Chapter 3

Diatas lautan berdarah, seorang remaja berambut putih keunguan itu berbaring di atasnya. Membiarkan cairan kental itu menempel di punggungnya seraya merasakan sensasi dingin dari genangan tersebut.

Namun, tidak ada yang berubah selain dirinya yang sama sekali tidak bisa merasakan apapun kecuali kekosongan yang membekas di dalam dirinya. Tatapan datar nan dingin itu hanya ia arahkan ke langit-langit kelas.

Ruangan kelas yang kosong dan berantakan. Terdapat beberapa remaja yang tergeletak lemas usai pertarungan singkatnya dengan mereka.

"Huft... Melelahkan."

Remaja itu beranjak untuk berdiri sembari memandang sejenak remaja-remaja yang baru saja ia kalahkan itu. Sebenarnya, ia tidak punya niat apapun untuk menghajar remaja-remaja itu selain ada sesuatu yang merasuki tubuh mereka.

Dirinya yang bukan penduduk asli di dunia ini merasa sangat kerepotan harus menghadapi masalah yang melibatkan dunia lain. Belum lagi dengan pertarungan dan beberapa misi yang harus ia selesaikan.

Merasa tak ada lagi yang perlu ia lakukan di kelas itu, remaja itu memutuskan untuk pergi dengan membawa beberapa remaja yang pingsan itu.

"Berteman dengan gadis itu ya? Kuharap, yang dikatakan Midnight itu benar." Ucapnya sembari fokus melangkah kedua kakinya keluar.

~

"Good morning bestie! Ini aku, Rara. Kamu ada waktu nggak hari ini? Kalau ada, ketemuan yuk! Hari ini lagi senggang sih akunya. Ditambah lagi, kita udah lama nggak ketemuan sejak SMA, kan? Chloe. Kumohon, ayolah!"

Chloe menghentikan rutinitas paginya yaitu menggoreng kentang. Ia menemukan ponselnya berdering gila di atas meja makan dan menemukan tiga kotak pesan dari Rara-sahabatnya itu tertera di layar ponselnya.

Chloe meletakkan kentang gorengnya di atas piring putih yang mengkilat kemudian, menghampiri ponselnya.

"Izinmu melas sekali mbak..." celetuk Chloe singkat dan kembali melanjutkan kegiatan menggoreng kentangnya.

Bukannya Chloe cuek terhadap pesannya. Ia justru hanya bingung ingin kesana atau tidak. Karena, dirinya yang sekarang tidak sebaik dirinya yang dulu. Selalu menempatkan kesenangan orang lain di atas kesenangannya. Sementara, ia juga ingin bersenang-senang juga.

Yah, tetap saja. Itu sudah berlalu dan di masa kini ini, tepat dimana Rara-sahabatnya mengirim pesan tersebut, tergantung hati dan pikirannya saja yang menentukan.

8 tahun berlalu dan Chloe sadar bahwa, hal itu berulang kali menyakitinya. Masalah seperti itu memang sudah biasa di dalam lingkaran pertemanan. Akan tetapi, jika terus menerus berlanjut maka kesabarannya perlahan akan terkuras habis oleh emosi yang ia pendam.

"Huft... Kalau aku ikut... Apa yang akan terjadi? Pasti kejadian yang sama lagi." Tebaknya malas.

Ia sering teringat akan salah satu dari kelima temannya yang bertingkah seperti anak kecil dan benci melihat Rara bersama orang lain. Terutama dirinya.

Rata-rata, temannya pada egois semua. Hanya mementingkan kesenangan mereka dan enggan memikirkan kesenangan yang lain.

"Ikatanku benar-benar gak murni. Ikatan yang murni terjalin karena rasa sakit. Aku mau menerima rasa sakit mereka. Tapi, mereka gak mau mendengarkan rasa sakitku..." batin Chloe sedih di tengah memori-memori menyakitkan itu mengganggu pikirannya.

Semua yang ia miliki, direbut paksa oleh temannya yang lain. Entah kursinya, sahabatnya, kesempatannya, dan waktu untuk mencurahkan seluruh isi hatinya saja sulit.

Bahkan yang paling berbekas dalam ingatannya adalah ketika bangku kursinya yang sudah jelas miliknya dan bahkan semua siswa di kelas itu termasuk guru pun tahu, kalau bangku tersebut miliknya.

Bangku yang berada di tengah bersebelahan dengan bangku Rara. Bangku yang saat itu direbut dengan santai oleh salah satu temannya demi bermain dengan Rara.

Sejak saat itulah, Chloe kehilangan banyak sekali tawanya dalam sebulan sampai mereka lulus SMP.

Chloe menghela nafas berat saking kesalnya. Ia duduk dan merampas ponselnya. Menyandarkan punggungnya di badan kursi lalu, membalas Rara.

Sepenuhnya, Chloe benci dengan ikatan itu. Ia bersyukur hanya bertemu Aoi dan Jacqueline saat di SMA. Meskipun dari negara yang berbeda, mereka senantiasa mau menerima keberadaannya. Termasuk obsesinya terhadap dunia fantasi dan juga untuk saat ini, Black Aura.

Entah kenapa setiap kali memikirkan nama itu, Chloe selalu dibuat terkekeh. Lucu saja...

2 menit berlalu, akhirnya Chloe memiliki keberanian untuk menjawab dan mengirimkan sepucuk pesan untuk Rara.

"Dimana, Ra? Anw.. Hanya kita berdua aja kan?"

Chloe terdiam sesaat. Memikirkan cara bicaranya via Wasap itu. "Apa aku gak terlalu egois ya?"

Tak lama kemudian, pesan dari Rara muncul.

"Pastinya bareng-bareng dong! Hehe... Kamu mau ikut nih ceritanya?"

Chloe terkejut dalam diam. Ia menduga bahwa 30 menit ke depan, bukan kebahagiaan lah yang menghampirinya. Melainkan berdiri di belakangan kebahagiaan orang lain.

"Iya... Karena aku kangen sama kamu... So, I need more time just you and I."

"Agak selfish sih... Tapi gak papa. Jujur lebih baik."

"Oh, oke... Bentar ya... Aku mau bilang ke mereka kalau hari ini gak jadi. Aku tahu, pasti ada kalanya kau ingin bersenang-senang denganku bukan?"

Chloe tersenyum lega. Pada akhirnya, Rara mau memahami perasaannya. Chloe harap, Rara tidak mengkhianati perkataannya.

"Kalau gitu, dimana kita ketemuannya, Ra?"

"Di cafe tempat kita main dulu. Aku yakin, teman-teman kita gak ada yang tahu tempat itu. Dengan begitu, kita berdua akan bersenang-senang!"

Kali ini, Chloe tidak merespon apapun. Sekedar menunjukkan senyumannya di hadapan layar ponsel. Akhirnya, ia memiliki kesempatan untuk bermain bebas dengan Rara.

"Apa aku perlu menceritakan buku ini padanya?" Chloe memandang buku sejarah tebal itu. Kini keberadaannya tak jauh dari dirinya.

Buku sejarah yang akhir-akhir ini menumbuhkan obsesi berlebihan di dalam dirinya. Buku dengan beragam warna menarik dirinya untuk menggali apapun yang ada didalamnya. Buku dengan berjuta ras dan sihir yang akan membawa imajinasinya ke tempat yang indah.

"Dunia dimana rasa sakit manusia dilahirkan kembali menjadi ras yang hebat. Yaitu Aura. Mega Vile adalah Aura yang terbentuk dari rasa sakit manusia. Eh? Ras yang terlahir dari perasaan manusia? Ah, apapun itu, mereka adalah gambaran kesedihan manusia yang mendapatkan kekuatan yang hebat dari kesedihan mereka."

Mendadak, dunia di sekitarnya kembali sunyi. Hening tidak ada gangguan apapun di dalamnya. Kepalanya 100% teralihkan pada dunia Carnater. Dunia tanpa rasa sakit. Dunia yang menyimpan berjuta misteri di dalamnya.

Jika seandainya Chloe menemukan dunia tersebut, dia bertekad untuk mencari tahu keunikan di dalamnya. Bahkan kalau yang mustahil itu bisa diraih, dia bisa saja mewawancarai penduduk disana dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Ia harap begitu.

Sekarang, kedua bola matanya terpaku mengarah sosok remaja dengan manik violet yang menyala plus tatapan dingin yang menusuk. Remaja yang sudah menjadi pujaan hatinya pada pandangan pertama. Black Aura.

"Black Aura. Dia menanggung rasa sakitnya dan juga rasa sakit manusia di luar sana. Ia pernah terikat dengan seorang gadis remaja. Sayangnya, gadis tersebut tewas karena suatu alasan. Hal itulah yang membuatnya terlepas dari rasa sakit. Selain itu, meskipun tidak memiliki emosi, Black Aura bisa merasakan emosi yang dirasakan manusia yang saat itu terikat dengannya. Black Aura juga diberi kelebihan berupa dapat berkunjung KE DUNIA MANUSIA??? WHAT?!"

Chloe terbelalak untuk kesekian kalinya. Pergi ke dunia manusia? Berarti duniaku? Sebentar... Ini kan cuma fiksi. Mana mungkin terjadi.

"Nggak! Harus terjadi pokoknya!" seru Chloe geram.

Merasa waktunya telah terbuang banyak, Chloe memutuskan untuk merias dirinya dan pergi ke cafe tujuannya.

~

"Hi! Lama gak ketemu!" sambut Rara menemukan Chloe yang menghampirinya dengan nafas terengah-engah. "Kau tampaknya kelelahan banget... Nih, minumlah!" Rara menyodorkan segelas lemon ice untuk Chloe.

"Makasih! Tahu aja kalau aku suka lemon! Anw... Hanya kita berdua aja kan? Sebenarnya ada yang ingin kuceritakan padamu. Sebelum itu, kamu jawab dulu pertanyaanku..." pinta Chloe serius.

"Wah... Keren nih! Aku suka yang berbau serius." ujar Rara tepat sasaran.

Chloe menarik nafas dalam-dalam. "Menurutmu, apa dunia fantasi itu benar-benar ada?"

"ASTAGA! Kukira kau serius, Chloe! Dasar anak ini! Selalu saja membuatku bingung." Untunglah, Rara tidak marah kecuali mendengus geli mendengar pertanyaan yang baru saja diutarakan Chloe.

"Kutebak, kau menemukan sosok pria tampan yang baru bukan? Selamat!" seru Rara diiringi dengan tepukan tangan ringannya.

"Hehehe iya... Tapi, temanku bilang, mereka ini nyata. Dia bilang, aku akan sangat beruntung jika bertemu dengannya."

"Ah, masa sih? Fantasi ya fantasi. Mana bisa ditemukan di dunia nyata." Komen Rara santai

"Kalau pun ada, mungkin sudah lama kita hidup di zaman penuh sihir. Atau mungkin, di dunia kita bakal ada sejarah di mana manusia dan makhluk aneh pernah berperang. Dasar Chloe! Kamu gak berubah ya!" Lanjutnya setelah itu menyeruput lemon ice-nya yang sejuk.

"Aaaa... Rara! Aku berharap mereka bakal muncul di dunia nyata. Aku... Aku juga pengen jadi novelis. Aku ingin menulis novel bergenre fantasi yang murni fantasi. Maksudku..." Ucapan Chloe menggantung dan dijawab cepat oleh Rara yang tampaknya sudah tahu jawabannya.

"Kamu mengalami fantasi itu sendiri, kan?"

Chloe mengangguk cepat.

"Memang terdengar mustahil, sih. Tapi, ya sudah... Anggap aja seakan dirimu itu terjun ke dunia fantasi. Ah, bukan. Anggap aja dunia ini fantasi dan makhluk-makhluk di sekitarmu adalah elf, werewolf dan apapunlah! Termasuk masalahmu di dunia nyata.

"Misalnya... Kamu gagal mendapatkan nilai seratus dan kamu akan menghadapi amarah orangtuamu. Anggap aja nilai jelek itu sebagai temanmu yang terluka dan amarah orangtuamu adalah musuhmu. Kesabaranmu adalah dirimu yang saat itu menghadapi monster.

"Kau tahu? Kita cuma perlu berimajinasi seliar mungkin dan membuat pembacamu tenggelam ke dalam ceritamu. Dengan begitu, Fantasinya akan terasa murni." Nasehat Rara yang diakhiri dengan senyuman.

Chloe sebagai lawan bicaranya terpukau kagum dengan kehebatan Rara dalam menyusun kalimat dan memberinya saran. Dia memang terbaik dalam apapun.

"Oh, ya! Kemarin, aku menemukan buku di bawah kolong membacaku. Miris kali. Nggak ada satupun yang menyadari keberadaannya. Untung ada Chloe." Jelas Chloe dengan gaya bicara yang melibatkam dirinya seolah pahlawan dari buku tersebut.

"Kita dapat poinnya! Buku itu kamu anggap sebagai pacarmu yang terkurung di dalam penjara. Kamu adalah pahlawan yang nekat menghadapi resiko apapun demi menyelamatkan buku tersebut!" Celetuk Rara cepat.

"Mana bukunya? Aku penasaran seperti apa rupa buku itu?"

Dengan senang hati, Chloe segera mengeluarkannya dan menyodorkannya langsung di depan gadis berambut coklat panjang itu.

Tangan Rara meraih dengan ringan buku tebal tersebut. Ia tampaknya berusaha untuk berbaur dengan penampilan buku tersebut.

"Cover yang simple... Isinya... Tebal banget. Memangnya kamu sanggup baca sebanyak ini?"

"Aku sanggup selama pria yang kusukai itu tertera namanya di setiap halaman." Seru Chloe sambil melipat kedua tangannya.

Rara yang mendengarnya, otomatis meledak ketawanya.

"Mirip banget kita! Yang penting ada orang yang kita sukai di dalam cerita itu."

"Hehehe iya. Sudahlah! Baca aja tuh, buku! Gak bakal nyesel pun bacanya. Ceritanya menarik. Dan yang lebih penting, buku ini mengajarkanku bagaimana agar aku bisa halu dengan sehat." gurau Chloe yang disusul gelak tawanya ala mak lampir.

"Dasar... Sahabatku memang gak pernah berubah ya!"

"Iya kan? Tapi setidaknya, masih sama seperti yang dulu."

Rara tersenyum simpul. Setelah itu kembali meneguk lemon ice-nya.

"Bagaimana hari-harimu dengan Aoi. Sejak SMA, kita semakin jarang bertemu. Kampus kita juga beda..."

Chloe menghela nafas berat. Terlepas dari kehidupannya bersama Aoi, Chloe sejujurnya sangat merindukan Rara meskipun dia memiliki rasa malas ketika diajak ketemuan dengan Rara.

Rara adalah sahabat terbaiknya di SMP. Tidak pernah tergantikan oleh yang lain. Walau ia sudah memiliki Aoi yang sangat setia, ia juga memilili Rara yang bisa menyembuhkan lukanya dan memberinya sejuta lawakan meski Chloe tidak terlalu membutuhkannya.

Sayang sekali, pilihan membuat mereka harus terpisah. Chloe memilih kuliah dan menetap di Chicago. Sementara, Rara memilih di Oxford.

"Jujur saja... Aku merasa agak menyesal dengan pilihanku dan juga takdir ini. Kita jadi nggak bisa..."

"Jangan bicara seperti itu. Lagi pula, kalau kau memilih untuk ikut denganku, kau nggak akan bisa bertemu dan bersahabat dengan Aoi. Kalau dilihat-lihat, dia pria yang baik dan perhatian. Seharusnya kau merasa bersyukur dengan kehadiran pria itu."

Rara cepat-cepat menyela perkataan Chloe yang menurutnya tidak baik untuk diucapkan gadis itu.

"Aku juga menyesal dengan pilihanku. Yah, sebenarnya nggak juga karena aku masih memiliki sahabat kita yang lain."

"Aku tau. Mereka beruntung bisa sekampus denganmu." Ujar Chloe dengan nada bicara yang terdengar seperti berbisik.

"Apa tadi? Sorry nggak dengar."

"Ah, bukan apa-apa..."

Chloe mengalihkan perhatian Rara dan memilih untuk mengganti topik pembicaraan mereka menjadi lebih berwarna.

Walaupun rasanya agak menyebalkan jika masa lalu itu terus terbayang di benaknya, Akan tetapi, bukan saat yang tepat untuk menumpahkanya di saat seperti ini. Terutama sedang mengadakan ketemuan dengan sahabat lama.

Jangan pernah pokoknya.

~

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Black aura..

2022-10-14

1

Lee sakura

Lee sakura

mencoba berhalu ria dengan cerita mu thor 🥰🥰

2021-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 {Buku}
2 Chapter 02
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25 { First Meet }
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38 { Graffiare }
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41 (Kapal part1)
42 Chapter 42 (Kapal part2)
43 Chapter 43 (Kapal Part 3)
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
67 Chapter 67 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
68 Chapter 68 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
69 Chapter 69
70 Chapter 70 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu)
71 Chapter 71 (Sebuah Rencana)
72 Chapter 72 (sembilan jam yang lalu [end])
73 Chapter 73
74 Chapter 74 {cerita menjelang tidur}
75 Chapter 75 {Waktunya Tidur}
76 Chapter 76 {Ketemu Lagi}
77 Chapter 77 {Cemburu}
78 Chapter 78 { diskusi }
79 Chapter 79 { Lupa }
80 Chapter 80 {Sepele}
81 Chapter 81 {Season 1: End}
82 Chapter 82 { Season 2 }
83 Chapter 83 { Season 2 }
84 Chapter 84 { Season 2 }
85 Chapter 85 { season 2 }
86 Chapter 86 { Season 2 }
87 Chapter 87 {Season 2}
88 Chapter 88 {Season 2} Gantian
89 Chapter 89 { Season 2 }
90 Chapter 90 { Season 2 }
91 Chapter 91 {Season 2: Megawave}
92 Chapter 92 { Season 2: Perjalanan Panjang }
93 Chapter 93 {Season 2: Pencar}
94 Chapter 94 {Season 2: Aoi}
95 Chapter 95 {Season 2: Dendam}
96 Chapter 96 {Season 2:( Hal Baru}
97 Chapter 97 {Season 2:( Dahlah...}
98 Chapter 98 { Season 2:( Kesempatan }
99 Chapter 99 { Season 2: Amukan Asoka}
100 Chapter 100 {Season 2: HAPUS!}
101 Chapter 101 {Season 2: kebenaran}
102 Chapter 102 {Season 2: Datang lagi}
103 Chapter 103 {Season 2: Aura vs Alter}
104 Chapter 104 {Season 2: Aura vs Alter (END)}
105 Chapter 105 {Season 2: Aura vs Ayano (part: 1)}
106 Chapter 106 {Season 2: Kerja Sama}
107 Chapter 107 {Season 2: Selesai Akhirnya}
108 Chapter 108 {Season 2: Mimpi Chloe}
109 Chapter 109 {Season 2: Di Perpustakaan}
110 Chapter 110 {Season 2: Masalah Baru}
111 Chapter 111 {Season 2: Dia Datang Lagi}
112 Chapter 112 {Season 2: Aurora}
113 Chapter 113 {Season 2: Let's Go!}
114 Chapter 114 {Season 2: Aura vs Aurora}
115 Chapter 115 {Season 2: Bukan Dirinya Yang Dulu}
116 Chapter 116 {Season 2: Chloe dan Aoi}
117 Chapter 117 {Season 2: Musuh yang Lain}
118 Chapter 118 {Season 2: Setuju}
119 Chapter 119 {Season 2: Ketemu}
120 Chapter 120 {Season 2: Ytber}
121 Chapter 121 {Season 2: Manusia Setengah Aura}
122 Chapter 122 {Season 2: Konflik}
123 Chapter 123 {Season 2: Cerita Okka}
124 Chapter 124 {Season 2: Di Rumah Sakit}
125 Chapter 125 {Season 2: Melawan Kenzo}
126 Chapter 126 {Season 2: Melawan Kenzo (END)}
127 Chapter 127 {Season 2: Bukan Dia}
128 Chapter 128 {Season 2: Momen Mereka}
129 Chapter 129 {Season 2: Carmine}
130 Chapter 130 {Season 2: Kebenaran/Rahasia}
131 Chapter 131 {Season 2: Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
132 Chapter 132 {Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan (Part 2)}
133 Chapter 133 {Season 2: Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
134 Chapter 134 {Season 2: Jean}
135 Chapter 135 {Season 2: Dua Sisi}
136 Chapter 136 {Season 2: Rencana Jean}
137 Chapter 137 {Season 2: Stressed}
138 Chapter 138 {Season 2: Chloe dan Carmine}
139 Chapter 139 {Season 2: Bukan Akhir Dari Pertarungan}
140 Chapter 140 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
141 Chapter 141 {Season 2: Rencana Chloe Dan Black Aura}
142 Chapter 142 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
143 Chapter 143 {Season 2: Berbeda Dari Rencana}
144 Chapter 144 {Season 2: Midnight’s Problem}
145 Chapter 145 {Season 2: Baru Ingat}
146 Chapter 146 {Season 2: Manusia dan Carnater}
147 Chapter 147 {Season 2: Masalah Baru?}
148 Chapter 148 {Season 2: Masalah Baru (Part 2)}
149 Chapter 149 {Season 2: Bimbang}
150 Chapter 150 {Season 2: Bersatu Kembali}
151 Chapter 151 {Season 2: Bersatu Lagi}
152 Chapter 152 {Season 2: Kerja Sama}
153 Chapter 153 {Season 2: Air dan Kristal}
154 Chapter 154 {Season 2: Api dan Matahari}
155 Chapter 155 {Season 2: Jangan Abaikan Aku}
156 Chapter 156 {Season 2: Debat}
157 Chpter 157 {Season 2: Merah}
158 Chapter 158 {Season 2: Pelakunya}
159 Chapter 160 {Season 2: Violet}
160 Chapter 160 {Season 2: Tidak Kelar}
161 Chapter 161: {Season 2: Aura vs Aura}
162 Chapter 162 {Season 2: Aura dan Chloe vs Aura}
163 Chapter 163 {Season 2: Immortal}
164 Chapter 164 {Season 2: Dendam}
165 Chapter 166 [season 2: semangat Chloe]
166 Chapter 167 {Season 2: Nggak Salah}
167 Chapter 168 {Season 2: Liburan}
168 Chapter 169 {Season 2: Rencana Aura}
169 Chapter 170 {Season 2: Curiga}
170 Chapter 171 {Season 2: Surat}
171 Chapter 172 {Season 2 Mungkin Rencana Selanjutnya}
172 Chapter 173 {Season 2: Karena Kita Teman}
173 Chapter 174 {Season 2: Tak Sendirian Lagi}
174 Chapter 175 {Season 2: Curhat}
175 Chapter 176 {Season 2: Resiko}
176 Chapter 177 {Season 2: Naive}
177 ~Pengumuman Author~
178 Chapter 178 {Season 2: Ilusi}
179 Chapter 179 {Season 2: Makan Malam}
180 Chapter 180 {Season 2: Cerita Mereka}
181 Chapter 181 {Season 2: Sebelum Semuanya Hancur}
182 Chapter 182 {Season 2: Bioskop}
183 Chapter 183 {Season 2: Familiar}
184 Chapter 184 {Season 2: Saudara Tiri}
185 Chapter 185 {Season 2: Curahan Hati}
186 Chapter 186 {Season 2: Hantu}
187 Chapter 187 {Season 2: Black Aura vs Huke}
188 Chapter 188 {Season 2: Tiga Lawan Tiga}
189 Chapter 189 {Season 2: Dia Lagi}
190 Chapter 190 {Season 2: Keputusan}
191 Chapter 191 {Season 2: Kemampuan Huke}
192 Chapter 192 {Season 2: Jebakan}
193 Chapter 193 {Season 2: Mimpi?}
194 Chapter 194 {Season 2: Ternyata Bukan Mimpi}
195 Chapter 195 {Season 2: Perpisahan}
196 Chapter 196 {Season 2: Cerita Tambahan}
197 Chapter 197 {Season 2: Bahagia}
198 Chapter 198 {Season 2: Serasa Milik Mereka}
199 Episode 199 {End of Season 2}
200 Chapter 200 {Season 3: Patah}
201 Chapter 201 {Season 3: Awalan}
202 Pengumuman
203 Chapter 202 {Season 3: Dibalik jendela}
204 Chapter 203 {Season 3: Mimpi Fantasi Si Pengurung Diri dan Pria Dibalik Jendela}
205 Chapter 204
206 Chapter 205 {Season 3: Traveler Malam}
207 Chapter 206 {Season 3: Keajaiban Untuk Gadis Traveler}
208 Chapter 207 {Season 3: Apartemen}
209 Chapter 208 {Season 3: Hilang}
210 Chapter 209 {Season 3: Yira}
211 Chapter 210 {Season 3: Gedung Kantor}
212 Chapter 211 {Season 3: Mind Mapping}
213 Chapter 212 {Season 3: Ghost Wave}
214 Chapter 213 {Season 3:Bosan}
215 Chapter 214 {Season 3: Pecahan}
216 Chapter 215 {Season 3: Mimpi Yira}
217 Chapter 216
218 Chapter 217
219 Chapter 218
220 Chapter 219
221 Chapter 220
222 Chapter 221
223 Chapter 222
224 Chapter 223
225 Chapter 224
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Chapter 01 {Buku}
2
Chapter 02
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25 { First Meet }
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38 { Graffiare }
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41 (Kapal part1)
42
Chapter 42 (Kapal part2)
43
Chapter 43 (Kapal Part 3)
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
67
Chapter 67 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
68
Chapter 68 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu )
69
Chapter 69
70
Chapter 70 (Minggu Sembilan Jam yang Lalu)
71
Chapter 71 (Sebuah Rencana)
72
Chapter 72 (sembilan jam yang lalu [end])
73
Chapter 73
74
Chapter 74 {cerita menjelang tidur}
75
Chapter 75 {Waktunya Tidur}
76
Chapter 76 {Ketemu Lagi}
77
Chapter 77 {Cemburu}
78
Chapter 78 { diskusi }
79
Chapter 79 { Lupa }
80
Chapter 80 {Sepele}
81
Chapter 81 {Season 1: End}
82
Chapter 82 { Season 2 }
83
Chapter 83 { Season 2 }
84
Chapter 84 { Season 2 }
85
Chapter 85 { season 2 }
86
Chapter 86 { Season 2 }
87
Chapter 87 {Season 2}
88
Chapter 88 {Season 2} Gantian
89
Chapter 89 { Season 2 }
90
Chapter 90 { Season 2 }
91
Chapter 91 {Season 2: Megawave}
92
Chapter 92 { Season 2: Perjalanan Panjang }
93
Chapter 93 {Season 2: Pencar}
94
Chapter 94 {Season 2: Aoi}
95
Chapter 95 {Season 2: Dendam}
96
Chapter 96 {Season 2:( Hal Baru}
97
Chapter 97 {Season 2:( Dahlah...}
98
Chapter 98 { Season 2:( Kesempatan }
99
Chapter 99 { Season 2: Amukan Asoka}
100
Chapter 100 {Season 2: HAPUS!}
101
Chapter 101 {Season 2: kebenaran}
102
Chapter 102 {Season 2: Datang lagi}
103
Chapter 103 {Season 2: Aura vs Alter}
104
Chapter 104 {Season 2: Aura vs Alter (END)}
105
Chapter 105 {Season 2: Aura vs Ayano (part: 1)}
106
Chapter 106 {Season 2: Kerja Sama}
107
Chapter 107 {Season 2: Selesai Akhirnya}
108
Chapter 108 {Season 2: Mimpi Chloe}
109
Chapter 109 {Season 2: Di Perpustakaan}
110
Chapter 110 {Season 2: Masalah Baru}
111
Chapter 111 {Season 2: Dia Datang Lagi}
112
Chapter 112 {Season 2: Aurora}
113
Chapter 113 {Season 2: Let's Go!}
114
Chapter 114 {Season 2: Aura vs Aurora}
115
Chapter 115 {Season 2: Bukan Dirinya Yang Dulu}
116
Chapter 116 {Season 2: Chloe dan Aoi}
117
Chapter 117 {Season 2: Musuh yang Lain}
118
Chapter 118 {Season 2: Setuju}
119
Chapter 119 {Season 2: Ketemu}
120
Chapter 120 {Season 2: Ytber}
121
Chapter 121 {Season 2: Manusia Setengah Aura}
122
Chapter 122 {Season 2: Konflik}
123
Chapter 123 {Season 2: Cerita Okka}
124
Chapter 124 {Season 2: Di Rumah Sakit}
125
Chapter 125 {Season 2: Melawan Kenzo}
126
Chapter 126 {Season 2: Melawan Kenzo (END)}
127
Chapter 127 {Season 2: Bukan Dia}
128
Chapter 128 {Season 2: Momen Mereka}
129
Chapter 129 {Season 2: Carmine}
130
Chapter 130 {Season 2: Kebenaran/Rahasia}
131
Chapter 131 {Season 2: Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
132
Chapter 132 {Misi Mencari Bahan Ritual dan Ethan (Part 2)}
133
Chapter 133 {Season 2: Mencari Bahan Ritual dan Ethan}
134
Chapter 134 {Season 2: Jean}
135
Chapter 135 {Season 2: Dua Sisi}
136
Chapter 136 {Season 2: Rencana Jean}
137
Chapter 137 {Season 2: Stressed}
138
Chapter 138 {Season 2: Chloe dan Carmine}
139
Chapter 139 {Season 2: Bukan Akhir Dari Pertarungan}
140
Chapter 140 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
141
Chapter 141 {Season 2: Rencana Chloe Dan Black Aura}
142
Chapter 142 {Season 2: Rencana Chloe dan Black Aura}
143
Chapter 143 {Season 2: Berbeda Dari Rencana}
144
Chapter 144 {Season 2: Midnight’s Problem}
145
Chapter 145 {Season 2: Baru Ingat}
146
Chapter 146 {Season 2: Manusia dan Carnater}
147
Chapter 147 {Season 2: Masalah Baru?}
148
Chapter 148 {Season 2: Masalah Baru (Part 2)}
149
Chapter 149 {Season 2: Bimbang}
150
Chapter 150 {Season 2: Bersatu Kembali}
151
Chapter 151 {Season 2: Bersatu Lagi}
152
Chapter 152 {Season 2: Kerja Sama}
153
Chapter 153 {Season 2: Air dan Kristal}
154
Chapter 154 {Season 2: Api dan Matahari}
155
Chapter 155 {Season 2: Jangan Abaikan Aku}
156
Chapter 156 {Season 2: Debat}
157
Chpter 157 {Season 2: Merah}
158
Chapter 158 {Season 2: Pelakunya}
159
Chapter 160 {Season 2: Violet}
160
Chapter 160 {Season 2: Tidak Kelar}
161
Chapter 161: {Season 2: Aura vs Aura}
162
Chapter 162 {Season 2: Aura dan Chloe vs Aura}
163
Chapter 163 {Season 2: Immortal}
164
Chapter 164 {Season 2: Dendam}
165
Chapter 166 [season 2: semangat Chloe]
166
Chapter 167 {Season 2: Nggak Salah}
167
Chapter 168 {Season 2: Liburan}
168
Chapter 169 {Season 2: Rencana Aura}
169
Chapter 170 {Season 2: Curiga}
170
Chapter 171 {Season 2: Surat}
171
Chapter 172 {Season 2 Mungkin Rencana Selanjutnya}
172
Chapter 173 {Season 2: Karena Kita Teman}
173
Chapter 174 {Season 2: Tak Sendirian Lagi}
174
Chapter 175 {Season 2: Curhat}
175
Chapter 176 {Season 2: Resiko}
176
Chapter 177 {Season 2: Naive}
177
~Pengumuman Author~
178
Chapter 178 {Season 2: Ilusi}
179
Chapter 179 {Season 2: Makan Malam}
180
Chapter 180 {Season 2: Cerita Mereka}
181
Chapter 181 {Season 2: Sebelum Semuanya Hancur}
182
Chapter 182 {Season 2: Bioskop}
183
Chapter 183 {Season 2: Familiar}
184
Chapter 184 {Season 2: Saudara Tiri}
185
Chapter 185 {Season 2: Curahan Hati}
186
Chapter 186 {Season 2: Hantu}
187
Chapter 187 {Season 2: Black Aura vs Huke}
188
Chapter 188 {Season 2: Tiga Lawan Tiga}
189
Chapter 189 {Season 2: Dia Lagi}
190
Chapter 190 {Season 2: Keputusan}
191
Chapter 191 {Season 2: Kemampuan Huke}
192
Chapter 192 {Season 2: Jebakan}
193
Chapter 193 {Season 2: Mimpi?}
194
Chapter 194 {Season 2: Ternyata Bukan Mimpi}
195
Chapter 195 {Season 2: Perpisahan}
196
Chapter 196 {Season 2: Cerita Tambahan}
197
Chapter 197 {Season 2: Bahagia}
198
Chapter 198 {Season 2: Serasa Milik Mereka}
199
Episode 199 {End of Season 2}
200
Chapter 200 {Season 3: Patah}
201
Chapter 201 {Season 3: Awalan}
202
Pengumuman
203
Chapter 202 {Season 3: Dibalik jendela}
204
Chapter 203 {Season 3: Mimpi Fantasi Si Pengurung Diri dan Pria Dibalik Jendela}
205
Chapter 204
206
Chapter 205 {Season 3: Traveler Malam}
207
Chapter 206 {Season 3: Keajaiban Untuk Gadis Traveler}
208
Chapter 207 {Season 3: Apartemen}
209
Chapter 208 {Season 3: Hilang}
210
Chapter 209 {Season 3: Yira}
211
Chapter 210 {Season 3: Gedung Kantor}
212
Chapter 211 {Season 3: Mind Mapping}
213
Chapter 212 {Season 3: Ghost Wave}
214
Chapter 213 {Season 3:Bosan}
215
Chapter 214 {Season 3: Pecahan}
216
Chapter 215 {Season 3: Mimpi Yira}
217
Chapter 216
218
Chapter 217
219
Chapter 218
220
Chapter 219
221
Chapter 220
222
Chapter 221
223
Chapter 222
224
Chapter 223
225
Chapter 224

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!