PERTAMA BERTEMU ANDI

Lia mulai bercerita pengalamanya 3 bulan yang lalu memasuki kosan 4-13 itu.

Flashback

Hari itu jalanan basah karena baru saja hujan aku di perjalanan pulang sambil membawa sekantong belanjaan yang di pesan oleh seorang wanita yang bernama Helen dia tingal satu kompleks denganku tapi sangat asing alamatnya blok 4 no 13. Setahuku blok 4 itu punya satu orang dan memang ada satu rumah dan rumah itu sudah lama kosong.

Di persimpangan aku berhenti di warung bibiku untuk bertanya apa iya di rumah itu ada yang menempati.

" bik-bik " pangil ku dari depan tokonya aku masih di atas motor ku.

" eh kamu Lia ku kira orang beli tadi !" kata bibi buru-buru keluar dari warungnya.

" Lia mau tanya bik, emang ada orang yang tingal di rumah no 13 itu ?" tanya ku

" ada banyak, udah lama 2 tahunan ini lah di buat kos-kosan !" jawab bibi ku.

" ini aku ada pesenan dari rumah itu, mbak Helen yang pesen !" jelasku.

" pesen apa itu bocah abg ?" tanya bibi ingin tau, dan aku pun memberi bibiku lihat apa yang di pesen Helen, karena bagiku juga aneh.

Helen pesen 50 con*m beberapa merek rokok. Bibiku langsung kaget.

" astagfiruloh hallazim Banyak banget itu con*m nya !"

" iya bik 50 pcs !" jawabku agak geli.

" ya udah di anter sana, yang punya baik kok !" suruh bibiku.

Aku pun tenang untuk pergi ke rumah itu, rumahnya tidak se seram dulu. Sudah di cat ulang dan di renovasi bagus malahan. Sesampainya di depan rumah itu aku hanya takjub bener-bener rumah orang belanda, dengan gaya vintage yang kental serta banyak jendela-jendela di sekeliling rumah itu. Memang tidak di rubah sama sekali cuma di cat ulang dan di ganti kacanya.

Aku pun mengechat Mbak Helen yang sudah memesan di outlet online Toko kami.

" mbak saya ini sudah di depan rumah no 13 blok 4 perumahan Sendang Biru, !" isi chat ku

" udah masuk aja saya di kamar no 8 " balas Mbak Helen.

" baik Mbak !" jawabku.

Tanpa ragu dan tanpa firasat buruk aku menuju pintu depan yang sangat besar lebarnya hampir 3 meter dan tingginya juga hampir 3 meter. Ku ketuk tak ada yang membuka dan juga tak ada bel di sekitar sana, aku mau chat Mbak Helen lagi.

" eh kamu siapa ?" tanya pria muda usianya sekitar 25 tahun lebih, dia tinggi, kurus dan berkulit kuning langsat dengan wajah seperti orang cina.

" Maaf pak saya Lia, saya datang kesini untuk mengantarkan pesanan Mbak Helen !" jawabku sopan, aku tak bisa mengalihkan pandangan ku dari mas-mas itu karena sebagai wanita muda aku merasa begitu terpesona pada sosok di depan ku ini.

" oh si ja*ang no 8, ya udah ayo masuk !" ajaknya, tapi membuatku merinding karena kata-kata kasarnya. Ya tak ada manusia yang sempurna di dunia ini, dia ganteng dan terlihat pintar bisa saja dia kurang begitu waras.

Saat pintu di buka, pandangan ku langsung tertuju pada lukisan Monalisa yang begitu besar di samping dinding sebelah kiri di sebelah kanan ada lukisan malaikat kecil membawa busur cinta benar-benar sangat menakjupkan mata. Di tengah-tengah lorong itu ada meja dengan fas bunga besar yang di hias begitu indah dengan berbagai bunga plastik bernuansa putih.

Di depan lorong itu ada sofa kulit hitam, panjang dengan meja kaca pendek yang terlihat mahal. Di sebelah kiri ruangan itu ada 2 set kursi rotan masing-masing dengan 6 kirsi dan 1 meja. Di ujung bangunan, ada dapur yang begitu megah seperti dapur mewah di tv-tv dengan meja marmer di tengah-tengah dapur itu membuat rumah ini benar-benar rumah impian setiap orang. Ujung kanannya terdapat tangga marmer menuju ke atas dengan pegangan kayu jati dengan ukiran yang indah. Lantai satu rumah ini nampak seperti lobi hotel mewah.

Laki-laki tadi menaiki tangga ke lantai dua dan aku pun mengikutinya. Di lantai dua hanya ada lorong dengan berbagai lukisan eropa yang tak aku tu di sebelah kanannya terdapat pintu-pintu kamar yang di beri no persis seperti kamar hotel. Kami naik tanga lagi di sisi yang sama dan di lantai 3 ini gaya penataan ruangan masih sama tapi di sini di letakkan lukisan-lukisan abstrak dengan bingkai yang tak terlalu mewah seperti di lantai sebelumnya. Bangunan yang sangat besar menurutku, kakiku sudah merasa pegal padahal baru menaiki 2 lantai.

" ini kamar Helen !" kata laki-laki itu. dia menunjuk kamar dengan pintu no 8 tepat di tengah-tengah ruangan itu.

" makasih ya mas !" jawabku lalu ku ketuk pintu itu.Mas-mas itu masuk ke kamar di ujung lorong dengan tulisan no 10 di pintunya.

Setelah 3 kali aku ketuk pintu, Mbak Helen keluar dengan hanya memakai handuk ke luar kamar, dia sudah tau berapa jumlah yang harus dia bayar dan memberikan sejumlah uang ratusan ribu padaku.

" kembaliannya ambil aja !" jawabnya, Mbak Helen mungkin seusiaku 20 tahun. Dia mempunyai tubuh berisi dengan kulit putih mulus, Rambutnya di cat merah kecoklatan tingginya tak jauh beda dengan ku parasnya cukup cantik.

" trimakasih mbak " jawabku sambil menundukkan kepalaku sopan. Ku hitung uang yang di berikan Mbak Helen, kembalianya 150 ribu. " bener ni buat aku " pikirku senang.

Saat aku akan berbalik aku melihat 2 orang pria paruh baya dengan wanita muda di belakangnya baru saja naik ke lantai 3. Laki-lakinya sekitar usia 40 an dan wanita nya seusiaku. Wanitanya seperti menunduk saat jalan, ku rasa wanita itu pemalu. Aku memandangi lukisan-lukisan abstrak di dinding lantai 3 ini dengan begitu takjub, meski alu tak tau tentang seni tapi lukisan-lukisan itu terlihat indah dan menyejukan mata. Aku baru sadar aku harus cepat turun, aku menuruni tangga dan sampai di lantai 2. Aku harus bergegas takut di marahi kalo lihat-lihat terus, di lantai 2 ini tak ada siapa-siapa. Di lantai satu ada seorang laki-laki paruh baya duduk di salah satu kursi rotan, dia terlihat sedang vidio call an. Tanpa di tegur dan menegur aku lanjutkan langkah ku keluar dari rumah itu, di luar sudah amat gelap tapi tak terdengar suara azan di dalam rumah tadi. Aku menaiki motorku dan memakai helem , ku lepas kembali karena hp ku berbunyi. tlv dari ibuku.

" kamu di mana Lia kok belum pulang !"

" aku ngantar barang dulu bu ke blok 4 no 13 !" jawabku.

" oh ke kosan itu ya, masih lama?" tanya ibu ku

" ini udah mau balik !" jawabku

" ya udah ati-ati ya nak asalamualaikum !"

" ya bu walaikumsalam !"

Ku tutup tlv ku dan aku setengah kaget ada laki-laki menegurku.

" ada penting apa dateng ke sini !" itu pertemuanku pertama dengan Andi.

" ngantar barang mas ke Mbak Helen no 8 " jawabku

" udah ?"

" udah mas !"

Tanpa ngomong apa-apa lagi dia masuk ke rumah itu. Aku pun pulang.

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Kosan tempat maksiat kah

2023-12-14

0

ceritanya terlalu detil .kyk ceritanya anak 5 thn.luruss....
kepanjangan thor klu gk d ringkas.

2021-12-27

0

Lena Marlena

Lena Marlena

mf ya...tp menurut says tulisannya bnyk typo nya... di hlman ini bnyk kata "ngak" mngkin mksdnya nggak ato gak.ada kta "tlv" mngkin mksdnya telepon.menurut sya bnyak kta yg hrs diperbaiki penulisannya... mf ya thoor.... semangaaat... peaceee...

2021-04-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!