Sepanjang perjalanan balik kelokasi tenda teman-temannya Rose berpikir, jelas-jelas yang dia temui tadi manusia. Karna kalo hantu nggak mungkin bisa dia pegang.
"Masa iya hantu seganteng itu, bisa dipegang pula. Apa aku yang udah mulai halu? Ahh sebodoh ahhh.. Mudahan hantu beneran dehh, jadi aku nggak perlu ngerasa berdosa udah ninggalin dia disitu." Rose mulai mengoceh sendiri
"Rose, lo kayaknya udah mulai stress dehh.. Tadi bilang ketemu cowok, skarang ngoceh-ngoceh sendiri.." ejek Daniar dengan nafas ngos-ngosan karna berlari
"Diam kamu, aku nggak halu."
"Atau jangan-jangan lo mulai stress karna nggak pernah pacaran???" seru Daniar lagi dengan wajah prihatin
"Niaarrr, diamm ahhh. aku serius, aku nggak halu."
"Umur 21 tahun dan lo sama sekali belum pernah ada hubungan apa-apa sama cowok. Fix! Gue harus cariin jodoh buat lo! Secepatnya!!!"
"Kamu ngomong lagi aku tinggal nih.. Kamu kan tau lari ku kencang, biar kamu dibawah hantu.."
Secepat kilat Daniar langsung menempel pada Rose, tangannya mencengkram kuat tangan Rose "Jangan dong, gue belum pernah ***-***. Gue bisa jadi hantu paling nyeremin loh karna mati prawan.." ucap Daniar sambil terkekeh
"Emang kamu masih prawan??" tanya Rose mengejek
"Roseee!!! Iyalahhh, pengalaman pacaran gue banyak, tapi yang dibawah sini masih disegel!!" seru Daniar sambil menunjuk kebawah
"Iya dehhh.. Dijaga baik-baik tuh segelnya.."
Rose dan Daniar berjalan santai balik ke tenda tempat teman-teman mereka menunggu. Pikiran Rose masih terus terngiang dengan Danny, cowok yang dia temui diatas puncak tadi. Namun entah mengapa sosok itu nggak ada saat dicari. Lokasi para pendaki yang mau naik atau turun hanya leway dikemah tempat Rose tadi, tapi sosok Danny sama sekali nggak terlihat.
Setelah menghabiskan satu malam ditenda, keesokan harinya mereka bersiap untuk kembali kebawah. Rose juga harus bersiap kembali keJakarta, cutinya akan segera habis.
"Ehh Rose, lo liat cowok yang disana nggak?" tunjuk Daniar sambil memasukkan barang bawaannya kedalam ransel
Mata Rose tertujuh kecowok yang dimaksud Daniar, cowok berambut gondrong sebahu memakai kupluk hitam dan sedang memegang termos minuman.
"Kenapa emangnya?" tanya Rose dengan wajah nggak tertarik
"Dia nanyain lo tuh. Dia minta nomor WA lo."
"Trus lo kasih??"
Daniar mengangguk dengan wajah nggak berdosa
"Niar!!! Tegah banget kamu! Aku bakal ganti WA dan nggak akan ngasih tau kamu."
Daniar terkekeh geli "Nggak kok, gue bohong. Lagian nggak enak nomor hape gue kalo lo blokir lagi."
"Nah, itu kamu tau."
"Lagian Rose, kenapa sih kayaknya lo nggak suka dideketin cowok? Lo nggak nyesel masa mudah lo nggak ada kenangan pacaran gitu??"
"Aku belum suka aja, Ni. Lagian pacaran atau nikah itu kan bukan lomba, bukan target yang harus dikejar. Kalo aku udah siap yahh pasti ku kenalin ke kamu."
"Iyaa dehh, pokoknya gue harus jadi orang pertama yang lo kenalin!!"
"Siap boss!!"
Rose dan keenam temannya mulai perjalanan turun kebawah, sepanjang perjalanan mereka warnai dengan tawa. Meski sesekali Dante melarang mereka terlalu ribut, yang paling kocak Gugun, mulutnya seperti tersiksa kalo nggak berbicara. Apalagi kalo semua sudah mulai diam, dia akan mulai berbicara hal yang membuat temannya akan tertawa terbahak-bahak.
"Ehh Dan, istirahat dulu disini. Capek nih." Seru Daniar. Nafasnya terdengar berat.
"Oke, kita istirahat lima menit. Jangan kelamaan. Otot-otot kita bisa jadi malas."
Rose langsung duduk disebuah batu besar sambil memanjangkan kakinya, dia mengeluarkan air putih dari ranselnya. Daniar masih asyik mengobrol dengan Hamdi dan Rina pacarnya, pembicaraan mereka tampak asyik. Mereka sesekali cekikikan, takut tertawa karna pasti akan kena semprot Dante lagi. Gugun membantu Popy mengatur carrier/ranselnya yang terasa longgar.
Masih terngiang dalam pikiran Rose soal Danny, dia terus menerus meyakinkan pria yang dia temui dipuncak bukanlah manusia tapi hantu penunggu gunung, tapi pikirannya masih tetap terganggu.
"Nih.." Dante menyodorkan sepotong roti pada Rose
"Makasih." ucap Rose tulus
Dante kemudian duduk disebelah Rose sambil memakan rotinya.
"Dan, menurutmu penunggu digunung itu beneran ada?" tanya Rose penasaran
"Lo percaya?"
"Yah percaya nggak percaya sih."
"Gue pribadi percaya, karna hal mistis itu menurut gue hanya terjadi pada yang percaya. Kalo nggak percaya sih santai aja, nggak pernah liat juga kan??"
Pernah, tapi hantu yang kutemui ganteng! Bathin Rose
"Nggak, aku nggak pernah liat yang beneran. Kalo difilm sih sering."
Rose dan Dante tertawa pelan bersamaan.
"Oke guys, waktu istirahat habis." Seru Dante diikuti gerakan teman-temannya untuk bersiap melanjutkan perjalanan mereka
Begitu tiba dipos terakhir mereka disambut keramaian pendaki-pendaki lainnya, ada yang belum lama sampai dan ada yang baru mau mendaki naik keatas. Ditengah-tengah keramaian Rose melihat sosok yang dia kenali, Danny. Langkahnya dia percepat bermaksud mengejar Danny, namun karna terlalu banyak orang Rose kesusahan berdesak-desakan. Matanya masih bisa melihat kupluk hitam dengan corak yang sama dengan yang dipakai Danny.
Dari belakang Daniar mengejarnya.
"Duhh.. Kenapa sebanyak ini sih orang-orang mendaki hari ini." Rose memprotes kesal sambil menerobos kerumunan orang-orang disana "Aku harus pastiin, yang ku temuin diatas itu orang atau setan!" lanjutnya bertekad
Tiba dipenghujung keramaian Rose dengan cepat berlari dan menabrak pria yang dia tuju, tubuh mungilnya menabrak pria yang memakai kupluk hitam itu. Beruntung mereka berdua nggak terjatuh, mereka jadi pusat perhatian selama beberapa detik lalu kembali diacuhkan.
"Danny!!!" seru Rose
Cowok itu berbalik, terlihat jelas wajah yang berbedah dengan janggut tipis pendek "Maaf, kayaknya kamu salah orang." ucap pria tadi lalu buru-buru pergi seperti sedang mengejar orang lain
Rose mematung saat melihat wajah pria tadi, salah orang! Dia jadi yakin kejiwaannya sudah benar-benar terganggu, dia merasa dia mulai berhalusinasi menemui sosok yang sebenarnya nggak ada.
"Rose." Daniar menepuk pundak Rose "Lo kenapa??"
"Eh, Ni." kata Rose tersadar dari pikirannya sendiri "Nggak, tadi aku kira itu Dante. Jadi ku kejar." jawab Rose memanfaatkan kesamaan warna kupluk yang dipakao Danny dan Dante
"Dante kan tepat dibelakang lo. Tuh kan Rose, lo udah mulai nggak fokus.."
"Iya yah? mungkin aku capek sama kekurangan cairan kali yah Ni, kita cari teman-teman yang lain yuk."
Daniar mengangguk terpaksa, dia sadar temannya itu sedang nggak stabil. Mereka sudah berteman sejak SD kelas 5 sampai sekarang, Daniar nggak tau apa alasan perubahan Rose. Yang dia ingat perubahan Rose terjadi sejak mereka berdua duduk dibangku SMP, orangtua Rose juga memohon agar Daniar biar terus menemani Rose dan membantu agar Rose bisa berubah. Namun Rose tetap sama, nggak ada satupun yang tau alasan dibalik sifat Rose.
Mereka semua langsung meninggalkan pos pendakian dan kembali kekota, liburan sudah selesai, pekerjaan sudah menanti mereka diJakarta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Shire Perubahan s
ketemunya di lombok waktu mendaki di gunung rinjani jadi makin penasaran
2021-03-06
1
Gerungan Morgan
next
2020-11-12
0
Kevin Marcelino
Next
2020-11-09
1