JANDA TAPI PERAWAN

Keesokan harinya setelah sholat subuh Anna telah mandi dan berganti pakaian, ia bergegas turun ke bawah, ia menuju dapur dan hendak memasak untuk sarapan pagi ini, ia memasak bersama bik minah meski sebelumnya dilarang memasak namun ia berkeras hingga 40 menit kemudian makanan telah tertata di atas meja, ia tersenyum puas dengan hasil memasaknya.

Anna pamit kembali ke kamar.

"bik.. saya kembali ke kamar dulu ya''

"silahkan nona, nanti bibi akan panggil kalau nyonya dan yang lainnya akan sarapan''

"baik bik'' Anna pun berlalu naik ke atas menuju kamarnya.

Anna meraih kopernya, dikeluarkan seluruh pakaiannya dan disusun di lemari kemudian ia mengambil berkas lamaran yang telah disiapkannya. Hari ini ia akan memulai memasukkan lamaran pekerjaan ke berbagai tempat, sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

Usai mengganti baju rumahan dengan baju yang sedikit lebih formal, kemudian memakai riasan yang agak tipis di wajahnya dan ia pun telah terlihat sangat cantik. Berkali-kali Anna menatap dirinya di cermin dan berusaha menghilangkan rasa tidak percaya dirinya serta meyakinkan hatinya bahwa ia pasti bisa.

tok..tok..tok.. suara pintu diketuk.

"non.. dipanggil nyonya untuk sarapan bersama" terdengar suara bik Minah memanggilnya.

"iya bik.. saya segera menyusul" jawabnya sambil meraih tas beserta berkas lamaran dan ikut turun ke bawah.

Di meja makan telah duduk Bu Rani, Bagas dan Rista yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Anna menatap ke sekeliling dan lama terpaku berdiri ia pun meletakkan tas beserta map yang dibawanya dan segera duduk di kursi kosong sebelah ibu Rani berhadapan dengan Bagas.

Bagas Saputra pangilannya Bagas adalah seorang perwira TNI_AD dengan pangkat Letnan Satu, ia menjabat sebagai komandan kompi (Danki) di satuan tempat ia bekerja, umurnya 32 tahun, status masih bujang.

"gimana keadaan nona Anna apa sudah baikan dan saya lihat telah rapi apa nona hendak keluar hari ini ?" tanya Bagas membuka pembicaraan.

"saya sudah sehat tuan dan tuan boleh memanggil saya Anna saja" jawab Anna disertai senyum di bibirnya.

"cantik" gumam Bagas dalam hatinya, ia terpesona melihat kecantikan Anna, padahal selama ini hatinya belum pernah tergoda oleh wanita mana pun.

"dan panggil sy dengan mas Bagas saja" kata Bagas kemudian.

"kalo boleh tau nak Anna mau ke mana ? biar nanti bagas yang antar sekalian mau antar Rista ke sekolah" tanya ibu Rani.

"tidak usah repot bu, mas Bagas, nanti biar saya jalan sendiri, saya hendak memasukkan lamaran pekerjaan di berbagai tempat"

"tidak apa2 dek Anna, sy bisa menemani sekalian saya tunjukkan arah jalan agar tidak tersesat"

"baiklah bu, mas bagas, terima kasih untuk semuanya, terima kasih sudah mengijinkan saya untuk tinggal di sini, saya akan selalu mengingatnya" ucap anna dengan suara yang serak dan berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.

"ibu yang berterima kasih nak karena nak Anna telah menyelamatkan nyawa ibu, ibu yakin Allah telah mengatur semuanya, kita memang ditakdirkan untuk bertemu'' ibu Rani mengelus punggung Anna dengan lembut.

semuanya kembali menyelesaikan sarapan sambil sesekali memuji masakan anna dan mereka pun kembali dengan aktivitas masing - masing.

*******

Di dalam mobil setelah mengantarkan Rista ke sekolah hanya tersisa keheningan, baik Anna maupun Bagas sama-sama enggan untuk bersuara. Anna mengedarkan pandangannya ke samping kaca jendela mobil dan Bagas tetap fokus menyetir dengan mata sesekali melirik ke arah anna.

"ehemm, dek anna.. kalau boleh tahu kita hendak masukkan lamaran ke perusahaan mana ?" tanya Bagas memecah keheningan.

"iya mas, maaf lupa memberi tahu, anna jurusan kesehatan mas jadi lamarannya kita masukkan di beberapa rumah sakit saja" jawab Anna sambil memutar badan ke arah Bagas dan mata mereka pun saling bertemu lama. Entah perasaan apa yang mereka rasakan keduanya sama-sama gugup dengan jantung yang saling berdebar.

"ok dek.. siap dilaksanakan" Bagas kembali menjawab disertai gerakan tangan sikap hormatnya. Anna yang melihatnya langsung mengulas senyum dibarengi anggukan kepala. Bagas berusaha menetralkan irama detak jantungnya yang seakan melompat dari tempatnya, untuk pertama kali dalam hidupnya sejak pertama bertemu dengan Anna, Bagas mulai menghadirkan wanita dalam fikirannya, mungkin karena selama ini Bagas sibuk dalam pekerjaannya atau mungkin bagas mulai menyukai seseorang ? entahlah.. itu yang ada dalam benak Bagas sekarang.

Waktu pagi pun telah berlalu berganti siang, Anna telah memasukkan lamarannya di beberapa rumah sakit. Sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk masukkan lamaran itu tapi karena memang kondisi jalanan yang macet yang membuat mereka harus duduk berlama-lama di dalam mobil. Bagas menepikan mobilnya di sebuah cafe. Bagas rasa sudah waktunya untuk makan siang apalagi Bagas sedari tadi merasa kering dan haus di tenggorokannya. Mereka berdua turun dari mobil, masuk ke dalam cafe dan memilih tempat duduk di pojok cafe. Bagas memanggil pelayan dan mereka mulai memesan makanan. Selagi menunggu pesanan mereka datang mereka mulai mengobrol satu sama lain.

Sejenak, Bagas memperhatikan sosok Anna dalam-dalam "cantik" gumamnya dalam hati.

"boleh saya bertanya tentang diri dek Anna dan apa yang membawa dek Anna berangkat ke Jakarta ?" tanya Bagas.

Anna terdiam sejenak, menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, ia menatap wajah Bagas dan perlahan mulai menceritakan semua tentang masalah hidupnya hingga ia sekarang ada di hadapan Bagas.

"jadi begitulah mas Bagas.. karena hutang lah yang membawa saya ke kota ini'' jawabnya lalu menundukkan kepala seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Bagas tertegun sebentar mendengar cerita Anna serasa sesak dadanya. Bagas merasakan gejolak kemarahan di dalam dadanya kepada Arya lelaki yang telah tega melakukan penyiksaan pada Anna, melukai hati dan mempermainkan perasaannya, memberikan status sebagai Janda namun masih perawan. Bagas mengepalkan tangan kuat-kuat dengan tatapan yang penuh emosi.

"semua pasti akan baik-baik saja Anna, percayalah pasti akan ada jalan keluarnya'' ucap bagas.

"Aamiin.. semoga saja mas, terima kasih"

"sama-sama anna"

tidak lama kemudian pesanan mereka datang dan mereka mulai aktivitas makan siang dalam diam namun dengan fikiran mereka masing-masing.

Terpopuler

Comments

Priatin Ningsih

Priatin Ningsih

awal cerita yg menarik,,, semoga bagus sampai akhir

2023-06-10

1

Putri Adilamyska

Putri Adilamyska

maaf kak mau tanya bagas dr akmil ya berarti apa tdk ketuaan kak klo umur 32 masih lettu

2021-07-07

1

Aida Fitriah

Aida Fitriah

keren cerita'a thor😊😊😊😊

2021-04-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!