

" Kamu tuh ya dek kalau salting jangan cubit orang bisa kan. " Ucap Bang Satria.

" Tuh Nan kelakuan calon istrimu suka mencubit hati-hati saja Nan. " Ucap Bang Satria lagi.

Ish benar- benar iya Bang Satria, Huh!.

Pak Adnan hanya tersenyum.

" ABANG!. " teriak ku.

" Sudah toh bang adek mu jangan di goda terus kasian." Ucap Bunda.

" Kalian sudah tukaran nomor belum?. " Ucap Bunda lagi.

" Belum tadi mau kasih tapi abang malah godain Afifah. " Ucapku.

" Iya sudah sekarang kamu kasih Fah. " Ucap Bunda.

Aku pun segera memberi kan nomor ku.

Iya suasana kembali hening heumm maksud ku aku dan Pak Adnan yang hening kalau yang lain mah sedang berbincang.

" Aduh Dhi kayaknya aku harus balik deh, Soalnya orang kantor telepon" Ucap Abi nya Pak Adnan.

" Ya ampun orang sibuk mah beda ya. " Ucap Ayah.

" Iya gitu deh Dhi dia mah kalau sibuk susah. " Ucap Uminya Pak Adnan.

" Ardhi masih engga berubah ya. " Ucap Bunda.

" Iya nih bun. " Ucap Ayah.

" Iya sudah kalau gitu kita pamit. " Ucap Abi.

" Adnan masih betah Bi. " Ucap Bang Satria.

" Apa si lu Sat kebiasaan deh. " Ucap Pak Adnan.

" Iya enggak apa-apa kalau Adnan masih betah disini main saja. " Ucap bunda.

" Aduh bukannya enggak mau main bunda tapi Adnan masih banyak tugas juga. " Ucap Pak Adnan.

" Iya deh pak dosen sibuk. " Ucap Bang Satria.

" Engga gitu juga Sat hehehe. " Ucap Pak Adnan.

Aku, bunda, ayah dan Bang Satria mengantar mereka keluar rumah.

" Afifah enggak mau cium tangan ke Pak Adnan." Ucap Bang Satria.

" Abang apaan sih. "

" Iya elah dek sekalian belajar nanti juga gitu. " Goda Bang Satria.

" Ish tauk ah Fifah mau ke kamar. " Ucapku langsung berlalu ke masuk ke dalam rumah.

" Dek kalau salting bilang aja si. " Teriak Bang Satria.

Aku tidak menyahut.

Ketika sampai di kamar aku sedikit mengintip mereka apa sudah pergi atau belum dari balkon kamar.

Ketika aku memandangi mereka tiba-tiba Pak Adnan melihat ke arahku sontak aku langsung menutup gorden.

' *ahh sudahlah fifah kamu kenapa seperti ini. ' ucap ku dalam hati*.

Malam hari nya aku memilih sholat istikharah untuk meminta jalan terbaik atas semua ini.

" Ya Allah jika dia pilihan mu izin kan hamba memcintai nya nanti. " Ucapku.

Setelah selesai sholat aku langsung mengerjakan tugas.

Terpopuler

Comments

Anie Jung

Anie Jung

Si abang suka bangettt goda'in adek nya.

2021-02-27

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Lanjut

2021-02-10

5

Alanna Th

Alanna Th

ketemu lg d kmps lngsng kena hukumn krn telat serahin tugas? smoga snksinya jngn klewatn y; kacian, sm cln istri jngn kejem y bang dosen! he hehe

2021-01-16

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 | awal bertemu
2 Part 2 | mengenal siapa kamu
3 Part 3 | Hari ter-ngeselin
4 Part 4 | Adnan Pov
5 Part 5 | Pertemuan Keluarga
6 Part 6 | Hari selanjutnya
7 Part 7 | Fitting baju
8 Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9 Part 9 | Akad nikah
10 Part 10 | Hari kedua bersamanya
11 Part 11 | Pindahan Rumah
12 Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13 Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14 Part 14 | Melakukan kesalahan
15 Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16 Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17 Part 17 | Pov Rumah Sakit
18 Part 18| Masih Di rumah Sakit
19 Part 19 | Ruangan itu
20 Part 20 | Holiday
21 Part 21 | Welcome Balikpapan
22 Part 22 | Hari Kedua Holiday
23 Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24 Part 24 | Back to Jakarta
25 Part 25 | Siapa wanita itu
26 Part 26 | Apakah ini cemburu
27 Part 27 | Kenapa harus ku marah
28 Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29 Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30 Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31 Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32 Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33 Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34 Part 34 | Bukan Update
35 Part 35 | Menjelang Resepsi
36 Part 36 | Resepsi
37 Part 37 | Aku Positif
38 Part 38 | Hasil dari dokter
39 Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40 Part 40 | Kondisi Bang Satria
41 Part 41 | Hari Wisuda ku
42 Part 42 | Pulang ke rumah
43 Part 43 | Efek Kehamilan
44 Part 44 | Umi Pulang
45 Part 45 | Ada apa ini
46 Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47 Part 47 | Mencoba Memaafkan
48 Part 48 | Adnan Pov
49 Part 49 | Adnan Pov
50 Part 50 | Delisa Pov
51 Part 51 | Aku pergi sementara
52 Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53 Part 53 | Delisa Pov
54 Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55 Part 55 | Mas Adnan sadar
56 Part 56 | Adnan Pov Again
57 Part 57 | Penjelasan
58 Part 58 | Flight To Korea
59 Part 59 | Trip to Korea 1
60 Part 60 | Trip to Korea 2
61 Part 61 | Trip To Korea 3
62 Part 62 | Back To Indonesia
63 Part 63 | ANUM?
64 Part 64 | Pulang ke rumah
65 Part 65 | Wedding Delisa
66 Part 66 | Quality Time
67 Part 67 | Bang Satria & Anum
68 Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69 Part 69 | Rumah sakit Again
70 Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71 Tamat
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1 | awal bertemu
2
Part 2 | mengenal siapa kamu
3
Part 3 | Hari ter-ngeselin
4
Part 4 | Adnan Pov
5
Part 5 | Pertemuan Keluarga
6
Part 6 | Hari selanjutnya
7
Part 7 | Fitting baju
8
Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9
Part 9 | Akad nikah
10
Part 10 | Hari kedua bersamanya
11
Part 11 | Pindahan Rumah
12
Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13
Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14
Part 14 | Melakukan kesalahan
15
Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16
Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17
Part 17 | Pov Rumah Sakit
18
Part 18| Masih Di rumah Sakit
19
Part 19 | Ruangan itu
20
Part 20 | Holiday
21
Part 21 | Welcome Balikpapan
22
Part 22 | Hari Kedua Holiday
23
Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24
Part 24 | Back to Jakarta
25
Part 25 | Siapa wanita itu
26
Part 26 | Apakah ini cemburu
27
Part 27 | Kenapa harus ku marah
28
Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29
Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30
Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31
Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32
Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33
Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34
Part 34 | Bukan Update
35
Part 35 | Menjelang Resepsi
36
Part 36 | Resepsi
37
Part 37 | Aku Positif
38
Part 38 | Hasil dari dokter
39
Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40
Part 40 | Kondisi Bang Satria
41
Part 41 | Hari Wisuda ku
42
Part 42 | Pulang ke rumah
43
Part 43 | Efek Kehamilan
44
Part 44 | Umi Pulang
45
Part 45 | Ada apa ini
46
Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47
Part 47 | Mencoba Memaafkan
48
Part 48 | Adnan Pov
49
Part 49 | Adnan Pov
50
Part 50 | Delisa Pov
51
Part 51 | Aku pergi sementara
52
Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53
Part 53 | Delisa Pov
54
Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55
Part 55 | Mas Adnan sadar
56
Part 56 | Adnan Pov Again
57
Part 57 | Penjelasan
58
Part 58 | Flight To Korea
59
Part 59 | Trip to Korea 1
60
Part 60 | Trip to Korea 2
61
Part 61 | Trip To Korea 3
62
Part 62 | Back To Indonesia
63
Part 63 | ANUM?
64
Part 64 | Pulang ke rumah
65
Part 65 | Wedding Delisa
66
Part 66 | Quality Time
67
Part 67 | Bang Satria & Anum
68
Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69
Part 69 | Rumah sakit Again
70
Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!