Bab.02
Orang tua mana yang tega melihat anaknya dalam keadaan terancam. Ayah Mey Ling sangat gelisah.
Perasaannya sekarang tidak enak,
seperti akan ada sesuatu yang tidak di mengerti.
"Ayah, kalau memang keselamatan Kita terancam lebih baik Kita mengungsi dulu," sahut Mey Ling ketakutan.
"Tapi Kita tidak bisa secepat itu mengungsi, karena penjagaan mulai ketat di ujung Desa. Kaisar sudah melarang Rakyat pergi mengungsi," Kata Ibu Mey Ling menatap suaminya.
"Mengapa Kita di larang mengungsi Ibu," Fang An yang dari tadi sebagai pendengar ikut menimpali. Dia adalah Kakak May Ling yang sekarang berumur 15 tahun.
"Karena banyak Desa yang kosong di tinggal oleh penghuninya dan di khawatirkan Rakyat yang pergi mengungsi menyatu dengan pemberontak," Jelas Ayahnya khawatir.
"Kecuali Kita mengatakan bahwa Kita akan mencari harta karun untuk Kaisar," kata Istrinya memberi solusi.
"Rakyat banyak yang eksodus, Aku baru sadar bahwa Kita terlambat berbenah. Seharusnya Kita dari dulu sudah pergi mengingat semua ini karena Mimpi dari Mey Ling, Aku takut Mey Ling di tangkap dan di ajak pergi untuk menunjukkan letak Goa itu," sahut Suaminya membuat Mereka terdiam. Perasaan takut mulai merambah ke Jiwa Mereka.
"Sekarang saja Kita berbenah Ibu, belum terlambat," kata Mey Ling menarik tangan Ibunya.
Baru saja Mereka beranjak dari tempat duduknya Beberapa Prajurit Kekaisaran telah datang, serta menendang pintu bambu Pondok Mereka.
"Siapa dari kalian yang bermimpi tentang harta karun," teriak seorang
Peria setengah abad yang tidak lain adalah Jenderal Jing dengan
Suara nyaring.
"Tidak ada Tuan, Kami Rakyat biasa Tuan yang tidak mengerti apa-apa,"
sahut Ayah Mey Ling ketakutan.
"Jangan Kamu menipu Kami," bentak seorang Prajurit bintang satu menendang Ayahnya Mey Ling hingga tersungkur.
"Aku yang bermimpi kalian mau apa, jangan menyiksa orang tuaku," sahut Mey Ling tiba-tiba serta mendekati Jenderal Jing.
"Hahaha...sungguh berani Kamu bocah, apabila mimpimu bohong nyawamu menjadi tebusannya," kata Jenderal Jing memandang
Mey Ling dan memerintahkan seorang Prajurit menangkap Mey Ling serta mengikat di Kudanya
"Mey Ling....Anakku...hiks..hiks..
hiks, Tuan tolong bebaskan Anak Kami," kata Ibu Mey Ling sambil menangis. Ibu May Ling lari mengejar anaknya.
"Ibu tolong Aku....," teriak Mey Ling sambil menangis dan melambaikan tangannya. Ayah dan Ibu serta Kakaknya mengejar Mey Ling dengan cepat. Tapi seorang Prajurit malah membantai Mereka.
Kuda itu terus berlari dan berlari sepanjang jalan. Mey Ling terus menangis sampai air matanya kering. Siang berubah menjadi Sore, lari Kuda tiba-tiba terhenti.
Di sebuah hamparan Rumput yang sudah mengering Mereka beristirahat. Seorang Prajurit membuka ikatan dan menurunkan Tubuh Mey Ling dari pelana Kuda.
"Turun Kau bocah," bentak Prajurit pertama.
Mey Ling terhuyung ketika berdiri, Dia mengusap bekas air matanya dengan ujung lengan Bajunya. Ada sekitar 20 Prajurit ke
Kaisaran kini duduk beristirahat di bawah Pohon Mahoni. Mereka membuka perbekalan yang terdiri dari Dim Sum dan Roti daging.
Tentu makanan seorang Prajurit berkualitas. Mey Ling masih berdiri dan menahan lapar, Dia menelan ludahnya saat melirik Prajurit
yang memasukkan Roti daging ke mulutnya.
"Duduk Kau bocah," perintah Prajurit pertama menyuruh Mey Ling duduk. Dengan takut-takut Mey Ling duduk disamping Prajurit utama.
"Makanlah ini," kata Prajurit utama sambil menyodorkan sepotong Roti dan air putih.
"Nanti kalau ada Sungai Kita mengambil air untuk Minum. Kudanya juga kelihatan haus,"
Ujar Prajurit ketiga.
"Aih bocah, coba ceritakan mimpimu, supaya perjalanan ini tidak sia-sia," kata Jenderal Jing menoleh kepada Mey Ling.
"Jangan Bicara kalau mulutmu penuh makanan, habiskan makananmu kemudian baru bercerita," kata Prajurit pertama.
"Ya Tuan ," sahut Mey Ling mengelap mulutnya. Setelah merasa tenang Mey Ling baru berceritera tentang mimpinya. Semua Prajurit mendengarkan dengan seksama.
"Sepertinya goa itu ada di Lembah Dewa di lereng Gunung Sarlung," kata Jenderal Jing sambil jidatnya berkerut, seperti berpikir.
"Kalau Aku merasa itu di lembah Pujian disitu terletak sungai Yang Zi yang sangat jernih airnya," sahut Prajurit pertama.
"Kita berjalan saja terus, di sepanjang lembah banyak ada Goa pertapaan para Yogi. Mungkin di salah satu Goa ada harta karun,"
sahut Prajurit kedua menimpali.
Prajurit yang lain mengangguk tanda setuju. Mey Ling cuma bisa menunduk. Rambut panjangnya awut-awutan menutupi wajahnya. Tidak ada Prajurit yang mau memperhatikan kecantikan Mey Ling, mungkin karena May Ling berpakaian lusuh dan bau tanah. Maklumlah gadis kampung.
"Mari Kita melanjutkan perjalanan lagi, sebelum Matahari condong ke Barat. Kita berusaha berjalan beriringan, karena di Hutan Bambu sering ada perompak," kata Jenderal Jing naik ke Pelana Kuda.
Prajurit kedua mengikat semua perbekalan dan Mey Ling di Kuda Putih tersendiri. Kuda yang biasa mengangkut perbekalan.
Setelah semuanya selesai Mereka mulai lagi berjalan dengan beriringan. Hari mulai condong ke Barat ketika Mereka memasuki Hutan Bambu. Terdengar suara merdu dari batang bambu yang saling bersentuhan.
Tapi tiba-tiba lima orang bertopeng telah menghadang Mereka. Mey Ling sangat kaget, matanya yang tadi mengantuk mendadak melotot.
"Turunkan perbekalan kalian atau mati!," kata Manusia bertopeng yang berjubah hitam.
"Apa kalian tidak tahu berhadapan dengan siapa, apa kalian sudah bosan hidup," teriak Jenderal Jing marah.
"Kami sudah tahu siapa yang lewat, makanya Kami minta perbekalan di turunkan karena Kami Rakyat jelata yang kelaparan,: ucap manusia bertopeng lagi.
"Kalian tidak sopan kepada Abdi Kekaisaran. Orang yang melawan imbalannya mati," teriak Prajurit pertama marah sambil mencabut pedangnya.
Pertarungan tidak bisa dielakan lagi, terlihat sinar pedang menyilaukan mata ketika kena
pantulan sinar Matahari. Manusia
bertopeng itu menang nekad, padahal ilmunya tidak seberapa.
Ciiaaattt....
Trang...trenggg...tranggg....
Suara pedang sedang beradu.
Prajurit Kekaisaran terus berusaha
mendesak manusia bertopeng dengan Jurus-jurus handal.
"Terimalah seranganku ....," teriak
manusia bertopeng mengayunkan
pedangnya ke tangan Prajurit.
Tentu saja serangan itu gampang di patahkan karena Prajurit bertempur dari atas Kuda.
Hiiaaattt... wusshhh....
Prajurit dengan kekuatan tenaga dalam berusaha membalas serangan manusia bertopeng dengan ganas. Pedangnya meluncur dan merobek Jubah salah satu manusia bertopeng.
"Apa Kamu masih punya nyali untuk
mempertahankan diri," kata Prajurit pertama kembali menyerang.
"Kami pantang menyerah sebelum
tujuan tercapai," sahut manusia bertopeng hampir berbarengan.
Prajurit pertama kembali beradu pedang dengan kelima manusia
bertopeng. Sungguh permainan yang tidak sehimbang.
"Enyahlah Kalian dari sini...," teriak Prajurit kedua mengayunkan pedangnya.
Kini pertempuran semakin seru, Mey Ling yang melihat semua itu menjadi ngeri dan ketakutan. Tidak terasa badannya menjadi gemetar.
"Tuan berhentilah!!" teriak Mey Ling
dengan suara nyaring.
"Tenyata Kalian juga menculik Anak
kecil. Kalian adalah antek-antek Kaisar yang durjana," kata salah
satu manusia bertopeng sambil
mengejek.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
^__daena__^
kira2 yg bertopeng itu siapa ya
2022-07-04
3
MissGalau
mereka siapa y ad di balik topeng it, apakah bneran rakyat biasa atau orng2 suruhan sodara tiri kaisar??
2022-07-04
4
ժׁׅ݊ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊ꫀׁׅܻ݊݊ꪀꪱׁׁׁׅׅׅׅ꯱
buka dulu topengmu, buka dulu topengmu...hahaha saia nyanyi thor🤣🤣🤣🤣
2022-07-04
4