Sementara itu, tidak jauh dari pintu gerbang masuk ke Perumahan Elite di mana Keluarga Martadinata tinggal. Di pinggir jalan nya yang banyak berderet Pohon Akasia sebagai peneduh kawasan Elite itu. Di salah satu Pohon Akasia yang tumbuh paling rindnag, di mana di situ terdapat penjual bakso dan es teler dengan 2 gerobaknya.
Di antar para pembelinya yang sedang duduk di bangku-bangku plastik dan meja kayu sederhana yang di letakkan berjajar di bawah pohon sambil menikmati bakso dan es teller nya, tampak pula di situ Kirana yang duduk di bangku paling pojok.
Di atas meja Kirana menumpuk 3 mangkok bekas bakso yang telah ia habiskan, 2 gelas bekas es teh yang telah kosong. Dan ia masih asik menyantap 1 mangkok bakso lagi dengan es teh yang masih dia minum separuh.
Ia makan dengan begitu lahap sambil sesekali menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya karena kepedasan.
Keasikannya makan terusik ketika ponsel di saku celananya bergetar. Di masukkan bakso terakhir ke mulutnya, mengunyahnya cepat dan segera meminum es teh nya yang tinggal separuh sampai habis dan hanya meninggalkan es batu nya saja.
Di usap keningnya yang berkeringat, dengan mulutnya yang semakin memerah karena rasa pedas dari bakso yang masih ia kunyah, ia mengambil ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar.
Ia terlihat cuek dengan beberapa pengunjung lain yang memperhatikannya, mungkin mereka heran. Badan sekurus itu tapi bisa menghabiskan beberapa mangkok bakso sekaligus.
"...Aku di tukang bakso deket Gerbang Masuk Perumahan." Kirana berkata setelah mengeser layar pada ponselnya dan meletakkan benda pipih itu menempel di telingannya.
"Iya, cepetan yaa..? Udah panas nih.." Ia berkata lagi sambil mengipas-ngipaskan kertas menu yang di laminating ke arah nya.
Udara siang itu memang panas, tapi tidak menyurutkan niat orang-orang untuk datang dan menikmati bakso kuah dan es teler di tempat Kirana sedang makan.
Mungkin karena lokasinya di bawah Pohon rindang jadi terasa teduh, dan harga nya yang murah namun dengan rasa bakso dan es teler yang enak, membuat tempat itu begitu ramai.
Terbukti dengan bangku-bangku plastik yang terisi penuh dengan pengunjung yang rata-rata dari kalangan menengah kebawah.
Kirana memasukan ponselnya, dan segera berjalan keluar dari warung bakso dan es teler setelah sebelumya ia membayar apa yang ia makan tadi, saat di lihatnya dari kejauhan, berjalan seorang gadis seusia nya dengan rambut pendek yang di cat pirang mengenakan celana pendek sepaha dan kaos warna ungu tampak sedang mencari-cari seseorang.
"Shopie !" Kirana melompat dan melingkarkan lengannya pada leher Gadis itu, yang langsung membuatnya berjingkrak kaget.
"Eeeh...gila yaa !" Gadis berambut pendek yang di cat pirang itu langsung ngamuk.
Kirana tertawa terbahak-bahak.
"Iiih...masih ada sawi nya tuh di gigi." Raut wajah Shopie terlihat jijik.
"Eh, mana...??" Spontan Kirana membersihkan gigi nya dengan telunjuk tangannya.
"Iiiuuuhh..." Shopie pasang wajah mau muntah. "Bener-bener yaa kau ini..." Shopie mengeleng-ngelengkan kepalanya saat Kirana berhasil menemukan sisa sawi hijau dan mengelapnya begitu saja ke baju yang ia kenakan.
Melihat ekpresi teman dekatnya, Kirana tertawa ngakak. "Mana mobil mu...??" tanyanya setelah berhenti tertawa dan mereka berjalan beriringan di atas trotoar.
"Aku parkir di ujung sana." Shopie menunjuk lurus pada mobil warna pink dengan garis hitam yang terparkir di pinggir jalan tak jauh dari mereka berjalan.
"Kenapa jauh sekali...?Perutku penuh ini.." Kirana memelas sambil memegangi perutnya yang kenyang dengan 4 mangkok bakso dan 3 gelas es teh.
Siang hari itu matahari begitu terik, untung saja lingkungan Perumahan tempatnya tinggal banyak di tumbuhi Pohon Akasia yang menjadi peneduh. Tapi tetap saja udara siang itu tak nyaman untuk berjalan jauh.
"Salah siapa kau makan di pinggir jalan yang tempatnya tidak bisa buat parkir mobil ??" Shopie mendengus kesal.
"Lha gimana...tempat tadi yang paling dekat, aku nggak kuat kalau nahan lapar lama-lama." Ia berkata sambil tersenyum lebar.
Shopie geleng-geleng. "Bisa-bisa nya anak dari Konglomerat Marthadinata makan di pinggir jalan dan lihat penampilannya..." Shopie berkata sambil memijit-mijit keningnya.
"Apa..??" tanya Kirana dengan bibir mengerucut, ia seperti tahu arah pembicaraan sahabatnya itu.
"Nggak apa-apa, aku malas menasehati mu soal penampilan." ia melipat kedua tangannya di dada dengan wajah kesal.
"Kau menghinaku...?" Wajah Kirana berubah sebal. "Ini penampilan terbaik ku tahu !" ucapnya yang membuat Shopie menepuk wajahnya sendiri.
Berkali-kali Shopie berkata kepada Kirana untuk memperbaiki penampilannya agar lebih enak di pandang mata, tapi sahabat baiknya yang memang tidak peduli fashion, dan terlihat lebih nyaman dengan baju-baju kasual yang lebih pas di pakai laki-laki.
"Untung wajahnya cantik, coba enggak..." Shopie berkata dalam hati sambil menghela nafas panjang.
Tiba-tiba Kirana menarik lengannya dan mengikutinya bersembunyi di balik tanaman boksus yang tumbuh di sekitar situ.
"Ada apa..?" Shopie berkata perlahan, namun wajahnya menunjukkan keterkejutan karena tadi Kirana diam-diam menarik tangannya dan bersembunyi di balik tanaman yang di gunakan untuk pagar di samping trotoar tersebut.
Kirana tak menjawab, mata sipit nya yang berwarna cokelat terang awas melihat mobil Lexus LM 2020 warna white pearl crystal shine yang di ikuti 2 mobil City hitam di belakangnya.
"Mobil Daddy biar lewat dulu." ucap Kirana sambil menunjuk mobil mewah jenis MPV yang di ikuti 2 mobil jenis sedan warna hitam yang sudah melaju mulus ke arah jalan raya.
Kening Shopie berkerut. "Jangan-jangan hari ini Jon datang, dan kau di suruh jemput dia tapi nggak mau" tebak Shopie sambil melirik ke arah Gadis berkuncir di sebelahnya itu.
"Hehehee..." Kirana lagi-lagi nyengir.
Mereka keluat dari persembunyian setelah Kirana memastikan Daddy nya itu telah berangkat dan tidak ada satu pun bodyguard yang di suruh mencarinya.
"Kau ini bodoh atau memang mata mu ini rabun..??" Ucap Shopie kesal saat mereka sudah kembali berjalan di atas trotoar. "Di banding kan dirimu yang...ugh..." Shopie menutup mata, tak bisa berkata apa pun tentang penampilan Kirana yang menurutnya sangat berantakan. "Jon itu sempurna." Ia menekankan pada kata sempurna. "Aku tidak bisa membayangkan jika penggemarnya tahu, jika kau ini tunangan dari Superstar itu."
"Belum resmi kok !" Kirana menyangkal cepat. "Itu cuma omong kosong Opa dulu, Daddy belum menyetujuinya." Kening Kirana berkerut dengan bibir mengerucut, ia kesal kalau si singgung hal itu.
"Amit-amit kalau beneran menikah dengan si melambai itu." Kirana berkata dalam hati, wajahnya semakin cemberut.
"Setuju atau nggak, buktinya di tengah jadwalnya yang pasti padat, Jon selalu menyempatkan untuk datang ke sini tiap minggunya." Shopie berkata dengan nada tegas. Ia melirik ke arah sahabatnya. "Jepang-Indonesia lo...Dan itu tiap minggu." Ia menekankan pada kata tiap minggu supaya teman baik nya itu sadar.
Pipi Kirana mengelembung, bibirnya cemberut dengan kening yang berkerut.
"Aaahhh...sudah-sudah..!" Ia mengibas-ngibaskan kedua tangannya seperti orang yang sedang di serang sekumpulan lebah. " Kenapa jadi bahas si Melambai itu sih..??" Kirana marah.
Shopie tertawa sambil menutup mulutnya. Kapan lagi dia bisa melihat wajah kesal kawan baiknya yang slengean dan tidak peka itu.
"si Melambai menikah dengan si Tomboy !" Shopie tertawa.
"Iiihh...amit-amit !" Kirana mengeram dengan wajah kesal.
"Yang Laki hobi ke salon, yang wanitanya jarang mandi." Shopie tertawa terbahak-bahak.
"Enak saja, aku mandi tiap hari tahu !" Kirana tidak terima.
Mereka berjalan sambil bercanda, sampai tidak tahu saat melewati tikungan sebuah mobil sport warna grey melaju kencang dari arah berlawanan.
Kedua Gadis itu berteriak terkejut saat hampir saja mobil itu menabrak mereka, tapi untungnya pengendara mobil tersebut lebih dulu banting stir, yang mengakibatkan ban mobil nya berdencit di barengi suara gesekan body mobil dengan trotoar yang letaknya lebih tinggi dari jalan.
Dave mengerang sambil mengusap wajahnya penuh emosi saat menyadari mobil kesayangannya baru saja menabrak pembatas jalan, dan itu karena 2 orang yang bercanda tidak melihat tempat.
Ia segera turun dari mobil Lamborghini Huracan nya yang kini bagian bamper sampai pintu nya terdapat torehan panjang bekas gesekan dengan pembatas jalan.
Kirana menganga tak percaya kalau ia bertemu lagi dengan laki-laki yang beberpaa saat lalu hampir menabraknya, dan kini ia kembali dalam situasi yang sama seperti tadi. Hanya bedanya, kini Mobil Lelaki itu jadi rusak karena ulahnya.
"...Oh My..." Shopie menutup mulutnya degan kedua tangan nya saat melihat Dave berjalan ke arah mereka. " Gantengnya bikin meriang..." ia berguman sambil pura-pura menyeka keningnya yang sebenarnya tidak berkeringat.
Kirana tak enak saat melihat torehan panjang pada Mobil warna grey tersebut. Ia menelan ludah dengan susah payah saat melihat wajah Dave yang sudah mengelap.
Dave tak percaya jika lagi-lagi karena Gadis dengan penampilannya yang berantakannya ini lah yang kembali membuat nya hampir celaka. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kedua alis tebalnya yang saling bertaut.
Mood nya hari ini benar-benar sedang buruk, dan di tambah untuk kedua kali ia bertemu dengan Gadis yang nyaris mencelakai baik dirinya sendiri atau pun Gadis sial itu sendiri.
Kebetulan kedua kali yang menurut Dave hanya memperparah mood nya karena salah satu dari Mobil Kesayangannya kini rusak.
"...Ma, maaf...yang ini aku mengaku salah..." Kirana akhirnya bisa berkata setelah ia berhasil menenangkan jantungnya yang lagi-lagi berdebar tak karuan.
Mata cokelat terangnya menatap sosok tinggi dengan rambut lurus yang menutupi kening dan alis tebalnya yang berkerut dan memandagnya dengan wajah penuh emosi.
...----------------...
SHOPIE FREDELLA ASHRAF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nenk H
takut omongan Eva dulu tebukti... klo anaknya aNdres sm dg dirinya akan tergila" pd lki" yg ta mencintainya... smoga ga kjadian dech..
2021-11-29
0
Ayyu
kirana makan apa sih knp jd tomboy 🤔😂
2021-07-02
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
semangat kakak..sukses selalu
2021-06-17
0