Bab 2

...2...

Kevin pun menyadari keberadaan kanaya “ka,,,kanaya” 

sontak membuat papa, tomy dan mama menoleh ke arah tangga tampak disana kanaya yang air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi, tomy dan kevin pun langsung mengejar adiknya yang sudah lari menaiki anak tangga menuju kamar, dengan langkah kaki yang lebar kevin dan tomy akhirnya dapat mendahului langkah kaki kanaya dan langsung memeluk kanaya yang sudah menangis, setelah kanaya sedikit lebih tenang kedua kakaknya menuntun kanaya untuk duduk di sofa

 “ nak papa minta maaf udah ngebuat kamu harus berada di posisi ini tapi papa udah ga punya pilihan lain buat menolak permintaan om kalian, jadi papa mohon nak bantu om kalian kali ini” 

“kenapa harus kanaya pa, kanaya juga punya mimpi pa sama dengan ka Rima tapi kenapa kanaya yang harus menggantikan posisi ka Rima, sedangkan ka Rima bisa mendapatkan mimpinya dan kanaya harus terjebak dengan pernikahan yang sama sekali enggak kanaya ingin kan bahkan calon suami nya aja kanaya enggak kenal sama sekali pa, seharusnya kan yang nikah kak Rima pa bukan kanaya”

“ tapi nak kali ini situasinya benar-benar mendesak kak rima ngebatalin pernikahan ini secara sepihak dan memutuskan untuk pergi ke luar negeri mengejar karirnya, sedangkan pihak keluarga calon pengantin laki-laki tidak ingin membatalkan pernikahan ini dan ingin tetap menjalankan pernikahan ini walaupun calon pengantin wanitanya diganti dan mereka menyuruh om Harris bertanggung jawab untuk semua ini dan mengancam kalau om Harris sampai tidak bisa menemukan pengganti calon pengantin wanitanya maka seluruh perusahaan om Harris dan keluarganya bakalan dihancurin nak termasuk perusahaan kita juga, mereka merupakan pengusaha yang sangat berpengaruh di negara ini dan kita enggak bakalan bisa ngelakuin apa-apa nak jadi papa mohon nak bantu keluarga kita cuman kamu harapan kami saat ini nak” ucap papa sambil menggenggam tangan kanaya.

Mendengar ucapan papa itu membuat kanaya terdiam pikirannya saat ini sedang kacau memikirkan keputusan apa yang harus di ambilnya jika ia menolak maka ia akan menyakiti keluarganya dan menghancurkan perusahaan keluarganya terlebih lagi perusahaan papanya sendiri karena kanaya tau betul bagaimana papanya berjuang mati-matian untuk mengembangkan perusahaan itu hingga sampai dititik kesuksesan sekarang ini dan kanaya gak sanggup memikirikan bagaimana jadinya papa kalau sampai perusahaan itu hancur, tapi disatu sisi jika ia menerimanya maka akan menyakiti perasaannya sendiri dia akan kehilangan mimpinya untuk melanjutkan study ke luar negeri, kehilangan harapan untuk menikah dengan orang yang benar benar ia cintai.

Kepalanya seakan mau meledak rasanya memikirkan bagaimana dia akan hidup nantinya dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai. 

“baiklah pa kanaya akan turuti permintaan papa” 

begitulah kanaya memutuskan untuk tidak mau menjadi egois dan lebih memilih untuk mengorbankan dirinya demi kebahagian keluarganya, ia tidak ingin menyakiti dan mengecewakan keluarganya.

“ makasih sayang, papa sangat berterimakasih nak” 

sambil memeluk dan mencium pucuk kepala kanaya

 “ sama-sama pa” 

ucap kanaya dengan suara yang sedikit bergetar dan mencoba untuk tersenyum kepada papa, mama dan kedua kakaknya.

 

Sinar mentari kembali menyusup masuk melalui celah-celah jendela, pagi ini Kanaya merasa enggan untuk turun dari kasur nya karena mengingat kejadian kemarin itu sungguh membuat dia kehilangan semangatnya,dan sudah beberapa kali juga terdengar suara ketukan pintu untuk membangunkan kanaya tapi kanaya tidak sedikitpun merespon dia masih bersembunyi dibalik selimutnya dengan pikiran yang masih melayang-layang. 

“come on kanaya jangan jadi lemah gini dong, loe pasti bisa , demi papa” 

 kanaya mencoba memberikan semangat kepada dirinya sendiri.

Kanaya berjalan menuruni anak tangga menuju dapur ia merasa lapar karena dari pagi ia belum sarapan sama sekali ia membuka lemari es mencari bahan makanan yang bisa dimasak dan mulai berkutat dengan peralatan dapur

 “eh non ngapain sini bibi yang masakin non duduk aja dulu”

 tiba-tiba bibi datang dengan membawa beberapa plastik belanjaan menandakan bibi baru pulang dari pasar.

 “ gapapa kok bik biar kanaya aja lagian udah selesai juga kok masaknya”

 ucap kanaya sambil menuangkan nasi goreng sosis yang baru dimasaknya ke atas piring

 “bibi udah makan, kalau belum sini bik kita makan barang dulu” 

“ bibi tadi sudah makan non” 

Kanaya pun melahap makanannya hingga habis setelah itu Kanaya membantu bibi menyusun barang belanjaan dan menemani bibi memasak untuk makan siang, 

“bi papa dan mama kemana kok enggak keliatan” tanya Kanaya 

“itu non tuan dan nyonya tadi bilang pergi ada urusan sebentar”

“ hemmp pantesan sunyi bi”

“ non gak pergi kerja”

“ enggak bi lagi ga mood”.

Tok ,,, tok,,, tok

“ nak ini mama, boleh mama masuk” tanya bu retno dari balik pintu yang tak lain adalah mama kanaya sendiri

 “boleh ma masuk aja, pintunya gak dikunci kok” kemudian mama masuk dan melihat putrinya sedang memainkan handphone 

“kamu enggak ke resto nak “ tanya mama kepada kanaya 

“enggak ma lagi malas” 

“ loh kok putri kecil mama ini tumben malas biasanya juga rajin banget kalo masalah kerjaan diresto” kanaya hanya diam dan tidak menjawab omongan dari mamanya 

“oh ya sayang tadi mama dan papa bertemu dengan calon mertua kamu dan mereka mengundang kita untuk makan malam jadi kamu harus siap-siap ya sayang jam 18.00 wib nanti kita berangkat” 

“ hemp oke ma” jawab kanaya pasrah.

 Waktu telah menunjukan pukul 18.00 wib tapi kanaya belum juga keluar dari kamarnya dan itu membuat pak handoko dan bu retno sedikit gusar 

“ma coba mama liat kanaya ke kamarnya”

 baru saja bu retno hendak melangkahkan kakinya sudah terlihat kanaya yang sedang menuruni tangga dengan balutan gaun berwarna hitam selutut, menggunakan high heels yang tidak terlalu tinggi,dengan rambut yang tergerai dan sedikit balutan make up diwajahnya yang membuat aura kecantikan kanaya semakin terpancar. 

“wahh ma, liat kok bidadari ada dirumah kita ma” ucap papa tersenyum memandang putri kecilnya itu 

“ ih papa apaan si” balas kanaya sambil mencubit pelan lengan papanya.

Akhirnya mereka pun berangkat menuju ke kediaman keluarga besar Sukmanegara, terlihat rumah yang sangat besar dan halaman yang luas pula dilengkapi dengan petugas keamanan berseragam hitam yang berjumlah cukup banyak untuk memantau setiap sudut rumah. Pintu mobil kanaya langsung dibukakan oleh petugas berseragam hitam itu dan menuntun kanaya serta kedua orang tuanya menuju sebuah ruangan dimana keluarga bapak robert Sukmanegara telah menunggu.

 “selamat datang calon besan” 

ucap pak robert sambil memeluk papa begitu pula denga ibu sinta istri pak robert juga menyambut mama dengan ramah, kemudian pak robert melihat ke arah kanaya masih dengan senyuman yang terpancar diwajahnya dan berkata 

“jadi ini anak kamu yang akan jadi calon menantu kami”

 “iya pak robert, ini kanaya putri kami”

 “wah cantik ya ma calon menantu kita” ucap pak robert kepada istrinya 

“nak salim dulu calon mertua kamu” kanaya pun langsung meraih dan mencium tangan kedua calon mertuanya itu sambil memperkenal kan dirinya, 

“ sudah cantik sopan lagi”  ucap bu sinta sambil memeluk kanaya sangat terlihat pancaran kebahagian di wajah bu sinta dan pak robert bahwa mereka sangat menyukai kanaya sebagai menantunya.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Cerita yang menarik

2021-06-10

0

Lovesekebon

Lovesekebon

sepertinya..menarik🥰🥰

2021-03-18

1

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Sabar je Kanaya 👍👍👍👍👍👍😇😇😇

2021-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!