...****************...
Ny. Rika dan Rara Pov.
Setelah Arnon pergi dengan Alena, Ny. Rika dan Rara juga ikut pergi menuju kamar Ny. Rika.
"Bu, bagaimana pun, kita harus menyingkirkan Wanita sialan itu dari rumah ini!"
Ucapnya Rara mengepalkan tangannya karena geram dengan kehadiran Alena.
Ny. Rika mengernyitkan dahi. Dia melirik Rara yang sedang bolak balik tidak jelas di dekatnya. Lalu dia berkata, "Berhentilah mondar-mandir tak jelas, kau hanya membuatku semakin pusing!"
Geramnya Ny. Rika, yang membuat Rara terdiam dan ikut duduk di dekat nya.
Beberapa saat telah berlalu. Ibu dan putri nya itu masih berada di tempat yang sama. Tiba tiba Rara berdiri dengan wajah berbinar, sepertinya gadis itu sudah mendapatkan ide. "Bu..., Aku punya rencana!"
Ucapnya Rara secara tiba-tiba dengan raut wajah senangnya.
"Apa? Coba katakan pada Ibu!"
Seketika Ny. Rika menoleh dan dengan sangat gembira.
"Kemari dan mendekat lah..." Ucapnya Rara sembari memberi kode untuk mendekatkan telinga ibunya itu.
"Iya iya..."
Tanpa basa basi, Ny. Rika berpindah posisi dan duduk dekat dengan Putri satu satunya itu. Rara mendekatkan wajahnya ke dekat telinga Ibunya.
"Jadi begini...." Rara memulai membisikan rencananya secara rinci kepada sang Ternyata rencananya sudah di buat dengan sempurna. Saat semua rencana sudah di katakan oleh Rara, Ny. Rika menyunggingkan senyumnya.
"Bagus..."
Ucapnya Ny. Rika memuji kepintaran sang anak.
"Kini kau akan hidup menderita! Tunggu saja..., ini adalah permulaan dari permainan!"
Gumamnya Ny. Rika seraya tersenyum licik. Dan tawanya yang seperti iblis itu menggema di ruangan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara di keadaan lain. Akhirnya Alena berhasil keluar dari kamar sang adik tirinya.
Dia menghela nafas sembari menutup pintu kamar adiknya.
"Sepertinya Aku harus berbelanja ke pasar untuk persiapan makan siang, setelah itu, baru aku akan mulai membersihkan rumah." Gumamnya Alena sembari menuruni anak tangga satu per satu.
Alena pergi menuju dapur untuk membawa keranjang belanja yang sering ku gunakan saat ke pasar.
"Ngomong ngomong, Bibi Rika bersama anak perempuannya itu sedari tadi tidak kelihatan, mereka kemana ya?" Gumamnya Alena yang menjeda perkataannya, "Ah, memang apa urusannya dengan ku?" Sambungnya sembari mengambil keranjang belanja itu dan pergi dari rumah.
................
Satu setengah jam telah berlalu. Alena sudah kembali dari pasar. Dia membawa sekeranjang penuh buah dan sayuran. "Ah..., Akhirnya sudah sampai."
Alena berkacak pinggang sembari merenggangkan otot tubuhnya.
"Dan sekarang tinggal membersihkan rumah..."
Ucapnya Alena lalu pergi ke dapur untuk menaruh keranjang nya itu.
Alena pergi ke ruangan utama untuk membersihkan semua ruangan. Dia mengepel, menyapu, mencuci piring, mencuci baju, mengelap meja makan, dan lain lain.
Layaknya seorang pembantu, Alena Grazia yang padahal anak kandung dari Bram Sanjaya, di perlakukan tak sewajarnya sebagai Nona Pertama.
Semua pekerjaan telah selesai, kini tinggal membuat kan makan siang untuk anggota keluarga. Alena memasak sup ayam, ikan goreng, dan lain lain (Yang pasti makanan mewah ✌️ Kalian halu aja sendiri ya😂).
...****************...
Saat sudah waktu makan siang, Alena hanya berdiri di pojok ruangan melihat semua anggota keluarga makan dengan lahap. Perutnya terus berbunyi menandakan dia lapar karena sedari pagi Alena belum makan.
Arnon berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Alena. Dia menarik tangan Alena dan menuntut nya ke meja makan. "Arnon, untuk apa kau membawa Wanita itu!?"
Rara berdiri dari duduknya sembari marah marah.
"Untuk menemani ku makan."
Jawabnya Arnon dengan sangat santai. Rara yang marah itu hampir saja menampar wajah Alena.
Ny. Rika berdiri dan menahan tangan Rara. Matanya mempelototi Rara, seketika nyali Rara menciut dan menarik tangan nya secara kasar.
Dia mendengus kasar. Rara duduk kembali dengan keadaan tertunduk. "Kalian... Kalian kenapa?"
Tanyanya Arnon yang keheranan dengan tingkah ibu dan kakaknya yang mendadak berbuat baik. Sementara Ny. Rika menggeleng kepala menanggapi hal itu.
Tapi di sisi lain, Alena meresa tak enak dengan semua hidangan mewah itu, "Arnon, Kamu makan saja..., Kakak masih kenyang 😄."
Dalihnya Alena sembari tersenyum tipis terhadap Arnon.
Kruyuuukkkk....
"Aduh, perutnya kok nggak bisa di ajak kerja sama ya? Bikin malu sendiri saja. Seandainya bisa di kontrol, aku lebih memilih untuk kelaparan di tempat tertutup." Batinnya Alena yang tersenyum canggung karena malu.
Arnon melirik Alena. Dengan tatapan tak percaya yang dapat di lihat dari sorot matanya, Arnon menarik tangan Alena secara paksa untuk ke dua kalinya.
"Perutmu tak bisa berbohong!"
Arnon memaksa Alena untuk duduk. Dia mengambil piring untuk di isi nasi dan menu makanan yang tersedia. Lalu menyodorkan piring yang ada di tangannya ke hadapan Alena.
"Makan..., Jika tidak makan aku yang akan menyuapi mu!"
Paksa Arnon. Alena terpaksa menuruti perkataan Adiknya itu. Di keadaan lain, Ny. Rika dan Rara saling melirik.
"Ahem..., Alena, bisakah kamu pergi bersama ibu? Sebentar saja..."
Dalihnya Ny. Rika meyakinkan Alena.
"Uhuk uhuk...!!!"
Alena terdesak makan saat mendengar Ny. Rika yang biasanya jahat dan sombong berlagak baik di depannya.
"Apa yang di rencanakan olehnya? Tidak biasanya dia berlagak seperti itu? Jika pun itu terjadi secara alami, mungkin gempa bumi akan terjadi!!!!"
Batinnya Alena sembari minum.
"Apa kau bersedia?"
Tanyanya lagi Ny. Rika. Alena terdiam sejenak.
"Tida-."
Arnon menjawab pertanyaan Ny. Rika tapi terpotong oleh seseorang.
"Baiklah..."
Potong Alena dengan cepat. Arnon melirik Alena dengan mata terbelalak.
"Oke, nanti setelah ini kamu ikut ibu ke kota..., Nanti ada sesuatu yang akan menyenangkan."
Ucapnya Ny. Rika tersenyum jahat. Rara yang sedari tadi diam seperti mengetahui sesuatu.
***
Setelah makan, Alena hendak ke kamar, tapi ny. Rika menahan Alena. Dia menarik tangan Alena ke luar rumah.
"Aduuhhh! Ada apa ini Bi!?"
Tanyaku mencoba melepaskan cengkraman tangan Ny. Rika dari tanganku.
"Kamu kan udah bilang, katanya mau temani Ibu. Kalo gitu udah jangan banyak tanya!"
Bentak Ny. Rika pada Alena. sifatnya berbeda jauh dengan rayuan di meja makan tadi.
"Ta..., Tapi.., Kita mau ke mana? Kenapa, kenapa kalian sangat cepat!?"
Tanya Alena mengikuti langkah Ny. Rika. Rara yang mengikuti dari belakang berjalan cepat dan mendahului.
Aku di paksa masuk ke dalam mobil. Rara mengemudikan mobil dengan sangat cepat. Ny. Rika memegangi tanganku sangat erat.
Mobil yang ditumpangi kami akhirnya berhenti di sebuah hotel besar. Aku menatap heran wajah Ny. Rika dan Rara. Mereka memaksa Alena untuk masuk ke dalam hotel itu.
Dua orang pelayan menyambut kedatangan kami. Aku mencoba memberontak tetapi tetap saja tidak berhasil. Ny. Rika langsung pergi mencari kamar nomor 305. Kamar itu nampak tak ada yang menghuni.
"Bu, apa benar ini kamarnya?"
Tanya Rara sembari memegangi lengan sebelah kanan.
"Bener ah! Nggak mungkin salah!"
Balasnya Ny. Rika sembari menekan tombol sandi kamar.
Ceklak!!
Pintu itu terbuka. Orang berpakaian hitam lengkap berbadan kekar datang menghampiri kami.
"Selamat siang Nyonya. Ada apa Anda kemari?"
Tanyanya pria itu.
"Ah.., Begini, ini adalah putri saya yang di nikahkan dengan tuan kalian melalui daring. Saya membawanya kemari untuk di serahkan...,"
Dalih Ny. Rika berpura pura sedih. Alena hendak lari tapi tak bisa karena pria berbaju hitam itu menahan tanganku.
"Awww...!! Lepaskan aku!! Rika Riani,,, Kamu manusia biadab!!! Mati kamu, Matiiii!!!"
Teriak Alena yang di paksa untuk masuk ke dalam kamar hotel itu.
Ny. Rika dan Putri nya itu langsung pergi meninggalkan hotel dengan terburu buru. Sebelum mereka pergi seseorang telah memberikan uang yang berjumlah sangat banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Retno Wulanningrum
setahuku daringan itu buat tempat beras kalau jaman dulu... ini kok aneh nikah daring....
2020-12-28
0
Fita Maryam
nikah daring itu kyk gmn yh..??
2020-12-12
0
Dewie Kinar
nikah daring??kirain cuma makanan ajah yg di online in,nikah juga to?😰😰😰😰
2020-12-04
1