Yusuf pun pulang dengan wajah gembira. Dia tak sabar ingin memberikan kejutan untuk kedua orangtuanya.
"Ayah, ibu.... aku pulang" seru Yusuf, dengan penuh semangat, akan tetapi ayah dan ibunya sedang tidak ada di rumah.
"*Mu*ngkin sedang belanja ke pasar" batinnya.
Dia pun mengambil kunci rumah yang berada di atas pintu, karena biasanya, jika orang tuanya pergi selalu menyimpan nya di situ, begitupun sebaliknya.
"Hmm.... apa aku taruh di dalam laci lemari ayah dan ibu ya... siapa tahu mereka akan terkejut melihatnya" gumamnya, yang kemudian menyelinap masuk ke kamar orangtuanya yang ternyata tidak dikunci, karena biasanya kamar orangtuanya selalu dikunci, ketika mereka pergi atau sedang tidak ada.
"Mungkin kali ini mereka lupa menguncinya" pikir nya.
Dia memasukkan ijazahnya ke dalam amplop berwarna coklat yang berisikan beasiswa dan raport bayangannya, lalu ia pun membuka lemari dan "brukkk..." sebuah kumpulan kertas jatuh ke lantai.
"Kebiasaan nih... ayah kalau lagi nyimpan berkasnya selalu dimana aja" ucapnya, sambil merapihkan kembali kumpulan kertas yang berserakan di lantai.
Satu persatu dia kumpulkan dan meletakkan kembali ke dalam laci lemari tersebut.
Namun,saat dia ingin memasukkannya ke dalam laci... ada sebuah amplop berwarna merah dan ada juga label yang bertuliskan namanya.
"Apa ini? raport kah? tidak mungkin, masa tipis banget, kalau kartu keluarga atau akte kelahiran seharusnya juga kertas nya tidak seperti ini"
Semakin banyaknya pertanyaan yang muncul di kepalanya, ketika memegang amplop tersebut.
"Hmm... mungkin ini mau dikasihkan ke aku, tapi kok perasaanku... seperti ada yang tidak beres ya..." batin nya.
Dia belum pernah melihat atau menemukannya saat sedang merapihkan kamar orangtuanya. Baginya, amplop itu sangat misterius. Sebenarnya dia ingin membukanya dan mengecek isinya... tapi dia tidak berani.
"Haaah(menghembuskan nafasnya)... yasudah lah... toh... nanti juga akan tahu atau mereka akan memberitahu ku" katanya, sambil memasukkan kembali kumpulan kertas tadi bersamaan dengan amplop cokelat nya.
*****
Waktu terus berlalu, langit pun sudah mulai terang, matahari pun berada di tengah bayangan, hawa panas mulai terasa.
"Yusuf.... tolong bantu bawa belanja ibu nak!!" pinta ibunya, saat memasuki ruang tengah.
Yusuf yang sedang di kamarnya, baru saja selesai solat Zuhur.
"Iya, ibu..." sahutnya, sambil melangkah keluar rumah dan membantu ayahnya membawa belanjaan ibunya itu.
*****
"Aaah.... segarnya" kata ayahnya, setelah minum air putih yang disediakan istrinya, karena lelah menemani ibunya belanja.
Sementara itu, Yusuf sedang memasukkan belanjaannya ke dalam lemari di dapur, tempat untuk menyimpan bahan makanan.
"Yusuf!!" panggil ayahnya, yang sedang duduk di ruang tengah bersama ibunya.
"Ya, ayah" balasnya, sambil menghampiri ayah dan ibunya.
"Bagaimana hasil ujian kamu nak?"
Ayahnya mulai memberikan pertanyaan.
"Hmm... "
Yusuf terdiam sejenak sambil memasang muka murung.
"Haiissh... anak ayah kok sedih, tidak apa apa kok nak, apapun hasilnya yang penting kamu sudah berusaha" ucap ayahnya, berusaha menenangkan suasana, ibunya pun hanya tersenyum ke arah Yusuf
"Itu sebabnya, yah.... hasil tidak akan mengkhianati usaha.... ayah, ibu.... aku lulus! dan mendapatkan beasiswa di Universitas negeri di kota" kata Yusuf, dengan girangnya, sampai kedua orangtuanya memeluknya, sambil meneteskan air mata.
"Alhamdulillah anakku... akhirnya impianmu selama ini tercapai, ayah dan ibu sangat senang mendengar nya.... teruslah berjuang anakku" kata ayahnya, yang sangat terharu dengan perjuangan Yusuf.
"Nanti jangan lupakan ibu dan ayahmu ya...nak" lanjut ibunya, lalu Yusuf melepaskan pelukannya dan berkata...
"Ya.. ayah,ibu... aku pasti akan berjuang untuk masa depanku dan membahagiakan ayah dan ibu"
Mendengar hal itu, orang tua nya merasa bangga, karena memiliki anak seperti Yusuf yang tak pernah mengecewakan mereka.
Yusuf,dari dulu hingga sekarang selalu mematuhi apa yang dikatakan orangtuanya dan tak pernah mengeluh. Walaupun teman-teman nya mempunyai kelebihan, akan tetapi dia selalu bersyukur atas apa yang dia punya. Bahkan, jika orang tua nya memerlukan uang, dia selalu menggunakan tabungannya dan memberikannya kepada mereka.
*****
Langit sudah gelap, awan berkumpul di satu titik dan seketika turunlah hujan yang sangat deras, suara petir menyambar terdengar sangat keras.
Yusuf yang sedang tidur nyenyak, tiba tiba bermimpi aneh. Dia melihat bayangan orang orang yang mengelilingi nya dan pada saat itu juga sedang turun hujan, tangannya seperti berlumuran darah lalu orang orang itu memasukkannya ke dalam karung dan membuangnya ke sungai.
"Hah...hah.."
Yusuf terbangun dari tidurnya dan wajahnya berkeringat.
"Aah.... hanya mimpi" gumamnya.
Yusuf pun kembali memejamkan matanya lagi, namun mimpi itu muncul lagi....
"Ada apa ini?kenapa aku bermimpi seperti itu... dan rasanya kepalaku pusing sekali" katanya, sambil memegang kepalanya
Yusuf berjalan menuju pintu kamar, tetapi tiba tiba saja.... langkahnya terhenti di depan pintu, ia seperti mendengar sesuatu.
"Bagaimana ini, sayang.... kok tiba tiba ada amplop coklat di dalam laci?" tanya ibunya yang terlihat khawatir.
"Memangnya isinya apa?" tanya ayahnya.
"Ijazah dan beasiswa Yusuf... kamu tahu... dokumen mu juga ada di atas amplop itu"
sahut ibunya yang terlihat panik.
"Apa? kok bisa.... jangan jangan Yusuf sudah melihat nya... tapi, dia tadi biasa saja" sambung ayahnya yang juga ikutan panik.
"Bagaimana ini? bagaimana kalau dia tahu semuanya dan benar-benar pergi meninggalkan kita?.... aku belum siap.... hiks...hiks... aku belum siap"
Ibunya meneteskan air matanya dan terus menangis, lalu suami nya memeluknya dengan erat
"Sssttt....sudah, tidak usah menangis lagi, memang ini waktunya membiarkannya mengetahui yang sebenarnya, besok aku akan berbicara dengannya" kata suaminya, yang berusaha menenangkan istrinya itu.
"sudah aku duga, pasti ada rahasia dibalik amplop merah itu" batinnya.
Yusuf pun kemudian kembali tidur, tadinya ia ingin mengambil air untuk minum tapi dia urungkan niatnya.
******
Cahaya matahari mulai memasuki kamar Yusuf dan dia pun terbangun dari tidurnya, ayam berkokok dengan sangat keras di depan rumahnya.
"Yusuf! kamu sudah bangun.... sini nak, ayah ingin bicara dengan mu" panggil ayahnya, yang sudah menunggu bersama ibunya di ruang tengah.
"Iya, ayah" sahutnya, sambil berjalan menghampiri mereka.
"Ada apa ayah,ibu?" tanya Yusuf, lalu orangtuanya saling melihat satu sama lain, nampaknya Yusuf masih tidak bereaksi.
"Khem... begini nak, sebenarnya ada hal yang harus ayah sampaikan ke kamu" kata ayahnya, mulai membuka topik pembicaraan
"Hmm...itu tentang..." lanjut ayahnya terbata bata sambil menggaruk-garuk pipinya dengan satu jari.
"Soal apa yah? soal amplop merah" tanya Yusuf dengan jelas, karena dia sudah penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Kamu beneran sudah melihatnya nak?"
sontak ibunya langsung menanyakannya.
"Belum, aku hanya ingin mendengarnya langsung dari ayah dan ibu" kata Yusuf, yang penasaran, seakan dirinya tak mampu lagi menahan pertanyaan yang ada di kepalanya. Ayahnya pun mulai memberanikan diri untuk menjelaskannya.
"Khemm... langsung ke intinya saja.... sebenarnya kamu bukan anak kandung kami"
Ketika mendengar hal itu, Yusuf masih tidak percaya.
"Apa yah? ayah tidak lagi bercanda kan?" tanya Yusuf yang terkejut.
"Ya, ayah serius nak, kamu sebenarnya bukan anak kandung kami..... beberapa tahun yang lalu, ayah pergi ke pinggir sungai untuk memancing, dan tiba tiba saja.... ayah tak sengaja melihat anak kecil berusia lima tahun yang pingsan di sana... ketika ayah menanyakannya kepada pa lurah dan warga setempat tidak ada yang mengenal anak itu, akhirnya ayah dan ibu setuju mengangkat anak itu sebagai anak kami... dan anak itu adalah kamu... Yusuf"
Ayahnya mengatakan dengan jelas sambil memandang Yusuf, lalu Yusuf hanya terdiam. Ibunya pun memegang tangan suaminya dengan erat.
Bersambung....
Sambil nunggu cerita selanjutnya, yuk like & coment agar penulis semangat bikin
ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih.
2024-01-12
0
Sri Juliani
lho cepat amat pemberitauanya
2023-01-26
0
Alan
makin penasaran dgn cerita lanjutannya.
2022-09-27
0