Hiruk-pikuk Jakarta menyambut hari pertama Rose kembali bekerja, pagi itu Rose berangkat kerja menggunakan ojek online karna motornya mogok lagi. Motor Rose memang sudah tua, dia membelinya seharga tiga juta dari teman ayahnya. Sayangnya kualitas motor dan harganya sama, nggak bisa diharapkan bagus. Motor sering mati sendiri, kadang Rose harus mendorong motornya saat dia berhenti di lampu lalu lintas karna saat lampu merah dia menghentikan motornya dan bersamaan motornya mati dan sulit untuk dinyalakan kembali.
Hidup Rose harus serba hemat karna dia harus menabung agar bisa membelikan rumah untuk orangtuanya, saat ini mereka hanya mengontrak rumah berisi dua kamar. Yang artinya dia harus berbagi kamar dengan adik lelakinya, kadang kalo mereka bertengkar Rose akan dengan sengaja menyiram kasur Billy adiknya agar Billy pergi tidur dengan kedua orangtuanya.
Bisa liburan ke NTB dan mendaki bersama teman-temannya saja Rose harus berpikir selama sebulan untuk menyentuh uang tabungannya, Daniar yang berasal dari keluarga tajir melintir juga memberikan tiket kembali ke Jakarta. Awalnya Daniar memaksa Rose nggak perlu mengeluarkan uang sama sekali, tapi karna merasa nggak enak selalu merepotkan temannya itu Rose hanya mengiyakan tiket pergi saja yang dibelo Daniar.
"Pak cepetan dong, saya harus ngabsen pake finger print pak." Seru Rose sambil melongok kedepan berusaha melihat jalanan didepannya
"Ini udah cepat neng, jalanan juga lumayan rame." sahut bapak ojek
Rose merasakan air mendarat dipipinya "Wah hujan yah?" seru Rose
Bapak ojek didepannya melongok keatas "Nggak kok neng." katanya sambil memiringkan kepalanya agar Rose mendengar suaranya dengan jelas
Pipi dan kening Rose kembali ditimpa air, melihat asal air yang menimpanya Rose merinding "Pak, kalo ngomong nggak usah pake kuah kaliii!!" serunya
"Kuah apaan neng? saya tadi makan jengkol neng, nggak pake kuah."
"Yah Ampun, dosa apa aku ini!" umpat Rose dengan kepolosan bapak ojek didepannya "Iya deh pak, fokus aja kedepan. Nggak usah dibuka lagi mulutnya."
Mata Rose sesekali melihat kejam ditangannya, dia bekerja sebagai SPG produk kecantikan dan ditempatkan disalah satu mall terbesar diJakarta. Hari pertama setelah cuti Rose mendapat shift pagi, dan bossnya paling nggak bisa mentoleransi jika dia sampai terlambat. Terlebih semenjak masa pandemi covid19 penjualan Rose sedikit menurun, dia cukup kesulitan menjual produknya karna kebanyakan customer enggan berinteraksi dengannya. Pelanggan juga sedikit yang mau mencoba tester make up yang diberikan Rose.
"Roseee!!!" seru seorang cewek begitu melihat Rose lari menggunakan high heels masuk kedalam counter kosmetiknya
Kepala Rose menoleh keasal suara "Bentar aja ngomongnya, gue harus ngabsen." serunya sambil menyalakan alat finger printnya
Naura cewek yang memanggilnya tadi berjalan mendatangi counter kosmetik Rose "Lo tadi dicari bu Ita."
"Mampuss!!" pekik Rose "Trus.. truss kamu bilang apa?"
"Yahh lo kan tau betapa nyereminnya boss lo itu, gue bilang aja nggak tau. Takut gue kalo mau bohong Rose, tuh janda tua kayaknya ada ilmu membaca pikiran dehh Rose." jawab Naura setengah berbisik
Rose mendesah sambil merapihkan rambutnya "Sebodoh ahh, aku juga tadi apes banget kena semprot kuah sama ojeknya. Mudah-mudahan aja dia nggak positif covid dahh."
"Kuahh???" Ulang Naura sambil melihat kebawah. Pikiran mesum Naura muncul.
"Wah sialan kamu, pikirin apa kamu?! Maksud aku bapaknya ngomong nggak pakai masker, jadi liurnya kena ke aku."
"Ohh gitu, makanya ngomong dijelasin. Lo kan tau pikiran gue ini paling sensitif kalo yang begituan." Naura terkekeh geli
Rose memakai Face shieldnya sambil melihat kecermin didepannya "Balik sana, bu Ita arah jam sembilan." kata Rose sedikit berbisik
Naura nggak berani melihat kearah yang dimaksud Rose dan berpura-pura berjalan pergi meninggalkan Rose "Bisa kena semprot gue kalo bu Ita ngaduin gue ke agensi gue." umpatnya pelan
"Rose, tumben kamu belum standby 20 menit sebelum shift kamu." Ita meletakkan beberapa lembar kertas diatas etalase pajangan kosmetik
"Pagi bu, tadi aku naik ojek dan bapaknya bawa motor takut cepat, harus sesuai SOP katanya." jawab Rose mengarang soal SOP
"Oh gitu." ucap Ita tanpa melihat Rose, matanya sibuk melihat kertas didepannya
Tumben bu ita nggak ngomel-ngomel. Rose membathin
"Ini Rose, daftar produk baru dan daftar stock yang akan masuk sebentar. Usahakan habis terjual yah. Meski kita lagi dalam masa pandemi tapi jangan jadikan alasan penjualan menurun."
"Siap bu."
Nggak berbicara banyak bu Ita langsung pamit kembali kekantor, Rose nggak menyangka hari ini dia nggak kena semprot dengan segala macam kata-kata mutiara bu Ita agar dia semangat berjualan sekaligus mengkritik kesalahan-kesalahan kecilnya dan membanding-bandingkannya dengan SPG lain.
Perhatian tertujuh pada lima orang pria ber'jas hitam dan biru yang berjalan menuruni eskalator yang saat itu dalam perbaikan. Mereka terlihat sibuk membicarakan sesuatu sambil terus berjalan kebawah, Rose kembali melihat kecermin memastikan pakaiannya sudah rapi dan make upnya nggak ada yang menor. Namun pandangan Rose kembali fokus kewajah salah satu pria yang memakai jas, semakin dekat dia dapat melihat wajah pria itu dengan jelas. Begitu berjalan tepat akan melewati counter tempat produk Rose peia itu melihat Rose. Langkahnya terhenti, diikuti keempat pria lainnya yang berjalan beriringan dengannya.
Dua pasang mata Rose dan pria itu bertemu, mereka sama-sama diam. Pria itu kemudian melangkah mendekati Rose diikuti tatapan heran hari empat pria dibelakangnya.
Danny!!!! Iya gue yakin dia cowok yang gue temui dipuncak gunung!! seru Rose dalam hati
"Kancing kamu." ucap Danny
"Yah??" Rose nggak mengerti maksud Danny barusan melihat kearah perutnya
"Kancing baju diperut kamu terbuka." lanjut Danny lalu berjalan meninggalkan Rose
Wajah Rose memerah seketika, dia melihat kebawah dan melihat kancing bajunya terbuka satu. Untuk kedua kalinya Danny, cowok yang baru dikenalnya itu membuat kesal Rose.
Rose menghentak-hentakkan kakinya sambil merutuk sendiri, dia benar-benar kesal kembali bertemu cowok aneh itu.
"Awal kamu!!!!" geram Rose gemes sambil meremas bolpoinnya menggunakan kedua tangannya dan diikutk suara 'krek'. Bolpoinnya patah jadi dua bagian. "Yahhh!!! bolpoinku!! Bolpoin harga lima belas ribuku... Ahhh memang sial!! sial.. sial.. sial!!"
"Woy. Kenapa lo?" tanya Naura mengagetkan Rose
"Aku hari ini benar-benar lagi sial!! Coba kamu liat ramalan zodiak yang biasa kamu baca di hapemu" jawab Rose berapi-api
"Tumben lo nanyain zodiak, biasanya lo yang paling nggak tertarik kalo gue bicarain itu."
"Udah cek aja, liat kalo Aries lagi sial apa nggak!"
Sementara itu Danny dan keempat koleganya sudah berada disalah satu restoran didalam mall tempat Rose bekerja, mereka duduk sambil menunggu pesanan makanan mereka.
"Spg yang dibawah tadi, itu dari produk kamu yah?" tanya Danny sambil memainkan bolpoinnya
"Ohh Rose? Iya, dia salah satu spg yang lagi menjual produk yang baru diluncurkan yang kita bahas tadi." jawab Hendrik "Kenapa emangnya? Naksir yah?"
Danny menelan ludah mendapat pertanyaan barusan "Iya." Jawabnya jujur "Wa ke saya nomornya."
"Seriusan??" bisik Hendrik nggak percaya
"Iya, kamu bisa sebut ini cinta pandangan pertama." jawab Danny serius
Hendrik lalu bersandar dikursinya "Nggak nyangka, saya berusaha jodohin kamu sama sepupu saya, tapi kamu malah tertarik sama spg saya." ucapnya sambil geleng-geleng
"Udah, kirim aja WAnya dia."
Berat hati Hendrik mengirimkan nomor WA Rose ke Danny, dia nggak percaya sepupunya yang juga seorang CEO diperusahaan kalah saing dengan seorang spg.
Penilaianku nggak pernah salah, dia pasti perempuan yang tepat untukku. bathin Danny
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Gerungan Morgan
jangan kasih kendorrrr
2020-11-12
2