Cukup lama aku dikelas Selly tapi yg kutunggu tak kunjung datang, dan ahirnya aku larut dalam suasana menemani Vian menggambar.
"Vian, ngomong-ngomong aku boleh minta dibuatin sketsa kayak gitu boleh? buat aku simpan dan dipajang di kamarku, biar dinding kamarku 'ga sepi gitu" pintaku manja pada Vian.
"Emang mau gambar yg kayak gimana?" jawabnya lembut sambil menatap wajahku.
Deg
Deg
Deg
Entah kenapa tatapan kami saling mengunci satu sama lain. Manik mata kami saling beradu untuk beberapa saat, sebelum Selly tiba-tiba hadir di kelas dan mengagetkan kita berdua.
"Hayooo ... kalian berdua ngapain dikelas?" serunya sambil menunjuk kami secara bergantian.
"Apaan si Sel kamu ngagetin tau ?" ucapku padanya sembari memegang dadaku yg masih kaget.
Bodohnya Vian masih saja diam dan acuh padaku. Wajah dan mimik mukanya kembali ke mode on lagi ... mode cuek bebek.
Ahirnya aku merangkul Selly dan mengajaknya ke 'perpus seperti biasanya. Karena tinggi Selly hanya sebahuku, dengan mudahnya merangkulnya ... seperti merangkul adek sendiri gitu ... wkwkwk ... padahal jelas-jelas umur Selly yg lebih tua dariku satu th.
Hari berganti hari ... sejak kejadian kapan hari, aku sudah malas pergi ke kelas Selly, takut dianya 'ga ada di kelasnya lagi. Jadinya mulai saat itu, Shelly-lah yg seringkali ke kelasku. Padahal aku lebih takut bertemu dengan Vian. entah kenapa ada getaran-getaran aneh jika aku berdua dengannya.
Tapi pagi ini, rasanya ada sesuatu yg berbeda. Baru saja ada kakak kelasku datang kepadaku. Dia mengaku sebagai angkatan kelas 2 KR, dia datang ke kelasku membawa pesan buatku.
Dari wajahnya saat pertama kali bertemu, sebenarnya aku sedikit takut, karena wajahnya sedikit menakutkan bagiku. Bukan karena perawakannya tinggi atau berotot, justru karena perawakannya sedikit mini, hampir sama kaya Selly, enggak tinggi-tinggi amat, tapi badannya agak berotot dan wajahnya seram bagiku. Seram dalam artian kalaupun dia tersenyum tetap saja kelihatan menyeramkan.
"Hei kamu yg namanya Ryani kan?" sapanya padaku.
"Iya kak, maaf ada apa ya mencariku? mohon maaf sebelumnya, sepertinya aku 'ga kenal sama kakak? lalu ada urusan apa mencariku?"
"Namaku Roni, dari kelas 2 KR, aku kesini cuma mau nyampaikan sesuatu sama kamu, besok kamu ditungguin sama temenku di dekat ruang KR sepulang sekolah."
"Waduh, ada apa ya? aku kan 'ga buat kesalahan sama kaka kelas? kok bisa-bisanya aku dicariin ..." gumamku dalam hati.
Dan ahirnya aku bertanya, "Maaf kak, emang siapa dia? apa aku berbuat kesalahan padanya? sampai aku harus bertemu dengannya? dan maaf juga, aku 'ga bisa lama-lama ketemuannya, karena aku harus pulang tepat waktu apalagi rumahku jauh, aku juga tak mau bertemu dengan orang yg belum aku kenal!" ucapku panjang lebar.
"Ya sudah, kalau itu urusanmu! Urusanku disini sudah selesai. Untuk keberatanmu akan aku sampaikan padanya, aku permisi!" senyum tipis pun terlihat di ujung bibirnya, tak lupa sorot matanya yg masih memandangku dengan intens. Membuatku sedikit salah tingkah dan takut dibuatnya.
Belum sempat aku beranjak dari tenpatku, sudah ada Shelly mendekatiku.
"Cie-cie ... yg dapat penggemar baru" celetuk Selly dengan tiba-tiba.
"Apaan si Sell? kamu tu ada-ada aja ... lagian siapa juga yg suka ama cewek buluk kayak gue gini, gue juga barusan kenal dia."
"Eh ... meski buluk kalau didandanin pasti akan cantik, lagian kamu itu baik hati, murah senyum dan 'ga sombong tauuukkk ... jadi pasti banyak yg suka" ucapnya sambil menaik-turunkan alisnya.
"Au ah gelap" jawabku asal, aku pun berbalik ke arah kelasku, meninggalkan Shelly yg masih menggodaku.
Tapi dengan cepat tangan Selly mencekalku, "Eitss ... tunggu dulu, mau kemana si, ini aku mau ngasih titipan dari Vian buat kamu."
"Emang titipannya apaan Sell?" tanyaku sambil menghadapkan badanku padanya.
Selly memberiku sebuah kertas yg belum aku liat, karena keburu si empunya lewat.
"Eheemmm ... " deheman Vian yg tiba-tiba lewat di depanku karena mau menuju toilet serta-merta mengagetkanku dan juga Shelly.
"Wah ... dasar ya tu anak! tadi aja nyuruh-nyuruh gue buat nganter sesuatu buat elu ... trus ... dengan seenak jidatnya, lewat begitu aja didepan kita barusan!" omel Selly panjang lebar.
Saat Selly lengah, aku segera mengintip apa yg Selly kasi barusan ke aku. "Entah kenapa aku sangat yakin itu pasti sketsa yg aku pinta kapan hari, aku kira aku 'ga bakal dibuatin ama dia, tapi ternyata pemikiranku salah, dia buatin sebuah sketsa tangan yg indah ..." batinku. Meskipun aku mengenalnya, tapi kami tak terlalu dekat. Cuma kebetulan kapan hari, aku memberanikan diri menyapanya, saat dia lagi membuat sebuah gambar sketsa.
Takut Selly bertanya lebih, aku pun segera menyimpannya ke dalam laci. Dan benar saja Selly menoleh kepadaku, mau melihat apa yg diberikannya padaku.
"Btw emang kertas yg aku bawa tadi isinya apa yan? kok aku 'ga boleh liat ama Vian." Ucapnya penuh selidik.
"Mmm kasih tau 'ga ya? rahasia dong ... kalau mau tau tanya aja sendiri ama Vian ... weeekkkk" elakku seketika.
Tapi entah kenapa, sedari tadi seperti ada yg memperhatikanku dari sudut jendela kelasku, tapi saat aku toleh sudah tidak ada, atau cuma halusinasiku aja ya? soalnya ini kan jam istirahat, jadi wajar kalo banyak yg lewat. Lagian di kanan-kiri kelasku ada jendela, yg setiap waktu siapa saja bisa melihat situasi dalam kelasku. Meskipun kacanya agak tinggi dan hanya dijangkau oleh orang-orang jangkung alias tingginya diatas rata-rata.
Entah kenapa ahir-ahir ini sepertinya banyak sekali kejutan yg hadir di hari-hariku.
Kadang dapat salam dari si A, kadang dari si B. Padahal kalo ditelaah aku tu 'ga cantik ko, bodyku juga biasa. Tapi banyak yg bilang aku manis ... wkwkwkwk ....
...⚘⚘⚘...
Maafkan autor ya, nulisnya masih belepotan🙏😊 soalnya sambil membayangkan kenangan author pribadi semasa putih abu-abu dulu.
...⚘⚘⚘...
Dan sesuai kesepakatan, hari ini aku menepati janji untuk bertemu dengan kakak kelasku di deket ruang KR. Aku sengaja tak memberi tau Selly, karena takut dia nanti khawatir padaku dan mungkin akan memaksaku untuk tidak menemuinya.
Tapi pada kenyataannya, aku memang sedikit takut sih, apalagi jam segini para siswa sudah pada pulang sekolah, jadi kondisi sekolah agak sepi, hanya menyisakan beberapa siswa yg masih praktek di ruang pratikum.
Ruang Pratikum itu biasanya dipakai para siswa untuk mengerjakan tugas karya 3 dimensi, entah itu lukisan, patung, atau aneka barang yg berasal dari tanah liat yg diubah menjadi karya keramik.
Aku berjalan perlahan-lahan, karena takut ada setan ... wkwkwk ... maklum aku belum paham betul sudut-sudut di sekolah ini dan aku takut tersesat.
Kulihat di sebuah sudut sekolah, aku melihat bayang-bayang sesosok laki-laki tinggi, kalau dilihat dari punggungnya yg atletis bisa dipastikan ia hobby berolahraga, terutama basket.
Deg ... deg ... "Tunggu dulu, kenapa jantungku jadi maraton gini ya? apa aku balik aja ya ketimbang ketemu dia ... lagian aku juga 'ga kenal ... seruku dalam hati.
Tapi sebelum aku berbalik, aku seperti mendengar seseorang memanggilku.
"Kamu sudah datang rupanya."
Deg ... "Aduhh ... kok jadi deg-degan gini ya? balik enggak, balik enggak? ... ah balik aja deh!" ucapku dalam hati. Langsung aja aku balik badan.
Deg ... seketika aku melihat wajahnya dan tubuhnya ....
"Ya ampunnn ... aku meleleh deh ... baru seumur-umur ketemu cogan kayak gini ... badannya atletis banget, wajahnya ampyun tampan ... trus senyumnya itu lo ...." aku pun terpesona akan karya Tuhan yg luar biasa ini.
"Dan satu lagi tatapan manik matanya begitu menawan seraya menghunus jantungku."
Deg
Deg
Deg
"Aduhhh ..." aku pun kikuk dibuatnya.
"Hai" sapanya kembali seraya melambaikan tangannya ke arahku.
"Hai juga." Kuberanikan diriku untuk mendekatinya.
"Maaf apa kakak mengenalku? dan kenapa mencariku?" ucapku memberanikan diri.
"Hai... kenalkan aku Revano Aldi Putra dari kelas 2 KR, maaf ya karena memintamu datang secara tiba-tiba." Ucapnya seraya mengulurkan tangannya kepadaku.
"Oh iya, aku Ryani Putri Azzahra." ucapku seraya menjabat tangannya diiringi senyum yg masih kaku dariku.
Aku melihat kearahnya sekilas dan segera mengahiri tautan tangan tadi. Lucu sekali saat melihat jemari kecilku tadi bertautan dengan jemarinya yg besar, dan lagi entah kenapa debaran jantungku kali ini tidak bisa dikondisikan.
"Duduk sini gih!" Ucapnya seraya menunjukkan salah satu sisi, tepat disebelah ia duduk.
Terbuyarlah lamunanku, dan dengan hati-hati aku mendekat ke arahnya, tapi rasanya canggung, apalagi duduk disebelah laki-laki yg baru aku kenal.
"Satu sisi mau duduk di sampinya, tapi takut nanti dikira pacaran trus ketauan ama pacar kakak ini gimana?" tanyaku dalam hati.
"Duduk enggak? duduk enggak? gimana ya enaknya, haduh! biasanya kan 'ga kek gini situasinya, biasanya mah aku langsung duduk aja kalo disuruh duduk, tapi ini kan beda?" Umpatku dalam hati.
Tapi sayangnya saat aku menatapnya, dia always cool aja!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
semangat
2021-10-31
1
𝚂 𝚔 𝚢
Couple R
2021-10-17
1
Dzikrul
sukses
2021-10-17
0