Setelah menjemput Rista di sekolahnya Bagas melajukan mobil kembali ke rumahnya.
"Assalamu 'alaikum'' ucap Anna, Bagas dan Rista berbarengan.
"Wa'alaikum salam, den bagas dan nona telah kembali" bik Minah menyambut mereka
" ibu kemana bik ? " tanya Bagas
" baru saja naik ke kamarnya den"
tanpa berkata lagi Bagas berjalan menaiki tangga menuju kamar ibunya. diikuti Anna dan Rista yang hendak ke kamarnya juga. kamar ibu Rani, Anna dan Rista terletak di lantai 2 sedangkan kamar Bagas ada di lantai bawah.
"tok.. tok.. tok"
"ceklek"
Pintu kamar ibu Rani terbuka, Bagas melangkah masuk menghampiri ibunya yang sedang berbaring di tempat tidur.
"Assalamu 'alaikum ibu" ucapnya sembari mencium punggung tangan ibunya.
"Wa'alaikum salam sayangku'" jawab ibunya sambil mengelus kepala putranya. Bagas pun menjatuhkan badannya ke pelukan ibunya. cukup lama Bagas dalam posisi itu. rasanya begitu nyaman dan damai dalam hatinya.
"Abang manja bangett sih, minggir.... sekarang giliran dedek yang mau peluk ibu" tiba - tiba Rista datang menghampiri, Rista menarik tangan abangnya.
"dedek apaan sih, tunggu sedikit lagi"
" makanya Abang cepetan nikah biar ada yang bisa Abang peluk tiap hari, sudah tua tapi masih jomblo saja "
" awas ya... dedek bilang Abang tua nanti uang jajannya Abang akan kurangi, biar tau rasa " Bagas mencubit hidung mancung adiknya.
" ampun bang.. ampun.. aduh atit bang " Rista berusaha melepaskan tangan abangnya.
sesekali terdengar tawa mereka bertiga dari dalam kamar ibu Rani, sungguh moment yang begitu hangat dan bahagia. Di kamar Anna juga berlangsung Video call dengan orang tuanya, Anna baru sempat berkabar setelah insiden yang terjadi padannya kemarin. baik Bagas maupun Anna sama2 melepas rindu bersama keluarganya.
Keluarga adalah rasa bahagia yang tak akan sirna, tempat yang nyaman untuk berbagi canda tawa dan suasana terbaik yang pernah ada. Mencintai keluarga menjadi amanah untuk setiap insan manusia.
Keluarga adalah kompas yang membimbing kita. Mereka adalah inspirasi untuk mencapai ketinggian yang luar biasa dan kenyamanan saat kita sesekali goyah.
Tak peduli dimana pun kita berada, keluarga tetap selalu mendoakan untuk kebaikan agar kita dijauhkan dari keburukan.
Keluarga adalah salah satu hal terpenting yang kita miliki, yang tak akan pernah berubah dan selalu ada ketika dibutuhkan.
Setelah puas bercanda dan bercerita, ibu Rani meraih tangan Bagas putranya, menatapnya dengan sorot mata yang amat penuh makna, terus menggenggam dan mengelus tangan itu.
" Bagas putraku sayang... dulu tangan ini begitu kecil dan sekarang sudah sebesar ini, dari kecil hingga saat ini ibu selalu merasa bangga padamu, kamu begitu sempurna, sama seperti ayahmu kamu selalu membahagiakan hati ibu, satu saja yang masih kurang yaitu seorang wanita di sampingmu nak, bolehkah ibu minta sesuatu padamu nak ?" tanya ibu Rani kemudian.
Bagas tersenyum. " Ibuku sayang... apa ibu lupa kalau Bagas akan selalu siap melakukan apa saja untuk ibu ? katakanlah ibu, apa yang ibu inginkan ??
" Benarkah itu putraku ?? " ibu Rani menatap lebih dalam manik mata putranya.
Bagas menganggukkan kepala. " tentu saja Bagas siap laksanakan perintah ibu komandan"
" ibu ingin kau menikah nak, menikahlah dengan nak Anna, ibu yakin dia adalah gadis yang baik dan cocok untukmu nak, sungguh ini adalah keinginan ibu sebelum ibu sudah benar-benar tua dan kau pun belum menemukan calon istrimu"
Bagas langsung tercenung dengan pandangan tertuju pada mata ibunya, lalu Bagas menangkup wajah ibunya dengan kedua tangannya, hati kecilnya berkata, dirinya paham betul apa maksud ibunya, dirinya sekarang sudah sepantasnya telah menikah dan tentunya ibunya akan semakin menua, tapi mendengar cerita hidup Anna tadi siang yang penuh kesakitan, kepahitan dan kekecewaan, ia akui belum yakin Anna akan menerimanya untuk menjadi suaminya.
Seketika, lamunan Bagas menerawang pada sosok Anna, masih terlihat jelas kesedihan yang terpancar di mata Anna, apa Anna setuju ? atau malah akan menolak diriku ? apa Anna bisa bahagia jika menikah denganku ?. Gumam hati Bagas.
" kenapa nak, kok jadi melamun ? apa kau tidak setuju nak ? " tegur ibu Rani.
" Ah.. tidak.. sama sekali tidak ibu, jika itu keinginan ibu, Bagas pasti akan melakukannya, tapi menurut ibu apakah dek Anna akan menerima Bagas menjadi suaminya ?"
Ibu Rani tersenyum. " tentu saja nak, putraku ini adalah pria yang tampan, mapan dan sungguh baik hati, banyak wanita yang ingin menjadi istrinya"
Bagas tertawa pelan. "baiklah ibu, Bagas akan melamar Anna secepatnya" ucapnya lalu kembali memeluk dan mencium wajah ibunya.
"SubhanAllah... perasaan apa ini ?? apakah dia kau kirimkan untukku ?? pertama kali melihat Anna hatiku memang langsung bergetar, Kau Maha Tahu, dan baru saja ibu memintaku untuk menikahinya, lalu sekarang hatiku pun kembali bergetar mengingatnya. Jika memang dia yang ditakdirkan untukku maka satukanlah kami" Bagas terus bergumam di dalam hatinya. Ia harus segera melamar Anna sebelum masa cutinya selesai, kalau Anna belum bersedia menerimanya maka ia akan menunggu dan terus berusaha mendapatkan cinta dari Anna, meski baru kenal beberapa hari tapi keyakinan ibunya membuatnya percaya bahwa Anna adalah yg terbaik untuknya.
********
Satu jam berkutat di dapur, kini Anna telah selesai memasak untuk makan malam. sekarang semuanya telah berada di meja makan, tak seperti tadi pagi mereka sarapan sambil berbincang, saat ini hanya bunyi sendok dan decak piring yang terdengar, mereka makan dalam hening hingga selesai.
Anna membantu bik minah membereskan meja makan dan mencuci piring meski sebelumnya ibu Rani telah melarang tapi ia tetap mengerjakan pekerjaan itu hingga selesai.
Setelah semuanya selesai Anna kembali ikut bergabung ke ruang keluarga bersama bagas, Rista dan ibu Rani, duduk di samping Bu Rani yang sedang menonton TV.
Ibu Rani meraih tubuh Anna dan membawanya masuk ke dalam pelukannya.
" nak Anna.. ada yang hendak ibu sampaikan padamu nak "
Anna menatap ibu Rani '' iya silahkan ibu''
" maukah nak Anna menerima Bagas menjadi suami nak anna ? tanya ibu Rani dengan tangan kanan ibu rani menggenggam tangan Anna dan tangan kirinya menggenggam tangan Bagas.
Anna terdiam begitu lama, ia bingung mau menjawab apa pertanyaan ibu Rani yang begitu mengejutkan dirinya. Ini begitu cepat apalagi ia dan Bagas belum saling mengenal satu sama lain dan masalah keluarga yang dihadapinya membuatnya merasa tak pantas jika menjadi bagian dari keluarga ibu Rani.
" kau tak perlu menjawabnya sekarang dek Anna, Fikirkanlah dahulu sebelum mengambil keputusan " tambah bagas.
" baiklah kalau begitu Bu, saya akan Fikirkan dulu, saya akan memberi kabar secepatnya, permisi.. saya mau kembali ke kamar, selamat malam semuanya'' kata Anna sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
para pembaca, mohon maaf jika masih banyak kekurangan, kami masih belajar dan semoga novel ini bisa selesai 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Siti Fatimah Az-zahra
👍👍👍👍👍
2020-12-05
3
C-A-A-S
mohon like dan vote dari para pembaca sekalian
2020-11-12
9