Ghea setengah berlari menuruni setiap anak tangga. Untung saja cewek selebor itu tidak terjatuh dan terguling-guling karena melangkahi dua anak tangga sekaligus.
Wow amazing!
"Mau kemana, Ghe? Papa mau ngomong sama kamu. Nanti besok malam kamu gak ada acara kan?" Jordan bertanya. Otomatis kaki Ghea langsung berhenti melangkah. Ia berbalik, "nanti aja, ya, Pa, ngomongnya. Aku mau ke luar dulu. Mau beli sesuatu. Bahaya ini kalau sampe telat belinya. Ya!"
Lantas setelah itu, kaki Ghea kembali melangkah cepat. Jordan yang tengah memangku laptop di sofa ruang tengah hanya bisa menggelengkan kepala saja melihat Ghea yang sedari dulu memang sangat susah sekali di atur.
"Anak itu. Mau kemana katanya, Pa?" Sora menghampiri Jordan dengan satu cangkir kopi di tangannya.
"Gak tahu!" Lalu Jordan menerima cangkir kopi itu setelah memindahkan laptopnya ke atas meja.
Di sini lah Ghea sekarang. Minimarket yang buka 24 jam. Mendorong pintu kaca, Ghea masuk ke dalam sana. Ia berjalan ke area tempat berbagai perlengkapan wanita. Untuk apa lagi kalau bukan untuk membeli something. Ya, sesuatu yang seharusnya Ghea menyediakannya di rumah sebelum tamu itu datang. Ini malah baru beli ketika sesuatu itu sudah merembes. Ah double sial.
Satu bungkus pembalut dengan warna oranye Ghea ambil. Sebelumnya, wajah Ghea celingukan ke kanan dan kiri. Takutnya ada cowok ganteng yang merhatiin Ghea dan malah jadi ilfeel lagi sama Ghea. Kan gak keren kalau ketahuan cowok, jika Ghea membeli pembalut.
Padahal mah pede aja kali, ya. Ah dasar Ghea, giliran masalah pembalut aja gak pede. Kalau masalah lari marathon di lapangan basket karena hukuman Pak Ghani, Ghea bukan pede lagi tapi lebih ke - bahagia karena katanya biar tebar pesona. Astaga.
"Ini aja, Mbak?" tanya seorang kasir yang berdiri di balik mejanya. Memakai seragam karyawan berwarna merah juga topi merah yang bertuliskan nama minimarket tersebut.
Ghea mengangguk. "Iya, Mbak!"
"Merk ini kalau beli dua gratis satu, Mbak," ujar kasir itu dengan senyum ramah hingga lesung pipinya terlihat jelas. Biasa promo JSM.
Ngomong-ngomong beruntung juga Ghea, kasirnya itu cewek. Kalau cowok, beuh ... udah kebakar tuh pipinya.
Ghea menggeleng, "satu aja, Mbak." Dan buruan kasih struk-nya. Keburu tembus nih gue. Tambahnya dalam hati.
Kasir itu mengangguk. Lalu memasukan barang yang Ghea beli tadi ke dalam kantung kresek berwarna putih.
Ghea terus mengumpat dalam hati saat struknya belum keluar. Ia sudah gelisah sambil mengetuk-ngetukkan kakinya berulang-ulang tanda Buruan dong woy!
"Mbak, itu di celana belakangnya kok merah? tembus itu, ya, mbak?" Nah kan bener, keburu merembes kan. Astaga.
Ghea berbalik. "Heuh." Dan sialnya orang yang ada di belakang Ghea itu adalah seorang cowok. Alamak ... malu abis Ghea. Rasanya Ghea ingin pindah planet saja kalau begini. Ia menolehkan kepalanya melihat apa yang berwarna merah di belakang celananya. Kalau Ghea sudah tahu si merah itu karena tamunya nongol. Tapi pura-pura gak tahu aja. Sedikit susah Ghea memutar kepala sambil tangannya menggeser-geserkan celana karena si merah itu tidak terjangkau oleh pandangan Ghea. "Apaan sih, Mas?" elak Ghea sewot. Sumpah Ghea malu.
"Itu loh celana belakangnya merah. Lagi dapet, ya, Mbak?" cibir si Mas-mas itu. Deng ... udah tahu malah nanya. Bisa gak sih gak usah disebutin dapet-nya!
Mas-mas tapi mulutnya udah kaya cabe mercon. Pedessss gila. Sumpah ah, Ghea ingin nyungseb aja ke dasar bumi ke tujuh. Mana sekarang di kasir itu sudah banyak orang-orang yang mengantri lagi.
Huaaa ... Ghea ingin menangis. Rasanya wajah Ghea sudah benar-benar terbakar dengan semua orang yang ikut menguluum senyum. Menertawakan Ghea.
Dan entah kenapa sih itu struk lama bener keluarnya. Pengen Ghea tabok aja jadinya tuh komputer.
"Ish ... gak usah dikatain juga kali, Mas!" cicit Ghea sebal. Lalu, "Berapa, Mbak? Lama banget, sumpah!" ujar Ghea sewot menatap si Mbak kasir. "Udah nih, Mbak, kalau ada lebihnya simpen aja dulu. Nanti kapan-kapan saya tagih lagi." Ghea merampas plastik putih yang isinya pembalut itu. Ia sudah terlalu lama menahan malu gara-gara si Mas-mas yang berdiri di belakangnya.
Si Mbak kasir sedikit heran dengan Ghea sembari menatap uang 20.000 yang cewek itu kasih. Lebih dari mana, yang ada itu kurang karena harga pembalut itu 28.000 dengan isi yang lebih banyak. "Mbak!" panggil si Mbak kasir. Tapi sayang Ghea sudah keburu mendorong pintu kaca. Walau Ghea sebenarnya dengar. Tapi rasa malu karena warna merah di belakang celananya itu membuat Ghea mematikan dulu urat malunya. Lagi juga, kenapa struknya lama ke luar?
Jadi siapa di sini yang salah?
"Kurangnya Mbak yang tadi berapa, Mbak?" tanya seorang pria sembari menyodorkan satu botol air mineral dingin ke kasir.
Sejenak kasir itu melongo. Menatap takjub pada cowok di depannya. Tapi tangan itu menerima botol air mineral. Aneh!
Astaga, untung saja itu iler gak ngeces.
"Mbak!" tegur cowok itu seketika membuyarkan lamunan si kasir.
"Eh, iya, Mas?" Gelagapan, Si Mbak kasir jadi tersipu sendiri. Sembari membenarkan topi yang tak seharusnya ia benarkan. Efek salah tingkah, mungkin.
"Struknya. Sama tadi cewek yang barusan ke luar, kurangnya berapa? Biar saya sekalian yang bayar." Ujar cowok itu mengambil dompet dari saku belakang celana jeansnya.
"Em ... totalnya 18.000, Mas. Sama Mbak yang tadi."
Lantas cowok itu mengambil dompetnya. Mengeluarkan uang 50.000. "Lebihnya ambil saja!" Kemudian cowok itu berlalu dengan cepat setelah menerima satu botol air mineralnya. Dan tak lupa si Mbak kasir mengucapkan terimakasih.
"Ini baru ada uang lebihnya!" cicit Si Mbak kasir tersenyum girang. Ia terlalu fokus sama wajah tampan cowok itu. Uh kok mirip Kai EXO sih. Benaknya berbicara.
TBC
Boleh rekomen dong buat visual Geri sama Ghea. Hikss bingung aku tuh mau pake visual yang mana. because pada keceh parah.. kalau Ghea nya gimana kalau pake visual othor gaje aja? wkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Somplak si ghea 😂😂😂
2023-01-18
0
bambang supriyadi
hi.. hii.. hii...
2022-02-27
0
Kiηg__ᴰ
bengek🤣
2022-01-02
1