Part 2 | mengenal siapa kamu

"kringgg."

Aku terbangun karena suara alarm ku. Aku pun duduk dan minum air putih biasanya setelah itu aku duduk diam dulu setelah nyawa ku sepenuhnya terkumpul langsung deh aku kekamar mandi untuk mandi lalu sholat tahajud terlebih dahulu.

Disetiap sujud terakhirku, selalu ku titipkan engkau yang kelak akan menjadi imam ku nanti dalam doa ku. Ku titipkan rindu ini kepada pemilik hatiku.

Semoga, kita kelak akan dipertemukan oleh waktu. Aku selalu menjaga hatimu sampai tiba waktunya. Jangan pernah engkau bosan untuk menemukan aku di sepertiga malam mu, karena kita tak tahu dengan cara apa allah mempertemukan kita nanti.

Selesai tahajud biasanya aku mengisi waktu tadarus sampai adzan subuh berkumandang.

Adzan subuh pun sudah berkumandang. Aku pun menyudahi kegiatan membaca al-qur'an dan lanjut aku melaksanakan sholat subuh.

Selesai sholat subuh seperti biasa aja aku harus ke meja makan untuk sarapan.

Sesampainya aku dimeja makan sudah mendapati mereka sudah berkumpul.

" Pagi nona. " Ucap Bang Satria.

" heh, kayanya aku enggak kesiangan deh. " Ucapku. Kenapa aku bilang seperti itu karena Bang Satria selalu ucap Nona itu dikala kalau aku bangun kesiangan.

" Iya emang enggak cuman abang mau manggil itu aja hehe. " Ucap Bang Satria.

" Ishh abang ngeselin banget, rasain nih (sambil mencubit perut Bang Satria). "

" Aw sakit Nai. "

" Biarin rasain tuh akibat ngeledekin adek nya huh?!. "

tiba-tiba Bang Satria mencubit pipi ku

" Aduh s-a-k-i-ttttt bang lepasin. "

cukup lama akhirnya cubitan di pipihl ku dilepaskan oleh Bang Satria yang menyebalkan Huh?!.

" Sudah abang, Fifah ayo sarapan dulu nanti kalian telat loh. " Kata bunda

" Ish abang tuh lagian nyebelin Bun, masa dia nyubit aku sakit tauuu Bun.." Aku mengadu ke Bunda.

" Loh ko abang? kamu duluan yang nyubit perut abang ya Fah. " pembelaan Bang Satria.

" Iya abis abang nyebelin manggil Nona emangnya Fifah telat bangun apa. "

" Udah toh kalian... Abang kamu tuh juga jangan usil sama adek kamu ya. " Ucap Bunda.

" Iya iyah deh bun. "

" Udah ah Fifah lapar, Bunda masak apa hari ini?. "

Aku pun menyendok makanan ke piring ku. Selama makan kita tidak ada yang berbicara sama sekali hanya ada suara dentingan sendok saja.

Selesai makan seperti biasa aku membawa bekas piring ke tempat cucian piring, bunda membersihkan meja makan dan 2 orang pria yups abang dan ayah ku sedang sibuk sama urusan masing-masing.

Aku pun sudah selesai mencuci piring dan segera bersiap untuk berangkat kekampus.

" Abang. " panggilku

" Iya ada apa?. "

" Abang hari ini libur kan?. " Tanya ku

" Iya abang libur kenapa emangnya Fah?. "

" Heum Fifah minjam motor nya iya. "

" Fah kamu lebih baik diantar saja sama Abang mu soalnya cuaca sedang tidak mendukung akhir-akhir ini. " Sahut bunda yang tiba-tiba datang.

" Ahh bunda mah plis sekali aja ya fifah bawa motor kalau sama abang Fifah malas pasti nanti di wawancari sama fans abang yang centil-centil itu. "

" Iyaudah si bun biarin aja anakmu bawa motor sekali-kali. " Ucap Ayah yang menimbrung.

" Iya udah tapi hati-hati kamu, patuhi rambu lalu lintas. " Nasihat bunda.

" Siap bundahara. "

" Nih kuncinya Fah. " Bang Satria lalu mengasih kuncinya

" Assalamu'alaikum. " Ucapku sambil menyalami mereka.

" Jangan ngebut bawa nya santai aja, tar kamu kenapa-kenapa abang engga bisa jahilin kamu lagi. "

" Ishh abang nyebelin ( mencubit perut Bang Satria). "

Aku langsung pergi sebelum dibalas oleh Bang Satria yang sangat menyebalkan itu.

' bissmillah. ' Ucapku sambil menyalakan motor.

Aku membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai dikampus.

Setiba nya di kampus aku memarkirkan motor ku dihalaman kampus, kemudian membuka helm. Aku sedikit merapihkan jilbab ku yang berantakan karena tadi menggunakan helm.

Setelah aku merasa jilbab ku sudah cukup rapih, aku turun dan langsung menuju ke perpustakaan karena aku berencana mau meminjam beberapa buku untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang terkenal dengan killer nya.

Yups betul sekali siapa lagi kalau bukan Pak Iskandar. Ya, walaupun beliau sedang cuti tapi beliau tetap memberikan tugas yang akan diserahkan dengan dosen pengganti nanti.

\# Perpustakaan

Aku memilih beberapa buku untuk dipinjam. Cukup lama aku diperpustakaan.

' *Anum kemana ya dia*?. ' Ucapku yang baru sadar sejak tadi aku belum melihat keberadaan Anum. Semoga dia baik-baik saja deh.

Setelah dirasakan sudah cukup aku meminjam bukunya, aku bergegas mencari Anum karena jujur aku sangat khawatir sama dia semalam.

\# Taman

Entah kenapa langkah ku membawa ku ke taman. Aku pun mengedarkan pandangan ku mencari keberadaan Anum siapa tau dia disini.

Tak lama itu aku langsung menajamkan penglihatan aku seperti melihat seorang wanita duduk sendirian di bangku taman yang membelakangi ku, aku rasa itu Anum. Aku pun langsung menghampirinya.

"Assalamu'alaikum, Num. " Ucapku sambil duduk disebelahnya.

Aku terkejut, Anum tiba-tiba memelukku erat sekali sambil menangis. Hampir saja aku terjungkal, untung nya aku bisa menyeimbangi diriku.

" Hey Num..kamu kenapa?. " Ucapku sambil mengusap-usap rambutnya. Sejujur nya aku tidak tahu Anum ada masalah apa

"Fahri...Fah..Hiks." Ucapnya.

" Fahri? Ada apa dengan Fahri Num?. " Tanyaku

" Fahri selingkuh hikss. "

" Ko bisa? coba kamu ceritain pelan-pelan ke aku kronologis Fahri menyelingkuhi kamu. "

" Jadi gini kemarin setiba aku di bandara untuk menjemput Fahri, aku melihat dengan mata kepala ku Fahri memuluk wanita lain. Aku menghampirinya dan Yups Fahri memutuskan aku, dia memilih wanita itu daripada aku. "

" Dia jahat Fah!. "

" Aku sudah nungguin dia tapi balasan dia begini. Jahat Fah dia jahat!. " Ucap Anum semakin histeris.

"Num jangan sedih. Lah Tahzan Innallah Ma'ana, sesungguhnya allah itu bersama kita. Hapus airmatamu, sudah cukup memikirkan dia. Kita wanita, kita tuh terlalu berharga  untuk menangisi cowok seperti itu. Dan jangan terus menerus memikirkan makhluk-Nya, karena allah mungkin sedang cemburu sekarang. " Hanya itu yang bisa aku berikan ke Anum.

Tak lama kemudian Anum langsung menegakkan tubuh nya dan menghapus air mata nya. Aku pun tersenyum kepadanya.

" Kamu benar Fah, seharusnya aku tidak menangisi cowok itu." Anum tersenyum dan ia kembali melanjutkan ucapannya. " Terimakasih Fifah , kamu memang sahabat terbaikku." Kata nya sambil tertawa , yah walaupun air matanya masih menetes. Dia memelukku, aku pun membalas pelukannya.

Aku melonggarkan pelukanku, aku ingin berpesan kepdanya. Aku tidak mau dia terluka dan menangis seperti ini cuma gara-gara lelaki yang bahkan bukan mahramnya.

Aku pun menatap muka Anum dan " Num, Jangan pernah menaruh cinta berlebihan kepadanya apalagi sampai menggantungkan kebahagian kamu ke dia. Kenapa gitu? ya kalau putus seperti sekarang berarti sama saja kebahagian kamu juga pergi karena aku sudah menggantungkan nya ke dia"

Aku memberi sedikit jeda, dia menyimak semua perkataan. Kemudian melanjutkan ucapan ku.

" Jika kamu masih sayang dan cinta ke dia titipkan saja pada Allah Num, kalau seadainya dia jodohmu maka allah akan menyatukan denganmu sejauh apapun dia pergi meninggalkan mu kalau jodoh allah akan dekatkan kembali begitu sebaliknya Num kalau memang dia bukan jodoh mu allah akan menjauhkan kamu karena allah enggak akan menjodohkan umatnya dengan pria brengsek."

Dia mengangguk mengerti lalu ia tersenyum.

" Sudah ayo kita ke kelas, kelas akan dimulai. " Ucapku.

" Tapi aku mau ke toilet dulu Fah. " Ucap Anum.

" Jangan lama-lama ya, aku tunggu di kelas oke. " Ucapku

Anum pun tersenyum kemudian dia mengacungkan jempol, dan dia pergi dengan sedikit berlari.

Aku pun menghela nafasku, kemudian melanjutkan tujuanku menuju kelas. Tiba-tiba ada seseorang yang menambrak dan membuat buku ku jatuh berserakan.

" Aduh maaf ya saya tidak sengaja, tadi saya sedang buru-buru. " Ucapnya. Aku pun langsung membereskan buku ku, dan aku langsung mendongakkan kepala ku untuk menatap. Dan betapa terkejut nya aku sangat melihat dia, dia kan yang menumpahkan minumnya waktu.

' *dia lagi huh! dia jalan tidak hati-hati selalu menabrak terus. ' gumam ku*.

" Aa-hh iya enggak apa-apa ko. " Ucapku terbata-bata.

" Sekali lagi saya minta maaf, oh ya ini buku mu." Ucapnya.

" Terima kasih. "

" Kalau gitu saya duluan. " Ucapnya dan dia pun pergi meninggalkanku.

Ya rabb,

dia tampan sekali

' *eitss fifah kamu tuh ya apaan si.! ' omelku didalam hati*.

kalau seperti ini terus sungguh, ini tidak baik bagi kesehatan jantungku. Melihat dia tersenyum kepada ku, sepertinya jantung ingin keluar dari tempatnya.

Ketika bertemu dengannya ada rasa yang berbeda. Entahlah, aku pun tidak tau ini rasa apa.

Aku beristighfar dalam hati, semoga aku tetap selalu berada dijalanmu.

\# Didalam Kelas

Sesampainya dikelas, aku pun langsung buru-buru mencari tempat duduk. Aku pun mengedarkan pandangan ku mencari Anum yang tak kunjung datang. Beberapa menit lagi kelas dimulai.

Anum pun akhirnya datang dan aku menyuruh dia duduk di kursi sebelahku. Suasana dikelas saat ini ramai sekali.

Meski suasana kelas ramai aku tetap diposisiku yang sibuk dengan handphone ku. Tapi tiba-tiba suasana kelas mendadak hening.

" Selamat pagi semua." Sapa dosen tersebut.

" Pagi pak." Jawab semuanya tapi tidak denganku, aku masih sibuk dengan handphone ku.

" Fah ada dosen. " Ucap Anum sambil menyenggol lenganku. Ya, mau tidak mau aku melepaskan handphone ku.

Aku mendongakkan kepalaku dan betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang sedang berdiri didepan kelas saat ini,  ya lelaki yang tadi menabrak ku dan menumpahkan minumnya kepada ku kemarin.

Aku sedikit agak bingung kenapa dia yang mengajar kenapa enggak Pak Iskandar?.. Setau aku Pak Iskandar cutinya minggu depan bukan sekarang.

" Num, bukannya kata kamu Pak Iskandar cuti minggu depan ya?. " Kataku sambil berbisik

" Iya Fah cuman tadi aku denger pas ke toilet tadi dosen-dosen pas bilang Pak Iskandar cutinya dipercepat jadi nya sekarang. "

" Num dia tuh cowok yang aku cerita kemarin yang menumpahkan minuman nya ke jilbab aku. " Ucapku.

" WHATT!!!. " Teriak Anum yang membuat sejumlah orang menengok kearah kita termasuk dosen itu juga nengok.

" Ada apa kalian berdua jangan ribut." Ucap dosen tersebut dengan nada dinginnya.

Anum pun menjawab. " Maaf pak, baik saya tidak akan membuat keributan lagi. "

" Ada yang tau saya siapa?. " Tanya nya

Semua menggelengkan kepalanya

" Baik tidak ada yang tau saya siapa. Kalau gitu saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan saya Akhmad Adnan Al-Zaki berdirinya saya disini untuk menggantikan Pak iskandar seperti yang kalian sudah tau Pak Iskandar itu cuti dan kemungkinan beliau akan ditugaskan dari kampus untuk mengajar disalah satu Universitas luar negeri. " Ucapnya.

" Sistem mengajar saya sama seperti Pak Iskandar kalau mengumpulkan telat dari hari kalian harus siap menerima konsekuensi dari saya. Paham!. "

" Paham pak. " Ucapnya.

' *fikss dia sama killer nya dengan Pak Iskandar huh!. Pak Iskandar pergi datang lagi Pak Iskandar ke dua. Model an nya oke si tapi killer nya nauzubillah makasih deh. ' gerutu ku dalam hati*.

Dosen itu memberi tugas yang tak tanggung-tanggung. ' *huftt menyebalkan*. '

Dan ini lah yang kutunggu-tunggu pelajaran yang menyebalkan ini berakhirnya.

" Num kantin yuk. "

tanpa tunggu lama aku dan Anum berjalan ke kantin.

" Fah dia ganteng yah?. " Kata Anum

" Siapa yang ganteng Num?. " Tanya ku balik.

" Dosen itu Fah ganteng banget, apalagi tadi ketika mengajar aduh dia cool banget Fah." Kata Anum yang terus memuji dosen tersebut.

" Apa sih Num, dia sungguh menyebalkan dia sama saja seperti Pak Iskandar. Dia sudah menabrak ku tadi pagi. "

Iya awalnya memang ku sedikit memuji dia tapi setelah tau kalau dia itu sama saja seperti Pak Iskandar huh! tidak deh.

"APAA!! FIFAH!." Teriak Anum aku langsung menutup mulutnya dengan tanganku.

Semua mata tertuju kepada kita, aku sungguh malu saat ini.

" Sttts, jangan teriak-teriak gitu donk Num. Malu tau diliatin banyak orang. "

" Hehehe iyaiya Fah. " Kata Anum dia sedikit memberi jeda. " heum bentar-bentar jangan-jangan kalian berjodoh lagi. "

" Ihh apaan si engga deh makasih banget aku engga mau sama orang menyebalkan seperti itu sudah cukup hari-hariku bertemu orang menyebalkan cukup satu aja yaitu abangku. "

" Hush Fifah engga boleh menolak jodoh dari allah bukankah kamu yang bilang tadi sedeket apapun kita kalau engga jodoh iya engga akan bersatu dan sejauh apapun kita kalau berjodoh allah akan menyatukan. Kamu sama dia jauh bahkan engga saling mengenal tapi nyatanya allah malah semakin mempersatukan kamu sama dia terus. "

" Heum sudah lah jangan bahas itu aku lapar nih. " Ucapku mengalihkan pembicaraan.

Cukup memikirkan nya hanya membuat aku pusing.

Tak terasa ya hari semakin sore aku pun langsung bergegas menuju tempat parkiran untuk mengambil motor.

Belum sempat aku sampai diparkiran, aku mendengar suara adzan yang berkumandang dimasjid kampusku. Aku pun berbalik menuju masjid, lebih baik aku sholat ashar dulu.

sesamapai nya dimasjid aku langsung melepaskan sepatu dan kaus kakiku. Aku pun langsung mengambil wudhu.

" Assalamu'alaikum Afifah. " Ucap shabila teman kajian ku di kampus.

" Wa'alaikum salam bila. " Ucapku sambil tersenyum.

" Jam segini kamu belum pulang Fah?. "

" Iya nih tadinya sudah mau pulang tapi karena keburu adzan jadi sholat disini aja sekalian deh." Ucapku

Kemudian aku mendengar Iqomah berkumandang.

" Aku duluan masuk yah. "

" Ah iya aku juga mau ambil wudhu dulu. " Ucap Shabila sambil tersenyum, kemudian dia segera bergegas mengambil air wudhu.

Aku masuk ke masjid dan langsung melaksanakan sholat berjama'ah.

Selesai sholat aku memakai kaos kaki dan sepatuku.

Entah kenapa kepala ku refleks melihat cowok yang jaraknya tak jauh dari ku dia tampak seperti memandangi aku sejak tadi.

Betapa terkejutnya aku mendapati dosen killer itu sedang memandangi aku. Sejak aku mengenal dia di kelas tadi entah kenapa aku bawaan nya enek melihat dia.

" Kamu. " Ucap dia.

Aku bergegas secepatnya karena aku melihat dia seperti menghampiri aku.

" Tunggu. "

Langkah ku terhenti

" Ini buku mu kemarin terbawa sama saya. "

Aku terkejut saat melihat buku ' Diary ' terbawa sama dia.

" Heum makasih ya, kalau gitu saya duluan. Assalamu'alaikum. " Ucapku sambil pergi ya aku sedikit berlari.

Setelah mengambil motor aku melajukan motor dengan sangat amat pelan tapi tiba-tiba ada mobil menabrakku.

' aww. '

" Iya allah astagfirullah, kamu engga apa-apa."

aku melihat dia dan ternyata yups, dosen itu lagi duh dia tuh selalu aja deh apa dia kalau jalan tidak selalu hati-hati iya.

" Kamu engga apa-apa?. "

' buta matamu pak saya engga bisa bangun gini entahlah saya pulang gimana. 'gumam ku dalam hati.

" Hey, kamu engga apa-apa?. "

aku tidak menjawab dan aku berusaha untuk berdiri namun usaha ku gagal karena seluruh kaki ku merasa sakit sekali.

' aww. '

" Kayanya saya antar pulang saja iya kamu. "

" Tidak usah pak makasih lagian saya bawa motor kalau saya pulang sama bapak, motor saya gimana?. "

" Urusan motor gampang biar saya yang atasi lebih baik kamu saya antar karena bahaya kalau kamu bawa motor dengan kondisi kamu seperti sekarang. " Ucapnya.

Ck, aku harus semobil sama dia rasanya engga banget deh.

Dia membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan aku duduk.

# Rumah

Sesampainya di rumah aku turun dengan jalan tertatih, dia sempat menawarkan diri membantu tapi ku tolak karena kita kan belum muhrim.

Dia membantu membawa tas ku.

" Assalamu'alaikum. " Ucapku.

" Wa'aalaikumsalam. " aku mendengar suara bunda menyahut dari dalam.

" Ya allah Afifah. "

" Ada apa bun. "

aku mendengar suara Bang Satria dari dalam.

" Loh Adnan?. " Ucap Bang Satria

" Satria. "

" Gila lu Nan yallah kita ketemu disini. " Ucap Bang Satria.

Aku melihat mereka berpelukan tampak mereka sudah saling mengenal.

" Tunggu-tunggu, adek gue kenapa nih?. "

" Loh ini adek lu Sat?. " tanya Pak Adnan.

" Iya ini Afifah adek gue. "

" Gini-gini kita masuk dulu yuk kedalam engga enak diluar, jelasin nya nanti iya. "

Kita semua duduk di sofa.

" Jadi gini bu maaf saya telah menabrak anak ibu tadi dijalan, perkenalkan saya Adnan selaku dosen dari anak ibu. "

" Bentar-bentar ko Bang Satria bisa kenal Pak Adnan. " tanyaku.

" Dia teman abang dek. "

" Heum bun, inget tidak Adnan ini anaknya teman bunda dan ayah. "

" Wah kamu Adnan. " Ucap ayah yang tiba-tiba datang bikin aku kaget.

Bunda dan aku sangat bingung.

" Bunda masa lupa dia anaknya si Ardhi bun." Ucap Ayah.

" Astagfirullah anaknya Ardhi sama Mira. "

" Iya bun kan Satria udah bilang makanya Satria kenal juga toh Satria sama Adnan dulu sering main bareng. "

Adnan cuman senyum ramah.

" Wah kebetulan dong nih heum kapan-kapan ajak abi dan umi mu kesini. Kita ngobrol santai." Ucap Ayah.

" Iya om nanti coba Adnan bilang ke umi dan abi." Ucap Adnan.

" Nak Adnan ayo makan dulu. " Ucap bunda yang sejak tadi sibuk ternyata menyiapkan hidangan.

" Iya tante tapi Adnan disuruh pulang secepatnya sama umi. " Ucap Pak Adnan.

' ternyata anaknya manja juga. ' gumam ku dalam hati.

" Alah nanti om yang bilang tenang aja, yasudah lebih baik kita makan kasian tante sudah siapkan tuh. " Ucap Ayah.

" Ayo Nan kita makan. " Ucap Bang Satria.

Mereka sudah ke meja kecuali aku sama Adnan masih stay ditempat.

Aku pun bangun tapi nyatanya aku susah melangkahkan kaki.

" Mau saya bantu?. "

" Engga usah makasih. " Ucapku yang kelihatan sedikit dingin.

Aku berjalan tertatih dan ku lihat Pak Adnan tampak dibelakang ku mengikuti aku.

ketika sampai Pak Adnan menarik satu kursi dan berkata " Silahkan duduk. "

" Makasih. "

Kami pun semuanya makan dalam keadaan hening seperti biasa.

Selesai makan kita semua ke sofa.

" Aduh om tante aku kayaknya harus pulang deh soalnya ada acara di kantor abi. "

" Wahh kalau gitu kita bareng saja aku sama ayah juga mau ke acara itu. " Ucap Bang Satria.

" Iyalah bareng saja toh kan pergi ke tempat yang sama. "

Pak Adnan hanya mengangguk.

' cepat pulang kek ah. ' Ucapku.

" Kalau gitu om keatas dulu ya siap-siap. " Ucap Ayah yang langsung berlalu pergi.

" Gue juga Nan mau ke kamar dulu. " Ucap Bang Satria menyusul pergi dan kini cuman aku dan Pak Adnan di sofa.

" Hem, kenapa ngambil jurusan ekonomi?. " Tanyanya.

" Saya?. " tanyaku sambil menunjuk diri.

" Iya siapa lagi selain kamu. " Ucapnya.

" Disuruh ayah. " Jawab ku singkat.

" Adnan. " Panggil ayah.

" Iya om?. "

" Ayo jalan sekarang. " Ucap Ayah.

" Iya om. Heum, saya pamit ya tante (memberi sedikit jeda) fifah. " Ucapnya.

Aku cuman menjawab dengan senyum singkat.

Setelahnya semuanya pergi aku keatas dibantu bunda dan aku menunaikan ibadah ku dan mengerjakan semua tugas.

' Hufttt. Akhirnya selesai juga tugas menyebalkan itu.'gerutu aku dalam hati.

Aku pun melirik jam yang sudah menunjukkan jam 20:00 WIB, aku baru ingat aku belum melaksanakan solat

Isya. Aku pun langsung bergegas ke kamar mandi ngambil air wudhu dan langsung aku menunaikan kewajiban ku sebagai seorang muslim.

Setelah itu aku tidur dan sampai jumpa besok pagi...

Terpopuler

Comments

Hanabi Yoshioka

Hanabi Yoshioka

cerita islami, saya suka

2021-03-25

2

Anie Jung

Anie Jung

Bagus ISLAMI bangettt👍👍

2021-02-27

1

Maharani Chy Fadrus

Maharani Chy Fadrus

suka sangatt

2021-02-07

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1 | awal bertemu
2 Part 2 | mengenal siapa kamu
3 Part 3 | Hari ter-ngeselin
4 Part 4 | Adnan Pov
5 Part 5 | Pertemuan Keluarga
6 Part 6 | Hari selanjutnya
7 Part 7 | Fitting baju
8 Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9 Part 9 | Akad nikah
10 Part 10 | Hari kedua bersamanya
11 Part 11 | Pindahan Rumah
12 Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13 Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14 Part 14 | Melakukan kesalahan
15 Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16 Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17 Part 17 | Pov Rumah Sakit
18 Part 18| Masih Di rumah Sakit
19 Part 19 | Ruangan itu
20 Part 20 | Holiday
21 Part 21 | Welcome Balikpapan
22 Part 22 | Hari Kedua Holiday
23 Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24 Part 24 | Back to Jakarta
25 Part 25 | Siapa wanita itu
26 Part 26 | Apakah ini cemburu
27 Part 27 | Kenapa harus ku marah
28 Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29 Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30 Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31 Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32 Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33 Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34 Part 34 | Bukan Update
35 Part 35 | Menjelang Resepsi
36 Part 36 | Resepsi
37 Part 37 | Aku Positif
38 Part 38 | Hasil dari dokter
39 Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40 Part 40 | Kondisi Bang Satria
41 Part 41 | Hari Wisuda ku
42 Part 42 | Pulang ke rumah
43 Part 43 | Efek Kehamilan
44 Part 44 | Umi Pulang
45 Part 45 | Ada apa ini
46 Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47 Part 47 | Mencoba Memaafkan
48 Part 48 | Adnan Pov
49 Part 49 | Adnan Pov
50 Part 50 | Delisa Pov
51 Part 51 | Aku pergi sementara
52 Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53 Part 53 | Delisa Pov
54 Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55 Part 55 | Mas Adnan sadar
56 Part 56 | Adnan Pov Again
57 Part 57 | Penjelasan
58 Part 58 | Flight To Korea
59 Part 59 | Trip to Korea 1
60 Part 60 | Trip to Korea 2
61 Part 61 | Trip To Korea 3
62 Part 62 | Back To Indonesia
63 Part 63 | ANUM?
64 Part 64 | Pulang ke rumah
65 Part 65 | Wedding Delisa
66 Part 66 | Quality Time
67 Part 67 | Bang Satria & Anum
68 Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69 Part 69 | Rumah sakit Again
70 Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71 Tamat
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1 | awal bertemu
2
Part 2 | mengenal siapa kamu
3
Part 3 | Hari ter-ngeselin
4
Part 4 | Adnan Pov
5
Part 5 | Pertemuan Keluarga
6
Part 6 | Hari selanjutnya
7
Part 7 | Fitting baju
8
Part 8 | Salah ucap berakibat Fatal
9
Part 9 | Akad nikah
10
Part 10 | Hari kedua bersamanya
11
Part 11 | Pindahan Rumah
12
Part 12 | Hari ketiga menjadi istri
13
Part 13 | Rasa ini mulai timbul
14
Part 14 | Melakukan kesalahan
15
Part 15 | Hari pertama kuliah dengan status baru
16
Part 16 | Perhatian Mas Adnan
17
Part 17 | Pov Rumah Sakit
18
Part 18| Masih Di rumah Sakit
19
Part 19 | Ruangan itu
20
Part 20 | Holiday
21
Part 21 | Welcome Balikpapan
22
Part 22 | Hari Kedua Holiday
23
Part 23 | Hari Terakhir Liburan
24
Part 24 | Back to Jakarta
25
Part 25 | Siapa wanita itu
26
Part 26 | Apakah ini cemburu
27
Part 27 | Kenapa harus ku marah
28
Part 28 | Perasaan Cinta Yang Menyatukan Kita
29
Part 29 | Pertemuan Aku dan Wanita itu
30
Part 30 | Dinner Kelulusan Sidang
31
Part 31 | Membahas Konsep Resepsi °1
32
Part 32 | Membahas Konsep Resepsi °2
33
Part 33 | Membahas Konsep Resepsi °3
34
Part 34 | Bukan Update
35
Part 35 | Menjelang Resepsi
36
Part 36 | Resepsi
37
Part 37 | Aku Positif
38
Part 38 | Hasil dari dokter
39
Part 39 | Bang Satria Pergi dari Rumah
40
Part 40 | Kondisi Bang Satria
41
Part 41 | Hari Wisuda ku
42
Part 42 | Pulang ke rumah
43
Part 43 | Efek Kehamilan
44
Part 44 | Umi Pulang
45
Part 45 | Ada apa ini
46
Part 46 | Kenyataan apa lagi ini
47
Part 47 | Mencoba Memaafkan
48
Part 48 | Adnan Pov
49
Part 49 | Adnan Pov
50
Part 50 | Delisa Pov
51
Part 51 | Aku pergi sementara
52
Part 52 | Perjuangan Mas Adnan
53
Part 53 | Delisa Pov
54
Part 54 | Mas Adnan kecelakaan
55
Part 55 | Mas Adnan sadar
56
Part 56 | Adnan Pov Again
57
Part 57 | Penjelasan
58
Part 58 | Flight To Korea
59
Part 59 | Trip to Korea 1
60
Part 60 | Trip to Korea 2
61
Part 61 | Trip To Korea 3
62
Part 62 | Back To Indonesia
63
Part 63 | ANUM?
64
Part 64 | Pulang ke rumah
65
Part 65 | Wedding Delisa
66
Part 66 | Quality Time
67
Part 67 | Bang Satria & Anum
68
Part 68 | Kegiatan Bumil dan Pakmil
69
Part 69 | Rumah sakit Again
70
Part 70 | Hari Kedua pasca melahirkan
71
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!