Kamu jangan lupa datang ke apartemennya Gilang sore ini.
Sebuah pesan masuk dari Vaya untuk Maura. Maura mengambil nafas panjang sambil memejamkam mata kemudian.
"Duh kenapa jadi bodoh begini, mau saja nurut sama Vaya." Sesal Maura.
Maura terus melangkah, fikirannya pergi membayangkan apa yang mesti dia lakukan nanti. Apa yang kelak akan dia hadapi ke depan dan dug..
"Sorry, sorry." Ucap Maura sambil berusaha membersihkan jaket yang terkena tumpahan air mineral yang sedang di genggam oleh pria yang ia tabrak. Namun semua terlihat sia - sia, jaket pria ini sudah terlalu basah.
"Maaf." Ucap Maura kembali sambil mengangkat wajahnya dan menatap wajah pria yang ada di hadapannya dan terkejut setelah menyadari pria yang ia tabrak.
"Rian." Ucapnya.
"Kamu tahu aku?" Tanyanya.
"Iya, eh maksudku tidak. Eh maksudku, aku enggak sengaja tahu nama kamu dari temanku , ya maksudku seperti itu." Jawab Maura gugup.
Rian tersenyum mendengarnya. Maurapun akhirnya ikut tersenyum melihat tingkahnya sendiri.
"Oke, Aku Rian kamu?" Tanya Rian sambil memberikan tangannya ke arah Maura.
"Maura." Jawab Maura dengan menyambut tangan Rian untuknya.
"Ehm.. Sudah mau pulang?" Tanya Rian.
"Oh.. tidak, aku mau mampir ke rumah teman dulu." Jawab Maura cepat.
"Di mana rumah temanmu, siapa tahu searah."
Mata Maura membulat mendengar ucapan Rian. Kenapa kata - katanya terkesan dia ingin mengajaku ya.
"Apartemen Berlian." Jawab Maura.
"Kebetulan sekali, aku juga akan ke sana."
"Hah.."
Bagaimana bisa ini disebut kebetulan. Tapi entah kenapa sosok Rian begitu familiar di mata Maura.
"Tidak.. tidak.. itu akan merepotkan." Tolak Maura.
"Tidak akan merepotkan, toh aku juga akan ke sana."
"Sungguh?" Tanya Maura memastikan.
Dan akhirnya Maurapun ikut bersama Rian. Rasa penasaran Maura terhadap sosok Rian, membuat dia setuju dengan tawaran Rian untuknya. Rian benar mengantarnya sampai tujuan.
"Siapa nama temanmu?" Tanyanya sambil melangkah masuk ke dalam apartemen besar ini.
"Gilang, dia temanmu bukan?"
"Gilang." Ulang Rian.
"Iya, sebenarnya dia belum benar - benar menjadi temanku sih. Hanya mengenal namanya saja dan baru pernah lihat sekali wajahnya." Ucap Maura jujur.
"Lalu kenapa kamu mau ke apartemennya?"
"Itu rahasia." Jawab Maura dan tersenyum kemudian.
Rianpun tersenyum menatap Maura. Ada rasa yang belum bisa dipahami oleh Rian saat ini. Hanya sebuah senyum dari seorang wanita bernama Maura telah membuat hatinya bergetar.
"Berarti kita satu tujuan, yuk aku antar ke tempatnya."
"Oke, ada untungnya juga aku ikut sama kamu."
Rian merasa Maura wanita yang berbeda dari banyak wanita yang mendekatinya. Senyumnya terlihat tulus di wajahnya. Tak seperti kebanyakan wanita yang selalu mencoba menggodanya, selalu ada maksud tersembunyi di balik senyum wanita - wanita itu. Maura berbeda, dia tampak cuek namun terlihat cantik saat tersenyum.
"Hallo." Sapa Maura saat pintu kamar apartemen Gilang sedikit terbuka. Maura melemparkan senyum semanis yang dia bisa. Mencoba memberikan kesan terbaik untuk dia tunjukkan kepada Gilang.
Raut wajah Gilang berfikir, siapa wanita yang ada di hadapanya ini. Apakah wanita ini salah satu pengagum dirinya.
"Siapa kamu, kalau cuman untuk datang mengganggu sebaiknya pergi." Ucap Gilang sinis dan hendak menutup pintu apartemennya kembali.
"Tunggu.. tunggu.., aku Maura, aku di sini karena memang diminta untuk ke sini." Maura buru - buru menjelaskan dan menahan pintu yang hendak ditutup oleh Gilang.
"Hahahah.." Rian tertawa.
"Rian, kenapa lo bisa sama wanita ini?" Tanya Gilang yang baru menyadari ada sosok lain yang ia kenal bersama dengan Maura saat itu.
"Hei.. Aku Maura, berhenti menyebut wanita ini." Protesku.
"Oke.. oke.., kalian masuklah." Ajak Gilang akhirnya.
Satu langkah telah berlalu dengan baik. Benar kata Vaya, Gilang adalah sosok pria yang sombong. Itu kesan pertama Maura terhadap Gilang.
Gilang memiliki apartemen yang besar dan bersih. Warna putih begitu mendominasi.
"Silakan duduk." Pinta Gilang.
"Ini kontrak kerja samanya." Ucap Gilang sambil menyerahkan selembar kertas di hadapan kami.
"Kamu mau jadi asistennya Gilang." Tanya Rian memastikan.
"Ya."
"Tidak boleh." Pinta Rian.
Rian langsung mengambil dengan paksa kertas yang ada di hadapan kami. Kenapa Rian bersikap seperti itu. Apa yang terjadi dengan Rian sebenarnya.
"Jadi, dia wanita yang waktu itu lo ceritakan?" Tanya Rian pada Gilang.
"Ya, kenapa?"
"Gua enggak setuju, kalo dia yang jadi asisten lo."
Rian tahu betul bahwa ada maksud buruk Gilang pada Muara. Rian tahu betul ada kesepakatan yang dibuat antara Gilang dengan Vaya. Entah kenapa Rian merasa tak rela jika harus Maura yang menjalankan ini.
"Serahkan kertasnya." Pinta Maura.
Rian langsung menarik tangan Maura saat itu. Mengajaknya pergi meninggalkan Gilang.
"Hei, mau ke mana ini?" Tanya Maura panik.
"Ikut dulu, nanti ku jelaskan dan kamu Gilang diam di tempat jangan ikuti kami." Ancam Rian pada kami.
"Oke.. oke.." Jawab Gilang.
Apa yang terjadi sebenarnya dengan Rian. Awalnya dia tidak pernah peduli dengan masalah ini. Kenapa sekarang dia menjadi orang yang pertama yang menolaknya.
Rian terus menarik tangan Maura, menuju pintu luar kamar apartemennya Gilang.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Maura sambil menyentuh kening Rian.
"Tidak demam." Ucap Maura kembali.
Rian terdiam melihat tingkah Maura. Ada sesuatu yang bergetar, mungkin hatinya yang bergetar kembali, tersentuh dengan sikap Maura padanya.
"Aku saranin, kamu enggak usah jadi asistennya Gilang."
"Kenapa?"
"Dia pasti akan menyulitkan kamu."
"Hahaha.." Maura tertawa melihat kekhawatiran Rian padanya.
"Kamu enggak usah khawatir, aku wanita yang tangguh. Apabila Gilang menyulitkanku, aku pasti akan membalasnya, sepuluh kali lipat." Ucap Maura bangga sambil memukul pelan dada Rian yang tepat di hadapannya.
"Kamukan sahabatnya Rian, kenapa kamu mengatakan ini semua."
"Aku.. aku hanya khawatir." Jawab Rian gugup.
"Tenang saja, yuk kita masuk ke dalam lagi." Ajak maura sambil menarik tangan Rian untuk mengikuti dirinya.
Mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama. Rian masih belum bisa memastikan perasaan seperti apa yang sedang dia rasakan saat ini terhadap Maura.
Sedangakan Gilang masih berfikir keras tentang Rian. Kenapa sahabatnya jadi peduli sekali dengan seorang wanita. Di antara mereka bertiga, Rian terkenal sangat cuek. Apalagi kalau berurusan dengan wanita. Tapi sikapnya terhadap Maura sungguh berbeda.
.
.
.
.
Semoga suka dengan kisah Maura dan Gilang ya. 😘
Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.
Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.
💪😊
Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.
Mau likenya ya kak
Mau ratenya juga ya kak
Terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
ngakak baca ini, mendadak pe'ak 🤣🤣 astaga² akibat nervous
2022-11-12
1
Senajudifa
salken dr kutukan cinta dan mr.playboy thor...like dan favorit untmu y
2022-07-03
0
¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾
Rian tkut Maura diapa2in nih ma Gilang.. krn Rian udh demen smaa Maura pdhl bru aja ktemu
2022-04-15
1