Risti dan Vino berangkat ke mall dengan 2 orang bodyguard yang ditugaskan untuk membawa barang belanjaan, sengaja membawa 2 bodyguard karena Vino akan memborong semua yang diinginkan oleh Risti, apalagi saat mengetahui Risti yang kekurangan pakaian membuat Vino ingin memborong seluruh pakaian untuk diberikan kepada Risti.
Sesampainya di mall,
Risti dan Vino sekarang berada di Armada Town Square atau biasa disebut Artos Mall, Risti baru beberapa kali ke sana terakhir kali Risti ke sana saat dia berumur 15 tahun setelahnya dia selalu diam di rumah, ayah Risti selalu mengajak Risti tapi dia menolak karena sudah diancam oleh Bu Dewi agar tidak ikut.
Hal itu bertujuan agar semua anak kandung Bu Dewi bisa membeli semua barang dia inginkan. Setiap Risti ikut pasti Pak Rian lebih mementingkan Risti daripada anaknya yang lain, jika Risti meminta apapun pasti akan dibelikan tapi jika selain Risti pasti akan dibatasi oleh Pak Rian. Meski pada akhirnya semua barang yang dibeli Risti akan diambil Windi, Jesi, dan Leon tapi mereka tetap iri dan mengadu pada Bu Dewi, alhasil Risti selalu diancam tanpa sepengetahuan pak Rian agar tidak ikut.
“Vin, ayo kita ke ke lantai atas, beli bahan masak terlebih dahulu.” Risti menyeret-nyeret tangan Vino seperti anak kecil.
“Iya bentar, mending kamu beli pakaian dulu, nanti kalau beli belanjaan makanan kasian bodyguard yang membawa kesana-kemari, kalau beli pakaian kan enteng, bahan makanannya belakangan aja, kalau bisa terakhir-terakhir gitu,” kata Vino membujuk Risti.
“Emm, oke juga ide kamu, yaudah ayo.” Risti tetap menarik-narik lengan Vino. Setelah lama mencari toko pakaian akhirnya mereka sampai di deretan toko pakaian, mulai dari pakaian dalam, pakaian luar, atasan, bawahan, semua lengkap dalam deretan tersebut.
“Eits, kita ke sana dulu,” kata Vino, kini giliran Vino yang menyeret lengan Risti menuju ke toko pakaian dalam wanita.
“Loh, kok kesini? katanya mau beli pakaian?” tanya Risti bingung.
“Ya ini, pakaian, mulai dari pakaian yang paling dalam dulu baru yang luarnya nanti,” kata Vino.
“Bentar aku mau liat-liat dulu sambil milih,” kata Risti.
“Nggak usah, biar aku aja yang milihin Ris,” kata Vino, membuat penjaga tokonya melongo, baru kali ini ada suami yang memilihkan pakaian dalam untuk istrinya.
“Mbak, tolong carikan pakaian dalam yang paling bagus, yang bahannya nyaman,” pinta Vino kepada mbak-mbak penjaga toko. Risti lega, dia kira Vino akan memilihkan langsung untuknya, tidak kebayang jika seorang laki-laki berada di dalam toko pakaian dalam perempuan dan menyentuhnya satu persatu.
“Ini pak, edisi terbaru, bahan elastis tapi lembut, mumpung promo beli dua gratis 1 gimana?” mbak-mbak penjaga toko itu menawarkan promo yang cukup menggiurkan, tapi apa gunanya ya promo tapi barangnya mahal pasti pembelinya juga hanya orang tertentu saja.
“Bungkus semua stok yang mbak punya di toko ini, sekalian daleman yang dipakai di sini apa sih namanya lupa,” Vino menunjuk ke dada Risti, dia lupa nama pakaian dalam yang dipakai di sana, Vino tidak terlalu memperhatikan namanya tapi dia sangat memperhatikan isinya saja.
“Ohh, oke bentar pak, tapi di sini tidak boleh kredit pak, harus cash bayarnya,” kata penjaga toko agak ragu setelah melihat penampilan Risti, mereka berdua tidak terlalu menonjol karena bodyguardnya menunggu di kursi depan.
“Iya tenang saja, pasti nanti saya bayar,” kata Vino.
“Ohh, baik saya kebelakang dulu.” penjaga toko tersebut langsung pergi ke belakang untuk membungkus pesanan.
Risti tau jika Vino menahan amarahnya.
“Tahan sayang, jangan buka masker dulu, aku nggak wajah kamu terekspos disini," ucap Risti.
“Dia yang bikin aku emosi dulu, dia kira dia itu siapa? aku bisa membeli seluruh mall sekarang juga, berani-beraninya dia meremehkanku,” kata Vino kesal sembari melipat tangan di depan dada.
“Sabar sayang, semua ada tahapannya pasti mereka akan tau siapa kamu sebenarnya, tapi bukan sekarang,” kata Risti menenangkan Vino.
“Iya, cium dulu dong, kalau nggak nanti aku akan marah lagi,” ancam Vino.
Cup
Secepat kilat bibir Risti mendaratkan sebuah ciuman di dahi Vino, walaupun sebentar Vino terasa lega.
“Makasih sayang.” Vino mencubit pipi Risti. Risti hanya berdehem.
Tidak lama kemudian muncul 2 orang dari arah belakang sambil membawa 4 kantung tas berisi pakaian dalam yang dipesan oleh Vino.
Banyak banget, emangnya mau jualan ****** ***** di rumah? (Batin Risti)
“Ini udah semua?” tanya Vino.
“Udah pak, ini bonusnya 4 tas bermotif batik karena bapak telah memborong semua produk baru di toko kami,” kata penjaga toko tersebut sambil menaruh belanjaan di atas meja kasir.
“Saya bayar pakai ini.” Vino melempar kartu berwarna hitam ke arah penjaga toko tersebut.
Wahh, kartu limid, pasti orang kaya, aku harus baik-baik kepadanya agar mampir ke sini lagi. (Batin penjaga toko)
Penjaga toko tersebut langsung menggesek kartunya dan mengembalikan kartu disertai secarik kertas nota belanja. Vino segera menyaut kartunya kembali.
“Mohon maaf atas sikap saya tadi yang kurang mengenakan ya pak, bapak bisa mampir ke sini lagi jika mau membeli pakaian dalam,” kata penjaga toko dengan sangat ramah dan sopan.
Vino hanya berdehem dan segera menepuk tangan 2 kali untuk memanggil bodyguardnya, 2 bodyguard segera masuk dan membawakan masing-masing 2 tas.
“Ayo ke tempat lain,” kata Vino sambil menggandeng tangan Risti untuk keluar dari toko itu.
***
Siang hari,
2 Bodyguard yang dibawa oleh Vino susah sangat kesusahan dalam membawa barang belanjaan, saat di dalam toko pakaian Vino membeli semua yang dianggap Risti bagus, saat membeli bahan makanan Vino mengambil semua yang menurutnya enak untuk dimasak.
Untungnya Risti multitalenta dalam memasak jadi dia tidak khawatir akan dimasak bagaimana, dulu saat di rumah lama Risti selalu memasak untuk dihidangkan kepada Bu Dewi dan juga saudara-saudaranya kata Rama masakan Risti lebih enak daripada masakan pembantu. Kata pak Rian, Risti mewarisi bakat Indriana dalam memasak.
“Pulang sekarang yuk Vin, udah siang, lagian kasian juga bodyguard kamu bawa barang sebanyak itu,” kata Risti bersimpati.
“Yakin? tidak mau makan disini dulu?” tanya Vino.
“Tidak mau, masak sendiri saja lebih enak dan lebih sehat,” kata Risti. Vino mengiyakan dan merekapun segera pulang, saking beratnya semua belanjaan 2 bodyguard itu sampai tertinggal di belakang.
Di parkiran,
Risti dan Vino masuk ke dalam mobil, sopir menunggu di sana hingga tidur karena sangking lamanya menunggu.
“Pak, bangun, sudah selesai belanjanya ayo pulang.” Risti membangunkan pak supir.
“Ohh, iya-iya nyonya, tuan.” pak sopir pun bangun tapi agak kaget karena Risti tiba-tiba mengguncangkan tubuhnya. Sopir pun segera melajukan mobilnya untuk keluar dari parkiran.
“Kok kaya ada yang ketinggalan, tapi apa ya?” kata Vino bingung, sambil memikirkan apa yang ketinggalan.
“Loh, bodyguardnya mana? jangan-jangan mereka ketinggalan di belakang?” tiba-tiba Risti teringat pada 2 bodyguard yang ketinggalan jauh di belakang.
“Eh iya, pak mundur, mumpung belum keluar dan masih sepi juga di sini, mumpung belum bayar uang parkir,” pinta Risti kepada pak sopir. Sopir segera mundur ke tempat semula, untungnya belum jauh.
“Ayo cepat masuk!” teriak Vino kepada 2 bodyguard yang menjalan pelan di depan pintu keluar. Mereka berdua pun segera mempercepat langkah dan masuk ke dalam mobil.
Untungnya, barang-barangnga nggak ketinggalan. (Batin Vino)
Dia lebih mengkhawatirkan barang-barangnya daripada kedua bodyguardnya
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
klau d mall bsar kan troly bs d bwa k parkiran ga hrus d tenteng blanjaan
2022-10-23
0
༺💥αψᷤαᷧh sᷫɑᷧɪͫԁᷤঔৣ ⃟🌈 ⃟❦
ku like banyak fer
2021-09-22
0
Yeni Asnir
hahaa lucu jg Thor jd senyum² sendiri😄
2021-03-08
1