Maaf ya baru update lagi karena baru aja pulang kampung kendala signal juga. Oke Lanjut!!!
Jam menuju pukul 20.00 WIB malam itu gerimis tipis - tipis menghiasi Kota XX, tampak Mobil Honda Jazz melaju dengan kecepatan sedang mengarah ke jalan Sukma. Yah, benar saja Zen menuju Aparteman Lolita. Setibanya di halaman parkir aparteman, Zen segera menuju kamar Lolita yang ada di lantai 11 menaiki lift. Zen keluar dari lift dan menekan bell aparteman Lolita, tidak berselang lama pintu aparteman terbuka.
Mata Zen terbelalak melihat Lolita yang menggunakan dress tidur berbahan satin transparan yang sangat jelas menampakan lekuk tubuh Lolita. Ya, di kota XX memang 75% anak remaja banyak yang terjun bebas ke dunia gelap, dari miras, narkoba, bahkan sex. Jadi tak heran jika usia - usia Zen itu sudah sejak lama merasakan hubungan ranjang.
"Ohh.. Honey akhirnya kau datang juga." Ucap Lolita bergelendot manja.
"Apa kau tidak ingin menyuruhku masuk, aku kedinginan." Ketus Zen.
"Ohh.. Tentu Honey, sepertinya hawa malam ini sangat mendukung ya sayang." Ujar Lolita menggoda. Zen hanya menelan ludahnya sendiri.
"Kau mau minum apa Honey?" Tanya Lolita sambil duduk di pangkuan Zen.
"I Want Red Wine." Jawab Zen tanpa menghiraukan Lolita. Meski begitu ia adalah laki - laki normal, sudah pasti saat ini ia menahan hasratnya. "Jangan buru - buru Zen." Batinya.
Lolita merasa kesal ketika ia menyadari bahwa Zen nyuekin dia. Ia pun bergegas menuju dapur dan mengambil Red Wine di kulkasnya. "Kau milikku Zen, hanya miliku." ujar Lolita dengan seringai liciknya, Lolita kembali ke ruang tamu dan memberikan Red Wine kepada Zen. Tanpa ragu - ragu Zen segera meminumnya. Tiba - tiba tubuhnya terasa panas, seperti ada aliran listrik yang menjalar ke tubuhnya.
" Honey, Kau kenapa?" Tanya Lolita. Ia tersenyum licik. "Berhasil." batinnya.
"Arghhh... Tubuhku panas." Ujar Zen sambil melepaskan baju yang ia kenakan.
"Sayang.. bukannya kau tadi bilang kedinginan di luar? kenapa kau sekarang kepanasan? apa kau butuh bantuanku." tanpa aba - aba Lolita sudah berada di pangkuan Zen.
"Aku tidak kuat lagi."
Di luar sedang hujan deras seolah alam mendukung pergulatan panas diantara Zen dan Lolita. Mereka melakuhkannya berulang kali hingga tak terhitung berapa liter tetes keringat yang mereka keluarkan. Hingga pada Akhirnya Zen tumbang menindih Tubuh Lolita.
~Pagi Tiba~
Zen merasakan badannya remuk, kepalanya pusing. Zen tersentak melihat tubuhnya tanpa sehelai benang pun sedang menindih tubuh Lolita yang keadaanya juga sama, hanya saja banyak tanda merah pada tubuh Lolita. Zen mulai mengingat - ingat apa yang terjadi semalam. Terakhir ia minum Red wine yang di berikan lolita dan setelah itu badanya terasa panas. "Tidak salah lagi, minumanku di campuri obat perangsang." Gerutu Zen.
"Honey.. kau sudah bangun? Arghhh... badanku sakit semua sayang. Kau tau? semalam kau sangat ganas." Bisik Lolita setengah menggoda.
"Sudah Lolita, kau jangan menggodaku lagi. Aku mau pulang, hari ini aku sangat sibuk di sekolah nantinya." Ucap Zen, beranjak dari tempat tidur dan memakai kembali pakaiannya yang berserakah kemana - mana.
"Aihh.. Bukankah kau menikmatinya Honey." Ucap Lolita sambil mengecup pipi Zen.
"Aku pulang dulu." Ujar Zen tanpa menghiraukan Lolita.
"Baiklah Honey, datanglah kemari kapan kau mau." Ucap Lolita.
~ Di Sekolah ~
Penampilan Zen berbeda hari ini, Ia nampak letih dan lesu, pakaiannya acak - acakan. Mungkin karena kelelahan setelah melakuhkan pergulatan panas dengan Lolita tadi malam.
"Loe kenapa sih Zen?" Tanya Dimas
"Iya Nih.. Zen Ngga Semangat Kaya Biasanya." Tambah Koko
"Biasa aja kok, cuma kurang tidur aja." Jawab Zen. "Gue ke Aula Dulu ya." Tambahnya.
Sesampainya di Aula, Zen ikut membantu persiapan - persiapan untuk acara ulang tahun sekolahnya besok, dari menata panggung, meja kursi untuk tamu, serta memindahkan alat - alat yang di perlukan.
~ Di Dalam Kelas Sanas ~
H-1 Acara puncak ulang tahun SMA XX, tidak ada guru satu pun yang mengajar. Semua sibuk dengan persiapan untuk besok. Seperti biasa Sanas And The Geng sedang Asyik Ngerumpi. Ya, begitulah anak perempuan. Mungkin sudah menjadi kodratnya jadi tukang gosip.
"Apa kalian sudah mendengar gosip tentang skandal kakal tingkat kita." Ucap Cindy memulai Gosip.
"Siapa?" Tanya mereka serentak.
"Kak Zen sama si Ratu Bengek Itu." Jawab Cindy Ketus.
" Siapa? Lolita?" Tanya Sanas memastikan.
"Yups.. 100 buat princes." ucap Cindy menaikan jempolnya.
"Gue denger - denger kak Zen sering dateng ke Aparteman kak Lolita malem - malem terus pulangnya pagi gitu." Tambah Santi.
"Wah... Ngga Beres." Ucap Gea sambil menyikut Sanas.
"Apanya yang ngga beres? orang mereka emang pacaran ya kan." Tukas Gita.
"Pacaran sih pacaran, tapi kan mereka masih pelajar yakali malah berbuat ngga senonoh kek gitu." Ketus Gea.
"Tapi kalo menurut gue wajar sih kalo seandainya berita itu benar, Secara di jaman sekarang udah banyak anak - anak di bawah umur hamil duluan dan nikah muda karena terlalu dalam terjerumus ya kan." Jelas Santi.
"Lagian cowok mana sih yang ngga mau di kasih tubuh kek kak Lolita, ya lumayan buat pemuas nafsu." Mereka pun serentak tertawa, kecuali Sanas. Ia hanya terdiam mencerna ucapan teman - temannya itu.
" Bentar - bentar Guys.. Jadi kesimpulan dari cerita kalian barusan, di sini memang banyak remaja - remaja yang terjerumus di dunia gelap gitu?" Tanya Sanas memastikan pemikirannya benar atau salah.
"Bener banget Nces, Di sini hamil di luar nikah, mabuk - mabukan sekarang sudah bukanlah hal yang tabu. Beda jauh dari yang dulu jika ada yang hamil duluan pasti di kucilkan apa lagi masih remaja bahkan masih sekolah." Jelas Santi. Sanas hanya bergidik mendengar penjelasan Temannya itu.
"Bagaimana bisa begitu, mau jadi apa negeri ini jika di penuhi orang - orang seperti itu." Batin Sanas.
"Ke kantin yuk laper." Ajak Cindy.
"Yuk" Mereka pun Menuju kantin.
~Kantin Sekolah~
Sanas And The Geng duduk di tempat duduk mereka biasanya, kali ini Cindy yang akan memesan makanan, 10 menit kemudian makanan mereka telah sampai. Di depan tepat dimana Sanas duduk ada Lolita And the geng, rupanya mereka sengaja duduk di sana dengan alasan ingin memanas - manasi Sanas agar dia tidak dekat - dekat dengan Zen.
"Jadi semalam Zen menginap di tempatmu to." Tanya Rindi sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Sanas, namun Sanas tak menggubrisnya ia tetap menikmati makanannya.
"Ya seperti itulah." Ujar Lolita santai
"Wah.. Wah.. Wah.. Pantas saja aku merasakan gempa yang dashyat tadi malam." Tambah Jessy
"Ya.. Seperti yang kalian lihat tanda merah di leherku ini." Ucapnya sambil memamerkan Lehernya yang di penuhi tanda bekas cupangan.
Gita menyenggol Sanas dan memberi kode kepada Sanas, Sanas pun mengikuti arah mata Gita, Sanas pun tersentak hingva terbatuk - batuk. "Menjijikan sekali." Batinya, Ia minum lalu beranjak pergi. Namun di sisi lain Lolita merasa puas karena ia berhasil membuat Sanas Kepanasan.
Ketika perjalanan menuju kelasnya Sanas berpapasan dengan Zen yang akan pergi ke kantin.
"Baru saja aku mau menyusulmu, kamu sudah selesai makan rupanya." Ujar Zen, namun Sanas tak mempedulikan bahkan mengabaikan keberadaan Zen.
Zen heran, tidak biasanya Sanas bersikap sedingin itu padanya. "ada apa rupanya." Batinya. Zen memutuskan untuk ikut ke kelas Sanas, Sanas mengetahui bahwa Zen mengikutinya, ia mempercepatkan langkahnya Hingga. Gubrakkkkk!!!!! Sanas menabrak seseorang yang memakai jas yang sangat rapi dan berkacamata hitam dengan sigap orang itu menangkap tubuh Sanas yang hampir saja terjatuh ke lantai. Pandangan mereka bertemu.
Deg!! Deg!! Deg!!! Jantungnya serasa ingin melesat jauh dari tempatnya. Bagaimana bisa ada siswi secantik ini di sekolah yang terpencil ini. Batinya
"Maaf.. Maaf.. Pak saya tidak sengaja saya terburu - buru. Sekali lagi saya minta maaf." Kata Sanas, Pria itu hanya diam karena masih terkagum dengan pesona Sanas.
"Nona, sebaiknya lain kali kau bisa berhati - hati lagi." Ujar asistennya
"Maafkan saya pak, saya tidak sengaja." Tambah Sanas. Pria itu pun tersadar dari lamunannya, dan langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan perminta maafan Sanas.
Zen yang sedari tadi melihat kejadian itu pun hanya terdiam karena ia tidak bisa berbuat apa - apa, Ia Tau bahwa yang di tabrak Sanas tadi Adalah orang yang sangat berpengaruh di sekolahnya Yaitu Tuan Eliyas Anggara
Lanjut besok Lagi Ya Sayang - Sayangku!! Udah Malem Waktunya Bobo Syantik!!😊 Happy Reading😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Atik Marwati
awal pertemuan sanas dengan si CEO ya
2023-04-26
1
Fa Rel
zen bekasss mending ma lainnya aja lah
2022-04-02
0
A.0122
zen mah buaya darat buntung
2021-06-05
1