Happy reading
Sekitar pukul 21.30 keluarga suamiku berpamitan untuk pulang. Karena pesta pernikahanku sudah usai, sekarang yang tinggal hanya ada beberapa orang tetangga yang membantu untuk beberes rumah. Walaupun sebenarnya Faiz menawarkan untuk menyewa jasa catering, tapi keluargaku mau masak sendiri menu menu yang biasa disediakan di pesta pernikahan dibantu oleh beberapa kerabat dan juga tetangga dekat. Cuma ada beberapa menu yang dipesankan jasa catering oleh Faiz dan keluarganya.
Hmmm, aku tak begitu faham itu semua, yang aku tahu tugasku hanya menikah. Titik. Tentang persiapan pesta pernikahan sama sekali tak pernah aku pikirkan, karena ini bukan pernikahan yang kuinginkan.
Sebelum ayah dan ibu mertuaku pulang, sang ibu mertuaku mendekati anaknya dan membisikkan sesuatu pada Faiz. Sepertinya mau membagikan tips untuk malam pertama kami. But sorry, i won't be tonight, Faiz terlihat malu malu saat dia menoleh padaku dan aku melihat ibunya berbisik padanya . Sebelum pulang kedua mertua mendekatiku.
" Sofi sayang, mama sama papa pamit dulu, besok lusa kalian nyusul kan, sampai ketemu lagi di sana ok! , Faiz jangan lupa ya apa yang mama bilang tadi? "
"Iya ma, mama sama papa hati hati dijalan ya, sampai ketemu lagi lusa. " mereka berpamitan dan ku cium punggung tangan mereka dan memeluk mama mertua.
Setelah mobil yang ditumpangi kedua mertuaku meninggalkan halaman rumah aku berpamitan pada ayah dan ibuku untuk pergi ke kamar. " Cieee, pengantin baru, dah mau masuk kamar aja tuh !" ledek salah seorang kerabat yang aku respon dengan tersenyum, senyum kecut tapinya, karena kebanyakan cuka kali hehehe. Akhirnya aku berjalan menuju kamarku diikuti Faiz disampingku sambil terus tersenyum pada orang orang yang dijumpai.
"Sof! "
"Hmmm, iya! " sahutku dengan malas saat Faiz memanggilku saat kami baru masuk dan tak mendapatiku dikamar, karena aku sedang dikamar mandi. sebentar kemudian aku keluar, suasana kamarku yang temaram dan bernuansa merah jambu terasa begitu romantis membuat ku merasa canggung saat kami berdiri berhadapan.
"Kita sudah sepakat kan tadi kalau kita tak melakukannya malam ini? " tanyaku meyakinkan persetujuan yang kami lakukan tadi. Tapi Faiz hanya memandangku dengan seksama. "Kau sangat cantik Sof" ujarnya dengan lembut sambil tersenyum, membuatku takut saja. Ini adalah pertama kalinya Faiz melihatku tanpa memakai kerudung, dengan rambut sebahu ku dan tidak ku ikat. Faiz mengatakan aku cantik seolah aku memakai baju yang seksi yang menarik dan bermake up. Padahal aku cuma memakai baby doll dengan lengan panjang, celananya juga panjang dan bercorak hello kitty kesukaanku.
"Istriku cantik, tapii..... " Faiz tak meneruskan kata katanya, membuatku langsung menunduk. Aku tahu aku tidak termasuk gadis yang cantik. Aku yakin aku bukan type dia, sehingga dia dengan begitu mudah setuju untuk tidak bersentuhan denganku. Tapi mengapa itu membuatku bersedih....?. Diriku memang jauh dari kata sempurna, tubuhku termasuk besar tapi karena aku agak tinggi jadi masih ideal, Kulitku pun jauh dari mulus, banyak terdapat noda kecoklatan karena kulitku termasuk sensitif.
"Istriku cantik dan sungguh manis bila dilihat" sekali lagi Faiz mengulangi kata katanya, aku sedikit tersenyum yang ku paksakan. Karena aku yakin dia tidak benar benar memujiku, dan hanya sengaja merayu agar aku berubah pikiran tentang malam ini. Tapi sorry sorry aja ya, aku tak akan mengubah keputusanku.
"Kita tidak akan melakukannya malam ini kan? " aku masih mengulangi pertanyaanku tadi. Aku benar benar belum mau tapi aku takut kalau aku dikategorikan istri yang nusyuz.
" Tak ada yang perlu khawatirkan Sof, mas tahu kamu belum siap. Mas ikhlas kok, mas akan tunggu sampai kau benar benar siap untuk melakukannya. Tapi jangan lama lama ya? Kita menikah bukan untuk try and error, kita menikah untuk selamanya. Dan mas mau kita akan punya bayi nanti, " ujarnya lembut dan tak berhenti tersenyum yang menandakan dia benar benar tulus.
Aku benar benar lega mendengarnya. Tapi, apa itu tadi....? dia mengatakan soal bayi. OH MY GOD. Aku bener bener terkejut mendengarnya, aku tak mengira dia sudah berfikir sejauh itu, bahkan aku setengah melotot karena terkejut ku sebagai reaksi atas pernyataanya. Aku berlari menuju sisi kiri ranjang dan berbaring menutupi seluruh tubuhku dengan selimut berbaring miring ke kiri jadi aku memunggunginya. Aku mendengar Faiz tertawa kecil, mungkin dia menertawakan kelakuanku tapi biarlah, aku tak perduli.
Aku memejamkan mata dan memegang erat selimut ku, dan aku merasa sisi kanan ranjang bergerak menandakan ia telah naik ke ranjang. Jantungku berdegup kencang, walaupun aku tak menginginkannya tapi aku tidak boleh meninggalkan tempat tidur tanpa izin suami., karena yang aku tahu menolak ajakan suami itu akan dilaknat oleh malaikat malam itu sampai pagi harinya. Aku tahu karena aku sering mendengarkan pengajian yang diselenggarakan di kantor tempatku bekerja setiap hari sabtu selama 1jam.
"Aaaaaa! " Aku menjerit kecil membuat Faiz terkejut tapi sejurus kemudian tertawa. Faiz menarik selimut yang kupakai tadi.
" Hahaha...Sof, Sof,! Tenanglah, rilex! Aku hanya menarik selimut sedikit untukku. Dingin tau, bagi sedikit ya! " Faiz berkata sambil tertawa membuat aku cemberut kesal.
Aaaaa, aku benar benar takut dia tak menepati ucapannya. Lampu juga sudah dimatikan oleh Faiz. Setelah agak lama aku menahan gugup, aku merasa Faiz telah tidur dan aku memberanikan diri untuk berbalik melihatnya. Ya , dia benar benar tidur. Lega rasanya hatiku.
Disaat dia tidur seperti ini, aku berani memandangi nya. Hmmm, dia memang tampan, dengan postur tubuh nyaris sempurna,kulitnya pun bersih. byuh! kenapa dia tidur bertelanjang dada seperti itu, apa tidak malu? dimataku dia seperti laki laki penggoda saja.
Aaaaa! Aku memukul mukul pipiku berharap aku berhenti membayangkannya. Tapi, bukannya dia sudah sah jadi suami aku. So, tak ada salahnya kan, kalau aku mulai tergoda? Sudah halal. sudut hatiku yang lain mengatakan demikian.
Tanpa sadar aku memuji muji lelaki lelaki yang sedang tidur nyenyak di sampingku. Apa aku mulai suka ya? hmmmm...
"Emmhhhh....!" Faiz menggeliat membuatku terkejut. Segera aku benamkan mukaku di bantal dan pura pura memejamkan mata, supaya tidak ketahuan kalau aku memandangi nya. Aku melirik dengan sudut mataku. Ehh rupanya dia hanya merubah posisi tidur saja, aku tersenyum tatkala teringat kata katanya tadi siang.
"Sof! Walau kau tak mencintai mas, tapi semestinya Sofi berusaha membuka pintu hatimu buat mas, kita masih punya banyak waktu untuk saling mengenal kan? Aku yakin dengan seiring berjalannya waktu, kita bisa saling mencintai, dan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. kita suami istri Sof, Surga seorang istri terletak pada suaminya. Ingat itu!"
Tiba tiba muncul sebuah hidayah untukku mencoba menerima Faiz. Benar apa yang dikatakannya kalau pernikahan itu bukan untuk coba coba.
🌺🌺🌺🌺🌺
Aku terbangun di pagi itu merasakan geli di bagian mukaku. Rasanya seperti ada yang meniup niup, dengan hangat. Dan saat membuka mata aku terkejut karena yang ada di pandangan mataku sebuah dada bidang yang telanjang. Ternyata aku tidur dengan memeluk seseorang dan wajahnya sedikit diatas wajahku, sebab itulah mukaku seperti ada yang meniup niup ternyata karena hembusan nafasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Suprawani Mami
wajah pas2an jangan jual mahal sopp....😂😂😂
2021-10-05
0
Julia Lia
yeay si sofi main peluk aja, katanya belum siap, rupanya sang tubuh mulai berhianat 😜
2021-08-24
0
SuLis Tya
bikin Sofi bs menerima Faiz secepatnya thor.. kasihan Faiz yg tulus mau nerima Sofi tp sofinya masih cuek aja..😔
2021-08-21
0