"Dulu, aku selalu berpikir bahwa makhluk seperti elf, ogre, peri, titan, dan penyihir itu memang nyata adanya. Itu karena, aku *sering diperlihatkan oleh kedua orangtuaku film ataupun kartun yang melibatkan makhluk-makhluk ajaib tersebut. Mereka memiliki sesuatu yang indah yang disebut dengan "sihir".
Tak hanya film, saat berusia 9 tahun aku juga menggemari cerita novel buatan salah satu penulis. Namanya, Midnight. Dia gadis remaja biasa. Kira-kira, seumuran dengan mendiang abangku*.
"Midnight sangat pandai menyusun kalimat. Sehingga, aku yang membacanya mudah larut dalam cerita yang ia suguhkan. Midnight membuat obsesiku meningkat hingga saat ini.
"Kecintaanku terhadap dunia fantasi, membuatku lupa akan kenyataan. Aku sadar kalau di dunia ini, fantasi mustahil diterima keberadaannya. Akan tetapi, aku tak pernah berhenti berharap agar dunia itu baik isinya maupun sihirnya muncul di dunia nyata dan membuatku semakin larut akan keajaiban mereka.
"Di SD, banyak yang menganggapku aneh karena aku sering melamun dan selalu terjebak dalam duniaku sendiri. Yah, alasanku simple. Tidak ada satupun yang mengerti aku, selain menganggapku aneh dan membicarakan diriku di belakang. Menciptakan dunia sendiri itulah caraku menghibur diri.
"Mengingat bahwa diriku benci berteman. Aku akan lebih aman jika sendirian. Memang pemikiran seperti itu terdengar sangat sombong dan aku tahu akan hal itu. Aku melakukan hal itu agar aku tidak tersakiti dan juga menyakiti mereka. Aku benci seseorang mengatakan hal buruk tentangku. Sayangnya, aku tidak bisa menghindari hal tersebut.
"Oleh karena itu, Setiap harinya aku hanya menghabiskan waktuku dengan membaca buku novel bergenre fantasi. Itu sudah cukup membuatku senang. Dunia fantasi membuat kekuatan imajinasiku meningkat. Aku merasa bebas. Terlebih lagi jika berada di sana.
"Aku selalu berharap ingin sekali dipertemukan dengan salah satu tokoh disana dan memulai perjalanan baru dengannya. Aku juga sudah membuat rencana untuk menuangkan ceritaku dan dia ke dalam novel agar orang-orang bisa mengetahui kisah kami bersama.
Tapi...
"Kenapa justru kenyataanlah yang lebih kejam dari fantasi? Aku merasakan semua rasa sakit saat menginjakkan kakiku di dunia nyata. Aku ingin bersenang-senang dengan orang yang kucintai tapi.... Selalu berakhir tangisan.
"Rasa sakit karena diabaikan, rasa sakit karena ditinggalkan dan rasa sakit karena dimanfaatkan... Aku merasakan rasa sakit setiap kali mengingat kenanganku saat di SMP.
"Menjalin ikatan dengan orang lain? Entah kenapa hanya akan membuatku sakit. Banyak ketakutan melandaku dan selalu membisikkan hal-hal negatif padaku. Oleh karena itu, aku berpikir jalan terbaik untuk menghindari rasa sakit adalah sendirian dan tenggelam di dalam imajinasiku sendiri.
"Aku selalu berharap bahwa aku bisa kabur dari dunia nyata ke dunia lain. Dunia dimana kita tidak harus bergelut dengan rasa sakit terutama di dalam hati. Meskipun bertarung dan mengalami luka fisik itupun tidak apa-apa ketimbang rasa sakit di hati. Bahkan jika diriku ini orang yang tidak memiliki emosi apapun. Akan lebih baik seperti itu.
"Sayangnya, dunia seperti itu tidak bisa kutemukan dengan mudah di dunia nyata. Sulit sekali bertemu dengan karakter fiksi dengan kekuatan yang unik dan bersahabat personality-nya.
"Aku selalu kesal. Entah dunia ini, diriku, atau orang lain. Yang jelas, aku hanya ingin berbagi kesenanganku seputar dunia fantasi bersama orang yang bisa menerima diriku apa adanya. Kalaupun hanya sebentar, aku pastikan semua itu akan berakhir happy ending."
~
Sinar mentari pagi yang menembus tirai kamarnya dengan lembut membangunkan gadis yang tengah tertidur pulas itu.
Ia tidak mengenakan piyama dan masih setia dengan hoodie hitam bergaris putih yang telah ia kenakan kemarin saat mengadakan pertemuan dengan Rara.
Malam itu, Chloe langsung membanting tubuhnya di atas ranjang tidurnya yang empuk. Melupakan tugas kuliahnya dan memilih untuk tenggelam dalam pikirannya.
Perkataan, saran dan janji Rara padanya masih terus melekat dalam pikirannya sampai ia membuka kedua matanya. Sinar matahari yang menyilaukan pandangannya mengharuskannya untuk beranjak ke dapur.
"Hari ini... Rara sibuk. Yah, tampaknya kita sulit menghindari pilihan kita masing-masing." Chloe bergumam sebelum pada akhirnya berolahraga singkat menuruni beberapa anak tangga menuju suasana dapur yang hangat.
Seperti biasa, gadis ini melaksanakan rutinitas paginya yaitu, menggoreng kentang.
Hal pertama yang ia lakukan sebelum mandi adalah menggoreng kentang. Sebenarnya sudah menjadi tradisinya saat pindah ke Amerika ini. Dijemput mendiang abangnya dan dibiasakan dengan kehidupan abangnya sehari-hari.
Karena Chloe anak yang penurut, apapun menjadi mudah ia pelajari. Ditambah dengan aroma kentang yang menggugah selera makannya membuat Chloe semakin bergairah dalam menggoreng kentang.
Di dalam dapur, Chloe menari-nari kesana kemari. Mengambil sebungkus kentang yang masih segar dari freezer lalu menuangkan beberapa batangnya di dalam baskom yang berisi air asin.
Maunya sih, langsung digoreng saja. Hanya saja, kecintaannya terhadap rasa asin dan gurih membuatnya harus mengurung niatnya melewati jalan tikus tersebut.
Menunggu garamnya menyatu dengan si kentang, Chloe menyempatkan dirinya membaca buku fantasi itu.
"Pristine Fantasy". Itulah judul yang akan ia gunakan untuk novelnya yang akan datang. Dimana Fantasi bertebaran luas di dalamnya. Terjun ke dunia fantasi benar-benar menyenangkan. Bisa bertemu dengan sosok pria tampan di dalamnya dan diajak berkencan. Astaga... Kalau bisa langsung nikah aja.
Belum lagi dengan sejumlah kekuatan yang dipersembahkan oleh karakter-karakter fiksi tersebut. Seandainya ia disana dan menyaksikan fenomena tersebut, ia akan menuliskannya sebagai pengalaman paling berharga dalam hidupnya. Jikalau dirinya sanggup, ia akan menuangkan pengalamannya menjadi novel fantasi yang murni ia raih dari realita.
Gadis yang gampang terhipnotis akan hal fiksi sampai-sampai membuatnya melupakan sejenak kenyataan dan beralih pada remaja berambut putih keunguan dengan manik violet yang menyala. Indah sekali.
"Black Aura namanya. Usia dia tidak diketahui. Tapi yang jelas, usia manusianya adalah 17 tahun. Muda sekali dong!" celetuk Chloe senang. "Aku merasa seperti wanita tua jika berada di sampingnya."
Seperti yang dikatakan Aoi-sahabatnya, Chloe ini sangat tergila-gila dengan remaja bernama Black Aura ini. Bisa saja ia habiskan separuh siangnya hanya untuk membaca kisah si Black Aura ini.
Bahkan sebelum tidur pun, Chloe selalu berharap bahwa ia bisa berteman dengan Black Aura.
"Dulu Black Aura pernah menjalin ikatan dengan seorang remaja SMA. Semua rasa sakit dan kesedihan remaja ini bisa dirasakan langsung oleh Black Aura. Sayangnya, remaja ini mati dengan mengenaskan karena suatu alasan.
"Black Aura terkejut begitu menemukan cipratan darah di penglihatan remaja ini. Rasa sakit yang ia rasakan sangat parah. Black Aura saat itu tidak bisa menangis. Yang bisa ia lakukan hanyalah merasakan luka fisik yang menyakitkan itu.
"Dengan rasa sakit yang besar itu memungkinkan dirinya untuk mengembara dua dunia. Dunia nyata dan Dunia Carnater. Dua dunia itu tercipta sejalan. Seorang ilmuwan Carnater mengajak gadis misterius yang katanya adalah gadis yang sangat ia sukai. Gadis itu ia ajak berkeliling ke berbagai tempat yang tersedia di Carnater.
"Mereka berdua adalah sosok yang mengubah sejarah Carnater menjadi lebih kelam. Cinta mereka mengubah pandangan orang menjadi benci. Sehingga, kejadian mengerikan menimpa ilmuwan tersebut dan kisah Aura pun bermula sejak kematian ilmuwan tersebut."
Chloe menutup buku tersebut seraya merenung. Ia penasaran dengan sosok gadis yang diajak ilmuwan Carnater itu. Ia menebak, bahwa si penulislah gadis yang jatuh cinta dengan ilmuwan Carnater dan dengan cinta mereka yang mengubah sejarah Carnater serta memunculkan spesies baru.
"Buku ini... Aku semakin penasaran dengan kisah mereka."
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Lee sakura
sebenarnya aku juga sering menciptakan duniaku sendiri dulu. itu hal yang menyenangkan namun akhirnya aku sulit bersosialisasi dengan teman yang lain.,
ah author memang paling mengerti karakter orang2 seperti chloe
2021-10-29
1