Reva kembali ke meja tempat ia dan yang lainnya sedang sarapan. Melihat Reva yang tidak seceria sebelumnya membuat Sasha sedikit penasaran.
"Va, kamu kenapa?" Sasha bertanya kepada Reva.
Mendengar pertanyaan Sasha, perhatian Andra dan Alex seketika tertuju kepada Reva.
"ah... aku baik-baik saja," ucap Reva dihiasi oleh senyum getir.
"Baguslah, ya sudah nikmati makananmu karena hari ini adalah hari yang benar-benar sibuk," ucap Andra menyela pembicaraan antara Reva dan Sasha.
"Betul yang dikatakan Andra." Alex ikut membenarkan ucapan Andra.
Setelah itu suasana kembali hening hanya terdengar bunyi dentuman sendok, garpu dan piring yang beradu.
"Kak Andre sudah memiliki wanita lain, bagaimana nasibku dan anak yang berada dalam kandunganku," ucap reva dalam hati.
Sungguh kejadian tadi benar-benar membuat hatinya remuk, tapi ia tidak bisa bersedih karena itu akan membuat yang lainnya merasa khawatir dan ia tidak mau itu terjadi.
"Kenapa tidak dimakan?" tanya Andra yang sejak tadi memperhatikan Reva hanya mengaduk-aduk makanannya. Selera makannya menjadi hilang seketika.
"Aku merasa sudah kenyang," jawab Reva lalu ia meninggalkan Sasha dan yang lainnya.
Reva berjalan menuju ke arah kamarnya tapi dalam perjalan ia sempat berpapasan dengan Andre dan wanita yang Andre panggil sayang.
"Kamu lagi"
Wanita yang menggandeng lengan Andre itu menegur Reva. Tapi Reva berpura-pura seakan tidak mendengarnya, ia menganggap dirinya tidak pernah berpapasan dengan Andre.
"Tunggu dulu..."
Wanita itu melepaskan rangkulan tangannya di lengan Andre dan menarik lengan Reva hingga Reva hampir saja jatuh terhuyung, untung saja ia masih bisa menjaga keseimbangan.
"Ada apa?" tanya Reva yang merasa tidak ingin berurusan lagi dengan Andre dan wanita itu.
Andre hanya diam melihat wanitanya tampak sedang berusaha memojokkan Reva.
"Wanita desa sepertimu tidak pantas bersanding dengan kekasihku" ucap wanita yang Reva belum ketahui namanya itu.
Wanita itu seakan-akan mengolok-olok Reva. Andre hanya diam dan memalingkan wajahnya.
"Lantas kenapa? apa kamu merasa tersaingi?" emosi Reva mulai terpancing saat wanita itu semakin merendahkan harga dirinya.
"Hahaha... yang benar saja, kamu itu tidak sebanding denganku," wanita itu tertawa hambar dan menatap Reva dengan pandangan sinis.
"Coba tanyakan saja pada kekasihmu, siapa yang lebih berharga diantara aku dan kamu?"
Reva menantang wanita itu. Sejujurnya Reva tahu bahwa Andre tidak akan membelanya, tapi ia tidak bisa tinggal diam atas perlakuan wanita itu yang benar-benar memancing emosinya.
"Sayang."
Wanita langsung berubah 360° yang tadi begitu emosional, langsung bergaya seperti wanita lemah lembut.
"Dasar wanita penggoda" ucapan itu meluncur begitu saja dari bibir Reva kala melihat sikap genit wanita yang kini menjadi kekasih dari kekasihnya.
"Apa katamu? beraninya wanita sepertimu mengatai ku"
Wanita itu langsung menjambak keras rambut Reva sampai ia mendongakkan kepalanya mengikuti arah tarikan wanita itu di rambutnya.
"Kak Andre, ternyata wanitamu ini tidak jauh lebih baik dariku" ucap Reva dengan wajah meremehkan.
Meskipun kini ia kesakitan, ia tidak akan tinggal diam apabila direndahkan oleh wanita sombong yang telah merebut Andre darinya.
"Tapi dia wanita yang kucintai." ucapan Andre yang membuat wanita itu seketika berbesar kepala, sedangkan reva hanya tertawa kecut mendengarkan ucapan andre itu.
"Benarkah?" tanya Reva.
Ia langsung memelintirkan tangan wanita itu yang tadi digunakan untuk menjambak rambutnya. Pelintiran tangan Reva yang kuat membuat jambakan wanita itu terlepas.
"Au... sakit!" teriak wanita itu sambil merintih kesakitan
"Lepaskan"
Andre menyentak kuat tangan Reva, hingga ia jatuh terhuyung kebelakang.
"Ahhh...."
Reva langsung memegang perutnya yang sempat terasa sakit. Reva benar-benar takut jika sampai janinnya kenapa-napa.
"Kuat yah sayang, mama akan selalu ada untukmu." ucap Reva dalam hati sambil di mengelus perutnya yang masih datar untuk menguatkan janin yang berada dalam kandungannya
"Rasakan itu!" ejek wanita itu kepada Reva.
Reva tidak tinggal diam ia langsung menarik kuat lengan wanita itu sehingga ia ikut terjatuh disamping reva.
"Kita impas." ucap Reva bangkit dan hendak meninggalkan Andre dan wanita itu.
Tapi baru saja ia beberapa langkah wanita itu bangkit lalu kembali menghadang jalannya.
"Kamu harus melihat ini"
Wanita itu menarik lengan Reva untuk mengikutinya sampai akhirnya wanita itu berhenti tepat di depan Andre.
"Lihatlah ini"
Wanita itu langsung berjinjit dan mencium bibir Andre tanpa melepas genggaman tangannya ke Reva.
Reva hanya terdiam melihat semua itu, sakit tentu saja. Tapi reva tidak ingin terlihat lemah dengan menangis di hadapan andre dan wanita itu.
"Sudah lihatkan, Andre tidak mampu menolakku" Wanita itu melepaskan genggaman tangannya ke Reva dan memasang wajah mengejek.
"Hahaha...." Tawa reva pecah membuat Andre dan wanita itu kebingungan.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya wanita itu melihat respon Reva yang tidak menangis, melainkan tertawa terbahak-bahak.
"Baru seperti itu dan kamu sudah bangga ckckck" ucap Reva membalas mengejek wanita itu.
"Apa maksudmu?" tanya wanita itu yang merasa bahwa Reva sedang mempermainkannya.
Andre hanya terdiam kebingungan.
"Maafkan aku" ucap Andre dalam hati.
Ia benar-benar mengetahui bahwa saat Reva tertawa kala di lukai oleh seseorang, sebenarnya itulah titik kelemahannya yang ia sembunyikan dengan cara membela dirinya.
"Kak Andre bahkan pernah melihatnya (menunjuk tubuhnya sendiri) tanpa busana, bahkan lebih dari itu" ucap Reva sambil mengerlingkan matanya, lalu meninggalkan wanita itu dengan wajah merah padam menahan amarah.
Reva menang telak dari wanita itu, meskipun begitu tetap saja apa yang dilihatnya tadi benar-benar menorehkan luka yang dalam di hatinya.
****
"Tuhan kau benar-benar kejam kepadaku!"
Saat ini Reva tengah berada di kamar hotel, menangis sejadi-jadinya meratapi kejadian pagi harinya yang benar-benar membuatnya merasa terluka.
"Maafkan ibu nak." ucap Reva mengelus perut ratanya untuk menenangkan janinnya.
Seakan mengerti keadaan sang ibu, janin yang berada dalam kandungan Reva kontraksi membuat Reva sedikit merasa kesakitan dan dengan cara mengelusnya membuat keadaan perutnya sedikit membaik.
"Baiklah sayang, ibu akan memperjuangkan ayahmu dan kebahagian kita ." ucap Reva yakin.
Ia tidak bisa menyerahkan Andre kepada wanita itu begitu saja karena wanita itu pemarah dan pendendam. Meskipun baru beberapa kali bertemu, Reva bisa dengan mudah menebak kepribadian wanita itu.
Sementara Reva sedang memikirkan cara untuk kembali mendekati Andre, ia mendengar suara ketukan pintu.
"Reva" panggil Sasha dari luar kamarnya.
"Ia tunggu."
Reva menghapus sisa air mata yang berada di pipi dan pelupuk matanya lalu memoles wajahnya dengan sedikit bedak agar ia tidak seperti wanita sedang menangis.
"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Sasha yang merasa khawatir karena reva meninggalkan sarapannya begitu saja.
"Aku baik-baik saja" ucap Reva dengan wajah yang di buat seceria mungkin, agar Sasha tidak merasa khawatir.
"Bersiap-siaplah kita akan menghadiri satu acara yang penting." ucap Sasha lalu meninggalkan Reva begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Sri Rahayu
kok aku merasa Shasa jadi sahabat yang gak peka yah
2022-06-27
0
susy sulistyaningati
bagus Reva, perjuangkan cintamu..
aku suka kalau cewek tegar begini..👍👍
jgn2 Reva diajak ke acara tunangannya Andre..😭😭😭
2021-08-22
0
Halusinasi
Hy guys aku hadir lagi sorry lama soalnya hpnya rusak 😂
tapi aku akan up lagi mohon maaf yah atas keterlambatannya 🙏
2020-12-19
0