Lusi kini telah sampai di gedung megah dan menjulang, tempat dimana John bekerja.
"Kau masuklah dulu Lusi!, Paman ada sedikit keperluan sebentar." Syu'eb membukakan pintu mobilnya untuk Lusi.
"Baik, Paman." Lusi keluar dari mobiknya.
Lusi tak menyangka, ternyata pria tampan yang menciumnya tanpa permisi itu adalah seseorang yang sangat kaya raya.
Dengan wajah yang masih terlihat bingung, Lusi memberanikan dirinya, untuk menghampiri receptionis.
"Maaf mba, nama saya Lusi. Saya mau mengantarkan ini, untuk Tuan John." Lusi mengawali percakapanya.
Receptionis itu sedikit heran,dan memperhatikan Lusi dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.
"Ibu sudah buat Janji dengan Pak Jon sebelumnya? " tanya receptionis tersebut.
"Belum sih, mba. Cuma tadi pagi, Tuan John menyuruh saya untuk mengantarkan ini." Lusiana mengangkat rantang yang berisi makanannya.
"Tunggu sebentar ya mba, silahkan duduk dulu." receptionist terlihat menghubungi seseorang.
Tak berselang lama, receptionis yang cantik dan ramah itu kembali memanggil Lusi, yang sedang duduk menunggu.
"Terima kasih, sudah sabar menunggu mba, Pak Jon ada lantai 30, sebentar lagi sektretarisnya akan mengantar ibu ke ruanganya." Receptionist menutup kembali teleponnya.
"Maaf, telah membuat anda menunggu lama, Bu lusi." Adien yang baru saja datang menghampiri Lusiana.
"Tidak apa apa, Pak." Lusiana tersenyum.
"O ya, nama saya Adien. Tak perlu formal seperti itu." Adien menghulurkan tanganya.
"O ya, saya Lusi. Panggil saja Lusi." Lusi menerima Huluran tangan Adien.
"Baiklah, mari Lusi. Kita di tunggu oleh Pak Jon di ruanganya." Adien melangkah mengajak Lusi masuk ke kantornya.
Ting….
Pintu lif terbuka dan adien mempersilahkan Lusi agar terlebih dahulu memasukinya.
"Maaf, Pak Adien. Sudah lama bekerja disini?" Lusi mengawali percakapanya lagi.
"Ya, lumayan cuku lama juga sih." jawab Adien.
"Maaf, sudah lama kalian berhubungan?" Adien sedikit kepo.
"Bukan, saya..saya cuma." Lusi yang terbata.
"Ha… ha.. ha, saya sudah menduganya." ucap Adien yang tertawa sekaligus memotong jawaban Lusi.
Ting….
Pintu lif terbuka dan Lusi hanya mengikuti langkah Adien dari belakang.
Tok.. Tok… Tok
"I ya, silahkan masuk." John yang berada di dalam ruangan.
Adien dan Lusi pun memasuki ruangan di mana John bekerja sebagai CEO.
"Dasar lo ya, paling bisa kalo nyari yang bening bening." Adien menggoda John.
"Apaan sih lo, sudah sana balik ke ruangan loh." John mendengus kesal.
Lusi yang tak begitu menggubris obrolan mereka, dirinya terlihat masih setia berdiri sambil memegang rantangnya.
"Lusi, silahkan duduk." titah John.
"Terima kasih, Tuan. " Lusi mendudukan dirinya di sofa ruangan tersebut.
"Sial, bagian ada cewek cakep dikit aja. Di kacangin dah gua." Adien mengumpat kesal dan berlalu meninggalkan ruangan John.
"Maafkan saya Lusi, dia orangnya memang suka bercanda begitu," John yang merasa tidak enak pada Lusi.
John bangun dari duduknya, dan menghampiri Lusi. Dan duduk di sebelahnya.
Lusi yang merasa risi dan tidak nyaman, langsung menggeser posisi duduknya.
"Kenapa Lus?"tanya Jon sambil tersenyum licik.
"Tidak apa apa, Tuan, ini saya bawakan bubur seafood untuk makan tuan." Lusi membuka rantang dan memberikannya pada John.
Jon langsung mengambil rantang tersebut, dan mencium aromanya.
"Hmmmm, sedapnya." John mencium aromanya.
Jon mengembalikan rantang yang telah di pegangnya kepada Lusi, dan Lusi hanya merasa aneh dan tidak mengerti akan maksud semua ini.
"Apakah bubur yang saya buat tidak enak, Tuan?" Lusi yang mencoba menebak.
"Bukan itu maksudku Lusi, bisa kah kau suapi aku." pinta John penuh harap pada Lusi.
"Ta… ta.. tapi tua." Lusi merasa bingung dan terbata.
"Aku tidak bisa menerima penolakan, lusi!" John menatap tajam Lusi.
Tak ingin berpikir panjang lagi, lusi segera menuruti kemauan Jon yang seperti anak TK tersebut.
Dengan perlahan Lusi menyuapi Jon, dengan wajah yang sedikit di palingkan, sedangkan Jon yang mengetahui wajah Lusi yang merah malu hanya tersenyum simpul.
"Kamu pasti belum makan siang juga kan?"Jon merebut sendok yang masih di pegang Lusi.
"Sekarang buka mulutmu!" titah Jon sambil memandang puas wajah Lusi.
Kini Jon menyuapi Lusi dengan perlahan, Lusi yang mendapat perlakuan seperti hanya menunduk malu.
Lusi menyadari sendok yang di gunakanya hanya satu dan itu berarti secara tidak langsung mulut mereka bersentuhan.
Jon menyadari mungkin Lusi merasa malu dengan sendok yang di gunakanya itu telah berpindah pindah mulut.
"Lusi bukannya semalam kita telah….. "
Lusiana langsung membungkam John dengan tanganya.
"Kenapa wajahmu seperti kepiting rebus?" John menggoda Lusi.
"Ini Pak, minumnya." Lusi mencoba menutupi kegugupanya.
Dengan wajah merah malu seperti kepiting rebus, Lusi segera membereskan rantangnya untuk segera di bawa pulang.
"Kamu mau kemana Lus?"tanya Jon yang masih penasaran.
"Tugas saya sudah selesai tuan, dan pekerjaan di rumah telah menunggu saya." Lusi bangun dari tempat duduknya.
Lusi yang merasa malu, hanya bisa menundukan kepalanya, tak berani menatap John.
Dengan cepat John mendekat dan mengangkat dagu Lusi dengan lembut.
"Apakah orang tuamu tidak mengajarimu, tentang bagaimana harus berbicara tanpa menundukan kepala."ucap Jon sambil tersenyum puas.
"Sa.. sa.. emmhmmm.. " Lusi tak bisa meneruskan ucapannya, karena John langsung membungkam Lusi dengan mulutnya.
Kenapa aku tidak bisa melawan.
Dengan greget Jon mengobrak ngabrik mulut Lusi dengan goyang lidahnya, Lusi hanya bisa pasrah ketika Jon mencoba menarik ulur lidahnya.
"Uhhh… "lenguh Lusi.
Merasa sudah puas melampiaskan gregetnya, perlahan Jon melepasa pagutan bibirnya.
Lusi masih berdiri terpaku, lidahnya kelu tak bisa berucap sama sekali, seketika air mata menetes di pipinya.
"Maafkan aku Lusi, bukan maksudku seperti itu, aku hanya terbawa suasana"ucap Jon sambil memeluk Lusi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sheran Razhelly
hmm..👀
2021-11-19
0
Betty Achen
cerita terlalu cepat,,mau kiss
2021-08-19
1
Massunamiyatha
aduh sepertinya lusi dimanfaatkan pamannyalah dijadiin wanita pemuas nafsu majikannya, jgn mudah digituin lusi, jdlah wanita tegas dan pintar...apa lg sdh janda nanti byk omongan yg tak bgs tentangmu sebelum kejadian sebaiknya jaga diri
2021-04-22
4