Reva sedang dalam perjalan pulang menuju ke kediamannya yang sangat sederhana. Sejak kepergian Andre, Reva memutuskan untuk hidup mandiri dan meninggalkan semua pemberian Andre yang berupa materi. tapi kenangan manis dan pahit yang diberikan oleh Andre masih begitu membekas begitu dalam dilubuk hatinya.
"Hari yang begitu melelahkan, huft..." ucap Reva menghela napas panjang.
Inilah rutinitas Reva sekarang, bolak-balik ketempat kerja dan rumahnya saja. Ia juga ingin seperti wanita lain yang menikmati hari-hari dalam masa kehamilannya dengan berleha-leha dan bermanja-manja dengan suami, tapi ia sadar bahwa dirinya akan menjadi orangtua tunggal untuk anaknya kelak. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, selain menekuni pekerjaannya untuk mengumpulkan uang dan bertahan di tengah himpitan ekonomi dan memberi kehidupan yang baik bagi calon buah hatinya.
"Semangat Reva, ia sangat membutuhkanmu." ucap Reva sambil mengelus perutnya.
Reva menyemangati dirinya dengan cara mengingatkan bahwa dirinya tidak lagi sendiri melainkan ia sedang berbadan dua. Di dalam rahimnya sedang tumbuh seonggok daging yang harus ia perjuangkan.
*****
"Akhirnya sampai juga" ucap Reva setelah ia sampai di kediamannya yang sangat sederhana.
Reva langsung membaringkan dirinya di atas sofa tanpa mengganti pakaian yang ia gunakan sebelumnya. Rasa lelahnya mengalahkan keinginannya untuk membersihkan diri terlebih dahulu, karena kelelahan ia sampai tertidur lelap di atas sofa.
Drtt...
Drtt...
Drtt...
Getar ponsel Reva yang menandakan adanya sebuah panggilan masuk.
Reva memang sengaja membuat ponselnya dalam mode hening,sehingga jika ada panggilan telepon maupun chat ponselnya hanya bergetar karena jika ia sedang bekerja dan ponselnya berdering itu akan mengganggu konsentrasinya.
"Siapa yang menelpon tengah malam begini?" tanya reva.
Dengan mata yang masih terpejam, ia meraba-raba meja yang berada di samping sofa tempat ia tertidur, untuk mencari ponselnya yang sedang bergetar.
Begitu Reva menemukan ponselnya, ia langsung melihat nama yang tertera di ponselnya sebelumnya akhirnya Reva memutuskan untuk menjawab panggilan telpon tersebut.
"Halo Andra, ada apa nelpon tengah malam begini?" tanya reva dengan suara parau kepada andra
Tenyata yang menelponnya adalah Andra, adik dari lelaki yang telah membuatnya terpuruk. Meskipun hubungannya dengan Andre sudah berakhir secara sepihak, tapi ia tidak pernah memutus tali silaturahmi antara dirinya dan Andra.
"Aku ada di depan rumahmu" jawab Andra.
Seketika mata Reva yang tadinya masih terpejam langsung terbelalak karena kaget saat mendengar ucapan Andra.
"Apa yang kamu lakukan di rumahku malam-malam begini?" tanya Reva dengan suara setengah berteriak.
"Buka pintunya cepat!" perintah Andra
Bukannya menjawab pertanyaan Reva, Andra malah meminta Reva agar membuka pintunya karena ia merasa agak kedinginan berdiri hampir 10 menit di luar rumah Reva.
"Tunggu,"ucap Reva
Reva bangkit dari tidurnya di sofa dan bergegas untuk membukakan pintu rumahnya untuk Andra.
"Kenapa kamu kesini malam-malam begini?" tanya Reva setelah membukakan Andra pintu rumahnya.
Bukannya menjawab pertanyaan Reva, Andra langsung melengos masuk ke dalam rumah Reva meskipun belum di persilahkan masuk.
"Hei...dasar tidak sopan!" teriak Reva sambil menutup pintu rumahnya, lalu menghampiri Andra yang telah duduk di sofa.
"Cepat siapkan bajumu" perintah Andra yang membuat Reva kebingungan dan hanya terdiam di tempatnya.
Melihat Reva yang tidak kunjung merespon perintahnya, membuat Andra mengambil inisiatif sendiri untuk mempersiapkan baju Reva.
"Hei... kenapa kamu masuk ke dalam kamarku? atau jangan-jangan?" tanya Reva dengan pikiran negatif. Ia langsung menutupi badannya dengan menggunakan kedua tangannya.
"Otak mesum!" Andra langsung menjitak kepala Reva.
"Cepat siapkan bajumu!" perintah Andra lagi.
Andra mengambil sebuah koper yang terletak di atas lemari Reva dan melemparkannya ke arah Reva.
"Untuk apa ini?" tanya Reva lagi yang masih merasa kebingungan.
Andra gemas dengan tingkah Reva yang terlalu lama berpikir, sehingga akhirnya Andra sendiri yang turun tangan membuka lemari Reva dan mengeluarkan beberapa set pakaian dan memasukkannya ke dalam koper.
"Heii... apa yang kamu lakukan!" ucap Reva setengah berteriak.
"Ayo berangkat."
Bukannya menjawab lagi-lagi Andra mengacuhkan pertanyaan Reva. Andra langsung menarik koper dengan menggunakan tangan kirinya dan menarik lengan reva dengan menggunakan tangan kanannya.
*****
BANDARA
"Sasha," panggil Reva saat melihat Sasha juga berada di Bandara yang sama denganya.
"Akhirnya kamu datang juga, maaf aku tidak ikut menjemputmu karena ini sangat dadakan" ucap Sasha yang membuat Reva merasa kebingungan.
"Kita akan kemana?" tanya Reva lagi karena baginya ini semua terasa aneh.
Sejak tadi dalam perjalanan ke Bandara, ia selalu bertanya kepada Andra tapi tidak satupun pertanyaannya di jawab oleh Andra.
"Kita akan berlibur" jawab Sasha dengan senyum ramahnya.
Tapi tetap saja bagi Reva ini semua terasa membingungkan karena tiba-tiba saja Andra menjemputnya tengah malam tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya.
"Berlibur? kemana? dan dalam rangka apa?" tanya Reva
"Nanti kamu juga akan tahu." ucap Alex yang tiba-tiba saja muncul dari arah belakang Reva
"Kak Alex juga ikut?" tanya Reva yang semakin kebingungan.
"Tentu saja. Ayo pesawatnya sudah mau berangkat," ucap Alex sambil berjalan yang kemudian di susul oleh Sasha dan Andra, sedangkan ia hanya terdiam kebingungan. Sejujurnya ia membutuhkan dan sangat ingin berlibur, tapi bagi Reva ini semua sangat mendadak dan sangat membingungkan baginya.
"Ayo cepat." tiba-tiba saja Andra berbalik dan berjalan kearahnya lalu menarik lengannya untuk mengikuti mereka. Reva hanya terdiam mengikuti langkah kaki mereka sampai ke dalam pesawat.
Seorang pramugari lewat, karena rasa penasaran yang amat sangat, akhirnya Reva memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Kemana tujuan pesawat ini?" tanya Reva dengan nada sopan
"London" jawab pramugari ramah. Reva terdiam firasatnya berkata bahwa ada sesuatu yang tidak beres disini.
Melihat reva yang terlihat kaget membuat sang pramugari bertanya."Ada sesuatu yang bisa saya bantu?"
"Tidak, terimakasih" jawab Reva.
Setelah mendengar jawaban Reva akhirnya pramugari tersebut meninggalkan Reva dan kembali melaksanakan.
"Kak Andre," Tiiba-tiba terlintas dalam benaknya sehingga menyebut nama Andre. Ada rasa pilu dan sakit dalam hatinya kala mendengar bahwa ia sedang menuju ke London, Inggris.
"Ada hal buruk yang sedang menantiku," ucap Reva tanpa sadar.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan Andre, selalu mampu membangkitkan kenangan indah dan pahit yang ia alami. Salah satunya, adalah London, Inggris.
"Kuat Reva, kamu harus kuat." Reva sedang mencoba menguatkan diri demi anak yang ia kandung.
"Kak Andre, tidak berarti apa-apa lagi dalam hidupmu. Kamu tidak boleh lemah, buktikan tanpa ia kamu mampu untuk bertahan sendiri" gumam Reva nyaris tidak terdengar.
"Kenapa? kamu baik-baik saja?" tanya Andra yang melihat Reva sedari tadi asik bergumam sendiri.
"Aku baik-baik saja, Andra" jawab Reva sambil melirik kearah Andra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Ira Deniansyah
bingung Andra andre
2025-03-04
0
susy sulistyaningati
knp gk dibuat Andre aja yg nyidam thor, biar bpknya baby ngerasain susahnya org hamil..😄
2021-08-22
0
Viki Sarofatun
semangat thoorrrrr
aku menunggumu wkwkwkwk
2020-11-01
0