...Budayakan like dan komen serta tip nya yaaa hihi✌️🙏...
__
Pukul 04.30 pagi shenna sudah bangun dan memakai seragam kerjanya, sebelum ia melanjutkan tugas nya ia menemui kepala pelayan di ruang kerja. Ia mendapat nasehat dan sedikit petuah dari kepala pelayan.
Shenna berjalan ke arah kamar utama, detak jantungnya sangat tidak karuan. Rasanya kalau tidak butuh pekerjaan ini Ia benar-benar ingin kabur saja.
Shenna membuka pintu tanpa menimbulkan suara, ia berjalan berjinjit agar tidak membangunkan tuan nya. Ia menuju lemari besar tanpa menoleh ke arah manapun, ia berharap tuan nya itu tidak bangun sampai ia selesai Melakukan tugasnya pagi ini.
Shenna mengambil kemeja, jas, celana hitam panjang, sepatu dan tentu saja beserta underware nya.
"Ya Tuhan apa semua orang kaya seperti ini ? Bahkan untuk berpakaian saja harus di siapkan oleh pelayan. Apa tangan dan kaki nya begitu susah untuk melakukan nya ? Atau ia terlalu banyak uang sampai tidak tahu harus bagaimana menghabiskan nya ?".
"Oke! Sudah selesai. Tinggal menunggu jam 06.00 untuk memakaikannya sepatu hufff!!". Gumamnya pelan
Shenna keluar kamar dengan rasa malas, baru melakukan nya sekali sudah jenuh seperti ini. Bagaimana kedepannya nanti, ya tuhannnnnn kenapa takdir ku seperti ini ????
06.00 pagi
Tok.. tok..tok..
"Permisi tuan"
"Masuklah!!".
Shenna memutar handle pintu dengan pelan dan menundukkan wajahnya dalam-dalam.
"Kemarilah!!". Titahnya
Ia mendekat tepat di hadapan nya. Shenna tidak mendengar majikannya berbicara ia pun bergegas memakaikannya sepatu.
Ia berlutut dengan kedua kaki nya, memulai memakaikannya kaos kaki dan di lanjut dengan sepatunya. Shenna melakukannya dengan telaten dan sangat hati-hati.
Ia berdehem pelan dan shenna berhenti melakukan aktifitas nya
"Kenapa berhenti ?".
"Ma,maaf Tuan, apa anda merasa tidak nyaman dengan kinerja saya saat ini ?".
"Tidak!!".
"Ma,maaf kan sa,saya tuan, saya mohon jangan pecat kepala pelayan! ini semua salah saya. Saya akan memperbaiki pekerjaan saya kedepannya". Shenna ketakutan dan memohon pada Dyoza tanpa mengangkat wajahnya
"Hahahahaaaaaa hei apa-apaan kau ini ? Siapa yang bilang aku tidak nyaman dengan tugas mu ini ?".
"Bu,bukankah barusan tuan bilang tidak ?".
"Maksudnya tidak adalah aku bukan tidak nyaman Dengan kinerja mu melainkan tidak setuju dengan kata-kata mu barusan".
Shenna menarik nafas lega dan melanjutkan tugas nya sampai tuntas.
Entah mengapa ia merasa Dyoza sedang memperhatikan nya lurus-lurus.
Dyoza menggebrak kakinya seperti terkejut dengan sesuatu. Shenna seketika mundur dan semakin ketakutan.
"Astaga aku baru sadar, gadis ini. Shenna ????".
Dyoza berdiri dan shenna semakin merasa terintimidasi olehnya, ia cukup lama diam berdiri di hadapan nya yang masih di posisi yang sama. Tidak lama kemudian ia berjongkok dengan satu lutut nya menyentuh lantai, ia memegang dagu shenna memaksa untuk mengangkat wajah Shenna.
Shenna memejamkan matanya saat Dyoza mengangkat wajah Shenna kehadapan nya.
Entah ia akan melakukan apa, shenna pun tidak tahu. Detak jantung nya sudah melompat-lompat, ingin rasanya shenna memberontak namun shenna tak berdaya ia merasa dirinya hanya seperti batu krikil yang sewaktu-waktu bisa di hancurkan.
"Shenna". Ucapnya lembut memanggil
Shenna terkejut dan membuka matanya lebar-lebar. Dan sekarang shenna ingin menghilang dari hadapannya.
Shenna terduduk saking terkejutnya, seseorang yang berada di hadapannya, seseorang yang ia panggil tuan adalah dyoza Alfian mantan kekasih nya saat SMA. laki-laki bajingan yang mempermainkan perasaan nya dulu, yang sampai sekarang rasa sakit itu masih membekas.
Shenna masih menatapnya tidak percaya dengan mulut terbuka dan mata membulat lebar. Entah seperti apa ekspresi nya saat ini di mata Dyoza, ia sudah tidak peduli lagi.
"Dy,dyoza". menyebutkan namanya dengan lirih.
Seketika shenna sadar dengan ucapannya.
"Maksud ku tu,tuan Dyoza". Shenna menunduk dalam dan ingin segera keluar dari kamar ini.
"Sa,saya permisi tuan". Ucapnya terbata.
Dyoza hanya terdiam tanpa suara, sepertinya ia juga sangat terkejut dengan kehadiran shenna sebagai pelayan pribadi di rumahnya. Pelayan yang akan melayani nya bahkan selalu melaksanakan perintahnya tanpa bertanya.
Shenna menutup pintu dengan pelan dan hati-hati tanpa suara, mata nya sudah berkaca-kaca. Ia berdiam diri di depan pintu dan menarik nafas panjang agar kesedihan nya yang secara tiba-tiba segera hilang. Ia mencoba untuk tersenyum dan turun menuju ruang tunggu sampai Dyoza berangkat kerja.
Saat shenna sedang duduk termenung kepala pelayan menyadarkan lamunannya
"Nona shenna apa ada yang sedang kau pikirkan ?".
Shenna menggeleng keras dan berkata aku baik-baik saja. Ia menunduk kan kepala agar kepala pelayan tidak menyadari dirinya habis menangis.
Namun sepertinya kepala pelayan seseorang yang sangat peka terhadap hal apapun.
"Apa kau sedang membohongi ku nona Shenna ?".
"Ti,tidak kepala pelayan saya tidak berbohong pada anda".
"Lalu kenapa matamu memerah ? Apa kau habis menangis ?".
"Ti,tidak kepala pelayan, mataku hanya terkena debu hingga merah seperi ini. Tapi sa,saya sudah baik-baik saja".
"Cepat cuci wajah mu dan berdandan lah kembali!!". Titahnya
Shenna mengangguk hormat dan segera menuju kamar mandi untuk melakukan apa yang sudah kepala pelayan perintah kan saat ini.
Ia berkaca dan meratapi nasib untuk kesekian kalinya. Nasib yang menurut nya begitu buruk, nasib yang selama ini tidak pernah ia bayangkan sama sekali.
Dan sekarang apalagi ini ? Shenna menjadi pelayan dirumah mantan nya sendiri, yang Dyoza tahu bahwa ia adalah seorang gadis cantik yang populer dan anak dari seorang pengusaha kaya namun sekarang semua itu berubah. Bukannya ia malu, namun mengapa harus Dyoza ? Kenapa harus laki-laki bajingan yang shenna benci ini, dan parah nya lagi bahkan ia harus melayani nya setiap hari. Bukankah itu sangat konyol ? Kalau orang lain shenna masih bisa terima dan dengan senang hati bekerja untuknya.
**
Dyoza sudah berangkat bekerja dengan Arkan yaitu sekretaris sekaligus tangan kanannya, seseorang yang ia sangat percaya. Itulah informasi yang shenna dapat dari kepala pelayan Hanum.
Shenna kembali masuk ke dalam kamar Dyoza dan merapihkan ranjangnya.
"Begini saja apa dia tidak bisa merapikan nya ? Apa-apaan laki-laki itu, Apa selama lulus sekolah dia menjadi pemalas ? Benar-benar menyebalkan!!".
"Andai ayah tidak bangkrut aku pasti masih kuliah dan menyelesaikan pendidikan ku saat ini". Ucapnya lirih.
Seketika air mata shenna mengalir dan cepat-cepat ia hapus kasar dengan telapak tangan nya
Shenna segera membersihkan kamar Dyoza serta merapihkan seluruh isi kamarnya, dan tidak pula juga ruang ganti baju yang baju kotornya ia lempar asal. Ia keluar dan membawa pakaian kotor Dyoza untuk di cuci oleh pelayan di bagian laundry. Ia menyerahkan nya dan segera melakukan pekerjaan lain.
Jujur saja sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu sulit, namun karna kamar Dyoza sangat besar seperti lapangan bola jadi cukup lelah karna setiap ruangan letaknya lumayan jauh.
"Kakiku pegal sekali". Gumamnya memegang kaki.
Shenna melihat kepala pelayan datang menghampiri nya dan ia segera bersikap seolah ia sangat menikmati pekerjaan ini.
"Nona shenna apa kau baik-baik saja ?".
"Tentu kepala pelayan Hanum saya sangat baik-baik saja!". Ucapnya memasang wajah paling manis sedunia.
Kepala pelayan memperhatikan shenna dan menatap matanya lurus-lurus, lalu tanpa berkata ia pun pergi.
Shenna hanya melihat nya berjalan menjauh hingga tak terlihat. Namun, tidak lama kemudian kepala pelayan Hanum kembali lagi.
"Nona shenn, kau tidak lupa kan tugasmu saat tuan Dyoza pulang nanti ?".
"Tentu saja kepala pelayan, sebelum tuan Dyoza masuk kamar saya sudah harus berada di dalam kamarnya menyiapkan pakaian ganti, menyiapkan air hangat untuk nya mandi dan membuka sepatu kerjanya. Serta meletakkan tas kerjanya, benar begitu kan kepala pelayan ?".
Kepala pelayan mengangguk dan tersenyum.
"Kau sungguh cerdas, ingatan mu sangat kuat!! Tuan Arkan memang yang terbaik".
Lalu ia meninggalkan shenna begitu saja.
"Kepala pelayan bilang aku cerdas, kenapa tuan Arkan yang terbaik ?". Gumamnya merasa bingung sendiri.
**
"Tuan Dyoza sudah pulang". Teriak salah satu pelayan.
Seluruh pelayan berbaris di depan pintu menyambut sang empu. Kecuali shenna yang ditugaskan melayani Dyoza secara langsung, bahkan shenna ini seperti istrinya harus menunggu di dalam kamar pribadinya. Benar-benar tidak masuk akal.
Seperti biasa detak jantung shenna melompat-lompat tidak karuan, bahkan sekarang ia kepanasan padahal di ruangan ini sudah ia nyalakan pendingin ruangan.
Suara handle pintu berputar, shenna terkejut dan menundukkan kepala nya dalam-dalam.
"Se,selamat datang tuan".
Dyoza tidak menjawab apapun dan segera duduk bersiap untuk di lepaskan sepatunya.
Shenna berlutut melakukan tugas yang seharusnya ia lakukan saat ini, dengan hati-hati ia lepaskan sepatunya satu persatu. Dan shenna letakkan di tempat yang semestinya. Pakaian rumahan yang akan Dyoza pakai sudah di siapkan, bahkan air hangat untuk nya mandi sudah shenna siapkan juga.
"Saya permisi tuan". Ucap nya sopan
Saat hendak membuka pintu Dyoza menghentikan langkah shenna.
"Tunggu!".
Shenna berhenti dan berbalik dengan kepala menunduk.
"Ada yang tuan butuhkan ?".
Dyoza mendekati nya, dan saat ini jarak antara shenna dan Dyoza hanya beberapa jengkal saja. Ia semakin menundukkan kepalanya.
"Shenna, apa kau tidak mengenali ku ?".
Suara lembutnya terdengar begitu angkuh di telinga shenna. Ia hanya terdiam merasa bingung harus menjawab apa.
"Maaf tuan, apa maksud tuan ? Tentu saja saya mengenal tuan. Tuan adalah majikan saya".
Itu jawaban yang paling tepat, tentu saja shenna mengenalnya sebagai majikannya.
Shenna mendengar ia membuang nafas kasar, seperti merasa tidak puas Dengan jawaban shenna. Ia merasa takut.
apa dia akan menghukum ku ?
"Kau mengenal ku sebagai majikan mu, Apa di luar itu kau benar-benar tidak mengenali ku shenna ? Atau kau hanya berpura-pura tidak mengenali ku ?".
Shenna sedikit menahan nafas saat Dyoza semakin mendekat kan tubuhnya pada shenna, ia semakin tidak bisa bergerak. Dyoza benar-benar mengintimidasi Shenna saat ini.
"Kenapa kau diam ?".
"Ma,maaf Tuan, apa tuan akan menyulitkan ku jika ku berkata tidak ?".
Shenna memberanikan diri untuk bersuara, baiklah shenna akui ia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Jika Dyoza menyulitkan nya tentu saja ia akan kehilangan pekerjaannya saat ini.
"Tidak!". ucapnya singkat
"Terimakasih tuan, kalau begitu saya permisi".
Ia menahan pintu saat shenna hendak berbalik.
Shenna sangat terkejut, karna ia sedikit menggebraknya.
"Waahhh apa kau sedang memancing kemarahan ku shenna ?". Ucap nya menekan tubuh dan memaksa mengangkat wajah Shenna untuk menatap nya.
"Maaf kan saya tuan, saya tidak bermaksud untuk....*".
"Eemmmm"
Suara shenna terhenti tuan Dyoza seketika mencium bibir shenna dengan paksa.
Shenna memberontak keras namun tenaga Dyoza sangatlah kuat.
Ia memaksa shenna untuk merenggangkan bibirnya, ia menggigit bibir bawah shenna dan saat mulut nya terbuka ia memasukkan lidahnya secara paksa. Ia menarik pinggang nya agar menempel dengan tubuh Dyoza. Ia ******* habis bibir shenna secara kasar, tanpa terasa air mata shenna mengalir deras. Ia merasa sedang di rendahkan saat ini oleh majikannya.
"Ayah.. ibu..".
Shenna memejamkan matanya hingga si bajingan ini puas dengan kelakuan bejatnya.
Saat ia melepaskan dirinya , shenna menampar nya dengan keras.
"Plaakkkkkk". Nafasnya tersengal-sengal.
Shenna menatap nya tajam, ia sendiri terkejut dengan tindakannya saat ini. Shenna sudah tidak perduli jika ia memecat nya sekarang.
"Apakah kau sudah puas ? Apa kau pikir aku melayani mu untuk ini ?". Ucapnya lirih.
"Ku rasa kau masih sama saja! Saya permisi tuan".
Shenna berlari menangis sesegukan saat keluar dari kamar bebedah ini. Kepala pelayan melihat nya dan ia hanya melewati nya.
Shenna masuk ke dalam kamar nya , ia menindih kepala nya dengan bantal dan berteriak sekencang-kencangnya.
"Nona shenna, ada apa dengan mu ?".
Shenna mengenali suara itu. Suara itu milik kepala pelayan.ia terduduk menutup wajahnya seraya menangis sesegukan.
"Hei kau kenapa menangis ? Apa tuan Dyoza tidak puas dengan kinerja mu hari ini ?". Ucapnya lembut.
"Maafkan saya kepala pelayan, ma,maaf kan saya!!". Shenna kembali menangis sejadi-jadinya.
" Tenanglah!! Tarik nafas dalam-dalam dan ceritakan padaku!!".
Shenna menggeleng keras, ia merasa malu dengan kejadian hari ini.
"Mungkin ini akan menjadi hari pertama dan terakhir saya bekerja disini kepala pelayan". Shenna memeluknya.
"Maaf kan saya". Ucapnya Lirih
Kepala pelayan mengusap punggung shenna dengan lembut, ia benar-benar menenangkan nya.
__
...*Hidup itu berputar maka saat diatas lihatlah ke bawah*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
mintil
walah disosor ternyata
2021-11-21
1
mili_millenia
bagus thor
2021-05-10
2