Bab 5

...5...

“nayy..” 

ucap Bryan sekali lagi namun tetap saja tidak mendapat jawaban dari Kanaya akhirnya Bryan memutuskan untuk meminum air mineral yang berada diatas nakas dekat kasur sambil berharap rasa laparnya akan segera hilang. Sebenarnya saat Bryan mengatakan bahwa dia lapar Kanaya sudah setengah sadar dan merasa kasian apalagi Bryan juga memang belum mengenal betul ruangan-ruangan dirumah ini, tapi yang namanya juga Kanaya sudah menjadi kebiasaannya jika bangun dari tidurnya itu harus mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

Kanaya pun membuka selimutnya dan duduk sambil menggulung rambutnya keatas  dilihatnya Bryan sedang meneguk air mineral 

“yaudah yuk gue temenin kedapur” 

ajak Kanaya dengan suara yang sedikit agak serak, mendengar ucapan itu Bryan langsung menoleh ke arah Kanaya kemudian berjalan ke arah Kanaya yang sudah menunggu di dekat pintu.

Mereka berjalan menuruni tangga dengan posisi Kanaya berada di depan dan Bryan berada tepat dibelakang Kanaya. Sesampainya  di dapur Kanaya menyuruh Bryan untuk duduk dulu selagi dia memeriksa lemari dimana tempat bi Ijah selalu menaruh makanan yang ia sisihkan saat selesai masak untuk persediaan apabila penghuni rumah merasa lapar saat tengah malam, tapi Kanaya tidak menemukan satu pun makanan yang tersisa mungkin sudah habis dimakan oleh keluarganya tadi batin Kanaya.

Lalu dia membuka bagian lemari yang lainnya lagi dan menemukan satu bungkus roti tawar, di ambilnya roti tawar itu 2 lembar kemudian mengolesinya dengan selai coklat walaupun dia tidak tau Bryan suka atau tidak dengan selai coklat namun dia memutuskan untuk mengikuti selera nya saja tanpa mau bertanya. Setelah itu meletakkan nya ke atas piring dan memberikan nya kepada Bryan yang sedang duduk di bar stool.

"Lu makan itu aja dulu ya buat ganjel perut soalnya dilemari makanannya ga ada, lu mau nasi goreng atau mi instan biar gue masakin?” tanya Kanaya 

“gue gak yakin lu bisa masak entar yang ada malah gue yang keracunan makannya” 

ucap Bryan yang sedang menikmati potongan roti tawar 

“yaudah kalo lu gak yakin masak aja sendiri” sambil menutup kembali pintu lemari es kemudian berlalu melewati Bryan yang masih duduk di bar stool.

“ eh mau kemana lu”  tanya Bryan 

“mau balik kamar ngantuk gue”

“eh tunggu dulu jangan main pergi aja, setidaknya panggilin bibi dulu kek buat masak makanan”

“ bi ijah udah tidur jam segini”

“terus nasib perut gue gimana ini, gue masih lapar” “ya elu masak sendiri aja”

“gue ga bisa masak”,

 kanaya yang masih memiliki hati nurani sebagai manusia kemudian merasa tidak tega membiarkan Bryan begitu saja menahan rasa laparnya hingga besok pagi.

 “jadi lu mau dimasakin atau enggak?” tanya Kanaya sekali lagi

 “hmm yauda masakin gue nasi goreng, kali ini gue terpaksa harus makan masakan lu” jawab Bryan.

“ ngomong kek dari tadi, ini pake acara nolak segala lagi “ 

ucap kanaya sambil mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak nasi goreng lalu kemudian mulai memasaknya. Bryan yang menunggu Kanaya selesai masak sedang memainkan ponselnya dan sesekali juga dia mencuri-curi pandang ke arah Kanaya sambil memikirkan sesuatu. 

Setelah beberapa menit Kanaya memasak akhirnya sepiring nasi goreng telah selesai dihidangkan dan siap untuk disantap. Bryan pun yang sejak tadi sudah menahan laparnya langsung memakan sepiring nasi goreng itu dan terlihat sangat menikmatinya, itu dikarenakan Bryan belum pernah merasakan nasi goreng seenak itu tapi dia tidak mengatakannya kepada Kanaya. Memang cita rasa masakan Kanaya tidak perlu diragukan lagi karena memasak merupakan salah satu keahliannya. Setelah Bryan selesai makan dan Kanaya sudah membersihkan peralatan dapur yang digunakannya tadi mereka kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur yang sempat tertunda tadi.

Pagi ini sinar mentari kembali menyambut para penghuni bumi, Bryan bangun dari tidurnya dilihatnya jam sudah menunjukan pukul 07.30 wib lalu dia mengarahkan pandangannya ke arah sofa tempat dimana Kanaya yang masih tertidur dengan pulasnya. Bryan bangun dari kasurnya dan langsung menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandi paginya.

Bryan keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian santainya karena hari ini dia masih dilarang pak robert untuk pergi bekerja, dilihatnya Kanaya sudah bangun dan sedang memainkan ponselnya, sebenarnya Kanaya terbangun karena mamanya tadi mengetuk pintu untuk mengajak sarapan.

“lu turun aja diluan papa dan mama udah nungguin di bawah untuk sarapan”

 ujar Kanaya membuka pembicaraan sambil berlalu menuju kamar mandi, tapi baru saja dia memasuki kamar mandi dilihatnya pakaian kotor Bryan yang tidak dimasukkan kedalam keranjang pakaian kotor dan kembali berjalan keluar kamar mandi 

“hei bapak CEO terhormat, pakaian kotor itu dimasukkan ke dalam keranjang jangan di letakin disembarang tempat dong, jorok banget si” 

protes kanaya kepada Bryan yang sedang memainkan ponselnya.

“biasanya dirumah juga gitu gak ada yang protes” jawab Bryan

 “helloww, emang lu pikir lu ada dimana sekarang, awas aja sekali lagi gue liat pakaian kotor lu ada disembarang tempat gue buang langsung”

" emm berisik lu”  ucap Bryan kemudian pergi keluar kamar untuk sarapan.

“dasar ganteng-ganteng tapi jorok” ucap kanaya pelan dan kembali memasuki kamar mandi untuk melakukan segala ritual paginya.

"Bawel amat si tuh perempuan" batin Bryan yang sedang menuruni anak tangga.

Pagi ini mereka sarapan bersama-sama namun tidak dengan kedua kakak laki-laki Kanaya karena sejak pukul 07.00 wib tadi mereka sudah pergi ke kantor karena ada pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan. Setelah selesai sarapan papa, mama dan Bryan melanjutkan aktivitasnya dengan duduk santai di sebuah gazebo ditaman belakang sambil mengobrol dan menikamati secangkir kopi juga beberapa cemilan.

Walaupun Bryan baru beberapa kali bertemu dengan orang tua Kanaya tapi dia sudah terlihat akrab dengan mereka, memang Bryan sangat mudah untuk mengakrabkan diri dengan orang lain terkecuali Kanaya.

Sedangkan Kanaya saat ini sedang memberi makan anjing kesayangannya berjenis golden retriver yang bernama Sweety dan membawa sweety untuk berjalan-jalan disekitaran komplek rumah.  Saat ini keadaan Kanaya sama seperti Bryan, Kanaya juga dilarang pergi bekerja oleh orang tuanya. Padahal saat ini Kanaya sangat ingin sekali pergi ke restoran dan juga ingin berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

Bryan dan Kanaya saat ini sudah berada didalam kamar sibuk dengan ponsel masing-masing, mereka sama-sama dipingit oleh orang tua mereka. Seharusnya hari ini itu mereka berangkat honeymoon namun karena alasan pekerjaan mereka menolak untuk pergi dan jadilah seperti sekarang ini sebagai ganti honeymoon mereka tidak boleh pergi bekerja selama satu hari ini dan jika pun ingin keluar rumah mereka harus pergi berdua tidak boleh sendiri-sendiri. Itu sengaja dilakukan oleh para orang tua mereka agar Bryan dan Kanaya menjadi akrab dan lebih dekat lagi.

Terpopuler

Comments

Febri Ana

Febri Ana

lanjut thor mantap

2021-03-29

0

Lovesekebon

Lovesekebon

author..🥺🙁lanjut😊🥰🥰

2021-03-18

0

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Hahaha....lagi di pingit yaaaa pengantin baru..

2021-01-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!