APA??? CAMPING?????

Mama..... Hasduk ku dimana?" Teriak Nawa dari dalam kamar.

"Kamu naruh dimana lho?" Tanya mama Nawa di ambang pintu.

"Kemarin aku taruh di sini" Jawab nya sambil menunjuk ke arah lemari baju bagian atas.

"Lha ini apa?" tunjuk mama Nawa. Terlihat kain berwarna merah dan putih yang terselip diantara baju. Diambilnya kain itu dan diserahkan kepada Nawa.

"Hehehe.... Gak kelihatan ma."

"Makanya kalu mencari sesuatu itu harus sabar dan teliti, jangan panik" Omel mama Nawa.

Nawa hanya bisa cengegesan. Segera memakai hasduknya di depan cermin. Mamanya hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Nawa.

"Hari ini mama mau ke Surabaya, ada acara dikantor papa. Kalian nanti dirumah ditemani nenek," kata Mama Nawa di sela-sela kegiatannya menyiapkan sarapan.

"Ya ma!" balas nawa. Yang sibuk memakai sepatu diruang tengah. Terlihat adik Tita adik nawa yang sedang makan.

Papa Nawa seorang PNS di instansi pemerintah provinsi Jawa Timur, sedang mamanya adalah ibu rumah tangga. Nawa anak Ke 4 dari 5 bersaudara. Kakak pertamanya laki-laki bernama prasetyo, yang kedua perempuan bernama dwi ira, kakak ketiga laki-laki bernama troya nugraha dan Adik perempuan bernama Tita ayu.

Selesai bersepatu Nawa langsung pamit berangkat, tapi langsung dicegah mamanya.

"Sarapan dulu!" Perintah mama

"G sempat ma!" protes Nawa

"Sini mama suapin" Mama langsung menyodorkan satu suapan ke mulut Nawa. Sambil Nawa menyiapkan semua keperluan sekolahnya.

Ya itulah Nawa yang sangat malas sarapan, selalu terburu-buru berangkat pagi karena jarak sekolah dan rumah yang jauh.

Setelah menghabiskan setengah piring nasi, Nawa mencium tangan mamanya, menuntun sepedanya ke jalan.

"Assalamu'alaikum ma," pamitnya.

"waalaikum salam"

Dengan penuh tenaga Nawa mengayuh sepedanya membelah kepadatan lalu lintas.

***

Nawa mengusap wajahnya dengan sapu tangan. Setelah bersepeda dari rumah, wajah nawa dipenuhi dengan keringat. Walau udara pagi belum begitu panas, nawa sudah merasa kegerahan. Dia bersandar di tempat duduknya. Mengipas-ngipasi dirinya dengan buku tulis.

Satu persatu siswa masuk kedalam kelas. Nawa melirik bangku sebelahnya dan bangku belakangnya. Dia melihat sudah ada tas yang bertengker disana, pertanda kalo pemiliknya sudah datang. Tapi dia bingung kok mereka belum juga kelihatan batang hidungnya. Padahal sebentar lagi bel masuk berbunyi.

'Pada kemana sih Reno dan Retno ini, kok belum kelihatan juga'batin Nawa.

"Tur, lihat Reno?" tanya Nawa pada Catur teman sebangku Reno.

"Lagi diruang guru dia, kayaknya lagi di beri pengarahan sama Pak Agus." jawab Catur.

"O.... "

Tak berapa lama Reno dan Retno masuk kelas. Saat Nawa mau bertanya, bel masuk sekolah berbunyi. Semua siswa sudah rapi duduk dibangkunya masing-masing. Nawa duduk di bangku nomer dua deret ke empat depan meja guru. Sedang di belangkangnya ada Reno dan Catur.

"Dari mana aja tadi Onter?" tanya Nawa pada Retno, gadis manis berambut sebahu,dengan gigi gingsul ciri khasnya.

"Retno, Wa. Nama ku Retno, jangan dibalik!" kata Retno sebel.

"Enak itu panggil Onter, Retno tu biasa. disekolah kita nama Retno tu banyak!"

"10 A ada Retno"

"Ratna! Wa."

"10 C ada Retno juga"

"Ratno itu"balas Retno dengan nada tinggi dan jengkel. Retno hanya bisa tepuk dahinya. Ampun kalo harus meladeni sikap absurd Nawa.

" Hehehe...,iya iya! "

"Lo tadi dari mana Ret?" Tanya Nawa

"Dari kantor, dipanggil bu Maimunah, ada info masalah ekstra KI (Kerohanian Islam)," jawab RetnoRetno yang asik dengan hp nya

"Kalo Lo Ren? Kemana tadi?" Nawa menghadap kebelakang dan langsung melempar pertanyaan ke arah Reno.

"Koordinasi sama Pak Agus, untuk acara hari ini. Persiapan pemberangkatan kamping pramuka"

"Wa, jangan bilang kalo kamu lupa!"tanya Reno penuh selidik. Dengan lirikan mata ketidak percayaan ke arah Nawa.

Mulut Nawa sudah terbuka lebar akan berkata, tapi dia langsung tersadar bahwa dirinya memang lupa. Akhirnya bibirnya terkatup membentuk senyum yang disertai dengan tawa geli.

"Ya ampun Na, kok pikun gitu sih kamu," Reno hanya bisa geleng kepala. Reno tak habis pikir, temannya yang sudah sejak SMP selalu bersama biasanya punya daya ingat yang kuat. Terbukti Nawa sanggup menghafal naskah drama dalam sekali baca.

"Gue g ikut" Elak Nawa. Wajah Reno seketika menjadi terkejut. Ditatap nya wajah gadis itu. Wajah yang sudah 1 minggu ini menganggu tidurnya.

"Wajib Na!" Kata Reno menegaskan. Dengan tatapan lurus. Tangannya meraih pulpen dan memukulkan pelan ke kepala Nawa.

"Bo...do'!!! Udah ah, tuch pak Lesus dah masuk," Nawa menyudahi pembicaraan. Balik badan mengarah ke mejanya kembali.

Reno tak habis pikir dengan tingakh Nawa. Sejak SMP hingga sekarang,kebiasan memanggil nama orang masih seenaknya aja. Ini pak Irfan guru PKN dipanggil Pak Lesus. Alasannya wajahnya menurut Nawa mirip dengan pemain Lawak Almarhum Lesus. Dari kecil Nawa suka menemani neneknya lihat acara Ketoprak Humor. Jadi familiar dengan wajah-wajah pemainnya. Reno hanya bisa tersenyum melihat tingakah Nawa.

"Tingtung.... Tingtung.... Waktu istirahat"

Bel istirahat berbunyi dan disusul dengan suara seorang laki-laki.

"Assalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarakatuh. PENGUMUMAN-PENGUMUMAN. DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH KETUA DAN WAKIL SANGGA KELAS SEPULUH DAN ANGGOTA PENEGAK BANTARA KELAS SEBELAS, DIHARAPKAN SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN"

Terdengan pengumuman di spiker sekolah. Nawa keluar kelas dengan diseret Reno dan Risa ketua sangga nya. Mereka menuju ke lapangan.

Di lapangan sudah berkumpul siswa siswi berseragam pramuka. Mereka berbaris dengan rapi. Terlihat seorang guru yang memberikan penjelasan. Mereka mendengarkan dengan seksama.

Begitu juga Nawa. Dia mendengarkan semua instruksi dan penjelasan guru pembina pramuka walau dalam batinnya terus mengumpat dan mengeluh.

'****** gue!!! Kejam banget sih. Cilaka dua belas ini' batin Nawa saat mendengarkan instruktur terakhir. Dia segera meninggalkan lapangan begitu terdengar instruksi bubar.

***

Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB. Dengan badan lunglai dia masuk kedalam kamar. Saat ini dirumah hanya ada nenek dan adiknya Tita, yang sedang asik melihat acara di televisi. Nawa sudah mengutarakan ke neneknya kalo hari ini akan berangkat kamping. Nenek nya kaget dan menyarankan, langsung telepon mamanya meminta izin.

"Assalamu'alaikum!" Terdengar suara di seberang

"Waalaikum salam ma," balas Nawa

"Ada apa Wa?"

"Mau izin, ikut kamping ma" jawab Nawa dengan ekspresi sedikit takut. Raut wajahnya menegang menunggu jawaban mamanya.

"Kok mendadak Wa?" Suara lembut itu terdengar sedikit nada terkejut.

"Maaf ma. Sebenarnya infonya sudah dari minggu lalu. Tatttttapi Nawa lupa",

"sebenarnya Nawa gak niat ikut ma" Jelas Nawa segera sebelum kena omel mamanya.

"Terus kenapa sekarang ikut"selidik mama Nawa

" Ka...karena tadi pak Agus, pembina pramuka mengumumkan bagi ketua dan wakil kelompok hukumnya wajib, tidak boleh izin , kecuali sakit parah mau mati! Kalo tidak nilai pramuka dirapot D dan nilai PKN nol" jelas Nawa panjang lebar dengan suara yang agak bergetar menahan tangis.

Dari seberang mama mendengarkan dengan seksama lalu berkata, " iya mama izinkan. Jangan lupa bawa obat-obatan pribadi, jaket, celana panjang, mukena dan alat mandi. Minta uang saku ke nenek. Panggil Om Andi untuk antar. Kamu nanti berangkat jam berapa?" Wejangan dan instruksi mama, membuat Nawa makin suntuk aja. Inginnya mama tidak setuju dan akan mengizinkan ya ke pada pihak sekolah.

Dengan berat hati dijawbnya semua instruksi mama, "iya ma aku siapkan semua, aku berangkat sekitar jam tiga, sama Reno, nanti dia jemput aku."

"Ya sudah. Hati-hati disana. Mama tutup dulu, acaranya mau mulai lagi"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Nawa langsung ambruk diatas kasur. Ditatapnya langit-langit kamar. Helaan-helaan nafas terdengar dari mulut Nawa. Pikiran Nawa melayang ke masa-masa saat dia masih giat-giatnya ikut jadi dewan penggalang Pramuka.

'Bukannya aku gak suka, cuma males aja.'batin Nawa.

Segera dia bangkit dari tempat tidur dan menyiapkan semuanya. Dia mencari di semua tempat barang yang dibutuhkan. Baju pramuka cadangan dari lemari kak dwi yang sudah tidak terpakai, celana coklat dan jaket dari lemari kak Troy, dan perlengkapan kepramukaan dari atas lemari nya. Barang - barang itu masih tersimpan rapi didalam kardus. Mulai dari tali Pramuka warna putih, pisau, pasak buat tenda, peluit kuning dan buku saku. Semua langsung berpindah ke dalam tas ransel Nawa.

Setelah sholat dzuhur, Nawa membaringkan tubuhnya di kasur. Mencoba untuk tidur. Tapi matanya tidak mau terpejam. Pikirannya mengelana ke mana-mana. Sudah berapa level game yang telah dia selesaikan tapi tetap belum bisa tidur.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Nawa sudah siap dengan ranselnya. Setelah tadi menyempatkan diri untuk sholat ashar. Di teras dia menunggu kedatangan Reno. Terlihat motor supra X hitam berhenti didepannya. Nawa seketika berdiri dari duduknya dan menghampiri sang pengemudi. Dipakainya helm merah yang sedari tadi dibawanya. Dengan isyarat dari sang pengemudi, nawa langsung naik keatas motor. Kemudian motor segera melesat.

***

#tunggu keseruan saat Nawa di perkemahan ya.

#jangan lupa likenya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!