Lusi masih menangis di dalam pelukan Jon, hingga Jas yang di gunakan Jon saat itu menjadi basah karena air matanya.
"Sudah lah Lusi, lebih baik kau duduk tenangkan dirimu terlebih dahulu, sebentar lagi pekerjaanku selesai dan aku akan mengantarmu pulang. "titah Jon sambil memegang kedua bahu Lusi.
"Baiklah tuan"jawab Lusi mendudukan dirinya kembali di sofa.
Dalam diamnya Lusi terus memperhatikan wajah tampan Jon yang seperti pangeran berkuda putih yang ada di negeri dongeng.
"Tampan bingittt"batin Lusi sambil menatap ke arah Jon.
"Lusi apakah aku terlalu tampan hingga kau terus memandangiku seperti itu"ucap Jon yang menyadari dirinya di perhatikan walau tanganya masih berkutat pada berkasnya.
Wajah Lusi kini memerah kembali seperti kakap rebus, dia merasa malu karena Jon telah mengetahui gerak geriknya.
"Ti… ti.. tidak Tuan"jawab Lusi sambil memalingkan pandanganya.
Setelah pekerjaanya selesai Jon segera beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Lusi yang masih diam dan menunduk.
"Mau sampai kapan kau terdiam seperti itu? "Goda Jon sambil setengah berlutut di depan Lusi.
"Ohh.. anda sudah selesai tuan"ucap Lusi sambil berdiri dan merapikan dresnya yang sedikit acak acakanya itu.
"Ayo"ajak Jon sambil menggenggam tangan Lusi.
Jon tidak menyadari bahwa jantung Lusi akan serasa tidak sehat jika dia menggenggamnya.
Di luar ruangan Jon melangkah pulang sambil menebar senyumnya yang tak seperti biasanya.
"Kemana Bos? "tanya Adien yang tak sengaja berpapasan.
"Saya ada sedikit keperluan, kau pulanglah jika pekerjaanmu telah selesai"ucap Jon sambil menepuk pundak Adien.
"Tapi meetingnya Bos? "tanya Adien sambil menatap kecewa.
"Kau handle lah dulu"ucap Jon sambil melanjutkan langkahnya bersama Lusi.
Di parkiran Jon langsung membukakan pintu mobilnya untuk Lusi, dan dia berlari kecil memutar menuju arah kemudi.
Di dalam mobil Jon menatap Lusi sambil mendekatkan wajahnya hingga berjarak hanya beberapa mili saja.
Jantung Lusi seketika berdetak dengan kencang memompa darahnya hingga membuat wajahnya menjadi merah kembali.
"Gunakan sabuk pengamanmu"ucap Jon sambil menarik seatbelt dan memasangkanya pada Lusi.
"I..i ya tuan maaf"ucap Lusi sambil menunduk.
Jon mulai menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melaju keluar dari perusahaanya.
Sore itu jalanan memang begitu padat hingga menyebabkan kemacetan yang begitu panjang.
Sesekali Jon mencuri pandang ketika Yulia melihat ke arah luar kaca mobilnya.
"Sungguh cantik sekali ciptaanmu ini tuhan"batin Jon
Entah kenapa tiba tiba saja Lusi menangis ketika melihat seorang pengemis yang tak sengaja melintas sambil menggendong anaknya yang masih kecil.
"Kamu kenapa Lusi, kenapa kamu tiba tiba menangis? "tanya Jon sambil mengusap air matanya Lusi.
Tak ada sedikit pun jawaban yang di dapatkan Jon karena Lusi memilih bungkam dan meneruskan tangisanya.
Jon semakin panik, entah langkah apa yang harus di lakukanya untuk menenangkan Lusi.
Tak berselang lama jalanan yang tadinya macet kini perlahan telah terurai menjadi lancar.
Dengan skill dan kelincahanya Jon segera menancap pedal gasnya agar segera sampai di rumahnya.
Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah bangunan rumah yang besar dengan pagar kokohnya.
Tak lama setelah Jon mematikan mesin mobilnya, Lusi langsung keluar dan berlari dengan keadaan masih menangis seperti tadinya.
Jon hanya bisa mengusap muka dan menghembuskan nafas kasarnya, dia bingung entah gerangan apa yang membuat wanita cantik idamanya itu menangis pilu seperti itu.
Sambil keluar dari mobilnya, Jon mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang yang dia pikir bisa membantunya memecahkan masalah ini.
"Hallo pak Syu'eb, tolong ke ruangan saya sebentar! "titah Jon.
Dengan cepat Jon menuju ruangan kamar yang sengaja di jadikan ruang kerjanya.
Tok… Tok.. Tok..
"Permisi Tuan"ucap Syu'eb dari luar ruangan Jon.
"I ya masuk pak"ucap Jon.
"Tuan memanggil saya"tanya Syu'eb.
"Begini….. "jawab Jon menjelaskan panjang lebar segala akar permasalahan yang tadi sore di temuinya hingga menyebabkan Lusi bersedih dan menangis.
Sesekali Syu'eb menganggukan kepalanya mendengar dan mencerna semua yang di katakan Jon.
"Menurut pendapat saya mungkin Lusi teringat akan anaknya yang masih kecil Tuan"jawab Syu'eb dengan singkat dan lugas.
"Hahhh… anak? "tanya Jon memastikan ucapan Syu'eb yang baru saja dia dengar.
"I ya Tuan Lusi sebenarnya sudah mempunyai anak yang masih kecil berumur dua tahunan"jawab Syu'eb menjelaskan kembali secara detail.
"Pak Syu'eb bisakah anda ceritakan masa lalu Lusi kepada saya"tanya Jon dengan antusiasnya.
Syu'eb menjelaskan panjang kali lebar kisah masa lalu Lusi yang jatuh bangun sampai tak ada satu pun yang coba dia tutupi kepada Jon.
"Ohhh… "ucap Jon sambil menganggukan kepalanya.
"Baiklah terima kasih informasinya pak Syu'eb"ucap Jon sambil menepuk pundak Syu'eb.
"Tuan kalau begitu saya izin kembali keluar"pamit Syu'eb sambil berlalu meninggalkan ruangan kerja Jon.
"Aku harus membantunya, aku tak mau dia selalu hidup dalam kesedihannya"ucap Jon sambil mengepal semangat.
Setelah mendengar penjelasan kisah masa lalu Lusi, kini Jon mengetahui faktor utama penyebab Lusi bisa bersedih.
"Hallo "ucap Jon pada seseorang di luar sana.
"I ya Bos ada yang bisa saya bantu"tanya Conan orang kepercayaan Jon.
"Ada tugas baru untukmu"ucap Jon sambil menjelaskan segala yang harus di kerjakan Conan.
"Baik lah bos, "ucap Conan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
masih ambigu,apakah benar john suka ma lusi atau cuma rasa penasaran saja ma lusi.
2021-03-25
4
Anonymous
makin oenasaran
2021-03-14
1
Shely@Park_0801
mantap kak
baca juga novelku ya kak
Dinikahin Ceo Dingin
2021-01-19
0