Sania pulang dengan kaki lemas,sekeluarnya dari rumah besar itu entah kenapa dia malah memilih berjalan cukup jauh untuk keluar ke jalan besar.
Semangatnya langsung turun setelah mendapat penolakan tadi,entah kenapa firasatnya tidak enak melihat sang nyonya besar yang merengek seperti anak balita.
Kalau dia benar-benar diterima bekerja disana sudah pasti dirinyalah yang nanti pusing tujuh keliling menghadapi sifat sang nyonya.
"belom juga kerja udah ditolak ,padahal belom tau kerja gue kayak apaan"
Perutnya terasa melilit karena kelaparan,tadi dia tidak sempat sarapan karena takut terlambat sampai dirumah tujuannya.Sania mampir diwarung penjual bubur ayam dipinggir jalan.Ini baru jam 8 pagi,mungkin dia bisa mencari pekerjaan lain apapun itu.
Setelah perutnya terisi dia membuka aplikasi dan mencari lowongan pekerjaan.Siapa tau ada bos baik hati yang mau menerimanya.
Tapi kemudian dia mendapat telfon dari faisal,keningnya mengerut kenapa lelaki itu menghubunginya lagi?
"Halo.."
"....."
"Serius,Pak?Tapi kayaknya nyonya nggak mau saya rawat.Makanya tadi saya ngundurin diri"
"....."
"Ya sudah besok pagi saya kesana.Makasih"
tut
Antara takut dan senang sania akhirnya keluar dari warung kecil tadi dengan tersenyum.
Dia berencana mengemasi beberapa barang-barang berharganya dan menjual perabot rumah tangga kepada tetangga kontrakan karena tidak mungkin dia akan membawanya ke istana itu.
Sepuluh menit kemudian ponselnya berdering lagi,nama faisal tertera disana.
"Halo"
"...."
"Ke kantor?Buat apa,Pak?"
"...."
"Tolong kirim alamatnya,sekarang saya kesana"
"....."
"Iya,Pak"
Beberapa menit kemudian dia sudah menerima alamat kantor calon bosnya,entah apa yang ingin dibicarakan tapi sania yakin ini pasti mengenai ibunda permaisuri.Dia memesan ojek online agar bisa lebih cepat sampai karena didekatnya tidak ada pangkalan ojek.
Sesampainya didepan gedung,dia ragu lagi apakah akan masuk atau tidak.Rasa mindernya begitu tinggi apalagi kemarin sania dikatai kampungan oleh rio,kata-kata lelaki itu bagai doktrin yang menancap kuat di kepalanya.
Seorang satpam menghampiri karena melihat gelagat aneh darinya.
"Ada keperluan apa,Mbak?"
"Oh..saya disuruh kesini sama Pak Faisal"
"Apa Mbak sudah buat janji?"
"Tadi pak faisal yang telfon saya langsung ini ada bukti smsnya kalau Bapak tidak percaya"
Setelah satpam tadi memeriksa pesan yang ditunjukkan sania padanya,dia langsung tersenyum ramah dan mengantar sania sampai ke lantai dimana faisal bekerja.
Disepanjang jalan dan didalam lift sania memerhatikan orang-orang yang bekerja disana.Nampak tampan dan cantik dengan mengenakan baju-baju bagus.Membandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan rok selutut dan juga kemeja warna peach.Riasan diwajahnya entah nampak seperti apa sekarang.Kebanyakan wanita disana menggunakan heels cantik beraneka warna sementara dia hanya menggunakan sepatu kets warna putih andalannya.
"Silakan Mbak lurus aja,sebelah kanan ada Mbak Novi yang akan mengantar ke ruangan Pak Faisal"
"Makasih ya,Pak"Ucap sania lembut sambil tersenyum,dia merapikan baju dan rambutnya didepan kaca yang ada disampingnya baru melanjutkan langkah menemui orang yang bernama novi.
"Siang,Mbak.Saya sania mau bertemu dengan pak faisal"
Dibalik komputer ada seorang wanita cantik tersenyum ramah padanya.Untuk sesaat sania terpukau.
"Oh ...mari saya antar pak faisal sudah menunggu"
Wanita bernama novi tadi langsung bangkit dari duduknya dan mengantarnya menuju sebuah ruangan.
tok..tok
"Permisi,Pak.Mbak sania sudah datang"
"Suruh masuk,Nov"Ucap pria itu tanpa mengangkat wajah dari berkas yang sedang ditekuninya.
"Silakan duduk dulu"
"Baik"
10menit kemudian...
"Jadi tadi pagi kamu sudah kerumah?"Faisal melepas kacamata yang menggantung dihidungnya dan meletakkan dimeja.Fokus berbicara pada sania.
"Sudah,Pak"
"Terus kamu ditolak sama nyonya besar?"
Sania mengangguk malu.
"Ck..tenang aja,San.Beliau emang cerewet, sebelas dua belas sama anaknya"Faisal berbisik-bisik takut ada orang lain mendengar.Padahal jelas-jelas diruangan itu tidak ada siapa-siapa lagi selain mereka berdua.
Sania hanya diam saja mendengar perkataan faisal.
"Jam 9 bos baru dateng,jadi kamu bisa nunggu dulu disini.Kamu mau minum apa?"
"Air putih aja,Pak"
"Saya pesenin kamu jus biar lebih seger sebelum ngadepin Bos Jo"Ucap faisal sambil tersenyum.Dia lalu menghubungi seseorang melalui pesawat telfon dimejanya dan menyampaikan beberapa pesanan pada orang di ujung telfon sana.
"Makasih,Pak.Bapak baik banget"Sania tersenyum lebar,akhirnya dia menemukan orang baik dilingkungan yang baru.Perempuan bernama novi tadi juga sepertinya cukup baik,sayang dia tidak bekerja dikantor ini tapi di istana megah sang ibu suri beserta anaknya yang mulia raja sebagai abdi dalem alias ART.
"Eits...Jangan panggil saya bapak,faisal aja.Kamu tau kan kita kerja ama bos yang sama..Suatu saat kalo aku butuh bantuan kamu tolongin aku ya?"
"Oke,Mas"
"Yaudah kamu santai-santai dulu,saya mau lanjutin kerjanya"
"Iya...Emm ngomong-ngomong apa nyonya besar memang susah dihadapi ya,Mas?Aku takut bikin salah disana"
Tanya sania dengan mimik takut sekaligus cemas.
"Kamu udah liat sejauh apa?"Tanya faisal dengan tetap mengetikkan sesuatu di komputernya.
"Hmm..Tadi sih nyonya minta supaya mbak rtri yang tetep nemenin beliau gitu"
"Dulu waktu ratri masih baru juga nyonya nolak san,tapi lama-lama cocok juga"
"Ooh...gitu ya"Pesanan faisal sudah sampai.
Seorang OB masuk dengan membawa segelas capuccino dan juga satu cup jus strawberry.
"Nih diminum dulu,ntar kalau Si Bos udah dateng jadi kamu bisa fokus"
"Iya,Mas"
S**emoga nyonya besar bisa suka sama kerjaanku,aku bener-bener butuh pekerjaan ini.
Sania berdo'a dalam hati.
Berkali-kali dia menengok jam ditangannya karena gugup.
Sania ingin sekali bertanya kenapa dia bisa sampai dipanggil kesini oleh pak bos,tapi melihat faisal yang nampak sangat sibuk dengan pekerjaannya,dia mengurungkan niat.
Kasihan juga bila dia terus-terusan diganggu.
Dering telfon membuyarkan suasana hening disana.
"Halo...Oh iya,Bos...Sudah...Oke"
"San..Bos Jo udah ada dibawah.Kamu udah siap?"
Sania mengangguk saja walaupun sebenarnya dia tidak tau dia sudah siap atau belum menghadapi calon bosnya untuk kedua kalinya.
"Ayok kita tunggu didepan,senyum dong kamu harus optimis"
Mendengar ucapan faisal barusan sania akhirnya menampilkan senyum terbaiknya.
Mereka berdiri didepan ruangan berpintu coklat,seperti sedang menanti kedatangan raja.
"Pagi,Bos..."
Yang disapa hanya melirik tak minat.Jonathan datang dengan seorang lelaki yang bertugas membawakan tas miliknya.
"Kalian berdua ikut saya"
Jonathan sudah masuk diikuti oleh lelaki pembawa tas tadi serta faisal dan sania.Setelah duduk di kursi kebesarannya,jonathan sudah bersiap mengeluarkan titah.
"Makasih ya,Pak Diman"
Orang yang dipanggil pamit sambil mengangguk dalam.
"Oke..Jadi begini sania saya mau buat perjanjian sama kamu karena mama saya tadi sudah bersedia buat diurus kamu.Tapi kamu harus mau bekerja keras dan bisa menyenangkan mama saya"
"Iya,Pak"
"Kamu duduk dulu,kita perlu bahas banyak hal penting karena ini soal mama saya"
"Saya berdiri saja,Pak"
"San..jangan bantah saya"
"Tapi saya takut sofanya kotor,Pak.biar saya duduk di karpet saja gak pa-pa kok ...."
"DUDUK"
sania segera duduk diatas karpet setelah mendengar perintah tegas dari jonathan.
faisal yang melihatnya ternganga,bagaimana bisa ada wanita sepolos ini ?
"KAMU LIATIN APA?!Kamu dibayar bukan buat nonton.catet semua yang saya bilang"
Bentak Si Bos pada faisal membuat sania terkaget-kaget.
"Siap,Bos"
"Disofa,Sania.Jangan bikin saya marah"
Suaranya rendah,tapi malah justru membuat sania merinding.
"I..Iya pak"
BERSAMBUNG
################################
tinggalin jejak gaess...biar aku tambah semangat nulisnya 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
aning yuniati
Tenang,sania semua berjln lncr
2022-09-20
0
Putri Anatasya
nyimak dikit
2021-02-20
0
NoRind
next
2020-08-07
0