Jam ditangan Rose menunjukkan pukul 16.15 saat temannya datang, Sessy memang punya kebiasaan datang terlambat karna harus mengantar anaknya kerumah neneknya. Sebagai seorang single mom Sessy berusaha menghidupi anak semata wayangnya dan paling bisa mengandalkan Rose saat pergantian shift, Rose juga mengerti dengan keadaan Sessy.
"Nih, oleh-oleh buat Kennan." Rose menyodorkan sebuah plastik kecil
Sessy mendesah pelan lalu tersenyum "Thanks yah Rose, lo teman yang paling mengerti gue." ucap Sessy tulus
"Iya sama-sama. Lagian aku juga nggak tau harus ngapain kalo pulang cepat." ucap Rose sembari mengisi HPnya kedalam handbagnya "Yaudah kalo gitu aku pergi dulu yah. Semangat, ada produk baru tuh."
"Iya, skali lagi makasih yah." seru Sessy mengiringi kepergian Rose
Diluar mall Rose melirik isi dompetnya tanpa mengeluarkannya dari handbagnya, terlihat selembar uang 50 ribu dan 10ribuan dua lembar.
"Naik angkot aja ahh, kan nggak buru-buru juga. habis itu mampir kemini market beli mie instan." gumamnya pelan sambil memegang perutnya yang keroncongan karna lapar.
Rose hanya sarapan dirumah sebelum berangkat kerja dan melewati makan siang agar bisa berhemat, sorenya dia hanya akan makan mie instan dan pulang kerumah untuk beristirahat.
Sebisa mungkin Rose nggak mau menyentuh uang tabungan di ATMnya agar tabungannya bisa cepat terkumpul, untuk biaya sehari-hari Rose mengandalkan pemasukannya sebagai selebgram yang nggak terlalu terkenal, komisi endorse yang dia dapat dia cukup-cukupi untuk ongkosnya pulang pergi tempat kerja dan makan diluar.
Dari dalam mobil Danny melihat Rose berdiri didepan pintu masuk mall sambil melihat kedalam tasnya dan memegang perutnya, dia menyuruh supirnya mengikuti Rose saat Rose berjalan meninggalkan halaman mall. Tangan kirinya memegang plastik sedang berisi high heels yang dia pakai kerja tadi, memakai sendal biasa Rose berjalan meninggalkan mall tempatnya bekerja. Cukup jauh Rose berjalan meninggalkan mall, sekitar 20 menitan Danny membuntutinya dari belakang memakai mobil. Mobilnya berhenti saat Rose memasuki mini market.
"Slamat datang.. Ehh kak Rose.." sapa Joy saat Rose memasuki mini market
"Ehh Joy, shift malam yah?"
"Iya kak, barusan tukaran shift. Mie lagi yah?" tanya Joy sambil berjalan keluar dari tempat kasir
"Iya, seperti biasa. Temenin aku makan didepan yah." Rose mengambil satu cup mie instan yang nggak jauh dari meja kasir
Cepat-cepat Joy berlari kedalam gudang lalu keluar lagi sambil membawa makanan yang diisi dikotak makannya "Nih kak, kakak aku yang bikin."
Tanpa ragu Rose menerima dan mengintip isi didalam kotak makan itu "Kimchi?"
"Iya, kak Rose kan tau kakak aku hobi makanan korea. Jadi dia juga hobi bikinnya." jawab Joy lalu mengscan mie instant yang mau dibeli Rose
Joy membuka bungkusan mie instant Rose lalu menuangkan air panas didalam cup mie instant, Joy meninggalkan teman sesama kasirnya dan berjalan keluar bersama Rose. Mereka berdua duduk ditempat duduk yang disediakan didepan mini market.
"Kak.. Mulai besok kaka nggak perlu makan mie instant." ucap Joy dengan wajah berseri-seri
"Kenapa? Kamu bosan yah liat muka aku tiap hari?"
"Nggak kok, tapi tadi aku dapat tempat makan murah. Nggak jauh dari mall, mie ayam tujuh ribuan."
"Seriusan??"
"Iya.. Tadi teman aku ngajakin makan disitu, disitu juga jual nasi campur sama nasi kuning tujuh ribuan." lanjut Joy "Porsinya juga ngenyangin, daripada makan mie instant satu cup mana kenyang.."
"Besok tunjukkin yahh... Bisa banget dicoba.."
"Siap!!"
Rose membuka mie instantnya dan kimchi, wajahnya berseri begitu memakan kimchi pemberian Joy.
"Wah Joy, enak banget. Kakak kamu udah cocok buka restoran masakan korea kayaknya deh.." seru Rose lalu melahap makanan didepannya
"Ahh ka Rose bisa aja, kalo kakak aku denger dia pasti melayang deh."
Dari dalam mobil Danny terus memperhatikan Rose, tanpa sadar dia tersenyum melihat Rose makan dengan lahap. Dia penasaran dengan sosok cowok mudah didekat Rose, Danny mencari tau soal Rose dan yang dia tau adik Rose masih duduk dibangku kelas 3 SMA. Cowok didepan Rose juga masih terlihat mudah, terlihat berumur awal 20an atau belasan.
Selesai makan Rose terlihat berpamitan dengan cowok yang sedari tadi menemaninya makan, Danny kembali membuntuti Rose dari belakang. Sebuah mobil angkot berhenti saat dipanggil Rose. Sepanjang perjalanan Rose masih belum sadar dirinya dibuntuti, dia fokus dengan HPnya sambil menunggu sampai ditujuan.
"Baru segini, kapan bisa beli rumah yah? Kayaknya aku harus nyari kerja sampingan deh. Kasian papa mama harus kerja dari pagi sampe tengah malam, pulang kantor papa nemenin mama jualan lalapan. Penjualan juga menurun semenjak pandemi." Rose bergumam sambil melihat lahar HPNya. Dia mengecek saldo ATMnya secara online.
Turun dari angkot Rose berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah, langit sedang mendung saat itu. Jarak rumah Rose dari jalan besar cukup jauh, butuh waktu sekitar sepuluh menit jalan kaki. Rose lebih memilih jalan kali ketimbang naik ojek, seperti biasa, agar bisa menghemat.
Suara petir seketika bergemuruh dilangit diikuti derasnya hujan, Rose berlari menuju bekas warung yang sudah lama nggak dipakai.
Tenang Rose, tenang, ini hanya petir.. batin Rose sambil menyilangkan kedua tangannya didadanya
Rose akan mudah panik dan ketakutan saat hujan turun disertai petir, karna kejadian yang menimpanya terjadi saat yang sama. Saat dirumah hanya ada dia, Billy dan pamannya. Billy sedang tidur saat pamannya menjalankan aksi bejatnya itu, saat sedang tidur Rose tiba-tiba bisa merasakan ada tubuh yang menindihnya. Begitu dia membuka matanya, tangan pamannya cepat-cepat menutup mulutnya dengan paksa. Rose berusaha melawan, ingin berteriak namun mulutnya dibekap. Dia nyaris nggak bisa bernapas, disaksikan oleh hujan dan petir Rose kehilangan kesuciannya hari itu. Seminggu sebelum hari ulangtahunnya.
Semenjak hari itu Rose mengutuk pamannya, dia benar-benar membenci pamannya. Dia bahkan butuh waktu lama untuk bisa berbicara dengan lawan jenisnya selain ayahnya, mati-matian dia berpura-pura seolah nggak ada yang terjadi didepan orangtuanya. Semenjak kejadian itu juga Rose mulai sulit tidur, sering bermimpi buruk dan terbangun menangis bahkan terbangun dengan sakit hati yang benar-benar dalam hingga membuatnya ingin mati saja.
Suara petir kembali bergemuruh, Rose langsung mundur dan bersandar dipintu warung dan berjongkok. Jantungnya berdetak lebih cepat, tubuhnya mulai menggigil, Rose jadi was-was setiap ada orang yang lewat menggunakan payung.
Ayo Rose, jangan biarkan ketakutan itu menguasai pikiran kamu!! Bathin Rose berusaha menguatkan dirinya sendiri
"Rose. Kamu nggak apa-apa?" suara berat seorang pria tiba-tiba terdengar
Tamparan keras tiba-tiba seakan menyambar jantung Rose, suara dan pertanyaan itu sama persis seperti yang diucapkan pamannya setahun setelah kejadian, pamannya menyapanya seakan tanpa dosa. Seakan nggak ada yang pernah terjadi sebelumnya.
Semua mendadak gelap, tubuh Rose ambruk kelantai. Tekanan dan rasa takutnya benar-benar nggak dapat dia kontrol, tubuhnya lemas seketika.
"Rose!!!! Bangun.." samar-samar Rose bisa mendengar suara memanggil-manggil namanya
Ingin rasanya Rose bangun dan berlari menjauh, namun kali ini tubuhnya nggak menurut.
Aku lelah, aku benci semua ini. Panggil saja aku yah Tuhan, buat apa hidup dalam kegelapan masa lalu. Bertahun-tahun sudah aku mencoba hidup normal, mencoba memaafkan laki-laki sialan itu, tapi nggak bisa. Angkat saja nyawaku!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Gerungan Morgan
asikkkk
2020-11-12
1
Ali
lanjuuutttt
2020-11-06
1
Jumainah
lanjut thor
2020-11-06
2