Episode Ini mengandung Unsur 18++ Jadi untuk kalian yang masih di bawah Umur Skip Aja Ya Say😘
______________________________________________________________________________________________________________
Eliyas menyusuri lorong menuju kantor SMA XX bersama dengan asistennya. Wajah gadis yang baru saja di tabraknya terngiang - ngiang di kepalanya, ia senyum - senyum sendiri ketika mengingat betapa cantik dan polosnya gadis tersebut. Sesampainya di kantor, Eliyas di sambut oleh Bapak Kepala Sekolah SMA XX dan beberapa guru lainnya, semua bersalaman dan menundukkan kepala. Ya benar saja Eliyas adalah orang yang paling di segani banyak orang, karena jika ada yang mengusiknya sedikit saja ia akan menghancurkan orang tersebut dalam satu detik saja.
" Terima kasih atas kedatangannya tuan. Su**atu kehormatan yang sangat luar biasa atas kehadiran Tuan Eliyas bagi kami saat ini." Ucap Pak Edy selaku Kepala Sekolah. Eliyas hanya mengangguk dan sedikit tersenyum menanggapi ucapan Pak Edy. Ya memang seperti itulah Eliyas, Pria yang terkenal tegas, dingin, dan kejam. Jadi tidak heran jika ia bersikap seenaknya saja.
"Tidak perlu berlebihan Pak Edy, tuan Eliyas ingin sesekali berkunjung ke sini. Karena kebetulan perusahaan Tuan Eliyas baru saja membangun cabang di sini jadi sekalian mampir." Jelas Kelvin.
"Oh.. Baiklah Tuan, mungkin tuan ingin berkeliling di sekolah kami." Tawar pak Edy. Eliyas setuju.
"Baik.. Tidak ada salahnya." Jawabnya singkat.
Eliyas pun bangkit dari tempat duduknya, lalu keluar bersama asisten Kelvin dan pak Edy. Mereka berkeliling sekolah, pak edy menjelaskan secara detail tentang bangunan yang di bangun hasil dari uang donatur yang 75% dari Tuan Eliyas. Eliyas hanya manggut - manggut mendengar penjelasan pak Edy.
Kali ini pak Edy mengajak Eliyas melihat taman yang baru saja selesai di perbaiki karena beberapa waktu lalu terjadi hujan deras dan angin kencang, sehingga merusak tanaman - tanaman yang ada di taman. Tampak masih segar dan Asri, Namun pandangan mata Eliyas tertuju pada segerombolan siswi - siswi yang sedang bersenda gurau di sana. Ya, Sanas And the geng. "Cantik Sekali." Batinnya, Pak Edy ikut melihat kearah pandangan Eliyas.
"Tuan Lihat, Siswi berkulit putih seperti blasteran Korea itu? dia siswa baru di sini. Nampak lain dari yang lain bukan." Ucap Pak Edy.
"Ya.. Aku melihatnya." Jawab Eliyas, namun pandangannya tak berubah.
"Ia Siswi yang berprestasi pindahan dari SMA Negeri C di Kota KL." Tambah Pak Edy.
"Kenapa pindah kesini bukanya itu sekolah Terfavorit." Ujar Eliyas Heran.
"Mungkin ada satu alasan yang mengharuskan ia pindah tuan, Sangat di sayangkan sekali bukan." Ucap Pak EdyEdy
"Menarik." Batin Eliyas
Jam menunjukan pukul 15.00 WIB, kegiatan sekolah usai. Semua siswa pulang kerumah masing - masing, mengingat besok adalah puncak acara ulang tahun SMA XX, Eliyas memutuskan untuk singgah ke hotel berbintang di kota XX.
"Kelvin coba kau cari tau tentang gadis yang menabrakku tadi pagi, ku tunggu informasinya segera." Titahnya.
"baik tuan." Jawab asisten Kelvin. Ia bingung dengan sikap Bosnya kali ini, karena tidak biasanya bosnya sangat penasaran dengan seorang gadis, terlebih gadis itu masih terbilang belia.
Disebuah Jalan ada sedikit kemacetan karena baru saja ada kecelakaan, Eliyas merasa sangat geram. Eliyas membuka kaca mobilnya dengan tujuan ingin meminta mobil di depannya untuk sedikit maju, sebelum ia bicara ia melihat sosok Sanas tepat di samping mobilnya. "Gadis Itu." Gumamnya, Kelvin yang sedikit mendengar ucapan Bosnya segera mengikuti arah mata Eliyas, "Pantas saja." Batinnya.
Sedikit demi sedikit jalan sudah mulai longgar, Sanas menjalankan mobilnya dengan pelan. Eliyas tersentak mobil sanas sudah mendahului mobilnya.
"Kelvin apa yang kau tunggu? cepat ikuti mobio itu." Perintahnya.
"Ba.. Baik tuan." ucap asisten Kelvin terbata - bata, ia kaget bagaimana bisa bosnya senekat ini.
"Awas kalau sampai kita kehilangan jejak bonusmu ku potong 75%." Ancamnya.
"Baik Tuan." Jawabnya. Sanas memasuki gang perumahan tempat ia tinggal di ikuti mobil Eliyas. Selang beberapa lama Sanas memasuki halaman rumah berlantai dua, rumah itu tampak lebih mencolok dari rumah - rumah yang lainnya.
"Jadi dia tinggal di sini. Kelvin putar balik, kita ke hotel sekarang." Perintahnya, Kelvin hanya
mengikuti kemauan bosnya itu. Lagi - lagi ia di buat bingung dengan sikap bosnya. bagaimana tidak ia di suruh mengikuti gadis itu, setelah ia tau gadis itu sampai rumah dia mengajak putar balik, "Dasar bos aneh." Gerutunya dalam hati.
Sesampainya di rumah Sanas segera membersihkan diri dan menjalankan sholat Azhar, setelah itu ia turun membantu bibinya memasak. Sanas sangat pintar memasak kecuali nasi goreng, Padahal orang - orang bilang nasi goreng buatannya itu enak enak. Tapi tetap saja ia bersikekeh bahwa masakannya aneh.
~ Hotel Ratu ~
Eliyas menyandarkan tubuhnya di kasur berukuran Bigsize, bayang - bayang wajah Sanas terngiang di pikirannya. Entah dari mana gejolak ingin memiliki itu seketika melintas di benaknya, "Apa yang menarik dari gadis itu? Mengapa bayang - bayangnya menghantui pikiranku. Dia itu masih bocah ingusan bisa - bisanya ia membuat aku gila." Gerutunya.
"Arghh... tidak - tidak Eliyas kau hanya sebatas penasaran saja pada bocah ingusan itu, tidak mungkin kau jatuh cinta padanya." Teriaknya frustasi dan menenggelamkan wajahnya ke bantal. Ia pun tertidur.
~ Club Malam ~
Terlihat seorang pria nampak sedang menunggu seseorang, sesekali ia meneguk red wine yang ia pesan dan menghisap rokonya. Ya, benar!! Zen Mubarak, pemuda pemabuk dan pecandu sex itu tengah menunggu wanita jala*gnya. Tak lama kemudian datanglah seorang wanita memakai dress mini yang hanya satu jengkal menutupi bagian pahanya, siapa lagi kalau bukan Lolita.
"Lama menunggu Honey?" Tanya Lolita bergelanyut manja.
"Kau membuang waktuku." Ketus Zen.
"Sayang kau sudah tidak sabarkah menikmati tubuhku." Goda Lolita
"Kau jangan menggodaku di sini atau tidak aku akan pulang." Gertak Zen.
"Ahh.. kau mau melakukanya di rumah Honey." Goda Lolita lagi.
"Lolita stop!! jangan memancingku. Dan satu lagi!! Jangan coba - coba memberiku obat perangsang lagi, aku bisa memuaskanmu tanpa obat perangsang." Ucar Zen sambil memeluk dan mengecup bibir Lolita, dia sudah mabuk rupanya.
"Apa kau akan melakuhkanya di sini atau di apartemanku Sayang." Ucap Lolita.
"Dengan senang hati jika kau mengijinkanku melakuhkannya di sini." Ujar Zen. Lolita Mengeliat mendapat serangan mendadak dari Zen.
"Kita ke Apartemanku sekarang honey, tampaknya kau sudah tidak tahan ya." Ucap Lolita sambil memapah Zen menuju mobilnya, ia melajukan mobilnya dan sengaja mengecilkan AC agar Zen kepanasan.
Sesampainya di aparteman, Lolita dan Zen segera menuju tempat tinggalnya. Belum sampai ke kamar Zen menyerang Lolita dengan ganasnya, kali ini ia terlihat 2x lebih ganas dari biasanya. Tidak ada sejengkal pun tubuh Lolita yang tak luput dari hisapan Zen dan meninggalkan tanda merah. Lolita hanya menikmati permainan demi permainan yang di berikan Zen. Kondisi malam yang sudah larut seakan menjadi saksi desahan demi desahan, erangan demi erangan yang mereka hasilkan. Entah berapa kali mereka melakuhkanya, mereka Kelelahan dan Tertidur👻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Atik Marwati
makin serem aja mereka berdua
2023-04-26
0
@aini*_Thalita
semangat buat author
salam kenal dari Carlos'Revenge
2021-05-05
5