🌹Happy Reading...!! 🌹
( Dari bab satu sampai bab sembilan, masih masa-masa remaja Reina menjelang dewasa ya!! Jadi belum ada konflik yang begitu menantang. Jangan bosen dulu ya readers!! 😘)
Berangkat Pagi
Hari ini adalah hari di mana aku dan teman seperjuanganku, akan mendaftar dibeberapa Universitas. Semalam aku sudah memutuskan untuk mencoba daftar di Universitas yang cukup terkenal dikota Metro ini.
Aku sepakat bersama Keisya, Daffa, dan Naya tetapi tidak dengan Niko. Dia memilih untuk berbeda kampus dengan kita. Karena fakultas yang Niko pilih tidak ada di kampus kami.
Ada perasaan sedih di sini. Karena selama ini, tanpa sepengetahuan siapa pun aku sangat mengagumi sosok Niko.
“Rein, kamu kenapa kok sedih begitu mukanya?” tanya Naya tiba-tiba.
Sehingga membuatku gelagapan.
“Eh, tidak apa - apa kok Nay. Hanya saja semalam aku sedikit begadang.” jawabku bohong.
“Sudah jujur saja, kamu sedih kan, karena Niko tidak sekampus sama kita?” ucap Naya yang sok tau, tapi kali ini dia benar.
“A .. Em .. Apaan sih Nay kamu jangan sok tau deh.” jawabku gugup.
Bagaimana bisa dia menerka ku seperti itu.
“Hahaha, Reina !! Reina !! Aku hanya menggodamu, tetapi wajahmu merah seperti itu berarti benar yaa?” tanya Naya masih dengan tawanya.
“Jangan - jangan kamu suka ya sama Niko?” tanya Naya lagi.
Membuatku semakin kebakaran jenggot.
“Anak - Anak sudah siap untuk berangkat?” tanya bu Nilam.
Akhirnya bu Nilam menyelamatkanku dari jebakan batman Naya.
“Siap bu!!” jawab kami serempak.
“Baiklah, kita berangkat sekarang. Sudah disiapkan ya segala keperluannya?” tanya bu Nilam.
“Sudah Bu !!” jawab kami.
“Baiklah, sekarang masuk mobil. Oiya Niko, kamu bisa ikut kita sekalian, meskipun beda kampus, kita akan mengantarmu ke sana.” ucap bu Nilam pada Niko.
Karena Niko datang ke sekolah untuk bicara dengan bu Nilam perihal kuliahnya.
“Apa tidak merepotkan bu?” jawab Niko.
“Tidak sama sekali, ayo masuk.” ajak bu Nilam, kemudian masuk ke dalam mobil.
“Terimakasih banyak Bu.” jawab Niko, Kemudian ikut masuk ke dalam mobil.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Di Perjalanan
Aku masih menatapnya dalam diam. Hingga akhirnya mata kami bertemu, Niko menatapku dengan senyum menawannya. Dia juga menganggukan kepalanya ke arahku.
Aku terkejut, dan aku membalas perlakuannya sama seperti perlakuan Niko terhadapku. Kini dia duduk di depan ku, di samping pak supir.
Perjalan ke kota cukup memakan banyak waktu. Dua jam telah berlalu, dan kata pak supir yang mengendarai mobil ini, kita akan sampai tujuan sekitar satu setengah jam lagi. Ini cukup melelahkan.
Sampai akhirnya perutku terasa sangat lapar, cacing didalam perutku meronta meminta untuk diisi. Sedangkan tujuan kami masih lumayan jauh.
Aku memberanikan diri untuk bilang sama bu Nilam kalau aku lapar. Malu sih, tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa menahannya, karena aku punya sakit lambung. Jika telat makan, maka sakitnya akan kambuh.
“Bu Nilam, Boleh tidak kita berhenti sebentar? Saya lapar bu, tadi belum sempat sarapan.”
tanyaku pada bu Nilam.
“Oh, Reina lapar? Boleh boleh, kebetulan Ibu juga belum sarapan tadi. Yuk anak - anak, kita sarapan dulu. Isi tenaga, supaya tidak sempoyongan nanti jalannya. Pak Danang, tolong mampir ke tempat makan sebentar ya pak!!” ucap bu Nilam pada pak supir dengan sopan.
“Iya baik bu.” jawab pak Danang.
“Rein .. Rein .. Tidak di sekolah tidak dimana-mana kamu itu lapar melulu, tapi heran tidak gemuk - gemuk juga.” ucap Keisya.
“Apaan sih Key, ini itu udah keturunan. Mungkin aku di takdirkan untuk selalu berbadan body goals seperti ini.” jawabku sambil tertawa.
“Percuma Rein, punya badan body goals tapi tidak punya pacar!!” Daffa ikut menyaut sambil tertawa lepas.
Semua orang didalam mobil tertawa, menertawakan aku yang masih sendiri ini. Aku hanya diam. Sebenarnya Bukan tidak mau membuka hati, hanya saja rasa sakit hatiku terhadap laki - laki masih terlalu besar. Perlakuan ayah terhadap ibu membuatku trauma yang berkepanjangan.
Banyak laki - laki yang mendekati ku, berharap bisa menjadi pacarku. Namun dengan sopan aku menolaknya karena alasan aku ingin fokus dengan sekolahku.
Aku masih belum bisa menerima semuanya, hanya saja berbeda dengan Niko. Entah kenapa perasaanku seperti tersentuh saat melihat semua sikapnya terhadapku. Dia sangat menghargai dan menghormati wanita, dan itu yang membuatku kagum.
“Sudah sudah kalian ini. Kasian itu Reina jadi malu begitu.” ujar bu Nilam menengahi.
“Jomblo tidak apa-apa kok Rein, asal jadi jomblo yang berkualitas. Lagi pula lebih baik jomblo, daripada punya pacar tapi berasa jomblo.”
Ucap Niko tiba-tiba, sambil melirik ke arah Daffa yang bertujuan untuk menyindirnya.
“I-Iya kak. Kak Niko juga merasa tersindir ya dengan kejombloan kakak.” ucapku sambil meringis melihat Niko.
Aku memang memanggilnya kakak, padahal seumuran, tapi aku merasa dia seperti mengayomi. Jadi, aku merasa segan padanya.
“Siapa bilang, mungkin sebentar lagi aku juga akan punya pacar.” jawab Niko santai.
“Oya .. Siapa calonnya Nik? sama Reina saja. Dia banyak kelebihannya, kekurangannya hanya satu, yaitu tidak punya pasangan. Hahaha!!” Ucap Naya dengan seenak jidatnya mempromosikan aku, tapi ujung-ujungnya juga mengejek ku.
Niko hanya tersenyum simpul, sedangkan aku? Wajahku merah seperti kepiting rebus yang sangat malu karena ulah Naya.
“Hust, kalian ini berisik sekali. Kasian ini bu Nilam dengar kalian ngoceh.” ucap Keisya.
“Sudah Key, kamu juga sama saja. Bikin berisik juga!!” timpal bu Nilam.
"Pffftttt ... Hahaha"
Kami semua menertawakan Keisya.
“Hehe, Ibu kok begitu sih. Sudah di bela juga!!” ucap Keisya.
“Sudah, sudah !! Yuk turun kita sarapan, dengar kalian banyak bicara, bikin perut Ibu makin lapar. Mana rumah makannya jauh banget lagi tadi.” tutur bu Nilam.
“Ya maklum saja lah bu, kan tadi kita melewati sawah-sawah, bukit - bukit, gunung, dan lautan!!” jawab Daffa dengan nyeleneh.
“Mau ibu cubit Daff?” tanya Bu Nilam.
“Hehe.Tidak tidak bu!!” jawab Daffa dengan tersenyum kikuk.
Mobil telah berhenti sedari tadi, tapi kami masih saja asyik bercanda. Kami pun turun, lalu memesan makanan yang kami sukai. Aku duduk disebelah Niko, dia kini sedang memesan makanan untuk ku. Dia sangat baik padaku.
“Ciee !! Reina !! Sepertinya Niko perhatian banget sama kamu. Bakalan cinta bersambut nih!!”
Bisik Naya di telingaku secara tiba tiba, sambil membawa makanannya lalu duduk di depanku.
“Mulai deh ngaco nya!” jawabku ketus.
Tak menunggu lama, Niko pun datang dengan membawa dua porsi makanan. Satu untukku dan satu lagi untuknya. Lalu ia duduk disebelahku.
“Ini Rein, untuk minumnya aku pesan teh hangat ya? Karena setelah makan daging, kurang bagus kalau minumnya air dingin.” kata Niko.
“Em .. Iya kak. Terimakasih.” jawabku.
Kemudian aku mengambil makananku di tangan Niko lalu memakannya.
Satu menit kemudian, teh hangat ku datang. Niko langsung menyerahkannya kepadaku. Kemudian aku meminumnya.
Acara sarapan pun selesai. Dan kami kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda .
🍁🍁🍁🍁🍁
Di Universitas
Satu jam berlalu, kata pak supir ini sudah dekat. Waktu menunjukkan pukul sepuluh lebih lima menit.
Bu Nilam menunjukan arah jalan kepada pak supir, lima belas menit kemudian kita sampai diparkiran. Kami semua turun dari mobil kecuali Niko. Kami masuk ke dalam kampus untuk mengambil formulir pendaftaran.
Kami mengisi formulir tersebut, dan menyerahkannya kepada bu Nilam. Karena bu Nilam memang ingin mendampingi kami sampai kami ke terima di Universitas ini.
Bu Nilam memang guru yang paling baik dan pengertian. Apalagi bu Nilam tau kita semua dari kampung, pasti jarang ke Kota seperti ini. Alih-alih mau daftar malah kesasar kemana-mana. Meskipun sebagian dari kami memang ada yang sering pergi kesini, tapi tujuan bu Nilam memang ingin menemani kami.
Setelah formulir pendaftaran kami serahkan kepada bu Nilam, kemudian bu Nilam masuk ke dalam kampus untuk menyerahkan kepada pihak kampus.
Kami menunggu cukup lama , sampai akhirnya Bu Nilam keluar dan memberikan informasi kalau ujian tes diadakan minggu depan.
“Persiapkan diri kalian baik baik, ini bukan untuk permainan. Kesempatan ini harus kalian manfaatkan sebaik-baiknya. Kehidupan baru akan kalian mulai, saat kalian berada disini nanti. Kalian mengerti ?” tutur Bu Nilam dengan tegas.
“Mengerti Bu!!” jawab kami.
“Baiklah, seperti yang Ibu katakan kemarin. Ibu akan tetap mendampingi kalian sampai kalian ke terima disini. Ibu tidak masalah meskipun harus bolak balik dari kota ke rumah, yang penting anak-anak ibu bisa meraih kesuksesannya.” ucap bu Nilam membuat kami semua terharu dan berhambur memeluk bu Nilam.
“Jadilah kebanggaan ibu !! jadilah kebanggaan orang tua kalian. Jangan pernah membuat nya bersedih ya. Mereka sudah bersusah payah untuk menyekolahkan kalian, mereka tidak melihat pagi, siang, malam, demi melihat kalian bahagia. Harapan besar mereka ada pada kalian, jangan pernah membuatnya kecewa ya kecuali keadaan.” ucap Bu Nilam.
“Terimakasih Bu, kami akan ingat selalu pesan Ibu.” jawab kami semua.
“Ya sudah. Ayo masuk mobil, kita antar Niko ke kampusnya, kasian dia sudah menunggu.” ajak bu Nilam.
Kemudian kami semua masuk mobil dan mengantar Niko ke kampusnya .
Setengah jam lebih kami menunggu dimobil. Akhirnya Niko keluar dari kampus bersama bu Nilam. Ujian tes pun sama, diadakan minggu depan juga. Jadi, bisa bareng lagi berangkatnya.
Hanya saja nanti Niko akan pisah ditengah jalan, karena ia menuju ke kampusnya. Dan bu Nilam akan menemani aku dan teman - teman, karena jumlah kami lebih banyak di banding dengan Niko yang hanya satu orang.
Setelah semua urusan selesai, pak Danang melajukan mobilnya untuk kembali pulang ke kota Panca. Sempat sesekali berhenti untuk sholat dan makan .
Aku sampai rumah sekitar jam setengah tujuh malam, karena perjalanan yang memang menempuh waktu tiga sampai empat jam.
Sesampainya di rumah, ibu menyambutku. Aku mencium tangan dan keningnya. Setelah itu, aku langsung mandi, sholat, dan makan malam. Lalu setelah itu tidur, karena badan ku terasa sangat lelah, akibat perjalanan yang cukup melelahkan.
🍀
🍀
🍀
🍀
Terimakasih masih selalu setia !!🌹🌹
Author sangat berterimakasih pada Readers semua. 😊
Salam hangat dariku Zevira Kayla 🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Putri Kirana Saldin P
luar biasa ini ibu guru
2021-12-16
1
Epifania R
baik bangat guruu
2021-04-15
1
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-08
1