Part 3 | Hari ter-ngeselin

' kringggg'

" pagi, semoga hari ini menjadi hari menyenangkan ya semangat fifah. "

Aku terbiasa mengucapkan itu kepada diri ku sendiri sebagai motivasi untuk hari ini untuk diri ku sendiri.

Aku duduk dan mengambil botol minum disebelah ku. Setelah dirasa nyawa sudah terkumpul aku bergegas mandi.

Iya, aku tetap kuliah meski keadaan kaki ku yang masih sakit.

Oke aku mandi dulu babay semuanya.

Seperti biasa aku harus sarapan terlebih dahulu.

Oke heum disini aku mau sedikit menceritakan ayah dan bunda ku kali ya.

Heum mulai dari Ayah. Aku akan menceritakan sedikit tentang ayah, ayah lelaki tangguh yang mempunyai jiwa yang sangat sabar tapi pembawa ayah yang cuek dan dingin kadang aku suka takut. Tapi enggak apa-apa ayah diluar dingin tapi hatinya sangat lembut kepada anak-anaknya.

Lanjut ke bunda. Heum, tidak banyak kata selain penyabar. Yups, bunda sangat penyabar dan berjiwa seperti malaikat aku banyak menghabiskan waktu sama bunda untuk masak bareng karena masakan bunda sangat enak sekali. Bunda juga jago membuat kue.

Segitu aja cerita tentang ayah dan bunda ku, kita balik ke ceritanya.

" Hey ko ngelamun sih Fah?. " tanya Bang Satria.

" Aa-hh enggak ko Bang, udah yuk sarapan tar Fifah telat." Ucapku. " Oh ya Bang, bisa anterin aku gak.?. "

" Loh kamu ke kampus dek? kaki kamu masih kayak gitu yakin?. "

" Yakin soalnya hari ini ada tugas yang harus diserahkan sekarang. " Ucapku

" Memangnya enggak bisa di titipkan atau nanti abang yang anterin tugasnya. "

" Enggak bisa bang ini dosen nya agak beda. " Ucapku.

" Iya Sudah nanti abang anterin. "

Selesai makan aku bersiap untuk pergi dan Bang Satria sedang mengambil kunci mobil nya di kamar.

" Bun, Yah heum Afifah pamit iya. Assalamu'alaikum. "Pamit ku ketika melihat Bang Satria keluar kamar.

" Wa'aalaikumsalam hati-hati bang bawa mobilnya. " Ucap Bunda.

Ayah tak banyak berkata dan dia sibuk sama laptopnya.

\# Kampus

" Mau abang bantu ke dalam?. "

" Enggak usah bang Fifah bisa sendiri, lagian kalau sampai abang masuk bisa-bisa nanti Fifah di wawancara fans abang yang centil-centil itu duh Fifah malas banget kalau udah berurusan kayak gitu. "

" Hehehe sirik nih sama abang?. "

" Dih ngapain sirik dah sama abang. "

" Hahaha bisa aja kamu dek. " Ucapnya sambil mengelus jilbab ku.

" Ishh abang ahh elah Jilbab Fifah nanti berantakan. "

" Iya elah galak amat si dek. "

" Dah lah Fifah mau masuk. Assalamu'alaikum." Ucapku sambil mencium tangan Bang Satria.

Aku meninggalkan Bang Satria dan berjalan dengan pelan-pelan menuju ruangan dosen.

' *tok tok tok*. '

" Iya masuk saja. " Ucap salah satu dosen yang berada di ruangan ini.

" Heum misi Pak saya mencari Pak Adnan. "

" Ouhh Adnan?

Bentar saya panggilkan dulu. " Ucap dosen itu masuk ke salah satu ruangan yang ada di ruangan ini.

Tak berapa lama aku dipersilahkan masuk.

" Masuk saja. "

" Misi, Assalamu'alaikum. "

" Wa'alaikumsalam. "

Aku melangkah masuk kedalam ruang dengan sedikit malas.

" Pak ini tugas yang kemarin bapak berikan sudah saya selesaikan. "

" Letakkan dimeja saya saja. "

" Baik pak. " Ucapku sambil meletakkan setumpuk kan kertas di atas meja nya.

Aku berdiri sambil memperhatikan dia mengoreksi tugasku.

" Ngapain kamu berdiri disitu?. "

" Loh terus saya dimana?. " Tanyaku.

" Itu kan ada kursi iya duduk aja engga usah berdiri seperti itu. Macam satpam aja. "

Tanpa lama aku pun duduk di Hadapannya. Aku diam dan sedikit memperhatikan dia, dia sangat tampan saat ini apalagi ketika dia memakai kacamata seperti ini.

" Heum, saya tau ko saya ganteng. " Ucapnya tanpa menatap ku.

Dosen ini bukan hanya dingin aja tapi juga ke pede an abis sih.

Aku pun memutar mata jengah. " Ck siapa juga yang memperhatikan bapak. "

Hening tidak ada suara, namun tiba-tiba " Afifah tugas kamu masih ada yang kurang tolong ini dibuat ulang dan nanti jadikan satu ama ke kurangan nya saya tunggu sore ini"

" *Astagfirullah masih aja kurang. Huft! dosen ini benar-benar deh. Bentar-bentar ko dia bisa tau nama ku iya. " Gumam Ku dalam hati*.

" Jangan ngomongin saya, lagian saya tau nama kamu karena saya selalu baca absen kehadiran mahasiswa yang saya ajari."

" *Ko dosen ini bisa tau iya apa yang aku bicarakan dalam hati. " gumam ku dalam hati*.

" Saya sudah bilang jangan bicarakan saya didalam hatimu, oh ya jangan ngumpat saya terus nanti yang ada kamu suka sama saya. "

" Ck bapak pede sekali siapa juga yang bicara in bapak. " Ucapku dengan jengah.

" Jangan mengeles terus. "

" Pak tugas saya sudah selesai disini jadi saya pamit ke kelas nanti ada jam bapak kan, tar yang ada saya telat terus dapat omelan. " Kataku.

Dia pun hanya menjawab dengan deheman aku pun langsung keluar dari ruangannya dan menuju ke kelas dengan muka ditekuk.

Aku langsung menuju kelas dan duduk di bangku ku.

" Afifah kenapa muka kamu ko cemberut begitu sih?. " tanya Anum yang sedari tadi memperhatikan ku.

"Gapapa Num, cuman aku lagi bete aja ama dosen nyebelin itu. "

" Siapa Fah? Pa Adnan? Kenapa ama dia Fah?." tanya Anum.

" Duh Anum bisa kan kalau nanya satu-satu aku pusing tau. " Ucapku

"Hehehe iya maaf Fah abis kepo nih aku."

" Nanti saja ya Num jelasinnya aku capek banget. " Ucapku lalu menjatuhkan kepala ku kemeja dan memejamkan mataku.

" Fah bangun ada dosen. " Ucap Anum

Tak lama dosen itu pun datang

"Pagi"

"Pagi pak."seluruh nya menjawab

Dia pun langsung memberikan materi mata kuliah hari ini.

12:15

Mata kuliah hari ini pun selesai, aku dan Anum segera bergegas ke masjid untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.

Setiba nya di masjid kampus aku ketemu dosen itu dia sedang membuka sepatu nya aku pun menatap nya sebentar dan langsung mengalihkan pandangan ku.

Aku yang sedari tadi sedang membuka sepatu merasa dipandangi oleh dia aku langsung menengok dan benar dia sedang memandangi ku.

Aku pun tidak terlalu memperdulikannya aku langsung bergegas mengambil wudhu disusul Anum.

Selesai sholat aku dan Anum memakai sepatu tapi ' tringg. '

Handphone ku bergetar tertera dilayar nya nama Bunda ada apa Bunda whatsappku.

" Siapa Fah?. " Tanya Anum

" Bunda Num dia WhatsApp ku tumben biasanya langsung telepone. "

" Iya sudah dibalas dulu siapa tau pent

Kurang lebih seperti itu percakapan aku sama bunda. Heum, kira-kira ada apa ya dengan bunda.

" Num aku duluan ya soalnya bunda ada sesuatu yang ingin dibicarakan. " Ucapku.

" Ouh begitu heum mau ku antar?. " Tawar Anum.

" Enggak usah Num aku mesan taksi online aja."

Aku segera memesan taksi online.

" Assalamu'alaikum Anum. " Ucapku saat taksi online ku sampai.

15 menit aku pun sampai didepan rumah aku langsung membayar ojek nya dan langsung bergegas masuk kedalam.

" Assalamu'alaikum. " Ucapku ketika masuk kedalam rumah.

" Wa'alaikum salam. " jawab Ayah dan Abang yang sedang berada di ruang tengah, namun aku tidak mendapati keberadaan Bunda.

" Bunda sedang menerima telepon sayang." Ucap ayah.

" Yah kata mereka, mereka akan datang setelah bakdah maghrib. " Ucap bunda yang datang dari balkon belakang.

" Ada apa sih bun? Mereka siapa bun?. " Ucapku sambil menyalami tangan bunda.

" Sayang Ayah, Bunda sama Abang sepakat menjodohkan kamu dengan pilihan kita. Insya allah dia akan menjaga kamu dan melindungi kamu. " Ucap bunda yang menjelaskan kepadaku.

" Bun, Fifah belum siap nikah bun lagian kalau dia baik sama fifah dan mau menerima fifah kalau tidak gimana bun?. " Ucapku.

" Sayang kita menjodohkan kamu dengan orang yang kita kenal juga dan ayah yakin dia bisa menjaga kamu karena kamu semakin dewasa ayah sudah tidak sanggup jadi ayah butuh seseorang membantu ayah. " Ucap Ayah.

" Kan ada abang yah. "

" Abang semakin hari semakin sibuk dek udah tidak bisa mengawasi kamu seperti dulu lagi." Sahut Bang Satria dari arah televisi.

" Fifah jika kamu belum siap kamu bisa kan mencoba kenalan dulu sayang abis itu kamu sholat tahajud minta petunjuk ke allah. " Ucap bunda.

" Iya bun, ya udah Fifah mau ke atas dulu mau mandi dan istirahat dulu Fifah capek."Ucap ku.

" Nanti maghrib mereka datang. " Ucap bunda.

Aku tidak menjawab nya dan langsung berjalan menuju kamar.

Sampai nanti maghrib entah lah ada apa nanti yang penting sekarang aku mau istirahat dulu karena hari ini cukup lelah.

" astagfirullah tugas!. "

Ketika mau memejamkan mata aku keinget tugas yang aturan sore tadi harus dikumpul. Sudah lah tamat riwayat ku nanti sama Pak Adnan.

Aku tak mau ambil pusing jadi aku memilih tidur saja.

Terpopuler

Comments

Hanabi Yoshioka

Hanabi Yoshioka

wah wah, gw jg sering Thor, tenggat ngumpull tugasnya udah lewat tp baru inget kalo ada tugas

2021-03-25

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

next

2021-02-10

1

J1 Mini

J1 Mini

aku kok heran setiap baca novel sll ada perjodohan lah anak nya aja kuliah nya blm slsi dah mau dinkhin hadeh....apa gak ada kegaiatan yg lain apa selain nikah. aku yg pny anak gadis jd miris ampe skrg gak kepkr mau nkhn anak ygumur nya msih muda

2021-01-02

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 | awal bertemu
2 Part 2 | mengenal siapa kamu
3 Part 3 | Hari ter-ngeselin
4 Part 4 | Adnan Pov
5 Part 5 | Pertemuan Keluarga
6 Part 6 | Hari selanjutnya
7 Part 7 | Fitting baju
8 Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9 Part 9 | Akad nikah
10 Part 10 | Hari kedua bersamanya
11 Part 11 | Pindahan Rumah
12 Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13 Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14 Part 14 | Melakukan kesalahan
15 Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16 Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17 Part 17 | Pov Rumah Sakit
18 Part 18| Masih Di rumah Sakit
19 Part 19 | Ruangan itu
20 Part 20 | Holiday
21 Part 21 | Welcome Balikpapan
22 Part 22 | Hari Kedua Holiday
23 Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24 Part 24 | Back to Jakarta
25 Part 25 | Siapa wanita itu
26 Part 26 | Apakah ini cemburu
27 Part 27 | Kenapa harus ku marah
28 Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29 Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30 Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31 Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32 Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33 Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34 Part 34 | Bukan Update
35 Part 35 | Menjelang Resepsi
36 Part 36 | Resepsi
37 Part 37 | Aku Positif
38 Part 38 | Hasil dari dokter
39 Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40 Part 40 | Kondisi Bang Satria
41 Part 41 | Hari Wisuda ku
42 Part 42 | Pulang ke rumah
43 Part 43 | Efek Kehamilan
44 Part 44 | Umi Pulang
45 Part 45 | Ada apa ini
46 Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47 Part 47 | Mencoba Memaafkan
48 Part 48 | Adnan Pov
49 Part 49 | Adnan Pov
50 Part 50 | Delisa Pov
51 Part 51 | Aku pergi sementara
52 Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53 Part 53 | Delisa Pov
54 Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55 Part 55 | Mas Adnan sadar
56 Part 56 | Adnan Pov Again
57 Part 57 | Penjelasan
58 Part 58 | Flight To Korea
59 Part 59 | Trip to Korea 1
60 Part 60 | Trip to Korea 2
61 Part 61 | Trip To Korea 3
62 Part 62 | Back To Indonesia
63 Part 63 | ANUM?
64 Part 64 | Pulang ke rumah
65 Part 65 | Wedding Delisa
66 Part 66 | Quality Time
67 Part 67 | Bang Satria & Anum
68 Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69 Part 69 | Rumah sakit Again
70 Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71 Tamat
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1 | awal bertemu
2
Part 2 | mengenal siapa kamu
3
Part 3 | Hari ter-ngeselin
4
Part 4 | Adnan Pov
5
Part 5 | Pertemuan Keluarga
6
Part 6 | Hari selanjutnya
7
Part 7 | Fitting baju
8
Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9
Part 9 | Akad nikah
10
Part 10 | Hari kedua bersamanya
11
Part 11 | Pindahan Rumah
12
Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13
Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14
Part 14 | Melakukan kesalahan
15
Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16
Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17
Part 17 | Pov Rumah Sakit
18
Part 18| Masih Di rumah Sakit
19
Part 19 | Ruangan itu
20
Part 20 | Holiday
21
Part 21 | Welcome Balikpapan
22
Part 22 | Hari Kedua Holiday
23
Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24
Part 24 | Back to Jakarta
25
Part 25 | Siapa wanita itu
26
Part 26 | Apakah ini cemburu
27
Part 27 | Kenapa harus ku marah
28
Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29
Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30
Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31
Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32
Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33
Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34
Part 34 | Bukan Update
35
Part 35 | Menjelang Resepsi
36
Part 36 | Resepsi
37
Part 37 | Aku Positif
38
Part 38 | Hasil dari dokter
39
Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40
Part 40 | Kondisi Bang Satria
41
Part 41 | Hari Wisuda ku
42
Part 42 | Pulang ke rumah
43
Part 43 | Efek Kehamilan
44
Part 44 | Umi Pulang
45
Part 45 | Ada apa ini
46
Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47
Part 47 | Mencoba Memaafkan
48
Part 48 | Adnan Pov
49
Part 49 | Adnan Pov
50
Part 50 | Delisa Pov
51
Part 51 | Aku pergi sementara
52
Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53
Part 53 | Delisa Pov
54
Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55
Part 55 | Mas Adnan sadar
56
Part 56 | Adnan Pov Again
57
Part 57 | Penjelasan
58
Part 58 | Flight To Korea
59
Part 59 | Trip to Korea 1
60
Part 60 | Trip to Korea 2
61
Part 61 | Trip To Korea 3
62
Part 62 | Back To Indonesia
63
Part 63 | ANUM?
64
Part 64 | Pulang ke rumah
65
Part 65 | Wedding Delisa
66
Part 66 | Quality Time
67
Part 67 | Bang Satria & Anum
68
Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69
Part 69 | Rumah sakit Again
70
Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!