Sesampainya di kantin Sanas segera memesan bakso dan es jeruk. Ia pun mencari tempat duduk yang kosong, beberapa menit kemudian pesanannya pun sudah di antarkan.
"Silahkan Dek." ujar mbak Darmi kantin sambil menyodorkan bakso dan es jeruk.
"Makasih ya Mbak" Ucap Sanas, Mbak Darmi pun keheranan melihat wajah Sanas terlihat asing.
"Kamu murid baru ya?" Tanya Mbak Darmi
"Ohh.. iya mbak, perkenalkan saya Sanas." ujar Sanas sambil mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri. Mbak darmi pun kaget ketika Sanas mengulurkan tangannya.
"Tidak Usah Dek, tangan saya kotor." Ujar mbak Darmi menolak bersalaman dengan Sanas.
"Tidak Apa - Apa Mbak.." Memaksa Mbak Darmi Bersalaman. "Nama Mbak siapa?" Tanya Sanas
"Saya Darmi Dek." Jawab Mbak Darmi, "Ya sudah dek, silahkan menikmati." Tambah mbak Darmi
"Makasih Ya mbak." lanjut Sanas
Tiba - tiba datang rombongan yang terdiri dari 3 orang, mereka adalah Gea, Gita, dan Santi.
"Hai.. Sanas boleh gabung ngga?" Tanya Gea. sontak Sanas mendongak kaget.
"Ohh.. iya silahkan duduk." jawab Sanas
"Kenalin Gue Gea."
"Gue Gita."
"Gue Santi." Ucap mereka memperkenalkan diri satu per satu.
"Hai Gea.. Hai Gita.. Hai Santi.. Aku Sanas." sapa Sanas memperkenalkan diri balik.
"kita boleh temenan dong?" Tanya Gita
"Dengan senang hati." jawab Sanas dengan senyuman. Mereka berempat menikmati makanannya masing - masing sesekali bercanda,Sanas memang orangnya gampang bergaul jadi, meskipun baru saling mengenal mereka sudah sangat dekat.
"Hampir Bel nih.. Ke kelas yuk." Ajak Santi
"Hayuk.." Ujar mereka serentak
"Ehh.. btw istirahat kedua nanti ke kantin lagi ya." ujar Gita
"Siap Bos!!" Ujar Gita Dengan Ekspresi Menggemaskan. Mereka pun serentak tertawa melihat kekonyolan Sanas.
Saking Asyiknya bercanda terlihat dari arah berlawanan ada anak lelaki berlari dan tiba - tiba Brukkk!!! tidak sengaja menabrak Sanas karena tidak bisa menjaga keseimbangan Sanas pun hampir terjatuh. Namun anak itu dengan sigap menangkap tubuh Sanas manik mata keduanya saling berpandangan. Jeng!! Jeng!! Jeng!! serasa melihat adegan seperti di film -film keduanya menjadi pusat perhatian karena memang saat itu masih jam istirahat. "Cantik sekali.." Batin Zen.
"Ehmm.." Santi berdehem membuat keduanya terperanjat dan mengalihkanan pandangan masing - masing.
"Maafkan saya tidak sengaja, kau tidak papa?" Tanyanya
"Ohh.. yaa!! Aku tidak apa - apa." Jawab Sanas dengan santainya
"Ohh.. Baiklah aku buru - buru, sekali lagi aku minta maaf." Tambahnya dan berlalu pergi.
"Dasar.. Mentang - mentang ketua osis aja sombong yakali minta maaf sambil nylonong kek gitu." Ujar Gea dengan gusar.
"Sudah - sudah dia kan tidak sengaja, yuk ke kelas 5 menit lagi udah bel." Ucap Sanas.
*Flashback On*
Sepasang mata tajam tengah menatap ketitik yang seharusnya di bidiknya. bagaimana bisa dia harus menyaksikan pacarnya menangkap seorang perempuan dan nyaris berpelukan.
"Siapa dia? awas saja akan ku buat dia menyesal." Batinnya gusar.
"...."
"Cari tahu siapa cewek kegatelan yang tadi bersama gea gita dan santi, aku tunggu infonya secepatnya." Ujarnya sambil menutup telepon
**Flashback Off**
Sesampainya di kelas Sanas kembali duduk di bangkunya. Beberapa lama kemudian Ketua kelas masuk dan memberitahukan bahwa sampai jam pulang sekolah adalah jam kosong dikarenakan para guru dan osis harus rapat untuk membahas acara ulang tahun sekolah, jadi seluruh siswa di suruh belajar sendiri di kelas masing - masing.
Semua fokus sama kesibukan masing - masing. Ada yang benar - benar belajar, ada yang main ponsel, ada yang bolos pulang, ada yang ngerumpi. Sanas pun gabung dengan geng Gea,Gita, Dan Santi.
"Ehh.. denger - denger Ulang Tahun sekolah kita tahun ini mau ngundang donatur terbesar sekolah kita loh." Kata Gea
"Ahh.. masa iya?" Tanya Gita Ngga Percaya.
"Iya lo.. Dan kali ini bener - bener special, untung aja kita udah sekolah di sini." Ujar Gea dengan bangganya.
"Memang kapan acaranya?" Tanya Sanas Polos.
"Malam Tanggal 20 Say." Jawab Santi
"Ohhh..." Jawab Sanas dengan santainya.
"Gawat.. Gawat.. Gawat.. Guys." Kata Rendi. Sontak semua mata tertuju kepada Rendi yang tiba - tiba muncul dengan wajah paniknya, termasuk Sanas.
"Ada Apa sih?" Tanya Cika
"Kalian Tau, Malam acara ulang tahun sekolah kita, Di wajibkan setiap kelas harus tampil di acara pentas seni." Jelas Rendi
"Haaaaaah..." Serentak semua kaget kecuali Sanas. Ia heran mengapa teman - temannya terlihat panik padahal kan bagus kalau di setiap kelas harus menampilkan kekreatifan.
"Memang harus menampilkan apa?" Tanya Sanas dengan santainya. Sontak semua mata beralih pandangan menuju Sanas yang tampak tidak ada panik - paniknya.
"Apa pun itu yang di tampilkan, wajib ikut semua nanas." Jawab Rendi
"Namaku Sanas Bukan Nanas." ujar Sanas dingin
"Haihh.. Baiklah - Baiklah Sanas, jadi setiap kelas harus menampilkan sesuatu entah itu menyanyi, menari, baca puisi, drama musical." Ujar Rendi secara Detail, Sanas hanya manggut - manggut.
Tiba - tiba, Braaakkkk!!!! Pintu di banting dengan kerasnya. Semuanya tertunduk kecuali Sanas yang masih berusaha mencari tahu ada apakah gerangan dari asal suara. Ternyata ada rombongan kakak kelas yang sekarang menuju ke arahnya.
"Heh.. Jal*ng!!!" hardiknya sambil menunjuk wajah Sanas.
"Aku?". Tanya Sanas Polos
" Yaa.. kau. siapa lagi jal*ng pengganggu hubungan orang di sini selain kau!!" Hardiknya lagi. Sanas masih kebingungan karena ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Berani - beraninya kau mendekati Zen Kekasihku." Tambahnya. Sanas masih terdiam ia semakin kebingungan "Zen.. Siapa Zen aku tidak mengenalnya." Batinya
"Jawab.. Heii!! Jala*g!! Bangs*t." Ujarnya semakin menjadi - jadi. Hingga hampir saja tangannya menampar Sanas namun Sanas menahannya.
"Hei.. Kak jaga bicaramu, tidak bisakah kau bicara baik - baik. Apa mulutmu tidak pernah di sekolahkan, aku tidak mengenalmu aku juga tidak mengenal Zen kekasihmu. Jadi jangan seenaknya kau memanggilku jala*g." Ujar Sanas mulai angkat bicara.
"Bedebah!!! Heh.. kau Jala*ng, tidak usah sok suci di depanku! kau jala*g tetap saja jala*g Cuiihhhh...." Hardiknya membuang ludah.
"Ada Apa Ini?" Tanya Zen tiba - tiba datang
"Aku hanya melabrak wanita jala*g yang tadi berusaha merayumu Zen." Jelas Lolita
"Kau ini apa - apaan sih lita? siapa yang merayuku." Tanya Zen bingung
"Dia.. Wanita Sial*n ini yang tadi merayumu kan sayang biar ku hajar dia." Ujarnya Sambil menarik rambut Sanas. Zen pun melerai dan mengambil tempat di sela - sela mereka berdua.
"Cukup!!! Lolita, buka matamu yang telah cemburu buta itu. Aku Tadi tidak sengaja menabraknya karena aku berlari terburu - buru menuju ruang kepsek, aku spontan menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh bukan dia merayuku." Jelas Zen Tegas
" Aku tidak percaya Zen.. Akan kuhancurkan wajahnya biar dia tau rasa!!" geramnya hampir menyakar wajah Sanas justru Zen melindungi Sanas hingga dirinya yang terkena cakaran Lolita hingga pipinya berdarah.
"Ohh.. Zen, Maafkan aku. Aku hanya mau memberi pelajaran kepada Jala*g ini tapi kenapa justru kau yang kena. lagipula kenapa kau melindunginya Zen." Ujar Lolita merasa bersalah
"Sudah Cukup!!! Lolita aku muak dengan keposesifanmu. Mulai hari ini kita putus." Kata Zen, Lolita semakin gusar ia meninggalkan kelas Sanas dengan menghentak - hentakkan kakinya.
"Akh.." Zen Memegang pipinya yang tengah berdarah karena terkena cakaran Lolita.
"Kau tidak apa - apa kak?" Tanya Sanas Khawatir, bagaimana pun pria itu terluka karena melindunginya.
"Tidak.. Tidak.. Aku baik - baik saja." Jawab Zen.
"Mari ku antar ke UKS kak." tawar Sanas
"Akh.. ini hanya luka kecil, tidak perlu berlebihan." Ujar Zen.
"Tidak.. Tidak.. Ini Harus Segera Di Obati." Ujar Sanas sambil menarik tangan Zen untuk mengikutinya.
Di perjalanan menuju UKS Sanas tetap menarik tangan Zen karena di takut jika pria itu melarikan diri. Hening!! hanya bunyi sepatu mereka berdua saja yang terdengar.
"Hai.. gadis kecil ini hanya luka ringan tidak perlu sampai di bawa ke UKS." Kata Zen memecah keheningan
"Apa kau bilang kak? hanya luka ringan, lalu bagaimana jika ini tidak kau obati dan terinfeksi. Apa kau mau wajah tampanmu itu berubah menjadi buruk rupa hanya karena cakaran kakak yang tadi." Ucap Sanas sambil bertolak pinggang.
"Baiklah.. Baiklah.. Ayo." Ucap Zen mendahului Sanas. Zen hanya senyum - senyum sendiri mengingat Gadis kecil itu mengkhawatirkan dia terlebih lagi tanpa sengaja gadis itu bilang bahwa dia tampan. Ingin rasanya Zen berteriak.
"Sudah sampai sini biar aku yang mengobati." Ketus Sanas, ia kesal karena baru saja pria ini menolak untuk di obati.
"Baik bu dokter." Ujar Zen Pasrah dengan apa yang di lakuhkan Sanas. Ia hanya bisa meringis karena lukanya sangat perih terkena alkohol.. "Aww.. pelan - pelan, Nyonya ini sakit." Ringis Zen
"Aduh Sakit ya.. Maaf! Maaf kak." ucap Sanas sambil memelankan gerakan tangannya yang membersihkan pipi Zen.
"Apa kau menghawatirkanku Gadis kecil?" Entah dapat pikiran dari mana ingin sekali Zen menanyakan itu tanpa rasa malu.
"Tentu saja kak, Kau begini karena melindungiku. Terima kasih ya." Jelas Sanas
"Sama - sama, Gadis Kecil." Jawab Zen menyunggingkan senyumannya.
"Akh.. tampan sekali dia kalau tersenyum seperti itu." Gumam Sanas.
"Apa kau bilang aku tampan?" Tanya Zen.
"Akh.. maksud aku, sayang sekali wajah setampan ini harus terkena cakaran srigala betina." Kata Sanas mengelak.
"Ya benar gadis kecil, dia memang srigala betina yang ganas. Tapi aku juga berterima kasih kepadamu, karenamu aku bisa terlepas darinya." Sambung Zen
****
Jam menunjukan pukul 15.00, itu bearti seluruh siswa di pulangkan. Hari pertama masuk di sekolah yang baru menoreh kenangan buruk Sanas bagaimana bisa dia di cap perusak oleh kakak kelasnya padahal ia tidak mengenalnya. Sesampainya di rumah Sanas membersihkan diri lalu berkumpul dengan keluarganya. Hingga Malam tiba Sanas tertidur dengan lelapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
buah nanas kali🤭🤭
2023-08-01
0
Atik Marwati
menarik Thor...
2023-04-26
0