Hanya tersisa 3 hari lagi, sebelum Satya meninggalkan Bandung kota kelahirannya dan kembali ke Inggris untuk melanjutkan kehidupannya disana. Terlalu lama dia menelantarkan urusan bisnisnya di Inggris, terlebih kini Daddy Hans sudah kembali bersama dengan Mama Citra dan berniat pensiun dari dunia bisnis untuk menikmati waktunya bersama Mama Citra. Kesalahpahaman diantara mereka yang sudah lebih dari 17 tahun, akhirnya selesai berkat pesan dari Arya yang meminta Satya mempertemukan orangtua mereka. (Pesan Arya ada di Star on A Dark Night).
Suasana rumah yang begitu hangat membuat Satya berat meninggalkan rumah besar bergaya klasik ini, meskipun bukan rumah yang ditinggalinya semasa kecil. Terlebih saat Satya memasuki ruang makan dan melihat Mama-nya yang sedang sarapan dengan Daddy Hans, dan sesekali saling menyuapi. Satya menghentikan langkahnya, agar tidak mengganggu adegan romantis di pagi hari itu.
Satya tidak lagi bertanya-tanya, karena akhirnya dia mengetahui alasan kenapa dulu Daddy meninggalkan Mama juga adik-adiknya. Ternyata semua bukan karena kemauan Daddy ataupun Mamanya, tapi semua karena Ayah dari Mama Citra yang meminta Mama Citra untuk bercerai dari Daddy Hans, dan berniat menjodohkan Mama Citra dengan seorang duda kaya keturunan bangsawan. Mama Citra tegas menolak, tapi Ayahnya selalu mengancam dengan menggunakan kesehatannya yang semakin menurun untuk membuat Mama Citra luluh.
'Ternyata Kakek sejak awal memang tidak setuju dengan hubungan Mama dan Daddy yang berbeda kewarganegaraan dan bukan merupakan keturunan bangsawan yang kaya raya. Pantas saja Daddy begitu bekerja keras untuk mencapai kesuksesannya, pasti karena Daddy ingin membuktikan kalau Daddy bisa menjadi orang yang sukses. Sayang sekali Kakek sudah meninggal. Harusnya Kakek melihat seperti apa Daddy sekarang, pasti Kakek akan merasa sangat malu pernah memisahkan Mama dan Daddy.' Batin Satya.
Mama Citra yang menyadari kehadiran Satya yang hanya berdiri di pintu ruang makan, segera menyapa putranya itu.
"Aa.. Sini, sarapan dulu."
Satya menghampiri kedua orang tuanya, lalu duduk di hadapan Daddy Hans yang duduk bersebelahan dengan Mama Citra. Diambilnya sepotong roti bakar isi cokelat dan secangkir teh hangat di depannya.
"Mama, panggil Satya aja ya..Satya tidak mau dipanggil Aa. Cukup Lana saja yang memanggil Satya Kakak, Mama tidak usah."
"Tidak bisa A, Mama maunya panggil Aa saja."
"Tapi Ma.."
"Son, sudahlah.. Masalah panggilan saja kenapa kamu permasalahkan."
"Hmm, baiklah.. Tapi tolong jangan panggil Satya seperti itu di depan orang lain ya Ma.."
"Kamu malu, Mama panggil Aa? Kamu kan anak laki-laki Mama."
Ekspresi Mama Citra terlihat sangat sedih dan kecewa.
"Bukan begitu Ma.. Ya sudah terserah Mama saja."
'Aduh.. Kalau anak buah dan teman-temanku tahu aku dipanggil seperti itu, bisa-bisa aku menjadi bahan tertawaan mereka.' Batin Satya.
Satya menyuapkan sepotong roti bakar dengan sedikit emosi dan meneguk teh-nya sampai tandas tidak bersisa.
Sesaat kemudian, Lana memasuki ruang makan dengan wajah sumringahnya.
"Selamat Pagi Papa.. Mama.."
"Dek.. Bisakah kamu memanggil Daddy saja, kenapa harus panggil Papa?"
"Kak Satya, panggilan Mama itu cocoknya dengan panggilan Papa. Masa Mama dan Daddy."
"Son, lagi-lagi kamu mempermasalahkan soal panggilan. Daddy atau Papa sama saja, tidak masalah. Sudah, sekarang kalian sarapan."
Satya hanya menggeleng sebal melihat seringai penuh kemenangan di wajah adiknya. Mereka lalu melanjutkan sarapan mereka dengan sesekali bercanda.
"Papa..Mama..Kakak.. Aku berangkat dulu ya, ada kuliah pagi."
Lana lalu berdiri dari duduknya, lalu mengambil tas yang ada di atas meja kecil di sebelah pintu ruang makan. Namun mata Satya tiba-tiba terbelalak saat menyadari pakaian Lana yang menurutnya terlalu terbuka.
"Dek, kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu?"
Pandangan Lana langsung menyapu penampilannya yang dirasa tidak ada yang aneh, dengan rok diatas lutut berwarna navy dengan kemeja lengan pendek berwarna biru muda.
"Apanya yang aneh Kak?"
"Kemeja kamu terlalu ketat dan rok kamu terlalu pendek, Dek."
"Tapi aku sudah kesiangan Kak..Bye.."
Lana langsung melesat keluar dari ruang makan, tidak mau lebih lama diomeli oleh Satya. Namun beberapa detik kemudian Lana kembali dengan nafas terengah-engah.
"Kak..Nanti siang aku ke resort ya, laporan keuangannya sudah selesai aku buat."
"Ke hotel saja Dek, hari ini Kakak tidak ke resort."
"Ok.."
Lana kembali berlari keluar dari ruang makan, membuat Satya, Mama Citra dan Daddy Hans menggeleng-gelengkan kepala mereka bersamaan.
"A.. Apa sekarang Aa sudah ada calon istri? Mama ingin sekali melihat Aa menikah."
"Ma.. Satya masih belum terpikirkan untuk menikah. Apalagi Satya masih belum menemukan calon istri yang pas untuk Satya nikahi. Saat ini, Satya hanya ingin fokus dengan bisnis Satya, Ma."
"Iya A, tapi Aa juga harus mulai mencari calon istri ya, karena Mama ingin Aa menikah lebih dulu sebelum Lana."
"Ma, apa Lana sudah mempunyai kekasih?"
"Sudah A, namanya Aksara. Anaknya teman Mama, dia baik dan sopan kok A."
"Hmm, begitu.."
'Akan aku selidiki dulu seperti apa kekasih Lana. Aku tidak mau Lana menikah dengan pria yang tidak baik.' Tekad Satya dalam hati.
"Aa, Mama tidak tau kabar ini benar atau tidak. Tapi banyak sekali artikel tentang Aa, yang mengatakan kalau Aa akrab sekali dengan kehidupan malam. A, berhentilah bermain-main dengan perempuan malam dan seriuslah hanya dengan satu perempuan saja, dan carilah perempuan baik-baik yang bisa menjadi istrimu dan ibu dari anak-anakmu."
Satya begitu terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mama Citra. Tidak diduganya sama sekali kalau Mama Citra akan membahas mengenai hal ini.
"Mama.. Sebenarnya Satya tidak akan peduli jika pertanyaan ini berasal dari orang lain, tapi karena Mama yang menanyakannya, Satya akan menjelaskan sejujur-jujurnya."
Satya menatap Mama Citra yang tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir terhadap anak sulungnya itu. Berbeda dengan Daddy Hans yang terlihat tenang menatap wajah putranya dan sesekali mengelus bahu istrinya yang masih tidak bisa ditenangkan.
"Satya memang sangat akrab dengan dunia malam Ma.. Satya sering menghabiskan waktu di club malam dengan teman-teman Satya, minum-minuman keras dikelilingi perempuan-perempuan penghibur untuk menemani Satya minum.."
'Aku suka membawa satu perempuan masuk ke kamar hanya untuk membuat teman-temanku berpikir kalau aku menghabiskan malam bersama perempuan itu di atas ranjang. Tapi sebenarnya mereka hanya menemaniku minum. Setelah itu, aku akan menyuruh mereka pergi setelah memberi mereka uang yang banyak agar mereka tutup mulut. Memang merepotkan sekali, Posisi Ketua Mafia membuatku harus terlihat seperti bad boy.' Batin Satya.
Air mata Mama Citra mulai menetes di pipinya, Daddy Hans yang merangkulkan tangannya di bahu Mama Citra, mulai menarik Mama Citra agar menyandarkan kepalanya di dada Daddy Hans.
"Tapi Ma.. Satya tidak pernah sekalipun tidur dengan perempuan dan melakukan hal yang Mama pikirkan. Karena Satya selalu ingat, kalau Satya punya Mama dan Lana.. Perempuan yang harus Satya lindungi. Satya takut karma atas kelakuan buruk Satya menimpa Mama atau Lana, bukan pada Satya sendiri. Satya bersumpah Ma, Satya tidak pernah melakukan hubungan terlarang dengan perempuan manapun."
'Tapi pegang-pegang dan cium-cium sedikit sih, pernah Ma..' Batin Satya.
Satya mendekati Mama Citra kemudian bersimpuh di sebelah kanan Mama Citra, yang kemudia menghadapkan tubuhnya tepat di depan Satya.
"A, apa benar yang kamu katakan ini? Kamu tidak sedang berbohong kan Nak?
"Tidak Ma.. Satya tidak berani berbohong pada Mama. Satya mengatakan yang sebenarnya Ma."
Air mata Mama Citra mengalir semakin deras, diciumnya puncak kepala Satya dengan penuh rasa haru. Hatinya lega, karena putra yang disayanginya ternyata tidak melakukan hal buruk yang diduganya. Kini hati Mama Citra justru dipenuhi dengan rasa syukur, karena memiliki anak yang bertanggung jawab seperti Satya.
************************
HOTEL SES - SESCORP
Satya berkutat dengan banyak dokumen dan laptop yang menunjukan kurva keuntungan perusahaan yang bergerak naik setiap bulannya. Satya berusaha menyelesaikan pekerjaannya sebelum diambil alih oleh Lana yang akan dibantu oleh beberapa orang kepercayaan Satya. Lana memang masih berkuliah dan pengalamannya di dunia bisnis juga masih nol. Oleh karena itu, Satya menyiapkan orang-orang berkompeten untuk membimbing Lana. Lagipula Daddy Hans bisa membantu mengawasi kinerja Lana jika memang benar-benar mendesak.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk.."
Ayu, Sekretaris Satya masuk dengan mengulas senyum manisnya.
"Mohon maaf Pak Satya, ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak."
"Siapa?"
"Mr. Bryllian dan Mr. Kendrick, Pak."
'Ada apa Adik Kakak itu datang kesini? Sebenarnya aku masih sering merasa canggung setiap kali bertemu Bryllian. Bagaimanapun juga aku masih sangat mencintai istrinya sampai saat ini.' Keluh Satya dalam hati.
"Persilahkan mereka masuk."
*************************
Hallo readers & semua author kece yang mampir kesini..
Terima kasih banyak atas dukungannya selama ini.
Karena berkat dukungan semuanya, saya yang masih belajar ini, akhirnya bisa kembali menulis lanjutan dari Star on A Dark Night.
Di novel ini, saya tidak akan membahas terlalu detail mengenai kisah Satya dan Vara di masa lalu.
Jadi yang penasaran, bisa baca di Star on A Dark Night ya.. 😄
Love u so much.. ❤❤❤
Semua silent readers yang mampir, mohon dukungannya juga ya. Like & vote boleh banget kok 😊
Sekali-kali comment juga ya, biar author abal-abal ini bisa ngucapin "Terima Kasih" secara langsung 😄
Semoga semuanya selalu sehat, bahagia, sukses dan banyak rezeki ya.. 😊
#staysafe #stayhealthy
Jangan lupa Like, Comment, Vote, rate bintang 5 & jadikan favorit ya.
Biar Author tambah semangat nulisnya 😊
Terima Kasih banyak atas dukungannya ya..
(IG : zasnovia #staronadarknight)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
mama Al
hidup Satya sudah pelik.
2023-12-22
1
meE😊😊
hahahaa lucu si satya d panggil aa gmn ga protea seorang ktua mafia msa d pnggil aa bs hilang reputasi y..
tp wios mereun mun abdi ge manggi aa🤭🤭🤭
2023-01-09
1
Fira Ummu Arfi
likeeeeeeee kakakku
feedback yaaa 🥰🥰🥰🥰
2021-04-19
1