🌻🍓Happy Reading..!!! 🍓🌻
( Dari bab satu sampai bab sembilan, masih masa-masa remaja Reina menjelang dewasa ya!! Jadi belum ada konflik yang begitu menegangkan. Jangan bosen dulu ya readers!! Banyak sekali bab-bab selanjutnya yang akan menguras otak dan emosi jiwa. Pantengin terus yaa!! )
Di Rumah pukul lima pagi
Seperti biasa aku bangun pagi untuk melaksanakan kewajibanku. Meskipun badanku rasanya remuk redam, tetapi tetap ku paksakan.
Setelah itu aku mandi, dan membersihkan diri. Seperti itulah rutinitasku. Selesai mandi, aku pergi ke dapur untuk membantu ibu memasak, masakan ibu memang selalu menggugah selera, ingin rasanya aku segera melahapnya namun ibu melarangku.
Karena lantai masih kotor, belum tersentuh oleh sapu dan kain pel. Akhirnya aku bergegas untuk membersihkannya, karena sudah tidak sabar untuk makan masakan ibu.
“Huft. Capek!! Akhirnya selesai juga. Ibu !! Sudah boleh sarapan belum?” tanyaku pada ibu.
“Iya boleh, begitu dong. Kalau bersih gini kan makannya jadi lebih sedap sayang.” ucap Ibu.
Kemudian aku mengambil dua piring, lalu memberikan satu untuk ibu dan satu lagi untuk ku. Kita makan bersama secara lesehan dilantai, aku makan dengan sangat lahap, padahal cuma lauk tumis kangkung, ikan asin dan sambel terasi. Tetapi sambel terasi buatan ibu, rasanya memang sangat luar biasa , Nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan. Pikirku.
Selesai makan aku bergegas untuk mencuci piring. Sedangkan ibu berangkat bekerja, karena matahari sudah mulai menampak kan sinarnya.
Perutku masih sangat kenyang, niat awal sih selesai makan aku akan mencuci baju. Tetapi, aku tunda dulu karena perutku masih sangat kenyang. Akhirnya aku bersantai ria dulu, sambil membaca novel kesukaan ku.
Setelah setengah jam, aku memutuskan untuk mencuci baju. Selesai mencuci baju dan menjemurnya, aku pergi ke kamar untuk belajar. Aku tidak boleh terlalu bersantai-santai, karena ujianku semakin dekat, dan aku harus persiapkan semuanya dengan matang.
Hari ini hanya seperti itu kegiatan ku di rumah, membantu ibu, makan, belajar, dan tidur siang.
Drrtt ... Drrrttt … Drrrtt...
Suara ponsel berbunyi.
Posisi ku masih tiduran, tanganku menjangkau ponsel itu di atas meja samping ranjangku. Terpampang nama Naya disana.
“Assalamu'alaikum, ya Nay ada apa??” tanyaku.
“Wa'alaikum salam, Rein bisa temani aku tidak?” Suara Naya diseberang telepon.
“Kemana?” tanyaku singkat.
“Antar aku membeli buku dong!! Materi ku masih kurang ini buat ujian nanti. Aku jemput ya, lima belas menit lagi aku sampai. Kamu siap siap. Assalamu'alaikum.” ucap Naya.
Belum disetujui tapi sudah memaksa, seperti itulah Naya.
“Hem ya, wa'alaikum salam.” jawabku. sambungan telepon pun terputus.
Aku memang memiliki ponsel, walaupun tidak sebagus punya teman ku yang lain, yang penting bisa digunakan untuk sekedar bertukar kabar seperti kirim pesan dan telepon. Kontaknya pun tidak banyak, hanya orang orang terdekat dan sahabatku saja.
Ponsel ini pemberian majikan ibu yang sudah tak terpakai, majikan ibu memang baik padaku, seragam ku saja beliau yang membelikan. Karena beliau sebenarnya ingin memiliki anak perempuan, tapi beliau hanya punya satu putra namanya Rangga, dia pun kuliah di luar kota.
Selesai meletakkan ponsel kembali ke atas meja, aku beranjak dari kasur dan mengganti pakaianku. Lalu memoles wajahku dengan sentuhan make up natural. Style ku hari ini casual, hanya menggunakan celana jeans dan hoodie berwarna navy serta membawa tas punggung yang kecil tetapi juga tidak terlalu besar.
Setelah menunggu beberapa menit, Naya pun datang. Dia membawa mobil Honda Jazz berwarna merah. Aku mengunci pintu rumahku, lalu masuk ke dalam mobil Naya.
☀☀☀☀☀☀
Di Mobil
“Sudah lama menunggunya Rein?” tanya Naya sambil melajukan mobilnya.
“Em, lumayan. Sudah biasa juga sih, kamu kan memang suka telat gitu.” jawabku.
“Ah elah Reina , paling juga telat sepuluh menit doang hehe.” Naya menjawab sambil meringis.
“Kita mau ke toko mana?” tanyaku.
“Kita ke Alya Book Store aja. Tadi, aku sudah janjian sama Rian dan Niko juga. Kebetulan mereka juga mau cari buku. Jadi, kita janjian sekalian. Kamu tidak apa - apa kan ada Niko disana? Daripada kamu jadi obat nyamuknya aku sama Rian, kan mending di temani sama Niko.” Ucapnya santai tanpa dosa.
“Ya mending kamu sama Rian aja tadi tidak usah ajak aku !!” jawabku dengan wajah cemberut.
“Yah Reina kok marah sih. Tadi Rian mau ajak aku aja, tapi Niko ingin ikut. Dia tidak enak hati untuk menolaknya. Ya sudah aku ajak kamu saja kalau begitu.” jelas Naya.
“Oh jadi, aku cuma di jadikan ban serep aja nih.Oke fine!!” jawabku asal. Aku masih kesal dengan sikap Naya.
“Reina ih !! Kan kita bisa sekalian jalan-jalan. Sudah lama kan kita tidak keluar bareng. Maaf yaa? ” pinta Naya dengan wajah memelas merasa bersalah.
“Ya sudah iya aku maafkan, tapi lain kali aku tidak mau lagi kalau kaya gini.” jawabku memperingatkan.
“Siap boss!! Terimakasih Reina yang cantik.” jawab Naya dengan senyum tiga jarinya.
Kami masih terus mengobrol dan bercanda. Sampai akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Naya menghentikan mobilnya, lalu aku dan Naya keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko buku tersebut.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Toko Buku
Saat kita memasuki toko, aku melihat dua laki - laki tampan yang dari kejauhan terlihat sangat menawan dan lebih menonjol di antara pengunjung lainnya. Dia Rian dan Niko.
Rian adalah kekasih Naya, kita beda sekolah tetapi Rian bersahabat baik dengan Niko.
Rian bersekolah di sekolah elite dikota ini.
Niko dan Naya sebenarnya anak orang yang berada, namun dia lebih memilih sekolah di sekolah pinggiran seperti aku, entah apa alasannya aku juga tidak tahu.
“Hai Beb, Hai Niko !!” sapa Naya pada Rian dan Niko.
Dua laki-laki tampan itu menoleh dan tersenyum ke arah kami.
“Hai juga Baby. Kenapa kamu lama sekali.” Keluh Rian pada Naya.
“Maaf Baby. Tadi menunggu Reina itu lho, dandannya lama. Mau ketemu sama Niko.”
Jawab Naya asal sambil bergelayut manja di tangan Rian, dan sesekali melirik aku.
Membuat aku membelalak kaget dan memelototkan mataku,
“Naya apaan sih, selalu saja aku yang jadi tumbal.” jawabku kesal.
“Hehe bercanda Rein. Kamu sensitif banget hari ini, kaya singa kelaparan Roaarrrr!!!!”
Ucap naya sambil memajukan tangannya seperti mau menerkam.
“Nay, jangan begitu dong. Masa Reina kamu ejek terus. Kasian lho, kalau marah pulang nanti dia.” ucap Niko dengan senyum yang susah untuk diartikan.
Aku hanya diam, merasa sudah malas meladeni Naya yang seenaknya. Tapi memang seperti itu sifatnya, hanya saja aku yang sedang merasa sensitif hari ini, jadi bawaannya baper melulu.
“Ya sudah, yuk Rein kamu ikut aku. Biar mereka berdua senang karena tidak kita ganggu!!”
Ajak Niko dengan merangkul bahuku meninggalkan Naya dan Rian.
“Terimakasih lho Niko pengertiannya.” Ucap Naya dan Rian bersamaan.
Aku melihat - lihat buku dan sesekali aku membacanya. Aku mulai bosan dan mencari tempat duduk meninggalkan Niko, karena kakiku sudah terasa pegal. Niko masih sibuk mencari buku yang ingin dia beli, dia juga tidak sadar kalau sudah aku tinggalkan.
Aku sedang membaca sebuah komik dengan menunduk kan kepalaku, tiba-tiba Niko menghampiri ku.
“Ternyata kamu disini.” kata Niko.
Niko tiba-tiba datang mengagetkan ku yang sedang duduk sendirian.
“Em iya kak, kaki ku sudah pegal tadi, jadi aku duduk disini.” Jelasku pada Niko.
“Kamu capek, ya sudah kita pulang saja ya.”
Ajak Niko.
“Tidak usah kak, kita tunggu Naya dan Rian saja dulu.” balasku.
Aku menolaknya dengan halus.
“Tapi mereka masih lama sepertinya.” ucap Niko lagi.
“Tidak apa-apa kak, kak Niko kalau masih mau cari buku silahkan, Reina tunggu disini.” jawabku.
“Aku sudah selesai, ini bukunya!!” Jawab Niko sambil menunjukkan bukunya.
“Ya sudah kalau begitu kita tunggu mereka di sini aja.” ucapku, dan diberi anggukan oleh Niko.
Kami menunggu Rian dan Naya cukup lama.
Kami sibuk dengan buku kami masing-masing.
Aku sibuk dengan komik ku sedangkan Niko, dia sibuk dengan buku yang di belinya tadi.
Sampai akhirnya Niko membuka suara.
“Rein ada yang Ingin aku bicarakan sama kamu.” Ucap Niko dengan memegang jemari tanganku, posisinya berada di sampingku, dia duduk di kursi sebelahku.
“Ap - Apa kak?” tanyaku gugup. Aku merasa aneh dengan tatapan matanya.
“Aku kan sendiri, kamu juga. Kira-kira mungkin tidak kalau kita menjalin hubungan yang lebih dari teman?” tanya Niko.
Seketika pertanyaan Niko membuatku spontan melepaskan genggaman tangannya.
“Mak - Maksud kakak??” tanyaku.
Aku gugup ini pertama kalinya ada orang yang menyatakan perasaannya langsung di depanku, apalagi dia adalah orang yang aku kagumi selama ini.
“Kita pacaran, seperti Naya dan Rian kamu mau tidak menerimaku?” tanya Niko lagi.
“Aku .. Aku pikir-pikir dulu ya kak.” jawabku dengan menunduk.
Niko menaruh kedua tangannya di pipiku, kemudian mengarahkan ku untuk menghadapnya.
“Iya, aku tunggu sampai selesai ujian dan pengumuman penerimaan kita di Universitas ya. Aku harap jawaban kamu tidak mengecewakan.” ucapnya penuh harap.
“I .. Iya kak aku usahakan.” jawabku.
Lalu kami saling berdiam diri lagi sampai akhirnya,
“Hei kalian disini !! Sudah yuk pulang, aku sudah selesai. Tapi sebelum pulang mampir makan dulu ya, lapar nih.” ucap Naya.
Naya mengagetkan kami yang sedang bergeming sepi.
“Iya Baby, mampir makan dulu lah Nik, Rein. Jarang-jarang kita bisa double date gini.”
Ucap Rian santai membuat aku dan Niko saling menatap dengan pikiran masing-masing.
“Iya nih, ayo Rein ayo Nik.” ajak Naya memaksa sambil menggeret tanganku.
“Baiklah.” ucap kami mengalah.
Aku dan Niko pasrah lalu mengikuti mereka.
Kami semua makan di sebuah restoran. Niko selalu melayaniku, membuat Rian dan Naya saling menyenggol lengan. Setelah selesai makan kami pulang. Naya mengantarku sampai di depan rumah.
******
Rumah
Aku sampai di rumah pukul dua kurang lima belas menit siang hari. Aku langsung sholat dzuhur, karena tadi belum sempat untuk melaksanakannya.
Selesai sholat, aku merebahkan badanku di atas kasur. Aku masih terngiang-ngiang dengan ucapan Niko. Aku membayangkan kemungkinan - kemungkinan yang terjadi, jika aku berpacaran dengannya, selang beberapa menit aku sudah tertidur dengan lelapnya.
🌼
🌼
🌼
🌼
Terimakasih masih selalu setia !!🌹🌹
Author sangat berterimakasih pada Readers semua.
Salam hangat dariku Zevira Kayla 🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
"SAYANGKU"😘
aku deg"an
2021-01-24
1
Conny Radiansyah
nikmat mana lagi yang kau dustakan Tuhan..harusnya, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan (surat Ar-Rahmaan)
menurut saya pengertian nya berbeda Thor..sedikit koreksi ya..
2020-12-26
2
DeputiG_Rahma
5 like awalku.... salam kenal DEBU ORBIT
2020-12-11
1