**Dimas Pov's**
Aku memutuskan untuk membawa Anisa pindah dari Bandung ke apartemen yang baru - baru ini aku beli atas nama dirinya hari ini. Aku tahu dia gadis yang baik, taat pada orang tua untuk itulah ayah dan ibu lebih memilihnya dari pada Rania.
Bertahun - tahun aku menjalani hubungan dengan Rania, gadis yang tidak kalah baik dari Anisa hanya saja, Rania yang seorang aktris dengan segala kecantikan dan kemolekan tubuhnya terpampang dimana - mana, sedangkan Anisa gadis yang berpakaian tertutup namun tetap terlihat bersahaja.
Aku tidak mencintai Anisa, aku jujur akan hal itu. Aku tidak menginginkannya dalam hidupku, untuk itu aku tidak ingin mengikatnya. Aku memberikan kebebasan padanya sama seperti dulu sebelum menikah denganku, dan aku meminta kebebasan pula darinya sama seperti sebelum menikah dengannya.
Aku dan Anisa sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing - masing. Aaku akan bertanggung jawab sebagai suami untuk nafkah lahirnya namun tidak dengan nafkah batin. Katakanlah aku egois akan hal ini, namun aku todak perlu melakukan hal itu dengan wanita yang tidak aku sukai. Aku hanya ingin menikmati itu dengan Rania meskipun aku tidak tahu kapan dia siap untuk menikah denganku.
Anisa hanya terdiam sewaktu aku menyatakan semuanya tentang kehidupan setelah kami menikah nanti. Aku tahu dia mungkin tidak menyetujui semua perkataan ku namun dia juga tidak bisa menolaknya, karena memang seperti inilah keadaanya dan mau tidak mau dia harus bisa mengerti akan hal yang tidak bisa kami lewati. Aku berjanji akan memperlakukan dia dengan baik sebagai teman atau adik mungkin.
Baru bebrapa bulan ini Anisa bekerja di perusahaan yang aku pimpin. Dia gadis yang mandiri juga telaten dalam pekerjaanya. Di kantor banyak yang menyukai kinerjanya juga sopan dengan siapa saja yang di temui dan aku mengakui hal itu.
Sudah hampir dua jam aku duduk di restoran tempat aku janji janjian bertemu Rania. Beginilah seorang Rania, pekerjaan dan karirnya adalah prioritas utama sedangkan aku nomor dua.
Aku berjanji untuk menunggunya disini karena ingin menyelesaikan masalah yang beberapa hari ini tidak sempat aku bicarakan dengannya. Aku tahu Rania kecewa padaku, namun aku juga tidak ingin mengecewakan ayah dan ibuku.
Ayah dan ibu bukan tidak menyukainya, tapi Rania tidak ingin melepaskan karirnya meskipun kami sudah menikah nanti dan ibu todak ingin akan hal itu.
"Sudah lama ? maaf ya membuatmu menunggu, aku masih syuting tadi." Suara Rania membuyarkan lamunanku. Suara yang suda sangat aku rindukan bebrapa hari ini.
" Lumayan Ran sekitar dua jam mungkin." Jawabku.
" Dim aku takut bertemu denganmu ditempat ramai seperti ini, aku tidak ingin hubungan kita mengganggu kredibilitas kamu, mempengaruhi perusahaan kamu dan karir aku, kamu sudah menikah Dim."
" Ran aku minta maaf atas semuanya." Mohonku padanya.
"Mau bagaimana lagi Dim semua sudah jadi keputusanmu, aku tidak bisa melakukan apapun lagi bukan ? semua sudah jadi keputusanmu." Jawab Rania.
" Aku sudah berusaha membujuk Ayah dan Ibu, namun sama sekali tidak merubah pendirian mereka Ran. Ayo menikahlah dengan ku tanpa sepengetahuan mereka." Kataku yakin.
"Dan saat mengetahui akan hal itu aku akan menjadi menantu yang dibenci seumur hidupku Dim, aku tidak menginginkan itu. aku ingin kamu membujuk ayah dan ibu bukan memaksa menikahi ku tanpa persetujuan apalagi secara sembunyi - sembunyi dari mereka, ngga Dim aku takut aku ngga berani." Jawab Rania yang kembali mematahkan hatiku.
" Maaf Ran, sepertinya mereka benar - benar tidak menginginkanmu jika kamu masih mempertahankan karir keartisanmu. Apa susahnya Ran berhenti dari dunia keartisan mu dan hanya menjadi istri dan ibu dari anak - anakku nanti. Aku bisa memberikan kehidupan mewah jika kamu mau. Aku bisa memberikan apapun yang kamu inginkan." Kataku.
"Dan kamu pun begitu Dim, sepertinya kamu pun sudah tidak menginginkan aku di kehidupanmu. Kamu tidak pernah berusaha meyakinkan mereka aku bisa menjadi istrimu tanpa meninggalkan pekerjaanku.. Kamu adalah orang paling tahu, karirku ini adalah kehidupanku. Ini adalah impianku dan aku tidak bisa melepaskannya begitu saja setelah sudah bersusah payah untuk meraih hal ini. Maaf Dim aku harus kembali ke lokasi syuting. Jangan menghubungiku jika kamu tidak yakin dengan perasaanmu Dim" Kata Rania kemudian beranjak dari tempat duduk di hadapanku dan berlalu dari sana.
Aku masih terduduk melihat kepergian Rania, wanita yang sekian lama mengisi kehidupanku terlihat mulai beranjak pergi. Dan sampai sekarang aku masih belum bisa memberikan dia kebahagiaan yang selama ini kami idam - idamkan.
Aku merogoh ponselku dari saku celana dan menuliskan pesan untuk Rania.
"Fikirkanlah Ran, jika kita menikah nanti aku tidak akan memintamu untuk meninggalkan dunia keartisanmu. Sungguh aku hanya ingin hidup bersama denganmu. Aku janji pernikahan kita tidak akan mengganggu karirmu. Aku bersedia merahasiakan ini dari siapapun asalkan aku bisa hidup bersamamu. Aku sangat mencintaimu Ran, Ku mohon "
" Aku akan memikirkannya, datang keapartemenku besok kita akan membahasnya disana"
Aku tersenyum senang membaca balasan pesan dari Rania. Dengan langkah yakin aku keluar dari restoran menuju mobilku yang sedang terparkir di halaman restoran. Sebenarnya ini masih hari liburku namun karena tidak punya tujuan lain aku bergegas menujun kantor. Aku lebih beristiraht disana dari pada kembali ke apartemen dan bertemu dengan gadis itu yang akan semakin membuatku merasah bersalah dengan keadaan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Jumadin Adin
dari yg terbalik ku baca ..jadi sedikit tau asal usul anisa istri yg tersakiti
2023-01-15
0
Eli Sumarti
Diawali cerita yang menarik
2021-09-15
2