Pagi hari menjelang siang. Lian sudah berada di dalam mobil sportnya dan siap meluncur ke rumah Yumna. Setelah beberapa menit tibalah dia di sana. Kemudian dia berjalan masuk ke dalam halaman rumah Yumna yang begitu indah walau tampak sederhana. Lian memandang sekeliling karena rumah tersebut terlihat sepi. Sejurus pandangannya mengarah ke restoran yang berada di sebelah rumah Yumna. Restoran itu masih tutup. Lian hanya dapat memandangnya dari jauh.
Sesaat kemudian bu Afni keluar dari dalam rumahnya. Namun langkahnya terhenti ketika dia melihat seorang pria seumuran anaknya tengah serius memandang sekitaran tempat tinggalnya. Bu Afni mencoba mendekati dengan langkah hati hati.
"Permisi,, maaf ada yang bisa saya bantu??" ucap bu Afni dari arah belakang Lian. Lian menoleh ke belakang dengan cepat. Dan, betapa bahagianya dia, ketika orang yang menegurnya adalah bu Afni, ibu kandung Yumna yang sudah dianggapnya sebagai ibunya sendiri. Namun, tidak dengan bu Afni yang masih terlihat bertanya tanya siapa anak muda yang ada di depannya.
Lian tersenyum lebar. Dia segera mendekati bu Afni kemudian mengambil punggung tangannya dan menciumnya.
"Tante! Ya ampun Tante, akhirnya kita ketemu kembali. Tante bagaimana kabarnya??" tanya Lian sumringah tak menentu.
"Maaf, Nak. Kamu siapa? Apa Yumna pernah membawamu kemari? Kok tante gak ingat ya,, kamu teman kuliahnya Yumna, kan?" bu Afni masih tampak bingung. Sementara Lian terlihat masih cegegesan.
"Heehee.. Maaf Tan, aku bukan teman kuliahnya Yumna!! Tante gak ingat aku ya?"
"Hmmm.. siapa ya??" bu Afni memandang serius wajah Lian. Mencoba mengenali wajah itu.
"Aku ... Lian, Tante!! Teman masa kecil Yumna!!" ucap Lian pasti.
Bu Afni tercengang. Merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mendengar pengakuan Lian. Bu Afni tampak tersenyum bahagia. Dia menghela nafas dalam.
"Lian!"
Lian mengangguk semangat. Bu Afni langsung memegang pundak Lian. Ia tak percaya kalau pagi itu ia akan bertemu dengan orang yang telah lama tidak bersua dengannya.
"Ya, ampuuuun.. Lian!! Kamu kah ini, Nak?? Oh, Tuhan! Ternyata kamu sudah sedewasa ini, Tante benar benar gak menyangka!!"
"Iya dong, Tante!" sahut Lian antusias.
"Dari mana kamu, Nak? Pagi pagi begini sudah tiba di sini, ayo kita masuk ke dalam, ayo.. Nak!!" ajak bu Afni.
"Hmmm.. gak usah Tante, di sini aja!! Aku kemari cuma ingin lihat bagaimana keadaan Tante dan ...." Ucapan Lian terhenti. Ia tampak ragu melanjutkan kata katanya. Bu Afni menaikkan satu alisnya, seakan mengetahui apa yang ingin Lian katakan.
"Yumna maksud kamu??" sambung bu Afni yang membuat Lian tersenyum malu.
"Heehee, iya Tante, Tante tau aja!!"
"Ya, tau dong. Masa sih Tante gak tau kamu kemari mau menemui siapa!!"
Sejenak mereka diam sesaat. Kemudian bu Afni memberitahukan keberadaan Yumna.
"Tapi, Yumna sudah pergi ke kampusnya satu jam yang lalu,, coba deh kamu ke kampusnya, atau entar aja kamu kembali lagi saat Yumna pulang kuliah, biasanya siang hari dia sudah pulang untuk membantu tante membuka Cafe."
"Ohh,, gitu ya, Tan!! Ya udah gak pa'pa Tante, aku akan coba susul Yumna ke kampusnya."
"Hmm.. segitu ngebetnya kamu ingin menemuinya ya ... kamu kangen atau penasaran nih sama Yumna," goda bu Afni.
Lian tersenyum malu. Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Dua duanya mungkin Tante!! He he," akunya cengegesan.
Bu Afni pun tertawa mendengar pengakuan Lian.
"Yumna juga pasti kaget liat kamu sudah menjadi laki laki tampan seperti ini."
"Ahh, Tante bisa aja! Dan aku juga yakin pasti anak Tante sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik sama cantiknya seperti Tante," ucap Lian membalas godaan bu Afni.
"Ah, kamu ini!! Bisa bisanya membalas gurauan Tante, gak berubah kamu dari dulu yaa,, pintar banget ngerayu, pantes aja Yumna gak bisa lupa dengan semua kenangan bersama kamu."
Lian terkekeh mendengar ucapan bu Afni. Untuk beberapa saat, mereka diam sejenak.
"Apa Yumna selama ini merindukan aku, Tan?? Sama seperti aku merindukan dirinya?" Lian bertanya dengan hati-hati.
"Iya, dia terus merindukan kamu. Setiap hari dia bertanya tentang kamu. Membuat kepala Tante seperti mau pecah!!" ketus bu Afni.
Senyum sumringah kembali tergambar di wajah Lian. Baginya ucapan bu Afni tadi membuat hatinya seakan berbunga kembali. Dia kira Yumna sudah melupakan dirinya selama lima belas tahun ini.
"Benarkah, Tan? Kalau begitu aku permisi dulu, aku ingin menemuinya," ucap Lian tidak sabar.
"Ohh, ya sudah! Tapi kamu harus janji lain waktu main kemari lagi. Entar tante masakin makanan kesukaan kamu!!" janji Bu Afni.
"Pasti Tante!! Aku pasti akan sering main-main kemari! Terima kasih Tante, terima kasih."
Lian kembali mengambil punggung tangan bu Afni dan menciumnya. Kemudian dia beranjak menuju mobil. Lian melambaikan tangan saat sudah berada di dalam mobil. Bu Afni membalas lambaian tangannya. Mobil itu kemudian meluncur. Menjauhi ibu Yumna yang masih berdiri tegak.
Bu Afni memandang mobil Lian hingga hilang dari pandangan matanya. Namun, sesaat kemudian, pikirannya meracau. Ada banyak mahasiswi di kampus itu. Bagaimana bisa Lian mengetahui yang mana Yumna kalau dia sama sekali belum pernah bertemu kembali dalam waktu lima belas tahun ini. Bahkan Lian tidak meminta dirinya untuk memperlihatkan foto Yumna yang sekarang.
"Hah!" Bu Afni menghembuskan nafas panjang.
*****
Di kampus,
"Oke, hari ini teori kita selesai, jika ada pertanyaan silahkan bertanya, jika tidak ada, pembelajaran hari ini kita bubarkan dan sampai bertemu kembali, semoga ujian kalian nanti berjalan lancar," seru Dosen kampus yang saat itu mengajar di kelas Yumna.
Kemudian Yumna dan teman teman yang lainnya bersiap untuk keluar kelas, tidak terkecuali ketiga sahabatnya yang lain. Firly mendekati Yumna, dan disusul oleh Raras dan Karin.
"Yumna, entar malam kamu datangkan ke acara ulang tahunku?" tanya Firly.
"Ya, pasti dong, Fir!! Masa sih aku gak datang ke ultahnya teman aku yang imyyuuutt ini!" balas Yumna sambil mencubit paksa pipi Firly.
"Aw!" teriak Firly sambil memegang pipinya yang ditarik oleh Yumna.
"Ya, aku takut aja kalo kamu gak datang ke acara aku karna harus jaga restoran Ibu kamu," ucap Firly lagi.
"Gak kok, Fir!! Hari ini aku izin sama Ibuku, ingin menghadiri ultahmu, Ibuku mengizinkan, malah Ibu bilang, aku memang harus datang ke acara temanku yang centil ini, dan Ibu bilang hari ini cafe tutup dulu sampe besok karena Ibu mau istirahat," jelas Yumna.
"Syukur deh kalo begitu," ucap Firly lega.
"Jadi, entar malam kamu aku jemput ya.." tawar Raras kepada Yumna.
"Harus dong," seru Yumna antusias.
"Ya udah yuk, kita keluar," ajak Karin.
"Yuk," seru mereka bersamaan.
Beberapa langkah saat mereka keluar kelas, tampak kerumunan mahasiswi mengelilingi seorang laki-laki tinggi, tampan dan sangat berwibawa. Laki-laki itu baru saja turun dari mobil sportnya, namun para gadis kampus sudah mendekatinya. Laki-laki itu bernama Lian. Lian membuka kacamatanya, kemudian tersenyum pada gadis gadis yang terlihat kagum pada ketampanan dan kewibawaannya.
Apakah di antara mereka ada yang bernama Yumna?!
Batin Lian.
Matanya tampak mencari-cari seseorang yang ingin dia temui. Untuk saat ini, dia berniat menemui Pak Rafli dulu, dosen di kampus itu, karena Lian sudah mulai akrab dengannya. Lian ingin menanyakan di mana orang yang ingin dia temui. Namun, para gadis itu menghalangi pandangannya. Dia berjalan pelan, tapi tetap saja gadis gadis tersebut tidak mau berlalu dari dirinya. Ini membuat dia kesusahan dalam melangkah.
Sementara itu, langkah Yumna dan ketiga temannya terhenti ketika melihat kerumunan orang orang itu dari kejauhan. Mereka tampak terheran melihat apa yang terjadi.
"Ada apa tuh??" ucap Raras.
"Gak tau!" kata Firly.
"Kok pada rame ya??" ucap Raras lagi.
Mereka berempat memperhatikan dari jauh dengan sangat serius. Sejurus kemudian gadis gadis itu membuka jalan untuk Lian berlalu. Dan, terlihatlah oleh Yumna dan ketiga temannya siapa orang yang dikerumuni para gadis itu. Yumna kaget bukan main. Mulutnya mangap tak karuan. Kemudian, dia menarik tangan ketiga temannya untuk sembunyi di salah satu sisi tembok penyangga gedung kampus.
"Hey, kenapa kita harus sembunyi??" tanya Karin bingung.
"Tau nih Yumna, kenapa sih? Apa kamu takut ketemu lagi ama laki-laki itu?" cetus Raras masih bingung.
"Ya, elaah Yumna!! Apa yang kamu takuti sih? Pria tampan seperti itu seharusnya kita dekati, bukannya malah dihindari!! Tuh, lihat!! Kita jadi kalah sama perempuan perempuan genit itu!!" ucap Firly ketus.
"Ssssttttt! Jangan berisik!! Entar dia tau kita ada di sini!!" Yumna menutup mulut Firly dengan paksa. Kemudian, dia mengeluarkan kepalanya sedikit dari tembok. Mengintip Lian. Lalu, menyembunyikan kepalanya lagi. Yumna menarik nafas panjang. Jantungnya serasa berdetak kencang. Entah itu karena dia belum siap bertemu dengan Lian saat ini, atau malah karena saking ingin bertemu dengannya, makanya tubuhnya menjadi gemetaran tak karuan.
Pak Rafli datang mendekati Lian yang terlihat masih diikuti oleh para gadis. Mereka sama sama melemparkan senyuman keakraban. Lalu, pak Rafli menatap tajam satu persatu wajah mahasiswi mahasiswi itu, seakan menyuruh mereka untuk pergi. Para mahasiswi itu pun mengerti akan maksud pak Rafli. Kemudian, mereka bubar satu persatu.
"Apa kabar, Lian. Maafkan kelakuan mereka tadi," ucap pak Rafli membuka percakapan.
"Kabar baik, Pak!! He ... he ... gak masalah kok Pak, mereka gak melakukan apa apa kok."
"Ohh, syukurlah kalau begitu. Kalau boleh tau, apa gerangan yang membuat kamu kemari??"
"Saya hanya mampir saja, Pak. Kebetulan tadi pas lewat jalan sini," Lian memberi alasan lain.
"Ohh,, begitu!!" ucap pak Rafli mencoba untuk memahami. Namun, dia bingung melihat kelakuan Lian yang tampak mencari cari sesuatu.
"Apaaa ... kamu ... mencari sesuatu??" tanya pak Rafli hati hati.
"Eeh, oh, iya! Saya ... saya ingin menemui seseorang, Pak!" ucap Lian terbata bata.
"Oh, ya, kalau boleh tau, siapa yang mau kamu temui, Lian?"
"Yumna, Pak!!" Lian keceplosan karena saking bersemangatnya. Setelah itu, dia kembali kaku.
"Yumna?? Yumna Syafira, kah??"
Wajah Lian sumringah ketika pak Rafli langsung menebak nama orang yang dimaksud olehnya. Itu berarti sebentar lagi dia akan segera menemui Yumna.
"He ... he ... iya Pak!! Apakah Bapak tahu dia di mana?"
"Hmmm, kalau gak salah dia baru saja keluar dari kelasnya, tadi saya baru mengajar di kelasnya."
Lian tersenyum lebar mendengar ucapan pak Rafli.
"Benarkah, Pak?? kalau begitu, di mana kelas Yumna??"
"Itu, di sana," pak Rafli menunjuk ke arah kelas yang ingin diketahui oleh Lian.
****
Sementara itu, Yumna tampak salah tingkah, melihat pak Rafli menunjuk ke arah kelasnya. Itu berarti Lian akan melewati jalur persembunyiannya. Entah apa yang dia rasakan sehingga dia tidak dapat menjumpai Lian saat ini. Jantungnya berdetak kencang ketika langkah Lian semakin mendekati keberadaannya. Yumna menutup wajah dengan kedua tangannya saat Lian hampir tiba di depannya.
Tapi, Oh! Lian melewatinya! Ternyata Lian tak menghiraukan keberadaannya sama sekali. Lian melanjutkan langkahnya ke arah kelas yang ditunjuk oleh pak Rafli tadi. Yumna terperanjat. Dia membuka wajahnya yang dia tutupi. Memandang Lian yang telah melangkah melewati dirinya dan teman temannya. Yumna diam. Tenggelam dalam lamunan.
"Hey, dia sudah berlalu. Ayo kita pergi dari sini!!" seru Karin sambil menarik tangan ketiga temannya.
Yumna terpaksa mengikuti langkah Karin. Dalam langkah setengah berlari ia menoleh ke belakang. Melihat Lian dari kejauhan yang sedang masuk ke kelasnya. Dengan tangan yang masih ditarik oleh Karin, Yumna mendesah. Bergumam dalam hati dengan perasaan kecewa.
Apakah dia tidak mengingatku? Apakah dia kemari bukan untuk mencariku? Lalu kenapa dia menuju kelasku? Apa yang diinginkannya saat ini? Apakah memang benar dia tidak merindukanku sama sekali?
Batin Yumna bergejolak.
Sementara itu, Lian telah tiba di depan kelas Yumna. Namun, dia tak menemui seorang pun di sana. Lian terlihat kecewa. Kali ini dia kembali tidak menemui orang yang dicarinya. Lian menghela nafas panjang, kemudian berbalik ingin kembali. Langkahnya tak sengaja terhadang oleh seorang laki-laki yang sama tinggi dengan dirinya. Juna, teman satu kampus Yumna, mencoba mencari tahu siapa orang yang berada di depannya.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu??" tanya Juna.
"Saya sedang mencari seseorang, tapi dia sudah tidak ada di sini, mungkin sudah pulang," balas Lian kecewa.
"Oh, ya? Kalau boleh tahu siapa orang yang ingin kamu temui? Mungkin besok bisa saya sampaikan!"
"Sa ... saya mencari perempuan yang bernama, Yumna."
"Yumna? Yumna Syafira kah??"
"Iya! Kamu mengenalnya??"
Juna terkekeh.
"Jelas saya mengenalnya!" jawab Juna. Siapa yang tidak mengenal mahasiswi berprestasi seperti Yumna."
"Oh, Ya?!
"Tapi, dia sudah tidak ada di sini, mungkin sudah pulang dengan teman temannya," ucap Juna.
Lian diam sesaat. Dia gagal untuk menemui Yumna kali ini.
"Oke, kalau begitu terima kasih! Saya permisi dulu," pamit Lian.
"Oke! Nanti akan saya sampaikan kepadanya! Tapi kalo boleh tahu, kamu ini siapa? Dan ada perlu apa dengan Yumna," tanya Juna penasaran.
"Oh, saya hanya teman lamanya, saya hanya ingin menemuinya saja."
Jleb!
Juna terdiam. Seperti mencurigai sesuatu. Pikirannya melayang. Yumna pernah bercerita kepadanya tentang kepergian sahabat laki-lakinya yang sampai sekarang masih dia tunggu kehadirannya. Mungkinkah laki-laki ini yang dimaksud oleh Yumna?
"Saya pamit dulu!" ucap Lian. Beranjak pergi. Juna mengangguk pelan.
Baru beberapa langkah Lian berjalan, langkahnya terhenti ketika melihat foto Yumna terpampang di papan pengumuman kampus yang dibingkai kaca. Di sana tercatat beberapa prestasi Yumna yang sering membanggakan kampu, sehingga kampusnya memberikan penghargaan baginya.
Kedua kelopak mata Lian terbuka lebar. Menatap wanita yang ada di papan pengumuman tersebut. Teringat kembali pertemuannya dengan gadis yang ada di foto itu. Gadis yang kemarin tidak sengaja dia senggol hingga buku-buku yang dipegangnya jatuh ke lantai. Dan, Lian kaget bukan main ketika membaca nama gadis itu ....
"YUMNA SAFEERA!!"
_
_
_
( Bersambung... )
👉 Jangan lupa like + comment + favorite + and follow author ya para readers kesayangan. Agar author semakin semangat menulis karyanya. Terima kasih sudah mampir🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Evanafla
baru ngeuh kan
2021-05-17
0
Rohayati
seru juga jadi penasaran deh
2021-05-07
1
deinna Yuliyanthi
seru juga cerita yah bikin gereget🤭
2021-04-16
3