Married With Teacher
Hai-hai sebelum membaca aku selalu ingatkan jangan lupa untuk like dan komen cerita othor gaje yang baru lagi.. Oke, happy reading!!!
Brakkk!
"Saya gak tahu harus bagaimana lagi kasih tahu kamu, Ghea. Kepala saya sudah tidak dapat berpikir secara normal lagi. Kamu--"
Pak Ghani, yang selalu mengirim surat cinta pada orang tua Ghea. Ya dalam artian bukan surat cinta beneran, melainkan surat undangan untuk orang tua Ghea bertamu ke ruang BP.
"Ya Allah, Pak. Kalau pikiran Bapak gak normal, harusnya bapak dirawat - di RSJ. Mau saya yang anterin, Pak?"
Dasar bocah gedek, itu yang ada dihadapan seorang guru BP yang tingkat killer-nya melebihi penyakit menular kaya HIV. Tapi masih aja berani menyela amarahnya. Gak waras!
Ya dia adalah Ghea Virnafasya, cewek cantik namun bangornya melebihi Doraemon yang kecebur got. Dia duduk santai dengan melipat kedua tangan di atas meja Pak Ghani - guru BP sekolah Garuda.
"GhEA!" teriak Pak Ghani sungguh geram.
"Apa, Bapak, sayang?" santai Ghea menyandarkan punggung pada sandaran kursi depan Pak Ghani.
Apa yang bisa Pak Ghani lakukan selain mengehala nafas sabar dan mengelus dadanya. Guru BP itu menggelengkan kepala tidak mengerti dengan kelakuan muridnya yang satu ini. Seolah Ghea tidak ada takut-takutnya dikeluarkan dari sekolah.
Beberapa jam sebelumnya.
Ghea berjalan mengedap di koridor sekolah. Jangan tanyakan kenapa. Karena telat datang sudah menjadi makanan sehari-hari Ghea. Dan pagi ini pun, sama.
Cewek itu ketahuan oleh seorang guru. Siapa lagi kalau bukan Pak Ghani yang lagi mengontrol semua siswa dan siswi yang takutnya masih ada yang kelayapan di luar kelas.
Dugaan Pak Ghani benar, seorang siswi sedang mengedap di koridor dengan kepala yang celingukan.
"Ghea!" tegur Pak Ghani.
"Kamu terlambat lagi?" tanyanya dengan wajah garang menghampiri sang murid.
"Kamu itu. Ikut Bapak ke ruang BP!" titahnya berjalan lebih dulu dari Ghea.
**
"Kenapa loe, Ghe, dapat surat cinta lagi dari Pak Ghani?" cibir Tama teman sekelas Ghea.
"Aneh deh gue, Tam. Kok Pak Ghani demen banget ya kasih surat cinta buat bokap gue. Padahal dia tahu kalau bokap gue udah married sama nyokap. Aneh gak menurut loe?"
"Dasar pea! Loe-nya aja yang gak nyadar, demen banget bikin Pak Ghani kesel. Sampai kapan loe bakal bikin dia naik darah terus?" Ghea terkekeh ketika Tama menoyor pelipisnya tanpa sungkan. Percayalah, kedua makhluk gak waras itu selalu saling melengkapi.
Ghea yang gak waras. Dan Tama yang selalu menyadarkan Ghea akan tingkah khilaf yang selalu Ghea perbuat.
"Nanti kalau gue udah dapet pangeran yang tampan bakal taubat. Gue bakal nurunin darah Pak Ghani yang tinggi."
Bagaimana tidak dibilang gak waras. Lihatlah ketika Tama menyadarkannya, Ghea selalu menghindarinya dari sejuta kalimat yang banyak faedahnya dari Tama.
Katanya kalau Tama sudah ceramah, kuping Ghea akan terasa panas. Gak waras emang kan cewek itu. Mungkin di kupingnya terlalu banyak saiton yang menggantung.
"Kasihan bokap loe, Ghe!" sahut Tama lagi. Ghea justru menyimpan tangannya di kening Tama, seolah cewek itu tengah mengecek suhu tubuh sang sahabat. "Loe gak panas kok, Tam. Masih normal-normal aja," ucap Ghea yang langsung mendapat tatapan tajam Tama dan menyingkirkan tangan Ghea dari keningnya.
"Enggak, takutnya loe lagi sakit gitu. Kalau sakit kan gue bisa anter loe." Ghea menjeda. Ia turun dari duduknya di atas meja Tama.
Siaga satu.
"Anter loe ke rumah sakit jiwa. Hahaha ..." Tahu jika Tama akan mengejarnya. Ghea pun segera kabur dari kelas IPS dua. Kelas yang penuh dengan legenda. Legenda akan kenakalan Ghea.
"Loe yang gila, pea!" teriak Tama dari pintu kelas. Sedangkan Ghea, cewek itu sudah berlari jauh dari Tama. Dan tiba-tiba ...
Brukk!
Kontan tawa Tama membahana ketika melihat Ghea menubruk tubuh seorang guru yang sedang berjalan ke arahnya.
"******, loe, Ghe. Kualat loe sama gue!" Ledek Tama masih dengan tawanya.
Ghea memundurkan langkahnya, siap untuk kembali kabur lagi.
"Satu." Hitung cewek selebor itu dalam hati.
"Dua." Ia bergumam dengan mata terpejam.
"Kab--"
"Mau kemana kamu?" Pak Ghani menahan langkah Ghea dengan menarik kerah seragam cewek itu. "Kamu gak ada-"
"Bapak Ghani yang tampan, ganteng tapi tua. Maaf, gue - eh saya gak sengaja. Sumpah demi mendapatkan calon iman yang kaya Liminho deh, Pak. Saya gak sengaja," ucap Ghea memegang ujung seragam bawahnya yang ikut tertarik karena kerahnya ditarik Pak Ghani. Bahaya kan itu udel kalau kebuka. Aurat kan ya, nanti dikata india nyasar dari Bandung lagi sama Tama.
"Lari lapangan upacara seratus putaran! Sekarang! Gak ada penolakan! Kalau ngebantah, ditambah bersihin gudang pojok yang ada di belakang gedung aula! Mengerti?"
"Astaga naga, Bapak yakin mau hukum saya kaya gitu? Nanti muka saya yang kinclong kaya Dilalba Dilmurat gimana, Pak? Masya Alloh, Pak. Kalau hukum saya kaya gitu, mau Bapak saya kutuk jadi jelek. Eh ... tambah jelek, maksud saya?"
"GHEA!" Geram Pak Ghani yang sudah stadium akhir.
"Oke, Pak, oke. Ya Alloh ... nasib jadi cewek cantik kek gini amat ya. Bapak jangan terlalu ngefans sama saya makanya, Pak!"
"GHEA!"
"Iya, Pak, iya. Lepasin dulu napa kerah seragam saya. Ini udel saya udah kebuka, Pak. Takutnya dikira saya Katrina Khaif nyasar lagi. Kan tambah bahaya itu kala-"
"SE-KA-RANG!"
Pak Ghani pun melepas kerah baju Ghea. Membuat wajah cewek itu berubah memberung. "Bapak tanggung jawab sama skincare saya, ya, Pak!"
"Apa hubungannya?" tanya Pak Ghani setengah heran.
"Jelas ada lah, kan Bapak yang hukum saya lari lapangan. Kalau wajah saya berubah jadi dakocan, Bapak harus ganti skincare saya yang lebih mahal lagi!" Cerocos Ghea yang selalu tidak masuk akal. Membuat Pak Ghani harus lebih sabar menghadapi makhluk jenis cewek itu.
Ngomong-ngomong soal makhluk, Ghea itu makhluk jenis apa ya, kok selebor banget jadi cewek. Cantik iya, tapi gak terselip kata anggun sama sekali.
Ya iyalah, orang dia Ghea Virnafasya, bukan Anggun Lesmana.
"GHEA!"
"Bapak demen banget teriak-teriak, Pak. Nanti urat nadinya putus loh, Pak. Jangan teriak-teriak!" Ghea mendekatkan bibirnya pada telinga Pak Ghani, yang membuat Pak Ghani hera seketika. "Saya punya rahasia Bapak loh." Pak Ghani menoleh, tanda ia bertanya pada Ghea. Rahasia apa? Ghea mengangguk meyakinkan Pak Ghani.
"Apa?" Penasaran Pak Ghani.
"Rahasia ... kalau Bapak suka sama Bu Novi!" bisik Ghea pelan. Seolah jangan sampai ada yang tahu rahasianya Pak Ghani.
"GHEA!" sumpah demi apa pun itu, Pak Ghani sudah geram menghadapi anak didiknya yang satu ini.
Gak waras!
TBC
Uluh-uluh langsung tancap jempolnya yey...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
😂😂😂😂😂😂😂😂 astagfirullah
2023-01-18
0
Suzieqaisara Nazarudin
wkwkwk sumpah...ngakak habis aku,krem perut aku Thor...🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-12
0
Suzieqaisara Nazarudin
Waaahhj pasti Tama cinta terpendam NIH...🤭🤭😅😅😜
2022-10-12
0