Gilang bersandar pada sofa yang sedang ia duduki sekarang. Menatap langit kamar apartemennya dan pikirannya terbang bersama masa lalu yang sangat membekas dan tak terlupakan.
"Kamu tahu Va, dia tetap menjadi wanita yang ku cintai."
"Dia telah mencampakan mu, kamu masih mau mencintainya?, Huh.. otakmu sudah bergeser sepertinya." Kesal Vaya.
"Dia pasti punya alasan kenapa melakukan itu, aku akan memaafkannya." Ucapnya kembali.
"Haduhh kenapa kamu bisa terlahir tampan, tapi kamu bodoh." Protes Vaya.
"Aku tidak bodoh, aku hanya setia."
"Kamu tuh berhak untuk jatuh cinta lagi, lupakan wanita itu. Aku yakin pasti akan ada seseorang yang membuat kamu jatuh cinta."
"Aku tidak akan jatuh cinta kecuali dengannya."
"Bagaimana kamu bisa seyakin itu, lihat saja nanti." Protes Vaya.
"Suka - suka kamu saja Va." Ucapnya dan berlalu pergi.
Gilang merupakan saudara sepupu Vaya. Tak banyak yang tahu mengenai hubungan persaudaraan mereka. Popularitas mereka sudah cukup merepotkan, apalagi harus ditambah dengan hubungan persaudaraan ini.
Dua tahun yang lalu, Gilang pernah mencintai seorang wanita dan berlanjut hingga sekarang. Mata dan telinga sudah mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang perselingkuhan kekasihnya itu. Tapi hati menolak untuk percaya. Dia meyakini satu hal, wanita itu pasti akan kembali untuknya.
"Posisi asisten masih kosongkan?" Tanya Vaya sesaat setelah Gilang kembali di sofa sambil menggenggam sebotol air mineral di tangannya.
"Ya, kenapa?"
"Aku punya teman, kurasa dia cocok jadi asistenmu." Ucap Vaya.
"Dia cantik, pintar, dan dewasa, pasti dia cocok jadi pacarmu juga." Lanjut Vaya kembali sambil tersenyum melirik Gilang.
"Hei.. aku sedang mencari asisten, bukan pacar." Kesal Gilang.
"Jodoh mana ada yang tahu, kita lihat saja nanti."
"Aku tidak setuju kalau dia jadi asistenku."
"Kenapa, kamu belum melihatnya, kamu takut kalau nanti jatuh cinta padanya?, dasar pengecut." Ejek Vaya.
"Enak saja, aku bukan pengecut."
"Lalu apa namanya, kalau bukan pengecut?"
"Oke, aku setuju, puas kamu."
Vaya tersenyum menang akhirnya. Gilang gampang sekali diprovokasi. Dengan menyebut dirinya pengecut, langsung cepat merubah pendiriannya.
"Namanya Maura, Ingat nama itu. Dia satu kampus dengan kita." Ucap Vaya mulai menjelaskan.
"Dia cerdas dan mandiri, tidak seperti Rena, Via, Mita dan lainnya." Ucap Vaya kembali.
"dan kamu tenang saja, dia tidak sama dengan wanita - wanita yang selalu sibuk mengejar kamu itu."
Kesepakatan mereka akhirnya terbentuk. Vaya sebenarnya tidak ada maksud jahat pada Gilang. Dia hanya ingin Gilang bisa cepat sadar. Seorang wanita yang berselingkuh dan jelas telah memutuskan hubungan antara mereka, seharusnya bisa segera Gilang lupakan.
Sekarang, tepatnya sore itu, wanita yang di tawarkan oleh Vaya sebagai asistennya ada di hadapannya. Gilang menatap wanita itu. Wanita yang bernama Maura terlihat biasa di mata Gilang. Apa yang membuat Vaya sangat yakin bahwa dirinya akan jatuh cinta dengan wanita itu.
Kulitnya tidak terlalu putih jika dibandingkan dengan Rena yang selalu sibuk membuatkan makan siang untuknya. Tubuhnya juga tidak terlalu tinggi, tidak seperti Via yang selalu minta berfoto dengan dirinya. Rambutnya juga tidak ada yang spesial, hanya dikuncir selayaknya wanita pada umumnya. Tidak seperti Mita yang selalu sibuk melambai - lambaikan rambutnya jika bertemu Gilang. Bibirnya juga tidak terlihat seksi, namun berwarna merah mudah dan kenapa terlihat manis saat dia tersenyum.
"Apa yang sedang ku pikirkan." Bisik Gilang akhirnya.
Gilang bergegas menggambil beberapa berkas yang sudah ia siapkan di laci kamarnya. Sebuah kontrak kerjasama antara dirinya dengan Maura.
Beberapa saat kemudian, Gilang terdiam menatap sebuah foto yang masih berdiri setia di atas laci kamarnya itu.
"Apa kabarmu di sana?" Tanyanya.
"Apakah kamu tidak merindukanku?" Tanyanya lagi.
Gilang terdiam kembali masih menatap foto itu dan menggenggamnya. Foto seorang wanita yang sangat dia cintai. Laras namanya, sudah setahun berlalu semenjak Laras memutuskan hubungan mereka.
Gilang memaafkan semua kesalahan Laras dengan tulus, tapi Laras menolak untuk kembali. Laras lebih memilih kekasih lainnya.
Terpuruk akan cinta masih dialami oleh Gilang hingga sekarang. Dia tidak mau mencintai wanita lain kecuali Laras. Laras segalanya baginya.
Suara Maura dan Rian tertawa terdengar oleh Gilang, menghapus lamunannya akan Laras saat itu. Gilang tersadar dengan apa yang sedang dia lakukan. Kembali meletakan foto yang di genggamnya. Pergi menemui Maura dan Rian yang masih menunggu kehadirannya.
.
.
.
.
Semoga suka dengan kisah Maura dan Gilang ya. 😘
Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.
Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.
💪😊
Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.
Mau likenya ya kak 😊
Mau ratenya juga ya kak😇
Terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Senajudifa
semangat gilang jgn terbawa mssalalu
2022-07-16
0
¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾
yailah Gilang move on donk dari Laras... msh bnyak cwe dluar sna yg menantimu loh
2022-04-15
1
elisha
bagus ko ceritanya,, maaf baru sampe sini y k...
2021-12-13
1