Asisten Dadakan

Asisten Dadakan

Maura

Namanya Maura, gadis cantik dan pintar. Hidupnya sederhana dan mandiri. Pekerja keras, kesehariannya dia sibukkan dengan kuliah dan bekerja.

Orang tuanya tidak miskin, bisa dibilang cukup mampu untuk membiayai kuliahnya. Namun bukan Maura namanya, jika hanya bergantung pada orang tuanya. Maura tumbuh menjadi anak yang mandiri. Selama dia berusaha, dia yakin hasil baik akan diperoleh.

Maura anak yang cukup cuek, sesuatu yang bukan urusannya, atau sesuatu yang tidak menguntungkan untuknya, dia akan tutup mata dan hati. Tapi bukan berarti dia tidak peka terhadap sekitar. Dia justru sangat perhatian dengan sahabatnya, Vaya namanya.

Hemm.. Vaya gadis cantik dan manja. Rambut yang terurai panjang, bibir yang seksi. Tubuh yang indah. Kulit yang putih bersih. Banyak pria yang mengejar dirinya. Entah kenapa mereka bisa bersahabat.

Yah.. Vaya manja dan keras kepala, sedangkan Maura dewasa dan penyayang. Mereka sudah bersahabat diawal masuk kuliah.

"Aku akan membayarmu." Ucap Vaya sahabatnya.

"Kamu bercanda Va?" Tanya Maura memastikan.

"Aku serius Ra, coba lihat mukaku. Apa terlihat seperti sedang bercanda."

Vaya menarik ke dua pundak Maura. Wajah Vaya jelas terlihat keseriusannya sekarang.

"Oke.. oke.. apa yang mesti aku lakukan?" Tanya Maura mengalah.

"Bantu aku, buat Gilang jatuh cinta."

Maura tertawa sungguh lebar saat itu. Dia sampai tak mempedulikan wajah Vaya yang tampak kesal mendengar tawa Maura.

"Sudah dong ketawanya. Aku serius."

"Kamu tuh aneh deh, kamu tuh cantik Va. Kenapa mesti minta tolong aku untuk buat Gilang jatuh cinta. Banyak pria yang tertarik padamu. Ku yakin Gilang pasti akan tertarik sama kamu juga. Lagian siapa sih Gilang, bikin heboh saja."

"Kebangetan pinter begini jadinya. Dengerin dulu makanya. Maksudku adalah buat Gilang jatuh cinta sama kamu."

"What.." Teriak Maura bersamaan dengan jatuhnya buku yang sedang ia genggam dan baca.

"Kebangetan cantik begini jadinya. Kenal juga enggak sama Gilang. Gimana caranya bisa buat dia jatuh cinta." Protes Maura.

"Tenang, ku punya akses untuk kamu bisa kenal dan dekat sama dia." Vaya tersenyum puas, sedangkan Maura terbengong melihat tingkah Vaya.

"Udah ah, ku tinggal. Kamu perlu istirahat kayaknya." Pamit Maura.

Maura membungkuk mengambil buku yang terjatuh tadi dan kemudian segera bangkit dari duduknya.

"Eh.. tunggu." Teriak Vaya sambil meraih pergelangan tangan Maura.

"Apalagi sih Va?"

"Coba lihat pria yang duduk di ujung sebelah kiri." Tunjuk Vaya.

"Lalu?"

"Yang memakai sweater putih itu, Gilang namanya."

Maura mulai mengedarkan pandangan ke arah yang ditunjuk Vaya padanya. Tatapan Maura terhenti pada sosok pria berkemeja hitam dan berkacamata. Pria yang ada di samping Gilang menarik perhatiannya.

"Lalu, yang bersama Gilang?" Tanya Maura menyelidiki.

"Yang berkacamata itu namanya Rian, yang sedang berdiri itu namanya Raka."

"Owh menarik." Ucap Maura agak berbisik.

"Jadi kamu setujukan?" Tanya Vaya kembali.

"Kenapa sih mesti buat dia jatuh cinta segala? Kamukan tahu Va, aku sibuk. Mana ada waktu untuk ngurusin hal kayak gitu."

"Kamu berhenti ya dari pekerjaan kamu sekarang. Kamu mendingan jadi asistennya Gilang. Gajimu akan jauh lebih besar. Dengan kamu jadi asistennya, kesempatan buat dia jatuh cinta sama kamu akan semakin besar pula."

"Kita cukupkan pembahasan tentang Gilang sekarang. Aku harus ke kelas. Udah mau masuk nih." Pamit Maura kembali.

Vaya tampak kesal. Kemauannya belum berhasil. Susah sekali membujuk sahabatnya yang satu itu. Vaya berifikir keras alasan apa yang mesti ia katakan agar Maura menyetujui tawarannya.

Dilain tempat, Maura tediam membayangkan wajah Rian. Rasanya ia pernah bertemu dengan Rian sebelumnya. Tapi Maura tak mengingatnya sama sekali.

Lalu sebenarnya ada hubungan apa antara Vaya dengan Gilang, kenapa Vaya bersih keras sekali.

🌿🌿🌿

Sore telah tiba, matahari perlahan hilang dari pandangan. Maura kembali ke kost-kostan yang tak jauh dari kampusnya berada.

Menjatuhkan tubuhnya di sebuah kasur yang sangat menarik perhatiannya sore itu. Menatap langit-langit kamar dan kemudian menutup mata sejenak.

Drrttt.. suara handphone bergetar yang masih dalam genggamannya sekarang.

"Kamu di mana?" Teriak Vaya.

"Di kostan Va."

"Buka pintunya, aku ada di depan kostan kamu."

"Hah.."

Benar ternyata, tak lama setelah Vaya mematikan pembicaran mereka. Pintu kamar terketuk dan terdengar suara Vaya memanggil nama Maura di sana.

Duh.., Vaya sungguh keras kepala. Jika keinginannya belum terwujud dia akan terus menggangguku.

"Gimana, sudah kamu fikirkan?" Ucapan pertama Vaya yang terlontar setelah Maura membukakan pintunya.

"Kita masih harus membahas Gilang?" Tanya Maura sambil menutup pintu dan Vaya mengangguk.

"Kenapa mesti buat dia jatuh cinta sih Va, Oh. . jangan-jangan kamu dicampakan oleh Gilang ya, jadi kamu ingin balas dendam?"

"Gilang tuh sombong, masa dia bilang dia enggak akan jatuh cinta."

"Jadi beneran kamu dicampakan?" Tanya Maura kembali memastikan dan duduk bersama di pinggir kasur.

Vaya berhenti sejenak, dia mulai befikir jika dia bilang benar dia telah dicampakan, mungkin bisa merubah keputusan Maura. Dia pasti tidak tega dan akan membantunya.

"Jadi kamu bantu aku ya." Bujukknya kembali.

"Lihat coba diriku, cantikan juga kamu dibandingkan aku. Kamu saja ditolak olehnya apa lagi aku."

"Kamu tuh cantik Maura. Orang bodoh saja yang tidak melihat itu. Lagian kita belum mencobanya. Kenapa kamu langsung mengambil kesimpulan seperti itu."

"Kalau dia sudah jatuh cinta, lalu bagaimana?"

"Keputusan ada di kamu dan Gilang setelah itu." Jawab Vaya tersenyum senang.

"Coba jelaskan dulu rencana kamu." Pinta Maura.

"Kamu cukup jadi asistennya. Dia sedang cari asisten sementara. Kata orang karena sering bertemu maka cinta akan tumbuh. Namanya asisten pastikan akan selalu bersama tuannya. Nah dari situ kamu akan mulai dekat dengannya."

"Gimana caranya dia mau terima aku jadi asistennya?"

"Urusan itu, aku yang atur nanti. Sekarang tugas kamu adalah mengajukan resign di tempat kamu bekerja sekarang. Kamu akan di gaji lebih dari cukup menjadi asistennya."

"Oke."

"Berarti kamu sudah setujukan?"

Maura mengangguk, apakah keputusannya sudah benar. Jika Maura tidak mengiyakan, Vaya akan terus mengganggunya. Tapi ini sunggu konyol sekali. Sedangkan Vaya tampak bahagia. Memeluk tubuh Maura dengan erat dan berulang kali mengucapkan terima kasih pada Maura.

.

.

.

.

Semoga suka dengan kisah Maura dan Gilang ya. 😘

Niatnya mau bikin cerita bergenre action, malah jadi romantis lagi.. Pindah haluan itu sulit ternyata. 😅

Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.

Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.

💪😊

Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.

likenya ya kak😊

Ratenya ya kak😊

Terima kasih🙏

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

mampir thor kayaknya menarik n bagus ceritanya...

2023-10-29

1

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

dari atas sampai ke bawah komentarnya "Aku mampir Thor" 🙈



Tuan rumah ngebucinin Art sendiri

2022-11-12

2

¢ᖱ'D⃤ ̐🧸かわいい

¢ᖱ'D⃤ ̐🧸かわいい

otw ngebucin sama asistant sendiri nih

2022-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Maura
2 Rian
3 Gilang
4 Kesepakatan
5 Menggoda Maura
6 Berdebat
7 Gara-Gara Roti
8 Bingkai Foto
9 Menanti Gilang
10 Bian - Pria itu
11 Gilang Panik
12 Canggung
13 Menyebalkan
14 Supermarket
15 Pegal - Kaki Maura
16 Tak Sengaja Tertidur
17 Gilang versus Nasi Goreng
18 Sesuap Nasi Goreng
19 Foto
20 Terpesona
21 Kedatangan Laras
22 Asisten Dadakan
23 Getaran Handphone
24 Terkunci
25 Hampir Saja
26 Menggerutu
27 Protektif atau Posesif
28 Inikah Cinta
29 Latihan Memakai Dasi
30 Laras Datang, Maura Pergi.
31 Terima Kasih
32 Menghindar..
33 Salah Paham
34 Aku Mengkhawatirkanmu
35 Pasti Akan Terjadi
36 Hati dan Pikiran
37 Memilih..
38 Indah pada Waktunya.
39 Memilihmu dan Buktikanlah
40 Cemburu
41 Panggil Aku Sayang.
42 Orang Ketiga
43 Mereka yang Bersama
44 Bertengkar Lagi
45 Datang Lagi
46 Bujukan Laras
47 Ra, Kamu di mana?
48 Aku Menemukanmu
49 Berpisah
50 Surat Untuk Gilang
51 Terpuruk
52 Rindu
53 Rasanya
54 Belum saatnya
55 Akhirnya Bertemu
56 Aku Mencintaimu
57 Maura Kesal
58 Kembali
59 Cemburu yang Indah
60 Kue Rasa Cemburu
61 Bergantunglah Padaku
62 Cintanya Cintaku
63 Jaga Hati
64 Sayang Kamu
65 Salah Kira
66 Sakit Perut
67 Pengakuan Rian
68 Diamnya Maura
69 Kamu Pacarku, Kamu Milikku
70 Pertengkaran Mereka
71 Cinta Vaya
72 Rasa yang Berbeda
73 Tak Ingin Berubah
74 Laras Berulah
75 Kesal
76 Cukup Kamu
77 Pertama tapi bukan Terakhir
78 Kehadiran Gilang
79 Janji
80 Ada yang Berbeda
81 Membiarkannya Terjadi
82 Apa yang Terjadi
83 Bersama
84 Harapan Vaya
85 Mimpi
86 Penyesalan
87 Tapi Kamu Menyukaiku
88 Berubah
89 Juga Ingin Bahagia
90 Tak sengaja Bertemu.
91 Bimbang
92 Maaf
93 Ragu
94 Vaya Cemburu
95 Berharap Hal Baik Akan Terus Terjadi
96 Seorang Wanita
97 Calon Ibu Mertua
98 Sesalnya Laras
99 Pengakuan Bian
100 Tenanglah
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Maura
2
Rian
3
Gilang
4
Kesepakatan
5
Menggoda Maura
6
Berdebat
7
Gara-Gara Roti
8
Bingkai Foto
9
Menanti Gilang
10
Bian - Pria itu
11
Gilang Panik
12
Canggung
13
Menyebalkan
14
Supermarket
15
Pegal - Kaki Maura
16
Tak Sengaja Tertidur
17
Gilang versus Nasi Goreng
18
Sesuap Nasi Goreng
19
Foto
20
Terpesona
21
Kedatangan Laras
22
Asisten Dadakan
23
Getaran Handphone
24
Terkunci
25
Hampir Saja
26
Menggerutu
27
Protektif atau Posesif
28
Inikah Cinta
29
Latihan Memakai Dasi
30
Laras Datang, Maura Pergi.
31
Terima Kasih
32
Menghindar..
33
Salah Paham
34
Aku Mengkhawatirkanmu
35
Pasti Akan Terjadi
36
Hati dan Pikiran
37
Memilih..
38
Indah pada Waktunya.
39
Memilihmu dan Buktikanlah
40
Cemburu
41
Panggil Aku Sayang.
42
Orang Ketiga
43
Mereka yang Bersama
44
Bertengkar Lagi
45
Datang Lagi
46
Bujukan Laras
47
Ra, Kamu di mana?
48
Aku Menemukanmu
49
Berpisah
50
Surat Untuk Gilang
51
Terpuruk
52
Rindu
53
Rasanya
54
Belum saatnya
55
Akhirnya Bertemu
56
Aku Mencintaimu
57
Maura Kesal
58
Kembali
59
Cemburu yang Indah
60
Kue Rasa Cemburu
61
Bergantunglah Padaku
62
Cintanya Cintaku
63
Jaga Hati
64
Sayang Kamu
65
Salah Kira
66
Sakit Perut
67
Pengakuan Rian
68
Diamnya Maura
69
Kamu Pacarku, Kamu Milikku
70
Pertengkaran Mereka
71
Cinta Vaya
72
Rasa yang Berbeda
73
Tak Ingin Berubah
74
Laras Berulah
75
Kesal
76
Cukup Kamu
77
Pertama tapi bukan Terakhir
78
Kehadiran Gilang
79
Janji
80
Ada yang Berbeda
81
Membiarkannya Terjadi
82
Apa yang Terjadi
83
Bersama
84
Harapan Vaya
85
Mimpi
86
Penyesalan
87
Tapi Kamu Menyukaiku
88
Berubah
89
Juga Ingin Bahagia
90
Tak sengaja Bertemu.
91
Bimbang
92
Maaf
93
Ragu
94
Vaya Cemburu
95
Berharap Hal Baik Akan Terus Terjadi
96
Seorang Wanita
97
Calon Ibu Mertua
98
Sesalnya Laras
99
Pengakuan Bian
100
Tenanglah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!