"Wa bangun!" suruh Desi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Nawa. Nawa mengeliat lalu menegakkan kepalanya, berusaha bangun. Sambil mengusap mata, mengumpulkan kesadarannya. Desi yang tidur disebelah Nawa mulai merapikan penampilannya. Desi terbangun karena suara peluit yang keras, tanda dimulainya pelatihan malam.
"Jam berapa ini?" tanya Nawa sambil menahan kantuknya.
"Jam setengah satu pagi" kata Desi sambil melihat jam yang melingkar di tangan kanannya. "Bantu gue bangunin yang lain"
"Emang sekarang ya?" tanya Nawa.
"iya lah. ini juga gue masih ngantuk," jawab Desi
"Ayo! Pada bangun! Kita disuruh kumpul dilapangan" perintah Desi, ketua grup ini.
Nawa dan Desi mulai membangunkan teman-teman nya yang tidur di tenda berjejer seperti ikan sarden. Terlihat sorot cahaya senter yang menembus tenda mereka. Satu persatu teman mereka bangun.
"Kira-kira ada apa ya?" tanya Mila yang masih asik memeluk bantal cintanya.
"Biasalah, paling juga kita di uji tentang pengetahuan pramuka, terutama hafalan Try Satrya dan Dasa Darma Pramuka" jelas Nawa sambil memakai sepatunya.
"Dari mana elo tau?" tanya mereka kompak.
" Di kasih tau Reno" balas Nawa yang lanjut minum air dari botol minum. Tenggorokan telah dibasahi, menjadikan kesadarannya naik beberapa persen.
"Gue ngantuk banget" kata Risa yang menguap lebar kayak kuda Nil.
"Elo sich Sa, nyerocos terus semalaman" balas Nawa.
"Iiihh... Bukan gue aja, tuch semuanya juga," kata Risa membela diri.
"Makanya jangan kepo. Nanyain gue, kayak introgasi penjahat aja," kata Nawa sewot.
Semalaman mereka ngobrol dan mengintrogasi Nawa tentang insiden tempat wudhu. Setelah upacara pembukaan perkemahan Pramuka Penegak SMAGHA jam delapan malam, temen-temennya pada penasaran tentang cerita Nawa yang didengar dari siswa lain. Mereka mulai membrondong Nawa dengan banyak pertanyaan. Terutama Risa dan Desi.
'Baru juga bisa tidur satu jam. Gara-gara semua pada kepo. Gue baru bisa tidur jam setengah dua belas. Perasaan dingin banget disini. Untung gue pakai celana. Kak Damar nanti ada g ya?' pikiran Nawa berkelana. Tersadar dia sudah tertinggal dari teman-temannya. Segera ia berlari mengejar mereka.
Mereka berkumpul tanah lapang dekat sebuah bangunan pendopo. Terdapat 5 baris yang terdiri dari 3 baris putri dan 2 baris putra. Para kakak pembina pramuka mengatur barisan. Kemudian datang seorang kakak pembina memberikan instruksi.
"Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh"
"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarakatuh"
"SALAM PRAMUKA"
"SALAM" jawab semua serentak
"Apa kabar semua? Sehat?"
"Alhamdulillah sehat"
"Kalian disini akan diuji mengenai dasar pengetahuan pramuka. Nanti kalian akan menuju ke pos-pos yang telah ditentukan. Jangan tegang dan jalankan semua dengan hati gembira. Untuk selanjutnya ikuti instruksi kakak penegak. Sekian terimakasih. Wassalammualaikum warohmatullohi wabarakatuh " penjelasan singkat dari pembina pramuka.
"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarakatuh"
'Senang gimana? Ngantuk begini,'batin Nawa yang sibuk menghalau nyamuk.
"Biar makin semangat. TEPUK PRAMUKA! "
"prok prok prok, prok prok prok, prok prok prok prok prok prok prok" semua bertepuk tangan berirama.
Saat Nawa menguap tiba-tiba sebuah cahaya blizt mengenainya. Ditajamkan penglihatannya. Tapi hanya siluet seorang cowok dengan kamera ditangan yang dia lihat. Tak terlihat wajahnya karena pencahayaan yang kurang.
Kelompok Nawa berada di urutan nomer dua. Nawa sendiri berdiri dibaris bagian belakang.
Satu persatu barisan mulai berjalan.
Beberapa menit kemudian, kelompok Nawa mulai bergerak. Tujuan mereka Pos satu. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya disetiap sudut lapangan tersebut.
Pos Satu Terdapat dua kakak pramuka Penegak.
"selamat malam adik-adik" sapa mereka.
"Selamat malam kak" balas Nawa dan kawan-kawan.
"Perkenalkan saya Beti dan sebelah saya kak Ratna. Silahkan perkenalkan kelompok kalian"
Desi maju dan memperkenalkan diri, "Kami dari kelompok Melati. Saya Desi selaku ketua" jelas Desi singkat.
"Di pos satu ini kalian akan kami minta untuk menyebutkan dan menjelaskan atribut Pramuka"
"Jelas semua"
"Siap Jelas" jawab serentak.
"Mulai dari kamu Desi dan langsung diikuti sebelahnya. Sebutkan atribut pada seragam pramuka Penegak!" perintah kakak senior.
"Topi, setangan leher, sabuk" jawab Desi
"Topi, tali pramuka, seragam pramuka, sepatu" jawab Mila.
"Nama, tanda kepanduan, tanda sangga"jawab Risa
"Tanda tutup kepala, tanda lokasi, tanda sangga, papan nama" kata wahyu
"Topi, Hasduk dan.... " kata Tia pelan menggantung.
"Lanjutkan kamu yang terakhir" Kata Beti.
"Tanda tutup kepala berwarna kuning, lambang pandu dunia warna ungu, papan nama, bendera merah putih, tanda lokasi, badge daerah, pita nomor, TKK, tanda pelantikan, tanda jabatan, tanda sangga, setangan leher dan tanda pelantikan" jawab Nawa lantang.
"Bagus" kata Ratna. "Kalian telah saya anggap lolos di pos ini. Silahkan melanjutkan ke pos dua" lanjutnya.
"Siap Kak!"
"Siap gerak!" Desi memberi aba-aba.
"Hormat gerak, tegak gerak. Hadap kanan maju jalan"
Mereka segera menuju pos dua yang jaraknya sekitar empat meter dari pos satu. Sepanjang jalan mereka hanya diam dan sesekali menguap. Terutama Nawa yang dari tadi menguap terus.
"Lapor kami dari kelompok Melati siap menerima tugas" kata Desi melapor begitu menghadap ke petugas pos dua.
"Saya terima laporannya" terdengar suara bariton yang berat. Untuk pos dua ini dijaga dua Kakak senior cowok dan Satu Cewek.
"Cek kerapian!"
"Siap"
"Satu dua, dua satu, tiga dua, empat dua, lima satu. Selesai." jawab mereka kompak.
Pada saat aba-aba pelaksanaan, mereka langsung membungkukkan badan dan memeriksa perlengkapan dari bawah. Urut dari bagian kanan langsung dilanjutkan bagian kiri untuk setiap bagian. Mulai dari sepatu, ikat pinggang, saku baju, kerah, dan penutup kepala.
"Perkenalkan saya Dion, ini Kak Marko dan ini pembina Kita Kak Rita" kata Dion memperkenalkan.
"Untuk selanjutnya akan dijelaskan kak Rita" kata Dion
"Untuk pos dua ini kalian diminta untuk mengucapkan Try Satya dan Dasa Darma Pramuka" jelas Kak Rita dengan suara lembut tapi tegas.
"Saya minta yang hafal Try Satya silahkan maju"
Nawa dan teman-temannya tidak ada yang berani maju. Mereka hanya saling pandang saja. Melihat hal itu Dion maju dan berkata, "Jika tidak ada yang maju, kalian akan saya hukum push up 25 kali".
Mendengar ancaman itu, akhirnya Desi dan Wahyu maju. Nawa mengurungkan niatnya untuk melangkahkan kakinya ke depan saat melihat kedua temannya sudah maju.
"Coba bacakan" perintah Kak Rita.
"Trisatya. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1.Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. eee....." Desi tidak dapat melanjutkan.
"Menolong sesama hidup dan ikut serta emm......" wahyu langsung menyahut, namun berhenti ditengah-tengah.
"Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. dan Menepati Dasadarma." Nawa langsung menyahut memberanikan diri maju untuk membantu temannya.
"Kamu!!" disorotkan lampu senter ke arah Nawa. Dengan telapak tangan dia menghalau cahaya itu.
"Kenapa tadi tidak maju?" bentak Dion
"Ma... maaf Kak tadi saya tidak percaya diri," jawab Nawa. Bentakan itu membuat Nawa jadi gemetar, jantungnya berdetak cepat. Dia ini tipe anak kalo dibentak langsung takut dan nangis. Tapi untuk saat ini dia harus berani dan kuat.
"Bohong!!!??" kata Dion dengan nada tidak percaya. "Kamu itu cewek atau cowok? Kok pakai celana gini?"
"Lapor saya cewek tulen. Menurut saya tidak ada larangan memakai celana." balas Nawa.
Melihat gelagat berani Nawa, Dion maju kearah Nawa sambil berkata "Ckckckck punya nyali juga Lo"
"Coba ulangi Try Satya!" perintah Dion.
"Trisatya. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. Menepati Dasadarma," jawab Nawa lancar.
"Sekaranh ucapkan Dasadarma Pramuka!" perintah Dion
"Dasadarma Pramuka. Pramuka itu TaCiPaPaReRaHeDiBeSu. Ta.. "
"Stop apa itu tadi? jangan ngawur kamu!" kata Dion memotong perkataan Nawa.
"Lapor! Saya belum selesai. Izin untuk melanjutkan" balas Nawa. Hati Nawa makin jengkel dengan kakak satu ini. Belum juga dia menyelesaikan sudah dipotong.
"Oke silahkan. awas kalo makin ngawur." ancam Dion.
"Dasadarma Pramuka. Pramuka itu satu Ta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dua Ci Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. tiga Pa Patriot yang sopan dan kesatria. empat Pa Patuh dan suka bermusyawarah. Lima Re Rela menolong dan tabah. Enam Ra Rajin, trampil dan gembira. Tujuh He Hemat, cermat dan bersahaja. Delapan Di Disiplin, berani dan setia. Sembilan Be Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Sepuluh Su Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan," ucap Nawa lancar.
Dion merasa terkejut mendengarnya. Begitu juga teman-teman Nawa yang hanya begong melihat ke arah Nawa.
Kak Rita menghampiri Nawa, berkata ia "Kamu pernah aktif di Pramuka?"
"Ia Kak. Saya pernah ikut jadi Dewan penggalang waktu SMP, " jawab Nawa.
"Wah bagus itu, bisa dilanjutkan ke tingkat penegak nanti"
Nawa membalas perkataan kak Rita dengan senyuman.
"Oke, saya akan mengetes kamu" sahut Dion
Rupanya Dion masih belum terima, "Kamu jelaskan makna dari Dasadarma yang kedua!"
"Cinta alam artinya kita harus menjaga dan melestarikan alam sekitar, dan kasih sayang sesama manusia artinya kita sebagai manusia harus saling mengasihi, menghargai dan menghormati, tidak boleh menindas," jawab Nawa dengan sedikit penekanan diakhir kata.
"Menindas!? maksudnya??" Dion makin menyudutkan Nawa.
'****** gue, maju kena mundur kena nich,' batin Nawa melihat gelagat Dion
"Maksudnya salah satu bentuk mengasihi itu ya tidak melakukan penindasan kepada manusia lain yang lemah, contoh penguasa tidak boleh menindas rakyat," Desi ambil suara menjawab pertanyaan Dion. Dia tahu kalo Dion sengaja menyudutkan Nawa.
'Ya ampun ibu peri ku love you' pikir Nawa senang ada yang menolongnya.
Dion tidak terima pertanyaan untuk Nawa dijawab temannya, akhirnya ia melontarkan kata,"Wah kompak juga ini. oke! Sekarang kalian jawab pertanyaan dari saya secara bergantian."
Dia melemparkan perintah pengucapan Dasadarma Pramuka secara acak. Membuat kelompok Nawa kewalahan menjawabnya. Akibatnya mereka melakukan beberapa kesalahan dan mendapat hukuman Push Up. Akhirnya datang penyelamat mereka Kak Rita yang menghentikan kegilaan Dion. Mereka pun diberi izin untuk melanjutkan perjalanan ke pos tiga.
Pada pos tiga, mereka diberi tugas untuk melakukan baris berbaris. Syukur mereka bisa melaksanakan dengan lancar. Di pos tiga ini Nawa tidak juga menemukan Damar. Hatinya menjadi kecewa.
Di lapangan masih ada beberapa kelompok yang menjalankan tugasnya. Nawa dan kelompoknya kembali ke tempat awal mereka berkumpul. Menunggu kelompok lain yang belum selesai. Mereka diperbolehkan menunggu dengan posisi duduk asal tetap dalam satu barisan.
Disentuhnya pundak Desi, "Terimakasih ya Des dan maaf kalo aku mengacau tadi"
"Sama-sama. Mengacau apaan? Yang ada emang Si Dion yang cari perkara", " Santui" imbuh Desi.
Tiba-tiba Nawa berdiri, "Kalian ada yang mau nemenin aku ke kamar mandi?"
"Gak ah Wa, Gue capek!" balas Risa yang diikuti gelengan teman lainnya.
"Lo Des, please!" pinta Nawa
"Gak gue juga capek!" kata Desi sambil selonjoran di atas rumput.
"Tega kalian! ya udah gue sendiri aja!" kata
Nawa jengkel
"Awas Wa, ada...... " kata Risa jail.
"Ada orang ganteng" sahut Nawa. "Awas ya, gak akan gue bagi" lanjutnya sambil berlalu.
Nawa jalan dengan hati was-was. Walaupun masih terdengar suara riuh anggota pramuka, dia masih merasa takut. Sebenarnya suasana tidak terlalu gelap, masih ada beberapa cahaya lampu yang menyinari. Tapi dasar Nawa aja yang punya sifat penakut. Nawa makin takut tatkala angin meniup dedaunan pohon menimbulkan suara gemerisik.
Dari arah jalan menuju ke kamar Mandi, Nawa melihat ada seseorang. Tanpa pikir panjang dia menghampiri orang itu. Dan langsung meraih tangannya sambil berkata, "Tolong anterin gue ke kamar mandi dong! Udah gak tahan nich". Nawa langsung menyeret orang itu tanpa menunggu persetujuannya.
" Tunggu disini jangan ditinggal"perintah Nawa yang langsung masuk kamar mandi.
"Kamu jangan pergi ya?" ucap Nawa dari dalam kamar mandi. Orang itu tidak langsung menyahut. "Eh ngomong dong! Gue takut nich" teriak Nawa.
"Iya, gue tunggu, cerewet!" sahut orang itu.
Nawa segera menuntaskan hajatnya dan segera mencuci tangan. Dia keluar dari kamar mandi dan menuju ke tempat orang itu berada.
"Terimakasih" ucap Nawa tulus. "kalo boleh tau kamu siapa?" tanya Nawa pada orang didepannya yang masih menundukkan kepala.
"Gue han... nnntu" seru orang itu sambil mengarahkan cahaya senter ke wajahnya.
Melihat hal itu Nawa langsung menjerit, "Aaa.......... mmpp" tiba-tiba jeritan Nawa tertahan dengan bekapan tangan.
"Ssttt!! diem!berisik!!
'Kak Awan' mata Nawa terbelalak kaget melihat cowok didepannya tak lain adalah Awan.
Tadi Awan langsung bereaksi membungkam mulut Nawa dengan tangan kanan, sebelum makin keras suara jeritnya. Bisa bahaya kalo jeritan Nawa terdengar ke tempat yang lain.
Dalam benak Nawa timbul tanda tanya besar, kok Awan ada disini? Karena saat berangkat ia tidak melihatnya.
Setelah dirasa Nawa tenang, segera Awan melepaskan bekapannya. Nawa pun dapat bernafas lega setelahnya. Dinetralkan degup jantungnya dari rasa kaget.
"Gila aja Lo Kak, kalo aku sampai jantungan gimana?" kata Nawa marah sambil mengelus dada.
"gitu aja kaget." hardiknya.
"Kok kakak bisa ada disini? Kan kakak anak basket, kok ikut acara pramuka?" tanya Nawa.
"Lo kalo ngomong udah kayak kereta ekspres" dengan gaya cool nya Awan berjalan pergi menjauhi Nawa.
"Kak tunggu! Pertanyaan ku kok gak dijawab sich?" Nawa mengejar Awan dan mencoba mensejajarkan langkah dengan Awan. Tapi langkah Awan yang lebar membuat Nawa hanya bisa mengikuti dari belakang.
"Lo tau sendiri kan, kalo ekstra Pramuka tu Wajib di sekolah kita. Mau gak mau kita harus ikut" jelas Awan sambil jalan dan mengotak-atik kameranya.
"Tapi kan ini kegiatan untuk kelas X dan kelas XI yang ikut pun cuma Dewan Penegak. Kak berarti anggota dewan penegak dong!" tanya Nawa.
Tiba-tiba Awan berhenti. Reflek Nawa segera mengerem langkahnya sebelum menabrak tubuh Awan. Awan langsung membalikkan Badan menghadap Nawa.
"Lo gak lihat penampilan gue?! Baju udah keren gini." Awan berpose dengan tangan kiri di pinggang dan tangan kanan yang menunjukkan dari bawah ke atas.
Nawa melihat penampilan Awan dari bawah ke atas. Sepatu Boots coklat tua, celana PDL Pramuka, baju Pramuka dengan atribut lengkap dan baret yg diselipkan di bahu.
Nawa hanya bisa nyengir kuda ke arah Awan. Pandangan Nawa beralih ke sebuah kamera yang menggantung di leher Awan.
"Ini.....?" Nawa ragu untuk bertanya.
"Gue dikasih tugas bagian dokumentasi" kata Awan
"Pantas tadi kelihatan kilau lampu Blitz" , "Kak aku gak usah difoto dech" lanjut Nawa
.
"Ih... GR, siapa juga yang foto situ!"
"Sana kembali ke kelompokmu!" Awan mendorong Nawa menjauh dari dia.
Nawa berjalan menjauh dari Awan, menuju ke tempat teman-teman nya. Beberapa menit kemudian kegiatan telah berakhir dan semua anggota Pramuka kembali ke tenda masing-masing.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
😍Mhey_Mhey😍
baca ini ingat masa SMP-SMA ikut pramuka, belajar membuat simpul tali dll, 🤩🤩🤩
2020-11-14
2