Dosen Killer

Dosen Killer

Part 1 | awal bertemu

hai namaku Afifah Afsani , orang orang biasa memanggilku Fifah atau Fifi .

Umurku 19 tahun. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kenalin ini abang ku namanya Satria, aku dan Bang Satria terpaut usia yang sangat jauh. Bang Satria kini sudah bekerja di perusahaan ayahku di Jakarta.

Ah iya, bicara mengenai aku kuliah di jurusan manajemen ekonomi. Sebenarnya, aku tidak begitu menyukai yang berbau ekonomi atau yang berbau keuangan apalagi pasti nanti akan berurusan dengan buku yang super duper tebal yang akan bikin mumet.

Aku sebenarnya mempunyai cita-cita ingin menjadi designer terhebat karena sejak kecil aku suka menggambar berbagai macam pakaian tapi itu tidak akan mungkin bisa ku wujudkan karena kedua orang tua ku tidak menyetujui itu terutama ayah. Kata ayah aku harus masuk jurusan manajemen ekonomi supaya aku bisa menggantikan posisi Bang Satria karena dia akan ditugaskan ayah ke cabang perusahaan ayah yang berada di Bandung.

Mengenai Jodoh heum... Aku mempunyai prinsip untuk menjadi menjomblo sampai halal kata orang-orang si jomblo fisabilillah gitu. Terkadang aku di tertawa kan oleh sahabat-sahabatku, kata mereka gimana mau dapat jodoh kalau kamu sama sekali enggak pernah mau pacaran. Menurut Itu kan pemikiran mereka karena allah sudah menyiapkan jodoh kita masing-masing dan di waktu yang tepat ya mungkin saat ini jodohku belum datang karena waktunya belum tepat. Aku percaya suatu saat nanti allah akan mempertemukan aku dengan orang yang baik menurut allah.

Bagiku memasuki dunia per kampus an adalah hal yang baru apalagi aku yang baru masuk semester dan akan lebih berat karena akan menghadapi dosen yang killer ditambah buku-buku tebal yang akan menemaniku.

" *Ayo Fifah come on Jangan Pernah Mengeluh Apapun yang Terjadi* kamu pasti bisa fifah. "

Aku berjalan menyusuri lorong kampusku, hari ini aku ada mata kuliah keilmuwan dan keterampilan.

kenalin ini Anum dia sahabatku kita bersahabat sejak kecil, aku menganggap dia seperti saudaraku sendiri.

"Fifah!."

Kulihat Anum yang sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum. Kemudian, dia berlari kearahku.

"Assalamu'alaikum Anum." Ucapku sambil tersenyum.

" Eh ya Wa'alaikum, Fah ." Ucapnya masih diiringi senyumnya, seperti sahabatku ini sedang bahagia.

" Kamu tuh ya kebiasaan deh. Oh ya, daritadi aku perhatikan kamu senyum-senyum tersenyum terus Num seperti nya sedang bahagia sekali kamu." Ucapku sambil memperhatikan wajahnya yang nampak berbinar.

" hehehe maaf ya Fifah, Anum lagi bahagia banget sampai lupa mengucapkan salam. " Ucapnya masih dengan wajah berbinar nya.

" Apa yang membuat mu bahagia seperti sekarang Num?. "

"Gini Fah, hari ini kekasihku akan pulang dari luar negeri. Kamu tau kan Fah aku sama dia LDR sudah selama setahun." Ucapnya.

Ya, Anum dan pacarnya memang LDR sudah setahun. Anum banyak menceritakan tentang pacarnya kepada ku yang ku tahu memang dia sangat merindukan pacarnya untuk kembali ke Indonesia namun karena banyak kendala yang menyulitkan mereka bertemu.

" Iya aku ingat ko tapi ada yang lebih penting sekarang sebaiknya kita segera ke kelas karena sebentar lagi kelas akan dimulai. "

Dia mengangguk dan kita berjalan menuju kelas jangan lupakan wajah bahagia Anum yang terpancarkan.

Kelas pun selesai. Ya, hari ini mata kuliah nya cuman satu tapi itu cukup melelahkan untukku.

"krucuk-krucuk."

tampaknya aku lapar karena cacing diperut ku sudah pada demo untuk diisi makanan.

Aku bangun dari kursiku dan berjalan menghampiri Anum.

" Num kantin yuk, aku lapar nih. " ajakku.

" Ayuk kebutulan aku juga lapar. "

Aku dan Anum berjalan menuju kantin yang berada di belakang kampusku.

" Eh ya Fah kamu sudah mendengar kabar baru belum?. "

Aku cuman menggelengkan kepalaku karena aku memang tidak tahu. Aku kan bukan anak yang suka update kabar terbaru mengenai apa saja yang terjadi di kampus.

" Itu loh katanya bakalan ada dosen baru pengganti Pak Iskandar. "

" Memangnya Pak Iskandar kemana Num?. "

" Yang aku tahu si katanya Pak Iskandar curi sementara waktu. "

" ooh. "

" Iya Fah terus katanya dosen penggantinya masih muda tau Fah. "

" Iyaa terus apa urusan nya dengan aku apa, Anum?. "

" Ih Fifah emang kamu enggak tertarik sama sekali gitu sama dosen itu ."

"Anum sekarang gini deh bukan nya aku enggak tertarik Num, aku aja engga tau tuh dosen nya seperti apa dia juga belum kelihatan batang hidungnya. Kamu udah berkhayal tuh dosen ganteng gimana kalau jelek ?."

" Iya juga si tapi aku yakin dia pasti ganteng ko Fah, awas Fah nanti kamu jatuh cinta sama dosen baru kita. " ucapnya sambil menyenggol lenganku.

" Apa sih Num udah ah jangan membahas yang belum pasti lebih baik kita pesan makan saja aku udah lapar banget nih. "

" Yaudah aku yang pesan ya Fah, kamu mencari mejanya. "

" siap. "

ketika aku mau jalan aku teringat sesuatu, aku belum mau mesan makanan apa.

Aku memutar kan kembali tubuh

" tunggu-tunggu aku kan belum bilang mau pesan apa. "

" aku tau ko Fah, siomay yang isi telur, bumbu kacangnya jangan terlalu banyak. Bener kan?. "

" Iya benar sekali, ko kamu tau si Num?. "

" Iyailah Fah kita kenal bukan baru hari ini kali, kita udah kenal dari kecil jadi aku tau apa makanan favorit kamu. "

" Hmm iya deh Anum the best deh, dah ah sana kamu pesan aku lapar nih. "

Kursi sudah penuh dengan mahasiswa lainnya. Pandangan aku tertuju ke salah satu kursi kosong dekat taman, aku segera kesana.

" Huft akhirnya ada kursi kosong juga kalau tidak mungkin kita makan nya gimana? masa iya berdiri kan enggak boleh. "

karena bosan menunggu Anum yang tak kunjung datang, aku mengeluarkan handphone ku saat asik dengan handphone ku aku dikagetkan dengan seseorang yang tidak sengaja menumpahkan minumnya ke jilbab ku.

Aku mendongakkan kepalaku menatapnya sejenak dan kembali memegang jilbab ku yang basah.

" Astagfirullah maaf saya tidak sengaja tadi saya kesandung. "

Aku sedikit memperhatikan penampilannya yang terlihat familiar, yupss dia nampak seperti dosen bukan seperti mahasiswa terlihat dari gayanya yang terliat cool dan sedikit berwibawa.

kembali ke masalah jilbab ku

" Ah iya, tidak apa-apa ko. " ucapku sambil menenangkannya.

" Tapi jilbab kamu basah karena saya. " Ucapnya dengan nada agak sedikit bersalah.

Oh, astagfirullah. Dia ganteng banget . Ya allah kenapa dengan hatiku ini seperti ada sesuatu.

" Hey? hey kamu beneran tidak apa apa. " Ucapnya yang membuat aku tersadar dari lamunanku.

' ayolah fifah sadar kamu kesambat setan apa si bisa-bisa kamu fifah memikirkan seseorang yang belum halal untukmu. ' ucapku dalam hati.

" A..ah iya beneran aku tidak papa, lagian ini cuman air putih ko sebentar lagi akan kering kena angin. "

" Kamu yakin?. "

" Iya yakin ini nanti juga kering ko. " Ucapku dengan senyum karena aku harus se ramah mungkin walaupun sedikit kesel tapi aku harus ramah kalau enggak malah jadi bahan tontonan ini karena jujur ini ramai sekali dan aku malu banget.

" Hmm kalau gitu sekali lagi saya minta maaf jujur saya merasa bersalah banget sama mba. "

" Sudah tidak apa-apa mas." Ucap Aku sambil tersenyum.

" Terima kasih mba tapi maaf saya harus segera pamit. Kalau gitu saya duluan ya assalamu'alaikum"

" Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh " menjawab salam nya sambil tersenyum kepadanya.

Setelah orang itu pergi aku harus mencari solusi agar jilbab ku kering karena kalau tidak gimana aku pulang.

Aku berusaha mengeringkannya dengan cara meniup-niup jilbabku.

"Fah ini siomay pesanan kamu, sorry ya lama soalnya tadi ngantri banget sih" Ucap Anum yang duduk di meja depanku.

" Loh jilbab mu kenapa bisa basah begini? . " tanya Anum yang baru menyadari kalau jilbab ku basah.

" enggak apa-apa ko ini cuman kesiram air saja ama orang yang kesandung. Untungnya sih cuman air putih bukan jus kalau jus bisa-bisa kepala ku digerumuti semut karena manis. "

" Iya untungnya si Fah lagian ada-ada aja sih. Hmmm tunggu-tunggu memang siapa yang menumpahkan airnya?. "

" ah sudah lah. " ucapku frustasi karena tidak kering juga, lebih baik aku makan karena sudah lapar juga.

" Lah ditanya juga kamu Fah. "

" Hmm aku enggak tau lagian aku juga enggak kenal siapa, cuman si dia kayaknya bukan mahasiswa deh. " kataku sambil melahap siomay.

" Dia bukan mahasiswa sini, ngapain ke kampus sini. " Kata Anum yang mulai penasaran.

"Ih bukan gitu maksud aku Num. Maksud aku dia itu kayak dosen gitu gayanya Num." Kataku.

" Whattt!!! Dia dosen ? Ganteng gak?." Tanya Anum.

Yah mulai ribet deh kalo bahas cowok kayak gini nih kebiasaan deh Anum ini.

" Heumm Lumayan sih." Kataku jujur.

Ya, memang si pesona dia tidak bisa dipungkiri dia memiliki wajah yang tampan dengan rahang yang kokoh, hidung mancung yang akan membuat kaum Akhwat terpesona melihat ketampanannya.

" Cie Fifah mulai suka sama cowok memuji dia lagi, awas nanti jatuh cinta kamu. "

"Anum..Anum mulai deh lagian kan aku udah pernah aku tuh akan jomblo sampai halal Anum. " kataku

" Sampai kapan Fah kamu tuh butuh pasangan Fah jangan menutup begitu karena umur mu juga kan semakin berkurang. "

" Iya, sampai aku menemukan orang yang tepat untukku. "

" Menemukan orang yang tepat boleh tapi jangan terlalu memilih nanti yang ada kamu jadi PERAWAN TUA loh. " Ucap Anum.

' uhuk .'

" Iya ampun Fifah kalau makan tuh pelan-pelan

tersedak kan tuh. "

" Ish lagian ucapan kamu tuh Num. Gini ya, aku hanya menunggu sampai allah mendatangkan orang yang tepat ku kalau orang itu sudah didepan mata ya segera enggak sampai perawan tua juga kali. Toh dalam islam tidak dianjurkan buat pacaran, bukan?

lagian pacaran setelah nikah itu lebih karena kita bebas melakukan apa saja tidak zina malah menambah pahala kita Num. "

" Iya iya maaf Fah aku tidak bermaksud mengatai kamu seperti itu, aku cuman takut kamu ke asikan dengan ucapanmu. " Ucap Anum.

Anum... Dia orang pertama yang tidak setuju dengan ucapan ku yang mengatakan aku akan jomblo sampai halal, dia saat takut aku ke asikan dengan ucapanku yang berakibat aku enggan mengenal cowok.

" Dah lah jangan bahas cowok itu lebih baik kita makan aku lapar sekali tadi ramai banget tumben. " Ucap Anum.

Sepanjang makan aku melamun sejujurnya aku masih teringat oleh cowok itu, wajah nya sangat tampan. Bahkan, ketika dia senyum aduh senyuman nya manis banget.

' eittsss afifah kamu kenapa memikirkan dia terus. No, Fifah belum waktu nya toh kamu juga enggak kenal dia. ' ucapku dalam hati

Selesai makan,

" Num kayaknya aku harus segera pulang deh takut bunda men cariku karena dia tau mata kuliah ku cuman satu bisa-bisa marah aku belum pulang juga. "

" Iya udah Fah enggak papa-papa, eh tapi jilbab mu gimana itu masih basah atau kering. "

Aku refleks memegang jilbabku "lumayan lah setidaknya enggak basah banget kayak tadi. "

" Alhamdulilah ya Fah. Oh ya kamu pulang sama siapa?. "

" Kayaknya aku mesan Ojek Online saja deh kalau aku naik angkutan umum jam segini susah pasti. "

" Engga mau bareng saja sama aku?. " Tawar Anum.

" Enggak usah Num, aku tau kamu kan mau menjemput pacarmu di bandara. Aku enggak mau ganggu quality time kamu sama pacarmu."

" Fah aku senang banget tau akhirnya setelah setahun aku dan dia bisa bertemu lagi. "

" Itu lah Num allah akan mempertemukan kita kembali kalau memang kita berjodoh kalau tidak mungkin allah tidak akan mempertemukan kembali bahkan mungkin sama allah dijauhkan karena dia bukan terbaik untuk kita. "

" Iya juga ya Fah jodoh itu seperti mainan ya, kalau kamu salah memilih pasangan makanya hidup kita juga nanti akan kacau. "

" Yups lebih tepatnya seperti baju Num kalau kita enggak cocok dengan baju itu untuk apa dipakai bukan gitu?. "

" Benar sekali Fah. "

" Udah ah kalau gitu aku pulang duluan ya ojek nya sudah datang. " Ucapku

"HAVE FUN YA. " teriakku

" Assalamualaikum. "

" Walaikumsalam. " Jawab bunda yang sedang menyapu halaman.

" Ayah mana bun?. "

" Belum pulang Fah. "

" Ayah dan Bang Satria sibuk ya akhir-akhir ini jadi Fifah enggak ada waktu sama mereka berdua lagi. "

" Iya mau gimana lagi Fah mereka memang harus bekerja untuk supaya kita bisa makan dan menjalani kehidupan kita. "

" Iya bun , hmm Fifah kalau gitu Fifah masuk ya mau mandi terus sholat. "

" Iya udah sana bunda juga sudah siapkan makanan untuk kamu. "

" okay bun. "

Jam sudah menunjukkan pukul 15:28 WIB. Aku pun langsung bergegas ke kamar mandi mengambil wudhu untuk sholat Ashar. Setelah selesai sholat aku pun menyelesaikan tugas mata kuliah ku yang dikumpulkan besok.

Aku pun selesai menyelesaikan tugas ku , dan sekarang sudah jam 22:45 WIB. Ngantuk sekali, aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur. Tempat yang paling nyaman sekali.

Aku memandangi langit-langit dan mengingat ketika cowok itu menumpahkan minuman nya ke jilbab aku. Aku tersenyum-senyum sendiri, dan tidak lama kemudian aku terlelap.

Baru saja aku masuk ke alam mimpi, tiba-tiba ponselku berdering. Aku mengambil ponsel ku yang ku simpan di atas nakas dan melihat siapa yang menelfonku malam-malam begini.

Tertera nama Anum dilayar handphone ku, sepertinya ada hal penting yang mau Anum bicarakan. Aku mengangkat teleponnya.

" Assalamu'alaikum, Num. "

" Wa-'alaikum sa-lam Fah, Hiks. " Ucap Anum sambil terbata bata.

" Loh Num ada apa ko kamu kayak lagi nangis." Terdengar  isakan diseberang sana.

" Num, kamu kenapa?. " Aku masih menunggu jawaban Anum, tapi aku tidak mendapt jawaban aku hanya mendengar suara isak tangis yang keluar dari mulut Anum dari tadi.

" Oke oke, kalau kamu memang belum mau cerita lebih baik kamu tenangin dulu diri kamu. Sekarang kamu ambil Air wudhu terus sholat. Ceritakan semua hal yang menyesakkan didada kamu kepada Allah. " Ucapku.

" I..iya Fah, aku tutup dulu. Assal-amu'alai-kum Fah. "

" Wa'alaikum salam warahmatullah. " Aku kembali menaruh ponselku diatas nakas.

Ada apa dengan Anum ya ko dia seperti orang nangis. Padahal tadi siang dia bahagia-bahagia saja. Sudahlah, nanti akan ku tanyakan besok.

Aku pun kembali merebahkan tubuhku, dan aku kembali menutup mataku menuju alam mimpi.

Terpopuler

Comments

Jassica airin

Jassica airin

jadi inget kuliah dulu..di bikin salting sama dosen🤣

2021-08-31

0

Lia. Andesta

Lia. Andesta

.

2021-07-16

0

Fajriyah Nurul

Fajriyah Nurul

enggak baek tidur abis Ashar.. hehe

2021-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 | awal bertemu
2 Part 2 | mengenal siapa kamu
3 Part 3 | Hari ter-ngeselin
4 Part 4 | Adnan Pov
5 Part 5 | Pertemuan Keluarga
6 Part 6 | Hari selanjutnya
7 Part 7 | Fitting baju
8 Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9 Part 9 | Akad nikah
10 Part 10 | Hari kedua bersamanya
11 Part 11 | Pindahan Rumah
12 Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13 Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14 Part 14 | Melakukan kesalahan
15 Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16 Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17 Part 17 | Pov Rumah Sakit
18 Part 18| Masih Di rumah Sakit
19 Part 19 | Ruangan itu
20 Part 20 | Holiday
21 Part 21 | Welcome Balikpapan
22 Part 22 | Hari Kedua Holiday
23 Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24 Part 24 | Back to Jakarta
25 Part 25 | Siapa wanita itu
26 Part 26 | Apakah ini cemburu
27 Part 27 | Kenapa harus ku marah
28 Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29 Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30 Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31 Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32 Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33 Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34 Part 34 | Bukan Update
35 Part 35 | Menjelang Resepsi
36 Part 36 | Resepsi
37 Part 37 | Aku Positif
38 Part 38 | Hasil dari dokter
39 Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40 Part 40 | Kondisi Bang Satria
41 Part 41 | Hari Wisuda ku
42 Part 42 | Pulang ke rumah
43 Part 43 | Efek Kehamilan
44 Part 44 | Umi Pulang
45 Part 45 | Ada apa ini
46 Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47 Part 47 | Mencoba Memaafkan
48 Part 48 | Adnan Pov
49 Part 49 | Adnan Pov
50 Part 50 | Delisa Pov
51 Part 51 | Aku pergi sementara
52 Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53 Part 53 | Delisa Pov
54 Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55 Part 55 | Mas Adnan sadar
56 Part 56 | Adnan Pov Again
57 Part 57 | Penjelasan
58 Part 58 | Flight To Korea
59 Part 59 | Trip to Korea 1
60 Part 60 | Trip to Korea 2
61 Part 61 | Trip To Korea 3
62 Part 62 | Back To Indonesia
63 Part 63 | ANUM?
64 Part 64 | Pulang ke rumah
65 Part 65 | Wedding Delisa
66 Part 66 | Quality Time
67 Part 67 | Bang Satria & Anum
68 Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69 Part 69 | Rumah sakit Again
70 Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71 Tamat
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1 | awal bertemu
2
Part 2 | mengenal siapa kamu
3
Part 3 | Hari ter-ngeselin
4
Part 4 | Adnan Pov
5
Part 5 | Pertemuan Keluarga
6
Part 6 | Hari selanjutnya
7
Part 7 | Fitting baju
8
Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9
Part 9 | Akad nikah
10
Part 10 | Hari kedua bersamanya
11
Part 11 | Pindahan Rumah
12
Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13
Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14
Part 14 | Melakukan kesalahan
15
Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16
Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17
Part 17 | Pov Rumah Sakit
18
Part 18| Masih Di rumah Sakit
19
Part 19 | Ruangan itu
20
Part 20 | Holiday
21
Part 21 | Welcome Balikpapan
22
Part 22 | Hari Kedua Holiday
23
Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24
Part 24 | Back to Jakarta
25
Part 25 | Siapa wanita itu
26
Part 26 | Apakah ini cemburu
27
Part 27 | Kenapa harus ku marah
28
Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29
Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30
Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31
Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32
Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33
Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34
Part 34 | Bukan Update
35
Part 35 | Menjelang Resepsi
36
Part 36 | Resepsi
37
Part 37 | Aku Positif
38
Part 38 | Hasil dari dokter
39
Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40
Part 40 | Kondisi Bang Satria
41
Part 41 | Hari Wisuda ku
42
Part 42 | Pulang ke rumah
43
Part 43 | Efek Kehamilan
44
Part 44 | Umi Pulang
45
Part 45 | Ada apa ini
46
Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47
Part 47 | Mencoba Memaafkan
48
Part 48 | Adnan Pov
49
Part 49 | Adnan Pov
50
Part 50 | Delisa Pov
51
Part 51 | Aku pergi sementara
52
Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53
Part 53 | Delisa Pov
54
Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55
Part 55 | Mas Adnan sadar
56
Part 56 | Adnan Pov Again
57
Part 57 | Penjelasan
58
Part 58 | Flight To Korea
59
Part 59 | Trip to Korea 1
60
Part 60 | Trip to Korea 2
61
Part 61 | Trip To Korea 3
62
Part 62 | Back To Indonesia
63
Part 63 | ANUM?
64
Part 64 | Pulang ke rumah
65
Part 65 | Wedding Delisa
66
Part 66 | Quality Time
67
Part 67 | Bang Satria & Anum
68
Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69
Part 69 | Rumah sakit Again
70
Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!