"Pemberhentian selanjutnya adalah halte C, sekali lagi pemberhentian selanjutnya adalah halte C" suara microfon dari tempat kursi kondektur bus yang memberikan pengumuman kepada semua penumpang bus.
"Kakek... sepertinya saya sudah hampir sampai, saya pamit dulu ya kek" Ucap Yusuf yang ingin meninggalkan Kakek itu, namun langkah nya terhenti..
"Tunggu nak, siapa namamu? nama Kakek adalah.... Sebastian, panggil saja Kakek Sebas, sepertinya kita akan bertemu kembali"
Tanya Kakek itu sambil memegangi tangan kiri Yusuf.
"Oh iya, maaf kek.... nama saya adalah Yusuf Khoirul Anam, salam kenal kek" Ucapnya, sambil melepaskan pegangannya.
Bus pun akhirnya berhenti, lalu Yusuf pergi meninggalkannya.
Kakek itu seketika tersenyum bahagia.
"Saya yakin kamu bukan pemuda biasa, jadi berjuanglah, semoga kamu dapat menemukan apa yang kamu cari" Gumamnya.
Yusuf pun turun dari bus, lalu bus tersebut berangkat ke tujuan selanjutnya.
"Aah... suasana nya memang tidak sebanding dengan desaku" gumamnya, sambil melihat sekeliling.
Dia pergi mencari alamat. Saat sedang berjalan, tanpa sengaja ia menemukan sebuah masjid besar, lalu ia pun memasuki nya.
Ia kemudian meletakkan tas besarnya di samping tempat wudhu dan mengambil air wudhu. Setelah itu, dia membawa tas nya masuk ke dalam masjid dan melaksanakan solat dengan tenang.
******
Setelah melaksanakan solat, dia keluar dari masjid itu. Saat ingin melanjutkan perjalanan, tiba tiba... "brukk!!!" seorang anak kecil menabrak tubuhnya hingga terjatuh.
"Hey... kamu tidak apa apa, dik?" katanya, sembari membantunya untuk berdiri.
"Tolong aku kak" pinta anak itu, yang kemudian bersembunyi di belakangnya.
"Hey anak kecil, kamu sudah membuat kemeja ku kotor, kamu harus ganti rugi!" teriak seorang pria berjas, dengan ditemani oleh beberapa pengawal berbaju hitam menghampiri mereka berdua.
"Tunggu!! setidaknya jelaskan dulu, apa yang sedang terjadi? lagipula, dia mungkin tak sengaja" sahut Yusuf berusaha menengahi.
"Asal kamu tahu ya!!!! karena anak itu.... aku jadi tidak bisa menemui wanita pujaan ku" kesal pria itu, sambil menunjuk anak itu dengan satu jarinya.
"Itu bukan salahku, Abang itu yang duluan menabrak ku, Abang itu membawa minuman soda sambil sibuk memainkan hp nya ketika berjalan" sahut anak itu, berusaha membela dirinya.
"Lho.... terserah saya dong, mau ngapain juga, intinya kamu harus ganti rugi, pengawal... tangkap anak itu!"pinta nya kepada pengawal, untuk menangkap anak kecil tersebut.
Yusuf pun langsung menghalangi mereka.
"Kalian tidak boleh seenaknya, terhadap anak kecil, maafkan lah atas kesalahannya" sahut Yusuf.
"Apa kamu bilang? di kota ini, yang berkuasa boleh melakukan semaunya, apa kamu ingin memanggil polisi? silahkan saja.... sepertinya kamu baru datang ke kota ini, jadi... jangan menghalangi ku!!!" seru pria itu dengan nada tinggi.
Yusuf pun melihat sekitarnya, orang-orang yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam, sepertinya saat ini, dia tidak bisa melakukan apa-apa.
"Baiklah.... berapa uang ganti ruginya?" tanya Yusuf kepada pria itu.
"Satu juta.... tapi, karena kamu sepertinya miskin, kuberikan diskon 50%, jadi... 500 ribu saja..." ucap pria itu, sambil menyilangkan tangan nya,layaknya bos besar.
"Baiklah ini... ambil lah uangmu!! dan tolong maafkan anak ini!" Yusuf menyerahkan uangnya kepada pengawal di depannya, kemudian pria itu mengucapkan salam perpisahan dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Enng... anuuu... Kak, terimakasih sudah menolong ku, maaf membuat kakak mengeluarkan uang" ucap anak perempuan kecil, sambil menundukkan kepalanya dan terlihat sangat imut.
"Sama sama adik manis... tidak perlu dipikirkan, lain kali kamu lebih hati-hati lagi, oh iya, siapa nama kamu? kenapa kamu sendiri di sini?" tanya Yusuf, sambil membungkuk dan mengelus kepala anak kecil itu.
"Namaku.... Putri, aku tadi sedang makan bersama kakak ku, tapi kakak tiba tiba meninggalkan ku, katanya pergi ke toilet, lalu aku pun bosan, jadinya aku menyusul kakak, tapi malah ketemu orang itu" ucap anak kecil itu, nampak sedih karena berpisah dengan kakaknya.
"Yasudah.... jangan sedih lagi.... kakak temani kamu ke sana lagi" sambung Yusuf menggandeng tangan anak kecil itu dan anak itu terlihat sangat senang. Mereka pun berjalan kaki menuju tempatnya.
"Oh iya, kak, nama kakak siapa?" tanya Putri.
"Nama kakak,Yusuf" sahut Yusuf
"Nama yang bagus kak, cocok sama kakak yang ganteng.... dan pas banget dengan kakak ku, kakak ku juga cantik lho..." kata Putri yang memuji nya.
"terima kasih, kamu juga juga cantik seperti kakakmu" balas Yusuf.
"Oh iya Kak Yusuf, kakak bawa tas besar seperti itu, memang nya kakak mau pergi kemana?"
tanya Putri lagi ketika melihat tas nya.
"Kakak... mau pergi ke rumah teman ayah kakak" sahut Yusuf.
"Memang nya Kak Yusuf asalnya darimana?" tanya Putri penasaran.
"Kakak dari desa, kenapa? malu ya... dipegang sama kakak" balasnya, karena ia sering mendengar bahwa anak kota selalu merendahkan anak desa.
"Tidak kok, Kak Yusuf, aku malah heran" sambung Putri.
"Heran kenapa?" tanya Yusuf yang bingung.
"Kok kakak Yusuf, kulit nya bisa cerah, seperti orang dari luar negeri saja, apa rahasianya kak? apa aku juga harus tinggal di desa?" balas Putri, yang sedari tadi memperhatikan kulit nya.
"ha-ha-ha.... tidak begitu juga, lah...." sambungnya sambil tertawa.
Mereka terus saja mengobrol di sepanjang perjalanan dan setelah sampai di depan restoran "tak...tak...tak" suara sepatu ber-hak tinggi wanita menghampiri mereka berdua
"Putri!!!!..... kamu kemana saja? kakak khawatir nyariin kamu, lho" panggil perempuan berjilbab putih, memakai baju pink dan rok putih panjang.
"masyaaallah cantik sekali perempuan ini" batin Yusuf ketika melihat perempuan yang di depannya.-
"Kakak.... kenalin, ini Kak Yusuf, dia tadi menolong ku dari orang jahat, bahkan sampai rela mengeluarkan duit nya lho, kak!" kata Putri memperkenalkan Yusuf.
"Kamu pasti nakal lagi ya!! maafkan adik saya ya, Yusuf, berapa uang yang harus saya ganti?" sahut perempuan itu sambil mengeluarkan dompetnya dari dalam tas.
"Tidak apa apa, tadi saya ikhlas membantu nya, jadi tidak perlu diganti" balas Yusuf, yang ingin menolak nya.
"Tidak perlu sungkan begitu, nanti saya yang jadi tidak enak, kalau begitu terima lah duit ini"
kata perempuan itu, sambil menyerahkan beberapa lembar seratus ribu. Awalnya Yusuf enggan menerima nya, tapi perempuan itu memaksa.
"Kalau begitu terimakasih, saya permisi dulu... karena hari sudah semakin sore" sahut Yusuf, yang berpamitan kepada mereka berdua, lalu pergi.
"Kakak! tadi, kakak lupa memberitahu dia nama kakak" ucap Putri, sambil menarik ujung baju kakaknya itu
"Sudah lah.... kita mungkin tidak akan bertemu dengannya lagi" sambung kakaknya, sambil memegang tangan Putri.
*"Kakak memang selalu dingin kepada semua laki laki, aku berharap semoga Kak Yusuf bisa mendapatkan hati kakak" *batin Putri.
*******
"Jalan... anggrek no.3, blok 1C" Yusuf memastikan alamat yang ditulis di kertas dengan rumah yang ada di depan nya.
"Ternyata betul ini" gumam nya.
Setelah dirasa benar alamat yang di tuju, dia pun mengucapkan salam, lalu seseorang keluar dari rumah tersebut.
"Ya... kalau boleh tahu kamu siapa ya? dan ada keperluan apa datang kemari?" tanya seorang pria paruh baya yang memakai sarung dan kaos oblong.
"Nama saya Yusuf, saya putra nya Pak Haris, apa benar ini rumah Pak Heru?" tanya Yusuf memastikan.
"Ooh.... jadi kamu, anaknya Pak Haris yang katanya mau masuk universitas di sini, maaf bapak tidak menjemput kamu di terminal, soalnya motor bapak dibawa sama anak bapak... mari, silahkan masuk,anggap saja rumah sendiri." Bapak itu tersenyum ramah sembari mengajak nya masuk ke dalam rumahnya.
"Silahkan kamu duduk dulu di ruang tamu, nanti ibu siapkan teh untuk kamu, pasti kamu lelah kan di jalan" kata istri nya Pak Heru yang menjamu nya dengan lembut, lalu pergi ke dapur.
Pak Heru dan Yusuf pun saling berbincang mengenai ayahnya dan perjalanan nya menuju ke sini. Beberapa lama kemudian, istri Pak Heru datang sembari menyajikan secangkir teh di atas meja.
"Terimakasih ibu, maaf merepotkan" sahut Yusuf, lalu meminum teh nya karena sudah haus ketika di perjalanan.
"Nanti setelah minum, kamu pergi ke kamarmu, kamarmu ada di atas, sudah kami siapkan, nanti kalau ada perlu apa apa, jangan sungkan pada kami ya" jelas Pak Heru.
"Ayah.... " sapa seorang perempuan berjilbab putih bersama adiknya.
"Eh, kalian sudah pulang dari restoran, sini nak!" panggil Pak Heru kepada kedua putrinya, lalu mereka pun bergantian mencium punggung tangan ayahnya.
"Kenalkan, ini anaknya Pak Haris, yang bapak cerita kan kemarin" kata ayah nya, sambil memperkenalkan Yusuf yang berada di depannya.
"Kak Yusuf!! jadi kakak yang mau tinggal di sini"
sahut perempuan kecil, yang memakai pita di rambutnya.
"Halo!! kita ketemu lagi, deh" balas Yusuf, sambil tersenyum pada anak kecil itu, yang rupanya adalah Putri
"Oh... jadi kalian sudah kenal ya? kapan?" tanya Pak Heru penasaran.
Bersambung....
Sambil nunggu cerita selanjutnya, yuk like & coment agar penulis semangat bikin ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih.
2024-01-12
0
Amin S
mntab lnjut trs bos
2022-10-04
0
Alan
makin seru novelnya.
2022-10-01
0