🍀🍀HAPPY READING🍀🍀
Malam itu Sofi merasa tidurnya sangat nyenyak dengan selimut yang hangat. Bahkan dia bermimpi berpelukan dengan kekasih dan saling memandang begitu mesra.
Dan, di pagi harinya. Saat bangun tidur Sofi merasa seperti ada angin hangat meniup sepoi sepoi tepat diwajahnya. Ketika dia membuka matanya, Sofi sangat terkejut. Karena dia tidur dengan memeluk erat laki laki bertelanjang dada. Begitu sebaliknya laki-laki itupun juga memeluk Sofi.
Rasanya Sofi ingin menjerit keras. Dia langsung mengingat ingat apa yang telah terjadi semalam? Seingat dia memang tidur seranjang dengan suaminya tapi bagian tengah terpisah oleh guling, mengapa sekarang mereka saling memeluk begini? batin Sofi tak habis pikir.
Sofi berusaha menggeser tangan memeluknya.
Ishhh, Berat!! Sekali lagi Sofi menggeser tangan itu lebih bertenaga lagi, dan berhasil. Sofi berhasil memindah tangan itu. Dengan rasa takut Sofi mengintip dibalik selimut, dia masih memakai pakaian lengkap. Begitupun dengannya. Sofi merasa lega karena dia yakin mereka tak melakukan apapun, hanya saling berpelukan. Tapii.... tunggu.... kenapa bisa saling berpelukan gini? Tubuh Sofi bergerak gerak di atas pembaringan sehingga tempat tidur bergoyang goyang dan membuat Faiz terbangun dari tidurnya.
"Hei sayang! Ada apa sih? sepertinya kamu bingung sekali?" Tanya Faiz sambil mengucek matanya. Ah SAYANG. That was the first time ever, dia panggil aku sayang?"Batin Sofi.
" Mmmm, tidak apa apa kok!" jawab Sofi gugup. "Apa kamu mimpi buruk? " Tanya Faiz lagi, Sofi menggeleng. Dia lekas bangun dan duduk di tepi ranjang, membelakangi Faiz.
"Semalam apa yang telah terjadi? mengapa kau tidur sambil memeluk ku?" tanya Sofi takut takut. Faiz yang mendengar pertanyaan itu tersenyum manis, Sofi melengos karena dia jadi takut memandang suaminya. Takut tergoda senyum manisnya maksudnya... hehehe!
" Kau benar benar tak ingat apa yang telah kita lakukan semalam sayang?"
"M...maksudnya, apa maksudnya?" Sofi melotot memandang Faiz, "Kita tak melakukan itu, kan?"
"Itu? itu apa maksudnya? Jelaskan Sof!" Faiz malah tertantang menggoda sang istri.
"Kau benar benar tak ingat apa yang kita lakukan semalam?" tak ada jawaban dari Sofi.
"Hahaha, kau tiba tiba memelukku, Sof! Ya aku balas peluk engkau lah" Faiz tergelak hingga bahunya terguncang.
"Haaah no! Aku tak percaya!! Mana mungkin aku memelukmu duluan?"
"Kau bohong, kan. Hei... jangan mengada ngada ya?" Lagi lagi Sofi melotot tak percaya apa yang telah didengarnya. Semalam dia memang sedikit tergoda dengan tubuh suaminya yang bertelanjang dada, begitu seksi di pandangan mata Sofi. Tapi dia tak mungkin memeluknya lebih dulu, pikir Sofi.
" Yeeee! tak percaya ya sudah, tapi itu adalah kenyataannya. Kau yang memulai memelukku duluan sayang. Kamu kan tidur nyenyak jadinya nggak ngerasa." Faiz mengatakannya sambil tertawa.
"Aku nggak percayaaaa! " kata Sofi setengah berteriak.
"Sttt jangan teriak! ini masih pagi buta. Nanti dikira kamu aku apa apain lagi, hahaha!!"
"Sayang, ternyata kamu lucu sekali ya, kau memang memelukku duluan. Tapi gak mau ngaku."
Ya iyalah gak ngaku, karena ya emang gak ngerasa kok.
Faiz masih saja terus tertawa senang yang membuat Sofi cemberut kesal. Tapi sejurus kemudian Sofi berfikir, "Aku kan biasanya tidur memeluk boneka atau guling, sepertinya apa yang dikatakannya tidak bohong." batin Sofi sambil menggigit bibir, rasanya malu. Muka Sofi bersemu merah, mengingat dia yang selalu memeluk boneka. Besar kemungkinan apa yang dikatakan Faiz benar adanya.
"Kau terbiasa tidur memeluk boneka hello kitty ya, sayang?" Haaah, Sofi terkejut dalam hati. Matanya mengerjap, kok dia bisa tahu?
Aah, dia pasti hanya mengira ngira saja. Dikamar ku ini semua bernuansa serba hello kitty. Mulai dari sprei, boneka, baju tidur semua bertemakan hello kitty. Bahkan HP dan laptop ku pun berstiker hello kitty juga. batin Sofi.
"Kalau memang benar aku yang peluk duluan, aku minta maaf ya! Aku benar benar tak sengaja." Sofi menunduk malu. Benar benar malu.
"Tak apalah sayang, besok besok lagi aku mau kok kamu peluk saat tidur hehehe!! memang seharusnya begitu kan? " kata Faiz lagi lagi tersenyum manis. Haduh, kalau begini terus, sepertinya tak butuh waktu lama aku jatuh cinta pada suamiku ini.
Huuft.
"Eh sudah masuk waktu Subuh ternyata. Yuk sayang kita sholat berjamaah!" Ajak Faiz. Sofi mengangguk patuh, walau ia belum menerima Faiz sepenuh hati sebagai suami. Tapi Sofi tak akan menolak jika diajak berjamaah. Ia ingin rumah tangganya bernuansa Islami. dan jika Suami mengajak berjamaah itu indikasi bahwa dia lelaki yang bisa menjadi imam rumah tangga yang baik. Sepertinya secara perlahan hati Sofi mulai luluh pada kesalehan Faiz, tutur kata yang lembut dan murah senyum laki laki itu. Lagi pula selain tampan dan bertubuh atletis dia juga sukses dalam karir, apa lagi coba yang dicari?
Sofi segera ke kamar mandi untuk bersih bersih dan wudhu, ritual sebelum melaksanakan sholat. Baru kali ini dia Sholat di imami seorang laki laki yang bukan ayahnya.
Hati Sofi terasa bergetar saat mendengar lantunan bacaan ayat yang sangat fasih dan merdu. Dan setelah selesai melaksanakan sholat ditambah dengan lantunan ayat Suci Al quran beberapa lembar, Sofi masih setia mendengarkan dibelakang Faiz. Tak terasa bibirnya melengkung keatas, menyunggingkan senyum. Selesai setelahnya Faiz membaca doa,
"Ya Alloh! Kau persatukanlah hati kami berdua sebagai suami istri, dengan ridha Mu. Jadikanlah kami saling mencintai dan saling menyayangi. Berilah kami petunjuk agar bisa menjalani rumah tangga dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa Rahmah. Dan berilah kami anak anak yang sholeh dan sholehah, menjadi qurrota a'yun bagi kami kedua orang tuanya. Dan berikanlah kami keselamatan di dunia hingga diakhirat kelak. Aamiin."
Sofi mengaminkan doa Faiz, dengan penuh penghayatan.
Itu salah satu doa yang kudengar darinya selain doa doa berbahasa Arab yang tak asing bagi ku. Aku menunduk, hatiku tersentuh dengan doa yang dia panjatkan. Dia mendoakan kebaikan rumah tangga kami yang baru dibangun, menjadikan pikiran Sofi melayang kemana mana hingga saat Faiz mengulurkan tangannya untuk disalami Sofi tersentak kaget.
"Salim dan cium tangan suami dong, sayang! " membuat Sofi agak terkejut karena melamun.
"Maaf mas, Sofi melamun tadi." malu malu Sofi menerima uluran tangan Faiz dan men ciumnya.
"Apa sayang? Katakan sekali lagi."
"Maaf karena aku melamun tadi".
" Bukan yang itu! tadi kamu memanggilku 'mas, kan?" Sofi tersentak kaget. Mulutnya terkadang memang suka keceplosan bicara yang sesuatu tak ingin dikatakannya.
"Ah, maaf aku tak sengaja."
Lebih baik minta maaf saja.
"Tak apa! itu yang seharusnya kan? mulai sekarang panggil aku 'mas. Bukan kau, atau kamu, ya sayang! " Faiz tersenyum manis dan terlihat senang,
Haaaah! mengapa semakin dilihat, senyuman suamiku ini makin menggoda ya?
Agak lama Sofi dan Faiz saling pandang diatas sajadah yang terbentang, dan sama sama terkejut saat terdengar suara hape yang berbunyi cukup keras.
Sofi segera berdiri, lalu berjalan untuk mengambil hapenya yang berbunyi, lupa kalau dia masih memakai mukena, sehingga kakinya terbelit mukena yang ia pakai dan...."Aaaw, aduuh! sakit ya Alloh!" Teriak sofi yang membuat Faiz terkejut.
"Pelan pelan dong sayang," kata Faiz sambil membantu Sofi berdiri.
"Mana yang sakit?" Faiz mengusap usap bo kong Sofi karena ia jatuh terduduk. Namun Sofi reflek menepisnya.
"Ah tidak sakit kok, lemak ku kan tebal jadi gak begitu kerasa hehehe!" canda Sofi mengusir rasa canggung. Faiz tersenyum, bisa bisanya Sofi bercanda, pikirnya dan tiba tiba "Cup! Cup!"
Sofi membelalakkan mata dan pipinya merona karena malu. Faiz mengecup pipi dan bibirnya saat itu karena posisi mereka yang begitu dekat dan tangan Faiz yang masih dalam keadaan memegang tangan dan bahu Sofi. Segera ia melepaskan diri dan berlari sambil memegangi bagian bawah mukena menuju hapenya berada yang masih berbunyi nyaring.
"Siapa yang pagi pagi gini telfon, sayang?" Ah, Sofi sepertinya menikmati panggilan sayang dari Faiz, buktinya dia tak protes tuh.😅😅😅.
"Bukan siapa siapa! ini, hanya bunyi alarm hapeku!" Faiz menatap Sofi intens. Seakan tak percaya dengan jawaban Sofi. Upps, kenapa keceplosan begini?
"Alarm? Jadi kau biasa bangun jam segini sayang?" tanya Faiz heran, sambil berjalan mendekatinya. Arah bola matanya tetap tertuju untuknya.
"Subuh kan sudah dari tadi, udah hampir terbit matahari, malah." menunjuk dengan dagu jendela yang telah terbuka agar udara pagi masuk menggantikan udara di dalam. Sofi terdiam menahan malu, tak tahu harus menjawab apa karena ketahuan suka bangun kesiangan.
" Ya udah, Biarlah yang kemarin gak usah diungkit lagi."
"Sekarang sudah tak sama, sayang! sekarang kamu sudah jadi seorang istri, jangan lagi bangun sesiang ini. Nanti kamu punya kewajiban menyiapkan keperluan mas sebelum pergi kerja, pakaian dan juga makanan. Apalagi kalau nanti harus mandi keramas pagi pagi, jangan sampai terlambat bangun," Faiz memberikan nasehat pada isterinya yang membuat Sofi tambah malu. Ia memalingkan mukanya yang bersemu merah.
"Belum lagi kalau punya bayi, Sayang. Kau akan tambah repot nantinya!" sambung Faiz lagi sembari tersenyum. Masih menatap intens istrinya.
Hah, bayi,?
Isssh! Mendengar kata kata Faiz tadi membuat Sofi menjadi pusing, ia menggaruk pelipisnya, memikirkan bagaimana malam malam mereka selanjutnya, apabila Faiz meminta haknya sebagai suami. Pusing Sof! Huuuft!
"Iya deh. Janji ini yang terakhir kalinya. Aku udah ubah waktunya, sebelum subuh malah!"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Man teman semua makasih telah membaca tulisan saya yang tak berharga ini. Tapi saya mohon man teman sehabis baca di like ya! jangan lupa juga komennya aku tunggu.apalagi di Vote wiih tambah semangat aku buat nulis.. makasih sudah membaca tulisan receh ini..
BABAY MUACH
SALAM SAYANG SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Yeni Eka
si Sofi wktu perawan berarti bangun siang terus ya
2022-12-21
0
Saudah
gak papa juga udah halal
2022-08-20
0
Nur Kurniasih
nyimak dulu
2022-07-31
0