"Eheemm Ryani ... bisakah duduk sini!" pintanya dengan suara seraknya, mengagetkanku yg sedang bimbang.
Dan dengan langkah ragu ahirnya kududukkan diriku perlahan di dekatnya. Dan kami cukup diam dalam waktu yg lumayan lama si menurutku.
"Makasih ya, kamu udah mau ketemuan sama aku disini, maaf kalo kehadiranku mengagetkan kamu, aku cuma pengen kenal lebih dekat sama kamu aja kok, tenang aku ga bakal ngapa-ngapain, suerr ...."
"Huft, apa dia tau aku sedang gugup ya? semoga aja dia 'ga tau, padahal dari tadi jantungku uda maraton 'ga karuan ni, tapi kenapa dia masih bisa bersikap dengan santai ya? apalagi dia betah banget mendiamkan dan malah memandangiku!" gerutuku dalam hati.
"Iya kak, sama-sama, btw kalo tidak ada lagi yg dibicarakan, aku mau pamit pulang dulu ya kak, maaf 'ga bisa lama-lama, maaf karena aku memang buru-buru mau pulang, aku 'ga biasa pulang telat kek gini, nanti aku dicariin kakakku," ucapku perlahan karena takut menyinggungnya.
"Jam ditangan uda jam 14.00, padahal tadi kelas selesai jam 13.00. Kan artinya aku jadi harus jalan sendirian kan ke halte busnya ... huft ... mana jauh dan panas lagi, kan auto ausss n tambah lapar ... deritaku" ucapku sambil meringis menahan luka.
"Iya deh, tapi lain kali boleh ya kita ketemuan lagi disini!" pintanya dengan tatapan yg sulit aku artikan .
"Jawab aja boleh Yan, urusan besok pikir besok." Ucap syaiton dalam hatiku.
"Huum boleh kok, aku pamit dulu ya kak!" ucapku sembari menyunggingkan senyumku ke arahnya dan sedikit membungkuk memberi salam padanya.
"Hati-hati ya ... ," ucapnya dengan keras, lalu ia berucap dengan lirih "matahariku" ucapnya kembali diiringi dengan senyum manisnya.
"Bilang apa dia tadi? hati-hatinya jelas terdengar, tapi apa dia katakan tadi? sepertinya matahariku? hmmm dasar orang yg aneh, ah sudahlah."
"Kalau aku 'ga buru-buru nanti keburu sore ... hadehhh."
Aku pun berjalan dengan cepat dan sesekali berlari agar segera sampai di halte bus, karena aku harus sampai rumah tepat waktu.
"Membayangkan diceramahi Kak Rega sungguh membuatku bergidik ngeri." Batinku dalam hati.
⚘1 jam kemudian
"Huft ...untungnya tadi langsung ada bus yg lewat, jadi aku bisa nyampe di rumah sebelum anggota keluarga pulang. Tapi beginilah kondisi setiap hari di rumah, pasti sepi, tapi sebentar lagi kakakku pulang dari bekerja buruh bangunan dan ayah ibu dari sawah."
Aku segera berganti baju dan segera memasak di dapur, sambil aku menyapu rumah. Dan benar saja pukul 16.00 satu persatu anggota keluargaku pulang.
Kak Rega segera menyiram halaman rumah dan menyapu. Karena halaman rumah kami cukup lebar jadi semua diselesaikan Kak Rega, sedang dalam rumah dan memasak menjadi tanggung jawabku. Tapi untuk memasak sayur dan teman - temannya ibuku yg menghandlenya. Karena takut kalo aku yg masak nanti kurang sedap katanya, tapi aku selalu memperhatikan setiap masakan dan bumbu apa yg dipake agar nantinya aku juga bisa bikin makanan enak seperti yg beliau buat.
Sesudah sholat maghrib, kita semua makan bersama di rumah, lalu kita bertiga menonton TV sambil sesekali mengobrol bersama. Sedangkan Kak Rega sehabis makan, terus keluar rumah untuk bergabung dengan teman-temannya. Maklum-lah dia yg menjabat sebagai ketua pemuda di kampungku, jadi dia mengkoordinir pemuda-pemudi di kampung. Memang udah cukup lama si dia menjabat posisi itu, dan kayaknya dia bakal menjadi ketua pemuda ABADI deh, soalnya dari dulu 'ga pernah diganti posisinya ... wkwkkwwkwk ....
Dan malam itu aku baru inget untuk membuka bingkisan dari Vian yg kapan hari.
"Wah ini sketsanya bagus banget, aku suka sekali Vian, meski hitam putih dan pakai pensil tapi ini karya yg sangat bagus." Ucapku sambil memuji Vian.
Kira-kira apa si yg digambar Vian? ada yg penasaran ga? author lagi nanya ni? he ... he ... he ...
Vian tu kasih gambar anak laki - laki yg pake sayap gitu alias gambar "cupid". Maksudnya Vian ngasih itu ke Ryani karena sebenarnya diam-diam dia juga naksir ama Ryani, bahkan sejak dia pertama masuk ke kelas Selly trus ngajak ngobrol Vian. Karena notabene Vian itu anak pendiam dan introvert, tapi karena pembawaan Ryani yg ramah dan suka maksa tentunya, menjadikannya mulai tertarik pada Ryani.
Makanya dia bertekad untuk memulai kisahnya dengan Ryani, dengan cara membuatkan sketsa yg spesial itu.
Pukul 08.00 WIB.
Pagi hari di sekolah, tepatnya di kelas SR 2. Pagi itu ada pelajaran membuat sketsa benda/ patung di lingkungan sekolah, jadi anak-anak membawa kertas sama peralatannya ke luar kelas. Para siswa dibebaskan membuat sketsa di lingkungan sekolah dan kembali sebelum jam istirahat.
Ryani dkk, memilih pergi ke area deket ruang guru, dia memilih membuat sketsa patung anak yg sedang membaca buku, karena ia pikir tak perlu jauh-jauh dari kelasnya, dan yg terpenting dia menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Saking seriusnya dia 'ga sadar kalau ada yg memperhatikannya, sampai ahirnya dia lewat di depan Ryani dan gumaman kecil darinya mampu mengusiknya konsentrasi Ryani.
"Matahariku ...."
Dan dia pun segera berlalu dari hadapan Rya dengan berjalan lebih cepat bersama teman-teman satu gengnya.
Rya tersentak, "Apakah itu kakak yg kemarin ya? tunggu dulu, kenapa detak jantungku maraton tidak karuan kayak kemarin?"
"Huft ... kenapa dia lewat disaat yg tidak tepat si?" gumam Ryani, "Ngapain coba dia pake senyum dan melirik ke arahku tadi? aku kan jadi salting gini ... trus 'ga konsen ... huaaaa."
"Dasar kakak kelas aneh, ngapain coba kemarin ngajak ketemuan kalo cuman buat diem-dieman aja, dia kira aku cenayang apa yg bisa nebak isi hati orang! trus ngapain juga ni jantung 'ga bisa diajak kompromi pake jedag jedug maratonan." Rintihku tidak karuan.
Beberapa jam kemudian, adalah jam pulang sekolah. Ryani buru-buru mengambil tasnya di dalam kelas, karena mau pulang, jam 14.30 nanti dia bertugas gantiin ibunya pergi arisan bulanan di komplek rumahnya.
Ryani memang selalu menggantikan atau mewakili ibunya jika ibunya tidak bisa datang ke berbagai acara di kompleknya itu.
⚘Di lorong sekolah
Karena buru-buru, saat keluar lorong di kelasnya dia tak sengaja menabrak sesosok laki-laki tegap yg juga mau pulang, tapi ia datang dari arah samping.
"Awww ..." pekiknya.
Dan laki-laki yg ditabrak pun menoleh dan melihat Ryani dan malah tersenyum, seraya tangannya memegang Ryani agar tidak terjatuh.
Deg
Deg
Deg
Hening.
Saat manik mata mereka bertemu, jantung Ryani kembali maraton, dan blush, seketika rona merah pun muncul di kedua pipi Ryani.
Dengan buru-buru Ryani melepas tangan pria tadi dan segera minta maaf pada pria yg ditabraknya tadi dan buru-buru berlari meninggalkannya.
Entah kenapa minggu-minggu ini, dia banyak ketemu pria itu. Sepertinya dia jadi lebih sering ketemu sama Revano dan itu sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan hati Ryani sendiri.
"Bisa mati muda gue, kalau jantungku sering jedag jedug 'ga karuan kek gini." Batin Ryani.
Ryani sebenarnya menyadari sesuatu yg mulai tumbuh di hatinya, tapi dia takut tidak sanggup nantinya jika membiarkan rasa di hatinya tumbuh dan tiba-tiba hancur ketika tau pria itu memiliki kekasih.
Segera Ryani membuang jauh perasaannya itu.
Malam harinya, sebelum bubuk, Ryani kembali teringat bayangan pria itu. Entah kenapa dalam mimpi atau tidak bayangannya selalu hadir dengan tatapan yg selalu berhasil mengusik jantung dan hati Ryani.
"Apa ini yg namanya Cinta pada pandangan pertama ya? love at the first sight? atau inikah yg dibilang orang-orang bahwa nanti pas putih abu-abu pasti ada kenangan yg akan sulit untuk dilupakan."
"Akhh ... bingung aku tuh! aku kan memang belum pernah merasakan jatuh cinta? entah itu cinta monyet atau apalah tapi aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini."
"Lebih baik aku tidur."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Irma Kirana
mampir kak..
salam dari stuck in love CEO ❤️🙏
2021-11-01
2
CebReT SeMeDi
like
2021-10-31
1
Toni Fams
next fan
2021-10-21
1