Chapter 02

"Sebenarnya aku merasa aneh sama dosen itu," tutur Chloe di tengah jalan, menyebrangi zebra cross bersama Aoi  yang masih setia menemaninya meski pandangannya mengarah ke layar ponsel.

"Aneh? Aku sih bawa santai aja. Dosen-dosen di kampus kita kan pada hafal kalau kau itu type orang yang irit bicara. Makanya, pas kebetulan lihat kau baca buku itu, dosen itu langsung ngampirin dong,” balas Aoi sesekali melirik ke depan, jaga-jaga kalau ada motor atau mobil lewat.

Chloe menghentikan langkahnya. "Apa jangan-jangan... Adik dosen itu meninggal karena dibunuh makhluk fantasi. Seperti adiknya punya ikatan special dengan fantasi kemudian diincar sama makhluk fantasi. Terus, dibunuh.” analisis Chloe ngawur.

Aoi yang awalnya berjalan, jadi ikut berhenti usai mendengar omongan Chloe yang jelas-jelas… Nggak masuk akal-lah!

"Astaga… Ya, nggak gitu juga say! Ini dunia nyata, iya kali ada alien atau makhluk fantasi nyelip ke kota kita terus bunuh adiknya. Dunia auto geger dong!” sangkal Aoi, tak habis pikir.

“Bisa jadi karena buku ini.”

Dan Chloe tidak mendengarkan Aoi. Gadis itu secara tidak sadar bersikeras dengan omongannya sambil mengeluarkan buku temuannya dari ranselnya. Dia bahkan tidak memperhatikan kalau di sekelilingnya adalah jalan raya dimana para pejalan kaki berjalan berirama dengan putaran roda mobil dan motor.

Aoi tidak merespon selain meng-iyakan perkataan sahabatnya.

"Aoi kacang!" seru Chloe kembali memasukkan buku tersebut ke dalam ransel dengan wajah cemberutnya. Dia tidak suka diabaikan.

“Udah bosan ya, main sama aku?” tanya Chloe kesal.

Aoi terkekeh, “Nggak. Cuma bingung aja mau respon apa. Abisnya, kau ini kalau ngomong suka nggak masuk akal sih! Udah tahu, aku laki-laki.”

Chloe masih cemberut. Membuat Aoi menghembus nafas berat dan menyerah. Pria jepang itu kemudian mengubah topic pembicaraan mereka menjadi makanan. Mengingat sebentar lagi, alarm jam makan siang Aoi akan berbunyi.

“Kau lapar enggak?”

“Lumayan… Makanan kita belum habis tadi. Gimana kalau ke rumahku saja? Kebetulan udah mau dekat nih! Sekalian istirahat, Ao." tawar Chloe.

“Beneran? Nggak ngerepotin?” tanya Aoi kaget. Di sisi lain juga bingung dengan cara Chloe men-setting ulang mood-nya menjadi biasa saja.

Chloe mengangguk. "Iya. Tapi, agak cepat jalannya! Di luar panas.”

~

Aoi menggantungkan jaketnya di gantungan pintu kamar Chloe. Saat ini posisi mereka sedang berada di dalam kamar tidur Chloe.

Chloe sama sekali tidak mempermasalahkan keberadaan Aoi di dalam kamarnya. Karena mereka adalah sahabat ditambah lagi dengan sopan santun Aoi yang membuat Chloe percaya kala Aoi nggak akan melakukan tindakan yang aneh-aneh. Sampai kapan pun, pintu rumahnya akan selalu terbuka untuk pria jepang itu.

"Minumlah..." Chloe menghampiri Aoi yang tengah memencet tombol remote AC. Udara diluar lumayan panas. Karena itulah, Chloe membuatkan 2 gelas es teh kesukaan mereka. Tidak lupa dengan sepiring kentang goreng. Hidangan wajib bagi Chloe.

"Arigatou, Chloe-chan! Wah, kentang goreng! Nggak ada makanan lain?” tanya Aoi dengan ekspresi kecewa. Santai saja, pria itu Cuma bercanda.

Chloe mendengus kesal "Kalau

nggak mau, untukku aja!” katanya, otomatis mengambil piring tersebut dan

melahap kentang itu seorang diri. Bodoh amat dengan tawa renyah Aoi. Yang penting

kenikmatan.

Puas memakan kentang, Chloe beralih ke aktivitas lain. Mengingat dirinya membawa nampan berisikan makanan dan minuman, tidak mungkin ia letakkan benda tersebut di atas kasurnya. Karena itu Chloe segera mengambil meja kecil yang terletak di bawah meja riasnya. Kemudian meletakkan nampan tersebut di atasnya.

"Hei, Aoi,” panggilnya datar.

“Ya?”

“Aku ini… Kayak anak-anak ya?”

“Menurutku sih… Iya,” balas Aoi sembari menggeser tubuhnya hingga berdekatan dengan Chloe. “Kenapa nanya soal itu?”

“Nggak ada sih. Cuma… Kau lihat sendirikan? Aku ini udah gede. Tapi, tingkahku suka kayak anak kecil gitu. Apalagi pas nemu sesuatu yang kusuka. Kayak fantasi. Dan… Rata-rata, orang menganggapku aneh,” ungkap Chloe, menundukkan kepalanya.

Aoi tersenyum. Lalu, membiarkan gadis di sampingnya mengutarakan isi hatinya.

"Sejak SD, semua orang nganggap aku aneh. Mungkin, karena aku terlalu sibuk dengan duniaku dan yah… Kau suka tertawa sendiri di bangku belakang.” Dia terkekeh. Menertawakan dirinya yang terlihat suram di masa lalu. “Selain itu, aku heran. Kenapa aku nggak bisa gitu suka sama yang lagi nge-tren? Jacqueline bisa. Kenapa aku nggak bisa?”

"Kenapa? Karena sejak awal, itu memang yang membuatmu bahagia.” ucap Aoi spontan tapi untunglah bisa menghibur Chloe.

Kedua remaja itu saling bertatapan untuk beberapa saat, sebelum akhirnya tertawa lepas tanpa alasan. Tawa tersebut Chloe akhiri dengan tersenyum.

“Kau selalu saja punya cara naikin semangatku ya!” Ucap Chloe.

"Entahlah… Aku sendiri nggak tahu kalau aku bisa menghiburmu. Tapi syukurlah, kau terhibur.” Balas Aoi.

Lagi-lagi, mereka terjebak dalam keheningan yang canggung sebelum akhirnya, Aoi angkat bicara.

“Oh, ya Chloe! Sejak kau ketemu buku itu, ada gak kepikiran pengen ketemu mereka di dunia nyata?"

"Ya, pastilah!  Siapa sih yang nggak senang bisa bertemu dengan karakter yang disukainya?" balas Chloe antusias.

"Ooh, aku ngerti sekarang. Kau pasti ingin bertemu dengan Black Aura kan? Jangan bohong, lu!” goda Aoi yang langsung dibantah habis-habisan oleh Chloe.

"Mana ada! Aku gak punya niat mau ketemu dia kok! Dia kan cuma fiksi. Kalaupun ada di dunia nyata sih… Paling ajak kenalan terus jadi teman. Lagi pun, berteman itu bebas kan? Nggak mesti sama manusia aja kan?” Chloe berusaha mengelak dengan mengandalkan opini soal kebebasan dalam berteman.

"Nggak usah bohong! Kau teriak-teriak selama ini karena negokin dia kan? Kau pasti lagi cuci mata nengok si Aura itu.” Dan Aoi akan terus membantah selagi yang diucapkannya itu memang benar.

Pria itu tahu betul apapun yang sahabatnya sukai. Termasuk karakter fiksi yang belakangan ini Chloe perhatikan tanpa membertiahunya.

“Semoga, kalian berdua bisa saling ketemu yah! Menurutku sih, kau bakal beruntung banget bertemu denganya. Meskipun sifatnya rada dingin sih," tambah Aoi, setelah itu meneguk habis es tehnya.

Chloe hanya mengamati gerak-gerik sahabatnya yang kini memilih untuk diam.

Chloe terkekeh pelan. Dia geleng-geleng menanggapi perkataan Aoi "Seyakin itu?”

"Yup! Kita kan sama-sama suka fantasi. Harus saling dukung dong!”

“Iya, aku juga tahu itu.”

“Selain itu juga, aku percaya kalau alam semesta ini punya banyak dimensi. Salah satunya Carnater ini. Aku yakin, dunia itu memang ada.”

Chloe terdiam menanggapi pembicaraan Aoi yang santai. Terkadang, Chloe iri dengan Aoi yang tidak pernah malu dengan kesukaannya. Dia orang yang percaya diri. Sampai-sampai membuat Chloe suka salting sendiri dengannya.

Aoi type yang sangat yakin akan pemikirannya. Percaya atau tidak, Chloe diam-diam mengakuinya.

"Pristine Fantasy. Keren nggak sih, buat novel fantasi tapi berdasarkan kisah nyata?”

"Pristine Fantasy bagus juga sih buat novel. Sebenarnya, aku ada niat mau buat novel. Cuma, aku agak malas mau buat karena..." Chloe menggantungkan ucapannya.

Aoi yang mendengarnya sebenarnya, sudah tahu apa yang ada di dalam hati gadis itu.

"Novelmu yang kemarin ditolak lagi?" tebak Aoi dan ternyata benar.

"Ya. Sudah tiga novel ditolak. Aku lelah. Padahal udah berimajinasi seliar mungkin tapi tetap aja ditolak.”

Chloe mengambil sebatang kentang goreng lalu melahapnya. Perlahan-lahan, rasa frustasi itu memudar seiring batang kentang yang semakin hancur di dalam mulutnya.

"Memang nggak mudah sih. Tapi

seenggaknya, kita udah berusaha kan?”

“Chloe juga jangan mudah menyerah gitu. Yakin aja deh! Suatu saat, novelmu bisa lulus dan kau bisa sukses. Kalau butuh apa-apa, panggil saja Aoi!” jelas Aoi akhirnya bangkit dari duduknya.

"Kau mau pulang? Cepat kali!" Chloe terlihat kecewa.

"Iya. Aku baru ingat kalau sore ini aku harus ke bandara jemput bibi Sato."

"Bibi Sato?"

Aoi terkekeh, "Dia adik ibuku. Dia mau datang ke Amerika mendadak sekali sih! Hahhh… Dia orang yang merepotkan! Selain itu, kau nggak papa ditinggal sendiri?”

"Nggak papa… Aku kan udah gede. Bisa itu sambil baca atau buat novel.” balas Chloe berusaha memperlihatkan sisi santainya meskipun dalam hatinya dia kecewa. Ketakutan akan ditinggal, itulah yang sering mengusik pikiran Chloe belakangan ini.

Mau disembunyikan seperti apapun kesedihan itu, Aoi bisa merasakan lewat hatinya kalau gadis di hadapannya sedih mengetahui waktu bermain mereka sudah habis dan harus diakhiri dengan perpisahan (hanya untuk hari ini).

"Hubungi aku kalau ada apa-apa, oke?"

Chloe mengangguk pelan. "Iya. Hati-hati ya, di jalan! Jangan ngantuk!”

"Siap!" Aoi berbalik dengan Chloe yang menuntunnya sampai ke pintu depan rumahnya.

"Jumpa besok lagi!" Seru Chloe, tersenyum hangat dengan lambaian tangan kecilnya pada Aoi.

Aoi merespon lambaian tersebut dengan lambaian tangannya. "Jumpa besok lagi!"

~

Malam ini, awan cumulus hitam pertanda hujan memenuhi langit. Menutupi keindahan para bintang serta sinar rembulan sebagai ganti cahaya matahari. Tak lama kemudian, meneteskan satu persatu air mata mereka. Seperti mereka berusaha mengungkapkan beban dan rasa sakit mereka.

Chloe memandang bingkai foto dirinya bersama abangnya.

"Nggak terasa ya, udah dua bulan aja. Kalau ada dia... Pasti buku ini udah habis dia baca." Gumamnya. Pandanganya terpaku lurus pada sosok laki-laki tampan yang merangkulnya disertai senyuman lebar.

Chloe menghela nafas berat. Bingkai foto itu dia letakkan kembali ke meja dan beralih ke meja belajarnya. Mengambil buku temuannya kemudian berpikir.

"Pengen tulis novel lagi, tapi kehabisan ide.”

Karena bosan dan bingung ingin berbuat apa, akhirnya Chloe membantingkan dirinya di atas ranjang tidur sambil memandang langit-langit kamarnya yang berwarna pink.

Hal pertama yang terlintas di kepalanya mengenai buku tersebut adalah, Black Aura.

"Black Aura. Salah satu anggota Megawavile yang kemampuanna berhubungan dengan rasa sakit. Dia dingin dan lebih sering menghabiskan waktunya dengan bertarung melawan Legend Aura. Dia… Mengerti rasa sakit yang manusia rasakan.”

Chloe diam untuk sesaat. Ia sadar bahwa dirinya tanpa sadar menyebutkan sedikit informasi mengenai Black Aura.

Chloe melirik kea rah buku temuannya yang tergeletak di atas meja. Dengan susah payah, dia berusaha meraih buku tersebut kemudian membaca bagian Black Aura. Kalau boleh jujur, dari semua chapter yang ia baca, chapter Black Aura-lah yang menarik perhatiannya.

“Aura itu… Dia menanggung kesedihan yang beragam. Namun, dari kesedihan itulah dia mendapatkan kekuatan yang besar. Kekuatan untuk mengalahkan musuhnya yang tidak mengerti rasa sakit. Menarik..."Batin Chloe.

"Semoga aja, yang Aoi bilang itu bakal jadi kenyataan. Berteman dengan Black Aura ya? Pasti seru. Ditambah

lagi, aku bisa mendapatkan pengalaman fantasi bersamanya. Setelah itu, nulis novel lagi."

"Membuat novel fantasi, ya?" Chloe kembali bergumam membayangkan sesuatu yang sudah jelas tak akan pernah terjadi di dunia nyata.

"Kalau saja dunia ini menerima keberadaan imajinasi dan menjadikannya nyata pasti seru. Dan lagi, aku bisa berteman dengan Black Aura. Terus, bertarung dan… Kalau jadi pacar…” Chloe menggantung omongannya. Secara tidak sengaja terjebak dalam imajinasi romantis yang membuat kedua pipinya memerah merona.

“Cukup! Apa-apaan sih?!”

“Rasa sakit ya? Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya rasa sakit. Aku pernah. Bahkan, Cuma cerita aja, aku bisa merasakan sakit. Merasakan sakit dari cerita yang orang ceritakan… Itu seperti aku menerima semua suka duka mereka."

Sekali lagi sunyi. Ketika mengucapkan serangkaian kata tentang rasa sakit, di saat bersamaan terlintaslah memori-memori SMP-nya.

"Mereka bahkan nggak pernah mendengar ceritaku. Selalu saja aku yang mendengar cerita mereka. Sebenarnya sih, nggak papa aku jadi pendengar. Tapi, mereka pelit.” Ujarnya.

Entah dari mana asalnya, sesuatu tertancap di benaknya dan memerintahkannya untuk segera menemukan pena. Chloe diperintahkan oleh rasa sakit dari masa lalu untuk menulis apapun yang terbesit di kepalanya tanpa membiarkan rasa sakit itu menghilang dengan sia-sia.

"Mengabaikan diriku yang tersakiti. Memendam semua kekesalan dan rasa sakit di hati. Bahkan rasa sakit mereka... Aku juga bisa merasakannya. Kecemasan yang mereka alami. Amarah yang mereka alami. Air mata mereka... Aku merasakan semuanya. Aku tersiksa karena itu. Tapi, mereka terlihat biasa saja saat melihatku menangis, marah.”

Tangan kanannya bergerak mengikuti apa yang diucapkan hatinya. Saat ini, Chloe tergila-gila akan pemikirannya tentang rasa sakit. Rasa sakit yang ia dapatkan karena diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh teman-temannya.

Tidak mudah menjalin ikatan dengan 5 orang gadis. Nyatanya, tidak ada satupun dari mereka yang mau menjadi pundaknya untuk bersandar. Rata-rata dari mereka menyebar luas kesenangan mereka dan mempersempit kesempatan Chloe yang ingin berbagi kesenangannya.

"Menurutku sih, kau akan sangat beruntung bertemu dengannya"

Chloe tertegun. Bolpoinnya terjatuh dari atas meja dan menghantam lantai kamarnya.

"Black Aura?"

~

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

lewat ng👍like aja..

2022-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 {Buku}
2 Chapter 02
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 { First Meet }
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38 { Graffiare }
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 (Kapal part1)
42 Chapter 42 (Kapal part2)
43 Chapter 43 (Kapal Part 3)
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
67 Chapter 67 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
68 Chapter 68 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
69 Chapter 69
70 Chapter 70 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu)
71 Chapter 71 (Sebuah Rencana)
72 Chapter 72 (sembilan jam yang lalu [end])
73 Chapter 73
74 Chapter 74 {cerita menjelang tidur}
75 Chapter 75 {Waktunya Tidur}
76 Chapter 76 {Ketemu Lagi}
77 Chapter 77 {Cemburu}
78 Chapter 78 { diskusi }
79 Chapter 79 { Lupa }
80 Chapter 80 {Sepele}
81 Chapter 81 {Season 1: End}
82 Chapter 82 { Season 2 }
83 Chapter 83 { Season 2 }
84 Chapter 84 { Season 2 }
85 Chapter 85 { season 2 }
86 Chapter 86 { Season 2 }
87 Chapter 87 {Season 2}
88 Chapter 88 {Season 2} Gantian
89 Chapter 89 { Season 2 }
90 Chapter 90 { Season 2 }
91 Chapter 91 {Season 2: Megawave}
92 Chapter 92 { Season 2: Perjalanan Panjang }
93 Chapter 93 {Season 2: Pencar}
94 Chapter 94 {Season 2: Aoi}
95 Chapter 95 {Season 2: Dendam}
96 Chapter 96 {Season 2:( Hal Baru}
97 Chapter 97 {Season 2:( Dahlah...}
98 Chapter 98 { Season 2:( Kesempatan }
99 Chapter 99 { Season 2: Amukan Asoka}
100 Chapter 100 {Season 2: HAPUS!}
101 Chapter 101 {Season 2: kebenaran}
102 Chapter 102 {Season 2: Datang lagi}
103 Chapter 103 {Season 2: Aura vs Alter}
104 Chapter 104 {Season 2: Aura vs Alter (END)}
105 Chapter 105 {Season 2: Aura vs Ayano (part: 1)}
106 Chapter 106 {Season 2: Kerja Sama}
107 Chapter 107 {Season 2: Selesai Akhirnya}
108 Chapter 108 {Season 2: Mimpi Chloe}
109 Chapter 109 {Season 2: Di Perpustakaan}
110 Chapter 110 {Season 2: Masalah Baru}
111 Chapter 111 {Season 2: Dia Datang Lagi}
112 Chapter 112 {Season 2: Aurora}
113 Chapter 113 {Season 2: Let's Go!}
114 Chapter 114 {Season 2: Aura vs Aurora}
115 Chapter 115 {Season 2: Bukan Dirinya Yang Dulu}
116 Chapter 116 {Season 2: Chloe dan Aoi}
117 Chapter 117 {Season 2: Musuh yang Lain}
118 Chapter 118 {Season 2: Setuju}
119 Chapter 119 {Season 2: Ketemu}
120 Chapter 120 {Season 2: Ytber}
121 Chapter 121 {Season 2: Manusia Setengah Aura}
122 Chapter 122 {Season 2: Konflik}
123 Chapter 123 {Season 2: Cerita Okka}
124 Chapter 124 {Season 2: Di Rumah Sakit}
125 Chapter 125 {Season 2: Melawan Kenzo}
126 Chapter 126 {Season 2: Melawan Kenzo (END)}
127 Chapter 127 {Season 2: Bukan Dia}
128 Chapter 128 {Season 2: Momen Mereka}
129 Chapter 129 {Season 2: Carmine}
130 Chapter 130 {Season 2: Kebenaran/Rahasia}
131 Chapter 131 {Season 2: Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
132 Chapter 132 {Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan (Part 2)}
133 Chapter 133 {Season 2: Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
134 Chapter 134 {Season 2: Jean}
135 Chapter 135 {Season 2: Dua Sisi}
136 Chapter 136 {Season 2: Rencana Jean}
137 Chapter 137 {Season 2: Stressed}
138 Chapter 138 {Season 2: Chloe dan Carmine}
139 Chapter 139 {Season 2: Bukan Akhir Dari Pertarungan}
140 Chapter 140 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
141 Chapter 141 {Season 2: Rencana Chloe Dan Black Aura}
142 Chapter 142 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
143 Chapter 143 {Season 2: Berbeda Dari Rencana}
144 Chapter 144 {Season 2: Midnight’s Problem}
145 Chapter 145 {Season 2: Baru Ingat}
146 Chapter 146 {Season 2: Manusia dan Carnater}
147 Chapter 147 {Season 2: Masalah Baru?}
148 Chapter 148 {Season 2: Masalah Baru (Part 2)}
149 Chapter 149 {Season 2: Bimbang}
150 Chapter 150 {Season 2: Bersatu Kembali}
151 Chapter 151 {Season 2: Bersatu Lagi}
152 Chapter 152 {Season 2: Kerja Sama}
153 Chapter 153 {Season 2: Air dan Kristal}
154 Chapter 154 {Season 2: Api dan Matahari}
155 Chapter 155 {Season 2: Jangan Abaikan Aku}
156 Chapter 156 {Season 2: Debat}
157 Chpter 157 {Season 2: Merah}
158 Chapter 158 {Season 2: Pelakunya}
159 Chapter 160 {Season 2: Violet}
160 Chapter 160 {Season 2: Tidak Kelar}
161 Chapter 161: {Season 2: Aura vs Aura}
162 Chapter 162 {Season 2: Aura dan Chloe vs Aura}
163 Chapter 163 {Season 2: Immortal}
164 Chapter 164 {Season 2: Dendam}
165 Chapter 166 [season 2: semangat Chloe]
166 Chapter 167 {Season 2: Nggak Salah}
167 Chapter 168 {Season 2: Liburan}
168 Chapter 169 {Season 2: Rencana Aura}
169 Chapter 170 {Season 2: Curiga}
170 Chapter 171 {Season 2: Surat}
171 Chapter 172 {Season 2 Mungkin Rencana Selanjutnya}
172 Chapter 173 {Season 2: Karena Kita Teman}
173 Chapter 174 {Season 2: Tak Sendirian Lagi}
174 Chapter 175 {Season 2: Curhat}
175 Chapter 176 {Season 2: Resiko}
176 Chapter 177 {Season 2: Naive}
177 ~Pengumuman Author~
178 Chapter 178 {Season 2: Ilusi}
179 Chapter 179 {Season 2: Makan Malam}
180 Chapter 180 {Season 2: Cerita Mereka}
181 Chapter 181 {Season 2: Sebelum Semuanya Hancur}
182 Chapter 182 {Season 2: Bioskop}
183 Chapter 183 {Season 2: Familiar}
184 Chapter 184 {Season 2: Saudara Tiri}
185 Chapter 185 {Season 2: Curahan Hati}
186 Chapter 186 {Season 2: Hantu}
187 Chapter 187 {Season 2: Black Aura vs Huke}
188 Chapter 188 {Season 2: Tiga Lawan Tiga}
189 Chapter 189 {Season 2: Dia Lagi}
190 Chapter 190 {Season 2: Keputusan}
191 Chapter 191 {Season 2: Kemampuan Huke}
192 Chapter 192 {Season 2: Jebakan}
193 Chapter 193 {Season 2: Mimpi?}
194 Chapter 194 {Season 2: Ternyata Bukan Mimpi}
195 Chapter 195 {Season 2: Perpisahan}
196 Chapter 196 {Season 2: Cerita Tambahan}
197 Chapter 197 {Season 2: Bahagia}
198 Chapter 198 {Season 2: Serasa Milik Mereka}
199 Episode 199 {End of Season 2}
200 Chapter 200 {Season 3: Patah}
201 Chapter 201 {Season 3: Awalan}
202 Pengumuman
203 Chapter 202 {Season 3: Dibalik jendela}
204 Chapter 203 {Season 3: Mimpi Fantasi Si Pengurung Diri dan Pria Dibalik Jendela}
205 Chapter 204
206 Chapter 205 {Season 3: Traveler Malam}
207 Chapter 206 {Season 3: Keajaiban Untuk Gadis Traveler}
208 Chapter 207 {Season 3: Apartemen}
209 Chapter 208 {Season 3: Hilang}
210 Chapter 209 {Season 3: Yira}
211 Chapter 210 {Season 3: Gedung Kantor}
212 Chapter 211 {Season 3: Mind Mapping}
213 Chapter 212 {Season 3: Ghost Wave}
214 Chapter 213 {Season 3:Bosan}
215 Chapter 214 {Season 3: Pecahan}
216 Chapter 215 {Season 3: Mimpi Yira}
217 Chapter 216
218 Chapter 217
219 Chapter 218
220 Chapter 219
221 Chapter 220
222 Chapter 221
223 Chapter 222
224 Chapter 223
225 Chapter 224
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Chapter 01 {Buku}
2
Chapter 02
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 { First Meet }
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38 { Graffiare }
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 (Kapal part1)
42
Chapter 42 (Kapal part2)
43
Chapter 43 (Kapal Part 3)
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
67
Chapter 67 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
68
Chapter 68 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
69
Chapter 69
70
Chapter 70 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu)
71
Chapter 71 (Sebuah Rencana)
72
Chapter 72 (sembilan jam yang lalu [end])
73
Chapter 73
74
Chapter 74 {cerita menjelang tidur}
75
Chapter 75 {Waktunya Tidur}
76
Chapter 76 {Ketemu Lagi}
77
Chapter 77 {Cemburu}
78
Chapter 78 { diskusi }
79
Chapter 79 { Lupa }
80
Chapter 80 {Sepele}
81
Chapter 81 {Season 1: End}
82
Chapter 82 { Season 2 }
83
Chapter 83 { Season 2 }
84
Chapter 84 { Season 2 }
85
Chapter 85 { season 2 }
86
Chapter 86 { Season 2 }
87
Chapter 87 {Season 2}
88
Chapter 88 {Season 2} Gantian
89
Chapter 89 { Season 2 }
90
Chapter 90 { Season 2 }
91
Chapter 91 {Season 2: Megawave}
92
Chapter 92 { Season 2: Perjalanan Panjang }
93
Chapter 93 {Season 2: Pencar}
94
Chapter 94 {Season 2: Aoi}
95
Chapter 95 {Season 2: Dendam}
96
Chapter 96 {Season 2:( Hal Baru}
97
Chapter 97 {Season 2:( Dahlah...}
98
Chapter 98 { Season 2:( Kesempatan }
99
Chapter 99 { Season 2: Amukan Asoka}
100
Chapter 100 {Season 2: HAPUS!}
101
Chapter 101 {Season 2: kebenaran}
102
Chapter 102 {Season 2: Datang lagi}
103
Chapter 103 {Season 2: Aura vs Alter}
104
Chapter 104 {Season 2: Aura vs Alter (END)}
105
Chapter 105 {Season 2: Aura vs Ayano (part: 1)}
106
Chapter 106 {Season 2: Kerja Sama}
107
Chapter 107 {Season 2: Selesai Akhirnya}
108
Chapter 108 {Season 2: Mimpi Chloe}
109
Chapter 109 {Season 2: Di Perpustakaan}
110
Chapter 110 {Season 2: Masalah Baru}
111
Chapter 111 {Season 2: Dia Datang Lagi}
112
Chapter 112 {Season 2: Aurora}
113
Chapter 113 {Season 2: Let's Go!}
114
Chapter 114 {Season 2: Aura vs Aurora}
115
Chapter 115 {Season 2: Bukan Dirinya Yang Dulu}
116
Chapter 116 {Season 2: Chloe dan Aoi}
117
Chapter 117 {Season 2: Musuh yang Lain}
118
Chapter 118 {Season 2: Setuju}
119
Chapter 119 {Season 2: Ketemu}
120
Chapter 120 {Season 2: Ytber}
121
Chapter 121 {Season 2: Manusia Setengah Aura}
122
Chapter 122 {Season 2: Konflik}
123
Chapter 123 {Season 2: Cerita Okka}
124
Chapter 124 {Season 2: Di Rumah Sakit}
125
Chapter 125 {Season 2: Melawan Kenzo}
126
Chapter 126 {Season 2: Melawan Kenzo (END)}
127
Chapter 127 {Season 2: Bukan Dia}
128
Chapter 128 {Season 2: Momen Mereka}
129
Chapter 129 {Season 2: Carmine}
130
Chapter 130 {Season 2: Kebenaran/Rahasia}
131
Chapter 131 {Season 2: Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
132
Chapter 132 {Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan (Part 2)}
133
Chapter 133 {Season 2: Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
134
Chapter 134 {Season 2: Jean}
135
Chapter 135 {Season 2: Dua Sisi}
136
Chapter 136 {Season 2: Rencana Jean}
137
Chapter 137 {Season 2: Stressed}
138
Chapter 138 {Season 2: Chloe dan Carmine}
139
Chapter 139 {Season 2: Bukan Akhir Dari Pertarungan}
140
Chapter 140 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
141
Chapter 141 {Season 2: Rencana Chloe Dan Black Aura}
142
Chapter 142 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
143
Chapter 143 {Season 2: Berbeda Dari Rencana}
144
Chapter 144 {Season 2: Midnight’s Problem}
145
Chapter 145 {Season 2: Baru Ingat}
146
Chapter 146 {Season 2: Manusia dan Carnater}
147
Chapter 147 {Season 2: Masalah Baru?}
148
Chapter 148 {Season 2: Masalah Baru (Part 2)}
149
Chapter 149 {Season 2: Bimbang}
150
Chapter 150 {Season 2: Bersatu Kembali}
151
Chapter 151 {Season 2: Bersatu Lagi}
152
Chapter 152 {Season 2: Kerja Sama}
153
Chapter 153 {Season 2: Air dan Kristal}
154
Chapter 154 {Season 2: Api dan Matahari}
155
Chapter 155 {Season 2: Jangan Abaikan Aku}
156
Chapter 156 {Season 2: Debat}
157
Chpter 157 {Season 2: Merah}
158
Chapter 158 {Season 2: Pelakunya}
159
Chapter 160 {Season 2: Violet}
160
Chapter 160 {Season 2: Tidak Kelar}
161
Chapter 161: {Season 2: Aura vs Aura}
162
Chapter 162 {Season 2: Aura dan Chloe vs Aura}
163
Chapter 163 {Season 2: Immortal}
164
Chapter 164 {Season 2: Dendam}
165
Chapter 166 [season 2: semangat Chloe]
166
Chapter 167 {Season 2: Nggak Salah}
167
Chapter 168 {Season 2: Liburan}
168
Chapter 169 {Season 2: Rencana Aura}
169
Chapter 170 {Season 2: Curiga}
170
Chapter 171 {Season 2: Surat}
171
Chapter 172 {Season 2 Mungkin Rencana Selanjutnya}
172
Chapter 173 {Season 2: Karena Kita Teman}
173
Chapter 174 {Season 2: Tak Sendirian Lagi}
174
Chapter 175 {Season 2: Curhat}
175
Chapter 176 {Season 2: Resiko}
176
Chapter 177 {Season 2: Naive}
177
~Pengumuman Author~
178
Chapter 178 {Season 2: Ilusi}
179
Chapter 179 {Season 2: Makan Malam}
180
Chapter 180 {Season 2: Cerita Mereka}
181
Chapter 181 {Season 2: Sebelum Semuanya Hancur}
182
Chapter 182 {Season 2: Bioskop}
183
Chapter 183 {Season 2: Familiar}
184
Chapter 184 {Season 2: Saudara Tiri}
185
Chapter 185 {Season 2: Curahan Hati}
186
Chapter 186 {Season 2: Hantu}
187
Chapter 187 {Season 2: Black Aura vs Huke}
188
Chapter 188 {Season 2: Tiga Lawan Tiga}
189
Chapter 189 {Season 2: Dia Lagi}
190
Chapter 190 {Season 2: Keputusan}
191
Chapter 191 {Season 2: Kemampuan Huke}
192
Chapter 192 {Season 2: Jebakan}
193
Chapter 193 {Season 2: Mimpi?}
194
Chapter 194 {Season 2: Ternyata Bukan Mimpi}
195
Chapter 195 {Season 2: Perpisahan}
196
Chapter 196 {Season 2: Cerita Tambahan}
197
Chapter 197 {Season 2: Bahagia}
198
Chapter 198 {Season 2: Serasa Milik Mereka}
199
Episode 199 {End of Season 2}
200
Chapter 200 {Season 3: Patah}
201
Chapter 201 {Season 3: Awalan}
202
Pengumuman
203
Chapter 202 {Season 3: Dibalik jendela}
204
Chapter 203 {Season 3: Mimpi Fantasi Si Pengurung Diri dan Pria Dibalik Jendela}
205
Chapter 204
206
Chapter 205 {Season 3: Traveler Malam}
207
Chapter 206 {Season 3: Keajaiban Untuk Gadis Traveler}
208
Chapter 207 {Season 3: Apartemen}
209
Chapter 208 {Season 3: Hilang}
210
Chapter 209 {Season 3: Yira}
211
Chapter 210 {Season 3: Gedung Kantor}
212
Chapter 211 {Season 3: Mind Mapping}
213
Chapter 212 {Season 3: Ghost Wave}
214
Chapter 213 {Season 3:Bosan}
215
Chapter 214 {Season 3: Pecahan}
216
Chapter 215 {Season 3: Mimpi Yira}
217
Chapter 216
218
Chapter 217
219
Chapter 218
220
Chapter 219
221
Chapter 220
222
Chapter 221
223
Chapter 222
224
Chapter 223
225
Chapter 224

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!