Kesepakatan

Gilang terdiam dan masih berfikir. Apa yang membuat Rian tampak berbeda hari ini. Kenapa dia menjadi sangat peduli dengan orang lain. Peduli dengan seorang wanita, tak pernah terbayangkan oleh Gilang sebelumnya. Sejak kapan mereka kenal dan seakrab ini.

Lamunan Gilangpun terhenti. Saat sosok Maura terlihat kembali, melangkah masuk diikuti denga Rian di belakangnya. Ingin sekali Gilang bertanya, apa yang telah terjadi dengan mereka berdua.

"Jadi, bagaimana?" Tanya Gilang.

"Aku baca dulu kontraknya." Pinta Maura.

"Di dalam kontrak itu sudah dijelaskan, apa tugas kamu, apa hak kamu, masa kerja dan besarnya gaji yang diterima." Gilang mulai menjelaskan.

"Kamu tahu aku kuliah sama sepertimu?" Tanya Maura.

"Ya."

"Aku menolak untuk poin ini." Tunjuk Maura.

Gilang terdiam, menatap Maura dan menunggu ucapan Maura selanjutnya.

"Aku minta pekerjaanku tidak mengganggu waktu kuliahku. Aku bisa membantumu mengatur jadwal, membantumu membuat janji. Aku bisa menemanimu dan membantumu selama itu berhubungan dengan pekerjaan."

"Ok, aku setuju. Tapi disaat aku membutuhkanmu. Kamu harus sudah siap."

"Tidak masalah." Tantang Maura.

Gilang tersenyum, dan menatap Maura sekarang.

"Jadi kapan aku bisa mulai kerja?" Tanya Maura.

"Besok, kau sudah harus mulai."

"Ok, kalau begitu aku pamit."

Maura bangkit dari duduknya dan sekarang berdiri di antara Gilang dan Rian.

"Berikan nomor handponemu." Pinta Gilang tiba - tiba.

"Berikan Handphonemu." Pinta Maura.

"Hei.. aku hanya minta nomor handphonemu, kenapa kau meminta handphoneku."

"Aku tak sungguh meminta handphonemu, biar aku yang memasukannya sendiri." Protes Maura.

Rian tertawa mendengar pembicaraan mereka. Entah kenapa Gilang bisa berfikir kalau Maura akan meminta handphonenya. Merasa malu dengan sikapnya. Gilangpun menyerahkan handphonenya begitu saja pada Maura.

Maura terdiam sejenak, saat melihat sebuah foto wanita dalam layar handphone milik Gilang. Wanita yang cantik dan manis. Mungkin ini alasan Gilang menolak Vaya. Tapi kenapa wanita secantik ini bisa tertarik dengan Gilang, pria yang sudah dicap sombong oleh Maura.

"Ok, aku sudah memasukkannya. Jadi aku pamit sekarang." Ucap Maura sambil menyerahkan handphone milik Gilang dan bersiap untuk melangkah.

"Aku antar kamu." Ucap Rian tiba - tiba.

"Tidak usah, aku masih harus ke beberapa tempat setelah ini."

"Tak apa ku antar."

Sekarang giliran Gilang yang menatap obrolan mereka berdua. Gilang terheran menatap Maura saat ini. Wanita ini cepat sekali merubah ekspresinya. Saat berbicara dengan dirinya kenapa dia tidak terlihat manis seperti saat dia berbicara dengan Rian.

"Aku pamit dulu." Ucap Rian pada Gilang.

Dalam sekejap sosok Maura dan Rian hilang dari pandangan Gilang saat ini. Sedangkan Gilang masih tampak bingung dengan apa yang terjadi pada Rian sahabatnya.

Drtttt..

Handphone Gilang begetar. Seseorang menghubunginya. Ternyata Vaya yang tengah menghubunginya.

"Kenapa?" Tanya Gilang cepat.

"Bagaimana, kau sudah bertemu Maura?, Bagaimana menurutmu, cantikkan dia?"

"Ya, dia sudah datang tadi."

"Lalu.. apa pendapatmu tentang dia?"

"Tidak ada yang spesial, tapi.. " Gilang menghentikan ucapannya.

"Tapi apa..?" Tanya Vaya tampak tak sabar.

"Maura dan Rian, memangnya mereka sudah lama kenal?"

"Maksudmu?"

"Tadi dia datang bersama Rian, dan sekarang Rian mengantarnya pulang."

"Apa..!" Teriak Vaya.

Vaya mulai berfikir. Seingatnya Maura tak pernah dekat dengan teman pria. Waktunya habis untuk belajar dan bekerja. Maura juga tidak pernah cerita tentang Rian padanya.

"Rian itukan pria tercuek yang ku tahu, kenapa mereka bisa bersama?"

"Hei.. itu pertanyaanku, kenapa kau bertanya lagi." Protes Gilang.

"Sudah.. sudah.. kita balik lagi bahas Maura." Pinta Vaya akhirnya.

"Apa yang kau suka dari Maura?" Tanya Vaya lagi.

"Kau ini sungguh menyebalkan, aku baru bertemunya sekali."

"Hayolah.. satu saja." Bujuk Vaya.

Gilang mulai berfikir. Apa yang spesial dari Maura. Gilang mengingatnya sekarang. Yah.. Gilang menyadari satu hal.

"Dia punya senyum yang manis." Jawab Gilang akhirnya dan terbayang lagi senyum Maura saat ini.

Vaya tampak bahagia mendengarnya. Dia memang tidak bisa menutupi ekspresinya. Dia sangat senang mendengarnya. Sudah sekian lama, akhirnya dia mendengar Gilang memuji wanita lain selain mantannya itu.

Setelah puas dengan jawaban Gilang, Vayapun mematikan teleponnya. Masih dengan suasana yang bahagia lalu dia teringat kembali mengenai Maura dan Rian. Ekspresinya berubah dengan cepat.

Maura sedang bersama Rian sekarang. Apa yang mereka lakukan. Tak sabar rasanya untuk bertanya dengan Maura besok.

🌿🌿🌿

"Kau mau ku antar ke mana?" Tanya Rian.

"Aku ingin ke kafe, di seberang kampus kita." Jawab Maura.

"Sebelumnya aku bekerja di sana, aku ingin membereskan barangku yang tersisa." Penjelasannya kemudian.

"Oke." Jawab Rian dan tersenyum.

"Kau tahu, mukamu terlihat familiar buatku. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Maura mencoba mengurangi rasa penasarannya.

"Aku tak ingat."

"Ehmm.. apa kita pernah satu sekolah dulu?"

"Kurasa tidak." Jawab Rian datar.

Maura menyadari sesuatu yang salah saat melihat ekspresi Rian yang berubah menjadi datar. Mungkin ada sesuatu yang buruk pernah dialami Rian dulu.

"Masa lalu memang tak selalu indah, tapi bukan berarti kita harus menyesalinya. Masih ada masa depan, kau bisa memperbaikinya atau memulainya dari awal."

Rian tercengang mendengar perkataan Maura. Kata - katanya begitu mengena di hatinya.

"Ah.. kita sudah sampai." Ucap Maura dan bersiap untuk turun.

"Terima kasih untuk hari ini."

"Kau tak mengajakku untuk masuk ke dalam dulu."

"Oh.. Oke.. sorry."

"Aku tidak akan mengganggumu, aku bisa menunggumu sambil mencicipi makanan dan minuman di sana."

"Kau tak harus menungguku, Kau sudah cukup baik hari ini. Mau mengantarku ke tempat Gilang dan ke sini. Aku khawatir tak bisa membalasnya."

"Cukup baik, Hemm.. berarti aku masih kurang baik."

"Oh.. bukan, maksudku kamu sudah sangat baik." Koreksiku cepat.

"Setidaknya izinkan aku untuk mengantarmu ke dalam."

Maura mengalah, dan mengizinkan Rian untuk mengantarnya ke dalam. Bukan hanya mengantar saja ternyata, tapi Rian memilih duduk, memesan beberapa makanan dan minuman di sana.

.

.

.

.

Semoga suka dengan kisah Maura dan Gilang ya. 😘

Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.

Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.

💪😊

Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.

Mau likenya ya kak 😊

Mau ratenya juga ya kak😇

Mampir juga yuk ke novelku yang lain, judulnya "Cinta Pak bos."

Terima kasih

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾

¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾

Rian bener2 terpikat pesonanya Maura nih.. pngnya bareng terus

2022-04-15

1

Asriluna

Asriluna

seru thor

2022-04-12

0

syafridawati

syafridawati

mampir kak falbek balik ya makasih

2021-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Maura
2 Rian
3 Gilang
4 Kesepakatan
5 Menggoda Maura
6 Berdebat
7 Gara-Gara Roti
8 Bingkai Foto
9 Menanti Gilang
10 Bian - Pria itu
11 Gilang Panik
12 Canggung
13 Menyebalkan
14 Supermarket
15 Pegal - Kaki Maura
16 Tak Sengaja Tertidur
17 Gilang versus Nasi Goreng
18 Sesuap Nasi Goreng
19 Foto
20 Terpesona
21 Kedatangan Laras
22 Asisten Dadakan
23 Getaran Handphone
24 Terkunci
25 Hampir Saja
26 Menggerutu
27 Protektif atau Posesif
28 Inikah Cinta
29 Latihan Memakai Dasi
30 Laras Datang, Maura Pergi.
31 Terima Kasih
32 Menghindar..
33 Salah Paham
34 Aku Mengkhawatirkanmu
35 Pasti Akan Terjadi
36 Hati dan Pikiran
37 Memilih..
38 Indah pada Waktunya.
39 Memilihmu dan Buktikanlah
40 Cemburu
41 Panggil Aku Sayang.
42 Orang Ketiga
43 Mereka yang Bersama
44 Bertengkar Lagi
45 Datang Lagi
46 Bujukan Laras
47 Ra, Kamu di mana?
48 Aku Menemukanmu
49 Berpisah
50 Surat Untuk Gilang
51 Terpuruk
52 Rindu
53 Rasanya
54 Belum saatnya
55 Akhirnya Bertemu
56 Aku Mencintaimu
57 Maura Kesal
58 Kembali
59 Cemburu yang Indah
60 Kue Rasa Cemburu
61 Bergantunglah Padaku
62 Cintanya Cintaku
63 Jaga Hati
64 Sayang Kamu
65 Salah Kira
66 Sakit Perut
67 Pengakuan Rian
68 Diamnya Maura
69 Kamu Pacarku, Kamu Milikku
70 Pertengkaran Mereka
71 Cinta Vaya
72 Rasa yang Berbeda
73 Tak Ingin Berubah
74 Laras Berulah
75 Kesal
76 Cukup Kamu
77 Pertama tapi bukan Terakhir
78 Kehadiran Gilang
79 Janji
80 Ada yang Berbeda
81 Membiarkannya Terjadi
82 Apa yang Terjadi
83 Bersama
84 Harapan Vaya
85 Mimpi
86 Penyesalan
87 Tapi Kamu Menyukaiku
88 Berubah
89 Juga Ingin Bahagia
90 Tak sengaja Bertemu.
91 Bimbang
92 Maaf
93 Ragu
94 Vaya Cemburu
95 Berharap Hal Baik Akan Terus Terjadi
96 Seorang Wanita
97 Calon Ibu Mertua
98 Sesalnya Laras
99 Pengakuan Bian
100 Tenanglah
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Maura
2
Rian
3
Gilang
4
Kesepakatan
5
Menggoda Maura
6
Berdebat
7
Gara-Gara Roti
8
Bingkai Foto
9
Menanti Gilang
10
Bian - Pria itu
11
Gilang Panik
12
Canggung
13
Menyebalkan
14
Supermarket
15
Pegal - Kaki Maura
16
Tak Sengaja Tertidur
17
Gilang versus Nasi Goreng
18
Sesuap Nasi Goreng
19
Foto
20
Terpesona
21
Kedatangan Laras
22
Asisten Dadakan
23
Getaran Handphone
24
Terkunci
25
Hampir Saja
26
Menggerutu
27
Protektif atau Posesif
28
Inikah Cinta
29
Latihan Memakai Dasi
30
Laras Datang, Maura Pergi.
31
Terima Kasih
32
Menghindar..
33
Salah Paham
34
Aku Mengkhawatirkanmu
35
Pasti Akan Terjadi
36
Hati dan Pikiran
37
Memilih..
38
Indah pada Waktunya.
39
Memilihmu dan Buktikanlah
40
Cemburu
41
Panggil Aku Sayang.
42
Orang Ketiga
43
Mereka yang Bersama
44
Bertengkar Lagi
45
Datang Lagi
46
Bujukan Laras
47
Ra, Kamu di mana?
48
Aku Menemukanmu
49
Berpisah
50
Surat Untuk Gilang
51
Terpuruk
52
Rindu
53
Rasanya
54
Belum saatnya
55
Akhirnya Bertemu
56
Aku Mencintaimu
57
Maura Kesal
58
Kembali
59
Cemburu yang Indah
60
Kue Rasa Cemburu
61
Bergantunglah Padaku
62
Cintanya Cintaku
63
Jaga Hati
64
Sayang Kamu
65
Salah Kira
66
Sakit Perut
67
Pengakuan Rian
68
Diamnya Maura
69
Kamu Pacarku, Kamu Milikku
70
Pertengkaran Mereka
71
Cinta Vaya
72
Rasa yang Berbeda
73
Tak Ingin Berubah
74
Laras Berulah
75
Kesal
76
Cukup Kamu
77
Pertama tapi bukan Terakhir
78
Kehadiran Gilang
79
Janji
80
Ada yang Berbeda
81
Membiarkannya Terjadi
82
Apa yang Terjadi
83
Bersama
84
Harapan Vaya
85
Mimpi
86
Penyesalan
87
Tapi Kamu Menyukaiku
88
Berubah
89
Juga Ingin Bahagia
90
Tak sengaja Bertemu.
91
Bimbang
92
Maaf
93
Ragu
94
Vaya Cemburu
95
Berharap Hal Baik Akan Terus Terjadi
96
Seorang Wanita
97
Calon Ibu Mertua
98
Sesalnya Laras
99
Pengakuan Bian
100
Tenanglah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!