Mon maf bila ada typohhhh!!
Pak Ghani keluar kelas setelah memberitahu bahwa Pak Zaki telah digantikan oleh guru baru. Semua pasang mata menatap ke depan. Dimana Geri tengah berdiri dengan cool di tengah-tengah depan kelas.
Kasak kusuk suara murid terdengar begitu ricuh ketika Geri membalikan tumit. Mengambil spidol lalu menuliskan namanya di white board.
GERI MAHARDIKA PUTRA
Tulisan nama itu begitu indah. Apalagi dengan yang mempunyai nama. Mungkin sebentar lagi Geri akan menjadi idola sekolah Garuda. Atau bahkan bakal menyandak status sebagai Pangeran Garuda.
Sementara Ghea, ia yang duduk paling depan hanya menundukan wajahnya saja. Matanya enggan sekali bertemu dengan mata Geri yang menusuk tajam.
"Siapa nama kamu?" Tepat, Geri berdiri dengan kedua tangan yang ia simpan di atas meja.
Meja Ghea.
Ah tambah lagi kan sialnya Ghea. Ia mendongak dengan gerakan pelan. "Oppa Kai nanya sama saya?" Ghea berbalik tanya. Dan kontan itu mendapat pelototan tajam dari Geri.
"Eh ... maksud saya, Bapak, nanya sama saya?" Ia tunjuk wajahnya sendiri dengan kerjapan mata pelan.
"Lalu saya tanya siapa lagi? Semua murid sudah memperkenalkan dirinya." Suara itu sangat tegas dan mengintimidasi Ghea.
Hah, sejak kapan semua murid sudah memperkenalkan diri? Kok Ghea gak ngeh dan gak sadar, ya? Apa selama itu Ghea berkelana dengan pikirannya yang jauh terbang entah kemana? Oh shit!
Ghea tatap wajah Geri lekat. Rahangnya yang sempurna, kedua bola mata abu-abu yang tajam mempesona. Bibir dengan lengkungan yang indah dan merah. Rambutnya hitam mengkilat dengan potongan gunting ala-ala boy band korea. Tubuhnya terlihat atletis walau dibalut dengan kemeja abu tua dan celana hitam formalnya. Jam mewah melingkar di pergelangan tangan kirinya. Satu kata untuk cowok itu. Perfect.
Semua murid sudah menguluum senyum dan rasanya ingin terbahak. Ghea, cewek selebor dengan tingkat PD yang luar biasa. Kini ia hanya diam tak berdaya.
Jentikan jari terlepas tepat ke depan wajah Ghea. Ia tergagap seketika. "Nama?" tanya Geri mengulang.
"Ghe-Ghea Virnafasya," suara itu terdengar lirih. Ah kenapa Ghea jadi seperti ini sih? Otaknya mendadak tumpul berhadapan dengan seorang guru yang sempurna kelewat parah abis. Saking parahnya mata Ghea siap menggelinding untuk dijadikan bola bekel.
Dan setelah sesi perkenalan itu, Geri mulai memberi materi dan tugas kelompok pada setiap murid. Terkecuali satu.
"Gak bisa gitu dong, Pak. Ish ... masa saya gak ada kelompoknya. Gak adil banget sih, Pak Limin-ho," protes Ghea dengan memotong kata nama di akhir kalimatnya.
Tak mengidahkan, Geri membagi materi pada setiap kelompok. Ghea memberengut. Ia bersedekap. Niat banget tuh guru balas dendam sama gue.
**
"Jadi itu cowok yang loe tabrak dan tak sengaja loe tindiih?" Ocy bertanya dan Ghea menganggukan kepala sebagai bentuk jawabannya.
Saat ini Ghea dan Ocy sedang berada di kantin. Ocy dan Ghea yang memang berbeda kelas. Jadi Ocy tidak tahu bentuk wali kelas Ghea yang baru seperti apa.
"Terus mukanya kena siram sama minuman loe?" Ghea mengangguk lagi dengan wajah yang masam. Hah, bagaimana tidak masam, cewek itu tidak diberi kelompok oleh Geri. Dan malah membiarkannya mengerjakan tugasnya sendiri.
menyebalkan extra sial!
"Terus-terus?"
"Ya gak ada terusannya, dodol. Tapi tuh guru gantengnya udah kaya Kai member Exo, Cy. Demen gue tuh yang kek begituan. Andai dia belum punya cewek. Gue mau kali jadi calon istrinya," kata Ghea dengan wajah yang so imut dan udah persis banget kaya marmut.
Ocy hanya menganggukkan kepalanya. Ocy menganggap jika otak temannya ini sudah tidak waras. Mana ada murid pacaran sama gurunya?
"Loe udah lihat belum sih mukanya, btw?"
"Noh." Ocy menunjuk seseorang dengan dagunya. Seseorang yang tengah berjalan tegap di koridor sekolah.
"Apa?" tanya Ghea tidak mengerti. Satu suap bakso masuk ke dalam mulutnya.
"Itu bukan wali kelas baru loe?"
Spontan kepala Ghea menoleh. Mengarahkan pandangannya mengikuti pandangan Ocy. Dan detik itu juga, Ghea tersedak. Untung saja bukan bakso sebesar bola kasti yang Ghea telan. Kalau iya, bisa langsung oprasi kerongkongan dia.
"Gak usah lebay napa, Ghe!"
"Gila ..." ujar Ghea ketika ia sudah melegut satu botol air mineral hingga tandas.
"Siapa yang gila? Elo?"
"Sintiing! Itu guru, tampannya gila banget. Tapi sayang killer abis dia." cecar Ghea. Tapi sudut bibirnya tertarik dengan membentuk lengkungan indah.
Fix Ghea udah suka sama guru baru itu. Masa bodo jika nantinya guru itu udah punya cewek atau istri sekali pun. Ghea bakal rela jadi istri keduanya.
Jam sekolah pun sudah selesai. Tapi ini kesialan lagi bagi Ghea karena cewek itu harus mencari bahan untuk materi yang diberikan guru baru itu. Mana dia gak ada kelompoknya lagi.
"Ahh ... kampreet emang itu guru. Kalau aja gak ganteng, udah gue bejek-bejek kali." Ghea berjalan di trotoar menuju halte. Mobil yang seharusnya menemani Ghea, kini telah disita sang Mama.
Eh tapi tunggu, biasanya Ghea akan selalu melawan jika Pak Ghani yang menghukumnya. Tapi kenapa saat Geri memberi materi seorang diri Ghea gak bisa berbuat apa-apa. Dan malah menerimanya dengan lapang dada. Ah apa Ghea memang sudah terhipnotis oleh ketampanannya?
Pletakk!
Hampir saja lupa jika tadi Ghea menendang krikil hingga terbang bebas entah kemana.
"Hei, sembarang kamu lempar saya dengan krikil ini."
TBC
Aowww agays... jan lupa like komen dan share ya ke sosial media kalian. wkwk
Rekomenin cerita ini sama temen-temen kalean juga.
Ajak noh, enya, babe sama babangnya buat baca cerita ini bareng-bareng.
Biar apa coba?
Biar kalau ketawa ada temennya. jadi gak disangka orang rada-rada ketawa sendiri.. wkwkwkwk (canda bro)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
ghea nya ceroboh banget ya...tp somplak...🤣🤣🤣
2022-08-25
0
𝐇iatus Selamanya ♡⃝◡̈
Perut aq sampai sakit bacanya
2022-02-06
1
🧸ηια•æ⃝᷍𝖒𖣤᭄ιиɑ͜͡✦
😂😂😂 sa ae thor kita ktwa bareng
2021-12-26
1