...Pernyataan cinta dan cemburu....
Tirta menghela napas, kehilangan kendali tanpa sadar Allura duduk di sampingnya, ia yakin Allura sangat ketakutan.
Tirta memegang setirnya dengan erat, menahan kesal yang di hadapinya, ia melihat Allura tertawa bersama Bagas, bahkan sekalipun Allura tidak pernah mengeluarkan suara kecuali di tanya, entah hatinya menjadi sangat kesal hingga ingin memukul Bagas yang bisa melihat Allura tertawa.
Oleh karena itu, ia menghampiri keduanya, tubuhnya bergerak reflek untuk menjemput Allura dari sana, tapi, siapa sangka Allura terlihat ketakutan saat melihatnya menyapanya dari kaca cafe.
Dan, saat ini Allura hanya duduk diam di samping kursi kemudi, mereka hanya berdua dalam mobil, kenapa Allura tidak mengeluarkan suara apapun, sesaat ia melirik kearah spion atas melihat wajah Allura yang hanya menatap ke jendela sampingnya.
Tirta berdehem, "kau tidak ingin kemanapun?"
Allura menoleh.
"Kita bahkan melewati malam pernikahan, maaf, malam itu aku harus bertemu tamu VIP," katanya dengan memasang wajah menyesal.
"Ya, kalau memang mendesak, tidak apa-apa, maaf juga, ku pikir kau menghindariku," Allura memilin roknya, ia juga merasa bersalah mencurigai Tirta.
"Waah, kau sebegitu dalamnya berpikir, okey, untuk menebus kesalahan ku, kau ingin kemana? Pengawal pribadimu siap mengantar," ia menepuk dadanya sombong.
Allura sumringah, ia menoleh ke kanan dan kiri jalan, "wah, ayo, ke sana," ia menunjuk alun-alun dengan pekan raya.
Tirta mengangguk, ia memakirkan mobilnya.
Pekan raya dengan lampu warna-warni, kelap-kelip dari permainan di sana, komedi putar, kereta layang, badut yang menari dan gelembung-gelembung balon yang berterbangan, memiliki suasana tersendiri, Allura menikmati semua itu, ia melangkah lebih dulu.
"Anak kecil," gumam Tirta, ia tersenyum melihat tingkah Allura yang berjalan mundur dan berputar diantara gelembung balon sabun, ia mensejajarkan langkahnya, "kau senang?" tanyanya.
"Ya, seperti kencan untuk pertama kalinya," jawabnya.
Tirta menatap Allura, ia tertunduk sebentar lalu menarik tangan Allura," Allura, mau berkencan denganku?"
Ia menatap Tirta, wajahnya memerah tapi, terlihat serius, Allura mengulas senyum, "ya," jawabnya.
Tirta tersenyum, ia menggandeng tangan Allura, kencan pertama di pekan raya terlihat bagus juga, Allura mengajaknya menaiki komedi putar, tawanya semakin terdengar sangat indah saat melahap gulali besar bersama, Tirta memandang wajah Allura yang berseri, senyumnya terus terus terlihat di wajah Allura.
"Pekan raya ini atau aku yang membuatmu tidak berhenti tersenyum?" Gumam Tirta.
"Kau," Allura menjawab cepat, ia mendengar gumaman Tirta.
Tirta mengulum senyum, mungkin banyak magnet dalam tubuhnya hingga senyum Allura selalu tertarik, ia mulai paham perkataan Bagas sebelumnya, Allura akan sangat menarik saat ada di dekatnya, ya, betul, bahkan ia enggan beranjak dari waktu ini, hanya untuk melihat senyum Allura dari dekat.
"Ini terlalu manis, " Tirta menarik gulali di bibir Allura, gulali terakhir terasa sangat manis, "haruskah kita pulang?" tanyanya, sambil merangkul Allura.
"Mm, apa kita bisa ke tempat lain?"
"Ayo," Tirta berdiri mengulurkan tangannya.
Allura menyambutnya dengan senang hati, keduanya betul-betul menikmati pekan raya malam ini, bintang berkelipan seakan ikut bertepuk ria dengan senyum keduanya.
Tirta menelan ludah ketika keduanya sampai di apartemen pribadi milik Tirta, Allura asik berkeliling, ruangan pertama yang di lihatnya adalah dapur, ia sangat menyukai tataan dapur serta semua prabot yang tersusun rapi.
Ia membuka kulkas, kulkas yang terisi penuh dengan daging dan sayuran membuatnya tersenyum.
"Kau mengisi ini semua?"
"Ya," jawabnya dengan tertawa, sebetulnya beberapa jam lalu, ia mengirim pesan kepada asisten pribadinya untuk membereskan apartemennya, mengisi stok makanan dan beberapa hal yang di butuhkan.
"Ini bagus, tidak seperti kulkas si nyamuk," gumamnya pelan.
Tirta mendekat, "nyamuk? Siapa dia?"
"Owh, itu ... , pak Bagas," jawabnya dengan terbata sebab Tirta sangat dekat di depannya.
"Kau dekat dengannya?"
Allura mengangguk, "mm, dia teman pertama ku."
Tirta melingkarkan tangannya pada pinggang Allura, membuatnya sedikit terkesiap kaget dan hendak melepasnya , Tirta mempererat dan menarik tubuh Allura sedikit lebih dekat.
Allura merasakan napas Tirta di lehernya, lalu menuju bibir pelan mengecupnya hingga ia terbawa dalam suasana yang di ciptakan Tirta, ia hanya memejamkan mata begitu Tirta bermain dalam mulutnya, ia membiarkan Tirta membawanya entah ke dunia mana dengan rasa terbuai seperti ini.
Tirta menempelkan tubuhnya pada tubuh mungil Allura, ia mengajaknya berjalan menuju kamar, ia membuka pintu dengan tangannya, bibirnya terus terpaut, entah bagaimana ia tidak bisa melepaskannya sedetikpun hingga ia merasa sesak sebab perasaan membuncah didadanya yang hampir meledak.
Ia menatap wajah Allura yang merona, matanya terpejam, ia mulai membuka setiap pintu yang tertutup pada Allura, membelainya penuh kelembutan hingga Allura merasa tenang.
Tirta mengagumi apa yang didepannya, ia berbisik di sela aktifitas intimnya, "Allura ..."
Allura hanya memejamkan mata, membiarkan dirinya masuk kedalam dunia yang di ciptakan Tirta untuknya.
Tirta membiarkan Allura tidur pada lengannya, berkali-kali ia menatapnya selalu membuat dadanya berdetak, memang mungkin cinta datang setelah pernikahan itu betul adanya.
"Allura," panggilanya lirih.
"Mm."
"Jangan tertawa dengan laki-laki lain, jangan bicara dengan laki-laki lain."
"Kenapa?"
Tidak ada jawaban.
"Kau cemburu?"
"Ya, aku cemburu ..., aku juga mencintaimu," jawab Tirta dengan lirih, matanya terpejam.
Allura tersenyum, setidaknya ia mendengar alasannya dan pernyataan yang ingin ia dengar, walaupun setengah sadar di ucapkan, Allura mencium kening Tirta, "aku juga mencintaimu."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tirta terbangun, ia merasakan badanya sangat fit dari biasanya, ia melihat sampingnya Allura sudah bangun saat ia mencium bau masakan dari dapur.
Ia keluar kamar, melihat handphonenya yang tergeletak di meja, ia menuju dapur.
"Waah, menu istemewa, bubur ayam, telur puyuh kecap, kau tahu menu sarapan favoritku?" Ia duduk dan mulai mencicipi bubur.
"Enak?"
"Mmm, ya, sesuai selera lidahku," ia terus melahap buburnya.
Allura tersenyum, ia me-lap tangannya yang basah setelah selesai cuci piring, ia duduk di hadapan Tirta menatapnya melahap telur puyuh.
"Waah, kau menggodaku," kata Tirta tiba-tiba setelah menghabiskan semangkuk buburnya.
Allura menggelang.
"Itu," ia menunjuk kemeja yang dikenakan Allura.
Allura mengenakan kemeja putih kebesaran yang memang milik Tirta, ia mengambil dari lemarinya, baju yang kemarin sangat kotor jadi ia mencucinya pagi ini dangan baju Tirta.
"Oke, akan mengkonfirmasi pihak cabang A rapat di undur besok," ia menscrol handphonenya.
Allura hendak melarangnya, tapi telpon milik Tirta berdering lebih dulu.
"Ya, investor dari luar jadi tamu VIP? Ingin bertemu? Okey, baiklah, 15 menit," Tirta mematikan telponnya, ia mengangkat bahu, "mungkin nanti malam," ia berbisik di telinga Allura hingga membuatnya terdorong keluar dapur.
Tirta berjalan dengan cepat menuju lobi, ia harus bertemu dengan investornya yang hari ini menjadi tamu VIP di mahkota hotel cabang A, ia memberi hormat sesuai dengan negara investornya lalu duduk berhadapan, ya, mereka sepasang suami istri yang sedang merayakan anniversary ke 25 tahun.
Ia beranjak menuju ruangannya, ia mendapati Bagas sedang sibuk dengan beberapa orang keuangan hotel, ia memanggilnya.
"Bagas, camkan .. kau teman pertama nya dan aku cinta pertamanya, ck," ia mengedipkan matanya lalu masuk ke ruangannya.
Semua orang menatap Bagas, ia mengangkat bahu, "mungkinkah ia salah makan sarapan?" Ia bertanya pada orang-orang di hadapannya.
Semuanya menggeleng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
sehat dan like selalu💪😊
2020-12-25
0
Hastin Faradilla Hlf
ditunggu crazy up nya thor,,
2020-11-09
2