BAB 2 Pengumuman Kelulusan

🌹Happy Reading..!!! 🌹

Beberapa Tahun Kemudian

Setelah beberapa tahun menjalani hari dengan buliran air mata yang setia menemani, kini tiba saatnya status ku sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) akan berakhir.

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan di sekolahku. Meskipun kami hidup dengan penuh kesulitan, tetapi ibu selalu mengutamakan pendidikan.

Dengan sekuat tenaga, ibu menyekolahkan ku hingga jenjang SMA. Karena menurut ibu, jika hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mencari pekerjaan di era sekarang sangatlah susah. Walaupun tidak menjamin kalau lulus SMA bisa lebih mudah mendapat pekerjaan, hanya saja masih ada sedikit harapan.

Ibu tidak ingin aku menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) seperti dirinya. Cukup ibu yang merasakan. Ia tidak ingin anaknya ikut merasakan juga. Semua orang tua pasti ingin melihat anaknya sukses, meskipun tidak menjadi konglomerat. Tapi, setidaknya mempunyai penghasilan yang tetap saja sudah membuatnya bangga.

Ibu sangat tidak ingin aku menjadi Asisten Rumah Tangga. Karena menurutnya, pekerjaan ini sangatlah berat dan sangat menguras tenaga.

Tapi menurutku, menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) pun tidak masalah bagiku. Karena itu merupakan pekerjaan yang mulia. Bisa membantu meringankan pekerjaan orang lain, dan juga bisa dijadikan media untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, saat sudah berumah tangga nanti.

Saat berbicara tentang rumah tangga, seketika itu membuatku tersadar. Aku teringat dengan perlakuan ayah terhadap ibu. Saat mengingatnya kembali, membuatku enggan untuk berumah tangga.

Mungkin peristiwa itu akan mengakibatkan trauma mendalam di hati dan pikiranku. Saat aku mengingatnya, maka aku akan merasa ketakutan. Peristiwa itu membuat aku menjadi gadis yang selalu menutup hati, untuk setiap laki-laki yang mencoba mendekati.

Rasa sakit hati yang aku rasakan sangat meninggalkan luka yang teramat dalam, hingga membuatku trauma yang berkelanjutan.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

SMA Negeri 1 Panca

Kami sedang harap-harap cemas saat akan membuka amplop yang sekarang ada ditangan kami. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera merobeknya.

Sesuai dengan arahan ibu Nilam, wali kelas kami, perlahan tapi pasti kami mulai membukanya.

"YEEE!!! LULUS! LULUS! LULUS!”

Riuh suara sorak-sorai semua siswa - siswi di dalam kelas setelah membuka amplop.

Ruangan yang awalnya hening dan tenang, kini menjadi gaduh dan ramai tidak karuan. Bahkan ada siswa yang bertingkah aneh karena mengekspresikan kebahagiaannya.

Kami saling berpelukan dengan tangis haru namun memancarkan kebahagiaan. Aku berpelukan dengan Naya, dia adalah sahabatku. Sedikit banyak dia tau tentang kisah pilu dalam hidupku. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Naya, meskipun dia anak orang kaya, tetapi dia tidak membedakan statusku yang hanya rakyat jelata(orang miskin). Kami bersahabat baik selama ini, kami harap persahabatan ini berlanjut hingga kami menua nanti.

“Anak-anak! Tolong, dengarkan ibu sebentar!!” teriak bu Nilam dengan tegas.

“Ibu ingin memberitahukan kepada kalian semua untuk tidak melakukan konvoi di jalan raya!” ucapnya lagi.

"Yah, enggak seru dong, Bu!" sahut seorang siswa.

Bu Nilam mendelik, Kemudian menjelaskan alasannya

"Pertama, tidak ada manfaatnya. Selain hanya mengganggu pengguna jalan lain, kalian hanya membuat macet saja, dan ibu tidak mau terjadi hal - hal yang tidak diinginkan!"

"Kedua, seragam ini tidak boleh di coret-coret. Lebih baik kalian berikan kepada orang yang lebih membutuhkan, itu akan mendatangkan pahala buat kalian!"

"Dan yang terakhir, untuk nama yang ibu sebutkan, bisa mengikuti ibu ke kantor. Keisya, Daffa, Niko, Naya dan Reina. Kalian berlima ikut ibu ke ruang guru, ada hal yang ingin ibu bicarakan sama kalian.” ucap bu Nilam.

“Ada apa ya, Bu?” tanya Niko dengan mengangkat tangannya ke atas.

“Sudah, ikut saja. Nanti kalian juga tau!” jawab Bu Nilam.

“Untuk anak-anak yang lain, selamat ibu ucapkan untuk kelulusan kalian. Pulanglah hati-hati, bawa kabar gembira ini untuk orang tua kalian,” terang Bu Nilam.

“Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh.” ucap bu Nilam, lalu keluar ruangan meninggalkan kelas kami.

“Baik, Bu. Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh,” jawab kami serempak.

Kemudian kami berlima mengikuti langkah bu Nilam menuju arah ruang guru.

*********

Ruang Guru

Sesampainya di ruang guru, bu Nilam seakan-akan menginterogasi kami. Kami berlima duduk di sebuah sofa dengan menghadap bu Nilam yang sedang duduk di kursi yang berada di depan kami.

“Kalian tau, kenapa ibu panggil kalian ke sini?” tanya bu Nilam sambil memberikan secarik kertas kepada Daffa.

“Tidak, Bu.” jawab kami dengan melihat kertas yang bu Nilam kasih secara bergantian.

Bu Nilam berkata. "Selamat !! Kalian berlima adalah lulusan terbaik tahun ini. Terkhusus kamu Reina, bahkan nilai kamu masuk sepuluh besar di kota ini. Kamu tau, 'kan? Sekolah ini hanya sekolah pinggiran, bahkan di sekolah elite saja belum tentu mendapatkan di posisi kamu. Ini adalah rekor baru untuk sekolah kita tahun ini," tutur bu Nilam.

Bu Nilam sangat bangga mengatakannya. Aku masih menganga tidak percaya. Memang akademik ku tidak terlalu buruk selama ini. Dan aku juga selalu berprestasi sedari aku sekolah dasar. Tapi aku tidak menyangka dengan semua ini, ini terlalu mengejutkan bagiku.

“Hei, Rein .. tutup mulutmu! Tersedak nyamuk tau rasa kamu! hahaha,” goda Daffa sambil tertawa mengejekku.

Membuat semua orang di ruangan tersebut menertawakan ku.

Aku mengalihkan perhatian mereka dengan bertanya kepada bu Nilam.

"Ibu Nilam yakin? Tidak salah nama 'kan, Bu? Ini seperti mimpi bagi saya, Bu,.” ungkapku.

“Tidak, Reina. Kamu memang siswi yang cerdas. Ibu sudah bisa menilai itu sejak kamu masuk ke sekolah ini. Ternyata benar dugaan ibu, kamu dan teman-temanmu membanggakan sekolah ini. Ibu bangga pada kalian!! jawab bu Nilam masih dengan senyum indahnya.

“Saya masih tidak percaya, Bu. Ini sangat mengejutkan buat saya,” lontar ku lagi.

“Niko ... coba kamu cubit pipi Reina. Jika dia masih berpikir kalau ini mimpi untuknya!” suruh bu Nilam pada Niko.

Niko hanya tersenyum menatapku, begitupun dengan aku.

Niko adalah orang yang membuatku terlindungi selama ini. Wajahnya yang tampan, sikapnya yang dewasa membuatku merasa nyaman berada di dekatnya. Aku tidak menyukainya, hanya saja aku sedikit tertarik padanya.

Bu Nilam kembali menjelaskan tujuannya memanggil kami ke mari. Bu Nilam berkata. "Sebagai apresiasi atas jerih payah kalian, yayasan telah memberikan beasiswa kepada kalian berlima!"

Pernyataan bu Nilam seakan membawa angin segar yang memberikan hawa dingin di tengah padang pasir yang tandus.

“Tapi kalian tau 'kan, di sini tidak ada Universitas. Jadi, kalian harus ke kota Metro untuk melanjutkan pendidikan kalian,” ucap by Nilam.

“Silakan, kalian pilih Universitas yang ingin kalian masuki. Setelah itu kalian bisa mengikuti tesnya. Masuk tidaknya kalian di Universitas tersebut, tergantung kalian sendiri. Manfaatkan peluang ini sebaik-baiknya. Sekolah hanya media, semoga kalian bisa mendapatkannya. Sukses untuk kalian semua!” ujar by Nilam.

“Serius, Bu??” tanya kami lagi masih tidak percaya.

“Ah, kalian ini. Sudah besar tapi harus memperjelas berkali-kali,” jawab Bu Nilam mulai kesal.

“Iya, iya Ibu Nilam yang cantik, terimakasih, ya,.” ucapku, Keisya dan Naya kemudian memeluk bu Nilam, diikuti oleh Daffa dan Niko yang juga ikut memeluk kami dari belakang belakang.

“Iya, sama-sama. Kalian ini, ya? Sudah besar masih saja manja!!” ejek bu Nilam.

“Persiapkan diri kalian. Mulai nanti malam kalian bisa memulai memilih Universitas yang menurut kalian bagus. Lusa ibu dan orang utusan yayasan akan mengantar kalian untuk mencari, dan mendaftarkan kalian ke Universitas. Apa kalian sudah paham?” tanya bu Nilam.

“Paham, Bu. Terima kasih banyak. Kami sangat berterimakasih atas semua jasa Bu Nilam. Semoga Ibu selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang, serta kebahagiaan yang tiada hentinya. Kami tidak bisa membalas ini semua, Bu. Tuhan yang akan membalas semuanya.” Aku mengungkapkan untuk mewakili teman-temanku. Kemudian memeluk bu Nilam lagi.

“Sudah, kalian jangan berlebihan. Tunjukkan saja pada kami (Ibu Nilam dan semua guru serta jajaran yayasan) dengan kesuksesan kalian. Itu sudah kebahagiaan tiada tara bagi kami, karena bisa mengantarkan anak muridnya ke gerbang kesuksesan,” jawab bu Nilam.

“Pulanglah!! Sudah saatnya kalian memberikan kabar yang luar biasa ini kepada ibu bapak kalian. Agar mereka merasa bangga memiliki anak-anak yang hebat seperti kalian,” ungkap Bu Nilam lagi.

“Baiklah, Bu. Kalau begitu, kami pamit pulang dulu, Bu. Sekali lagi terima kasih banyak,” jawab kami.

Kami pun berpamitan dengan mencium tangannya. bergantian.

“Assalamu'alaikum?” kami berlima mengucapkan salam.

“Wa'alaikumsalam. Iya, kalian hati-hati di jalan.” ucap Bu Nilam dengan mata berkaca-kaca.

Ini memang pertama kalinya sekolah ini memberikan beasiswa kepada siswa - siswinya.

Sebagai bentuk apresiasi, karena telah membanggakannya. Sebagai ucapan terimakasih, yayasan memberikan beasiswa ini.

Kami telah mampu membawa nama baik sekolah ini. Bahkan sekolah kami sekarang juga lebih menonjol, karena kami rajin mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan oleh pemerintah daerah untuk melawan sekolah lain.

Sekolah ini sekolah yang terbilang jauh dari kata mewah. Fasilitasnya pun belum banyak seperti sekolah lainnya, namun, dengan murid yang luar biasa dapat membawa nama baik sekolah, dan membawa pengaruh baik kepada sekolah ini.

Hingga sekarang banyak donatur yang ikut menyumbang untuk memberikan fasilitas ke sekolah ini.

*

*

*

*

Terimakasih masih selalu setia !!🌹🌹

Author sangat berterimakasih pada Readers semua. 😊 🌷🌷

Terpopuler

Comments

Sonya Tanod

Sonya Tanod

selanat berjuang reina

2021-04-14

1

"SAYANGKU"😘

"SAYANGKU"😘

jiwa muda dan semangat yg bagus teman"

2021-01-24

1

Wulan Flower

Wulan Flower

asyiknya dapat beasiswa....

2021-01-01

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Reina Octavia
2 BAB 2 Pengumuman Kelulusan
3 BAB 3 Kabar Untuk Ibu
4 BAB 4 Daftar Ke Universitas
5 BAB 5 Double Date
6 BAB 6 Jadian
7 BAB 7 Berangkat ke Kota Metro
8 BAB 8 Malam Panjang
9 BAB 9 Wisuda
10 BAB 10 Visual
11 BAB 11 Guru Private Dika
12 BAB 12 Malam Kelam
13 BAB 13 Pertengkaran
14 BAB 14 Pernikahan Gagal
15 BAB 15 Rasa Kehilangan
16 BAB 16 Kembali Ke Kota Metro
17 BAB 17 Will You Marry Me?
18 BAB 18 Kebahagiaan Semu
19 BAB 19 Malam Pertama
20 BAB 20 Kepulangan Queenzy
21 BAB 21 Accident
22 BAB 22 Rumah Sakit
23 BAB 23 Sikap Yang Aneh
24 BAB 24 Menunggu
25 BAB 25 Pertemuan Dengan Sahabat
26 BAB 26 Memutuskan Untuk Pergi
27 BAB 27 Penuturan Ibu
28 BAB 28 Bertemu Bian
29 BAB 29 Kembali Kepadanya
30 BAB 30 Ketahuan Ibu
31 BAB 31 Kembali Bekerja
32 BAB 32 Pelaku Penembakan
33 BAB 33 Rayhan dan Bian
34 BAB 34 Ibu Hilang
35 BAB 35 Pulau Mandala
36 BAB 36 Nyinyiran Pedas
37 BAB 37 Kabar Duka
38 BAB 38 Kelapangan Hati Bian
39 BAB 39 Meluruskan Kesalahpahaman
40 BAB 40 Pergi Ke Kota Panca
41 BAB 41 Pengakuan Rayhan
42 BAB 42 Kondisi Rayhan
43 BAB 43 Keputusan Adijaya
44 BAB 44 Menjadikan Rayhan Putra Mahesa
45 BAB 45 Kejahilan Rayhan
46 BAB 46 Kegagalan
47 BAB 47 Kenikmatan Yang Hakiki
48 BAB 48 Penitipan Benih
49 BAB 49 Rayhan Yang Arogan
50 BAB 50 Perjalanan Menuju Pulau Mandala
51 BAB 51 Penyamaran
52 BAB 52 Gedung Tua
53 BAB 53 Obat Penenang
54 BAB 54 Keluar Dari Rumah Sakit
55 BAB 55 Berjumpa Kembali
56 BAB 56 Salah Paham
57 BAB 57 Wanita Liar
58 BAB 58 Nasi Liwet
59 BAB 59 Author Pov Kabar Bahagia
60 BAB 60 Kamar Baru
61 BAB 61 Gara - Gara Drakor
62 BAB 62 Undangan Pernikahan
63 BAB 63 Pernikahan Naya Dan Rian
64 BAB 64 Menyusun Rencana
65 BAB 65 Buku Diary
66 BAB 66 Menangis
67 BAB 67 Sebuah Hidayah
68 BAB 68 Menunggu Hasil
69 BAB 69 Hasil Akurat
70 BAB 70 Mengidam
71 BAB 71 Berbuka Puasa
72 BAB 72 Kelicikan Laras
73 BAB 73 Sebuah Kenyataan
74 BAB 74 Kegagalan Laras
75 BAB 75 Salah Sasaran
76 BAB 76 Kecelakaan
77 BAB 77 Dua Kemungkinan
78 BAB 78 Reina Wanita Hebat
79 BAB 79 Ketuban Merembes
80 BAB 80 Rayhan Sadar
81 BAB 81 Bersatu Kembali
82 BAB 82 Kejahilan Yang Terbalaskan
83 BAB 83 Masa Nifas
84 BAB 84 Tasyakuran dan Akikahan
85 BAB 85 Part 1 Menuju Ending
86 BAB 86 The END
87 Season 2 #87 Membantu Bian
88 Season 2 #88 Kediaman Mahendra
89 Season 2 #89 Kesedihan Dan Air Mata
90 Season 2 #90 Hati Yang Berkecamuk
91 Season 2 #91 Perdebatan
92 Season 2 #92 Saling Menawarkan
93 Season 2 #93 Kepergian Della
94 Season 2 #94 Keterpurukan Bian
95 Season 2 #95 Operasi Reina
96 Season 2 #96 Kenyataan Pahit
97 Season 2 #97 Keinginan Untuk Lari
98 Season 2 #98 Bian Dan Kirana
99 Season 2 #99 Rencana Ulang Tahun
100 Season 2 #100 Usaha Kirana
101 Season 2 #101 Kejutan
102 Season 2 #102 Menguak Fakta
103 Season 2 #103 Selesai
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1 Reina Octavia
2
BAB 2 Pengumuman Kelulusan
3
BAB 3 Kabar Untuk Ibu
4
BAB 4 Daftar Ke Universitas
5
BAB 5 Double Date
6
BAB 6 Jadian
7
BAB 7 Berangkat ke Kota Metro
8
BAB 8 Malam Panjang
9
BAB 9 Wisuda
10
BAB 10 Visual
11
BAB 11 Guru Private Dika
12
BAB 12 Malam Kelam
13
BAB 13 Pertengkaran
14
BAB 14 Pernikahan Gagal
15
BAB 15 Rasa Kehilangan
16
BAB 16 Kembali Ke Kota Metro
17
BAB 17 Will You Marry Me?
18
BAB 18 Kebahagiaan Semu
19
BAB 19 Malam Pertama
20
BAB 20 Kepulangan Queenzy
21
BAB 21 Accident
22
BAB 22 Rumah Sakit
23
BAB 23 Sikap Yang Aneh
24
BAB 24 Menunggu
25
BAB 25 Pertemuan Dengan Sahabat
26
BAB 26 Memutuskan Untuk Pergi
27
BAB 27 Penuturan Ibu
28
BAB 28 Bertemu Bian
29
BAB 29 Kembali Kepadanya
30
BAB 30 Ketahuan Ibu
31
BAB 31 Kembali Bekerja
32
BAB 32 Pelaku Penembakan
33
BAB 33 Rayhan dan Bian
34
BAB 34 Ibu Hilang
35
BAB 35 Pulau Mandala
36
BAB 36 Nyinyiran Pedas
37
BAB 37 Kabar Duka
38
BAB 38 Kelapangan Hati Bian
39
BAB 39 Meluruskan Kesalahpahaman
40
BAB 40 Pergi Ke Kota Panca
41
BAB 41 Pengakuan Rayhan
42
BAB 42 Kondisi Rayhan
43
BAB 43 Keputusan Adijaya
44
BAB 44 Menjadikan Rayhan Putra Mahesa
45
BAB 45 Kejahilan Rayhan
46
BAB 46 Kegagalan
47
BAB 47 Kenikmatan Yang Hakiki
48
BAB 48 Penitipan Benih
49
BAB 49 Rayhan Yang Arogan
50
BAB 50 Perjalanan Menuju Pulau Mandala
51
BAB 51 Penyamaran
52
BAB 52 Gedung Tua
53
BAB 53 Obat Penenang
54
BAB 54 Keluar Dari Rumah Sakit
55
BAB 55 Berjumpa Kembali
56
BAB 56 Salah Paham
57
BAB 57 Wanita Liar
58
BAB 58 Nasi Liwet
59
BAB 59 Author Pov Kabar Bahagia
60
BAB 60 Kamar Baru
61
BAB 61 Gara - Gara Drakor
62
BAB 62 Undangan Pernikahan
63
BAB 63 Pernikahan Naya Dan Rian
64
BAB 64 Menyusun Rencana
65
BAB 65 Buku Diary
66
BAB 66 Menangis
67
BAB 67 Sebuah Hidayah
68
BAB 68 Menunggu Hasil
69
BAB 69 Hasil Akurat
70
BAB 70 Mengidam
71
BAB 71 Berbuka Puasa
72
BAB 72 Kelicikan Laras
73
BAB 73 Sebuah Kenyataan
74
BAB 74 Kegagalan Laras
75
BAB 75 Salah Sasaran
76
BAB 76 Kecelakaan
77
BAB 77 Dua Kemungkinan
78
BAB 78 Reina Wanita Hebat
79
BAB 79 Ketuban Merembes
80
BAB 80 Rayhan Sadar
81
BAB 81 Bersatu Kembali
82
BAB 82 Kejahilan Yang Terbalaskan
83
BAB 83 Masa Nifas
84
BAB 84 Tasyakuran dan Akikahan
85
BAB 85 Part 1 Menuju Ending
86
BAB 86 The END
87
Season 2 #87 Membantu Bian
88
Season 2 #88 Kediaman Mahendra
89
Season 2 #89 Kesedihan Dan Air Mata
90
Season 2 #90 Hati Yang Berkecamuk
91
Season 2 #91 Perdebatan
92
Season 2 #92 Saling Menawarkan
93
Season 2 #93 Kepergian Della
94
Season 2 #94 Keterpurukan Bian
95
Season 2 #95 Operasi Reina
96
Season 2 #96 Kenyataan Pahit
97
Season 2 #97 Keinginan Untuk Lari
98
Season 2 #98 Bian Dan Kirana
99
Season 2 #99 Rencana Ulang Tahun
100
Season 2 #100 Usaha Kirana
101
Season 2 #101 Kejutan
102
Season 2 #102 Menguak Fakta
103
Season 2 #103 Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!